OLEH :
NURILMI
NPM : 1614901210772
I. Konsep Penyakit
1.1 Definisi/deskripsi penyakit
Branch Retinal Vein Occlusion (BRVO) atau sumbatan vena retina cabang
adalah penyakit yang menyerang pembuluh darah retina. Retina adalah
selaput syaraf yang melapisi dinding dalam bola mata. Fungsi retina dapat
disamakan dengan film dalam kamera, yaitu untuk menangkap gambaran
bayangan yang di pancarkan melalui lensa mata. Kelainan ini dapat
menyebabkan penurunan tajam penglihatan akibat perdarahan dan oedem
(pembengkakkan) makula.
Sebuah oklusi vena retina cabang, dasarnya adalah penyumbatan bagian dari
sirkulasi yang mengalirkan darah dari retina. Arteri memberikan darah ke
retina. Sel-sel darah merah dan plasma kembali melalui kapiler dan akhirnya
kedalam sistem vena, akhirnya mencapai vena retina sentral dengan
penyumbatan pembuluh darah apapun akan menyebabkan back-up tekanan
dikapiler, yang menyebabkan perdarahan dan kebocoran cairan pada retina.
Biasanya, oklusi terjadi pada daerah lintas arteri dan vena. Daerah oklusi
menentukan batas atau distribusi perdarahan, mulai dari vena cabang kecil
yang memunculkan suatu oklusi yang melibatkan satu setengah dari retina ke
oklusi vena retina sentral, yang melibatkan seluruh retina.
Anatomi dari sistem vena retina berdasarkan deskripsi dari Duke-Elder. (1)
Terminal retinal venule; (2) retinal venule; (3) minor retinal vein; (4) main
retinal vein; (5) papillary vein; (6) central retinal vein
1.2 Etiologi
Faktor terkuat dari oklusi vena retina cabang adalah hipertensi, namun pada
beberapa penelitian, oklusi vena retina dihubungkan juga dengan diabetes
melitus, dyslipdemia, merokok, dan penyakit ginjal. Sebuah studi kasus
kontrol mengidentifikasi kelainan berikut ini sebagai faktor risiko terjadinya
BRVO:
Sebagian besar kasus BRVO adalah karena faktor idiopatik. Biasanya, pasien
memiliki faktor predisposisi anatomi, seperti persimpangan arteriovenosa
yang mana arteri akan menekan vena. Hal ini menyebabkan pembentukan
gumpalan dan selanjutnya akan menyebabakan BRVO. Kondisi peradangan
yang mempengaruhi pembuluh darah retina dapat menyebabkan kerusakan
lokal yang juga menjadi factor predisposisi untuk pembentukan bekuan
intravaskular yang selanjutny akan menjadi BRVO.
Beberapa kondisi inflamasi dilaporkan dalam literatur adalah sebagai berikut:
- Sarkoidosis
- Penyakit Lyme
- Serpiginous Choroiditis
- Hipertensi arteri dan hiperkolesterolemia, yang keduanya memberikan
kontribusi terhadap atherogenesis, telah diidentifikasi sebagai faktor
risiko BRVO.
- Aterosklerosis sendiri baru-baru ini diakui sebagai penyakit inflamasi
kronis ringan dengan pola sitokin proinflamasi yang berbeda. Selain peran
mereka dalam atherogenesis, beberapa sitokin telah terbukti memberi efek
procoagulatory dan dengan demikian dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan BRVO dengan mekanisme kedua.
- Gen polimorfisme mempengaruhi ekspresi sitokin peradangan terkait
adalah kandidat faktor risiko potensial untuk BRVO. Genotipe dari
fungsional polimorfisme nukleotida tunggal berikut ditentukan:
interleukin 1 beta (IL-1B)-511C> T, interleukin 1 reseptor antagonis (IL-
1RN) 1018T> C, interleukin 4 (IL-4)-584C> T, interleukin 6 (IL-6)-
174G> C, interleukin 8 (IL-8)-251A> T, interleukin 10 (IL-10)-592C> A,
interleukin 18 (IL-18) 183A> G, tumor necrosis factor ( TNF)-308G> A,
protein chemoattractant monosit 1. Baik distribusi genotipe maupun
frekuensi alel dari setiap polimorfisme, telah diselidiki berbeda secara
signifikan antara pasien dengan BRVO dan kontrolnya.
Pada BRVO, terjadi sumbatan cabang vena (pembuluh darah balik) di tempat
dimana vena tersebut di silang oleh arteri (pembuluh darah nadi). Sumbatan
ini umumnya terjadi pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi),
mungkin karena arteri penderita hipertensi mengalami arteriosklerosis,
dengan akibat pembuluh darah tersebut menjadi lebih kaku dan menekan
vena dibawahnya sampai aliran vena tersebut terganggu.
Akibat dari sumbatan vena ini, retina mengalami perdarahan dan oedem
(pembengkakkan). Apabila efek dari sumbatan ini mempengaruhi makula,
maka akan terjadi gangguan tajam penglihatan yang serius dari penderita.
Makula adalah bagian retina yang digunakan untuk fungsi penglihatan yang
halus, seperti membaca dan sebagainya.
2) Disperse photocoagulation
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa disperse photocoagulation
mengurangi prevalensi neovaskularisasi dari 40% menjadi 20% pada
BRVO.
Jika mata terjadi neovaskularisasi dirawat, peristiwa perdarahan
vitreous akan menurun dari 60% menjadi 30%.
Oleh karena itu, rekomendasinya adalah untuk menunggu sampai
benar-benar neovaskularisasi berkembang sebelum disperse
photocoagulation dilakukan.
Trombus intravaskular
Kompresi vena
Aliran turbulen
Merangsang VEGF
2) Palpasi
Setelah inspeksi, lakukan palpasi pada mata dan struktur yang
berhubungan. Digunakan untuk menentukan adanya tumor. Nyeri
tekan dan keadaan tekanan intraokular (TIO). Mulai dengan palpasi
ringan pada kelopak mata terhadap adanya pembengkakan dan
kelemahan. Untuk memeriksa TIO dengan palpasi, setelah klien
duduk dengan enak, klien diminta melihat ke bawah tanpa menutup
matanya. Secara hati hati pemeriksa menekankan kedua jari
telunjuk dari kedua tangan secara bergantian pada kelopak atas. Cara
ini diulangi pada mata yang sehat dan hasilnya dibandingkan.
Kemudian palpasi sakus lakrimalis dengan menekankan jari telunjuk
pada kantus medial. Sambil menekan, observasi pungtum terhadap
adanya regurgitasi material purulen yang abnormal atau airmata
berlebihan yang merupakan indikasi hambatan duktus nasolakrimalis.
1.2 Perencanaan
Diagnosa 1 : Gangguan persepsi sensori penglihatan
1.2.1 Tujuan: Pasien mampu beradaptasi dengan perubahan
Kriteria hasil:
1) Pasien menerima dan mengatasi sesuai dengan keterbatasan
penglihatan
2) Menggunakan penglihatan yang ada atau indra lainnya secara
adekuat
1.2.2 Intervensi:
1) Perkenalkan pasien dengan lingkungannya
2) Beritahu pasien untuk mengoptimalkan alat indera lainnya yang
tidak mengalami gangguan
3) Kunjungi dengan sering untuk menentukan kebutuhan dan
menghilangkan ansietas
4) Libatkan orang terdekat dalam perawatan dan aktivitas
5) Kurangi bising dan berikan istirahat yang seimbang
DAFTAR PUSTAKA
(..........................................) (...........................................)