Anda di halaman 1dari 3

1. Cermati kutipan biografi!

Januari 1935, Hatta dan kawan-kawannya tiba di Tanah Merah, Boven Digoel (Papua).
Desember 1935, Kapten Wiarda, pengganti van Langen, memberitahukan bahwa tempat
pengasingan Hatta dan Sjahrir dipindah ke Bandaneira. Januari 1936 keduanya berangkat ke
Bandaneira. Mereka bertemu Dr. Tjipto Mangunkusumo dan Mr. Iwa Kusumasumantri. Di
Bandaneira, Hatta dan Sjahrir dapat bergaul bebas dengan penduduk setempat dan memberi
pelajaran kepada anak-anak setempat dalam bidang sejarah, tata buku, politik, dan lain-lain.

Hal yang dapat diteladani dari tokoh Hatta dalam kutipan tersebut adalah . . .

A. Bersama kawan-kawannya pergi ke Tanah Merah.

B. Pindah dari Boven ke Bandaneira Januari 1936.

C. Bertemu Dr. Tjipto Mangkunkusumo di Bandaneira.

D. Bergaul bebas bersama penduduk di mana pun berada.

E. Memberi pelajaran kepada anak-anak di Bandaneira.

Kunci Jawaban: E

2. Cermati kutipan teks drama berikut!

(1) Parminem : “Begini, Bu. Di sini saya sebagai produsen nasi bungkus dari program Ibu Menteri.
Saya kemari karena saya mengharapkan sejumlah uang dari Ibu.”

(2) Ibu Menteri : “ Perasaan, saya bukanlah bendahara dari program itu. Jadi langsung saja
kamu meminta uang kepada Pembantu Menteri yang telah merangkap menjadi ketua,
sekretaris, dan bendahara.”

(3) Parminem : “(duduk di kursi/lantai dan badannya lemas)” Tapi saya sudah mencarinya
kemana-mana. Dari pagi, saya sudah siap-siap di kamar mandi umum, tempat Bu Pembantu
Menteri buang air kecil. Tapi nyatanya nihil.” (memendam kekecewaan mendalam)

(4) Ibu Menteri : “ . . .”

(5) Parminem : “Hah ... duh buyung! Nasib, nasib. Ya sudahlah Bu, saya mau pergi dulu. Permisi.”
(meninggalkan panggung).

Kalimat yang tepat untuk melengkapi teks tersebut adalah . . .

A. Mungkin, itu sudah nasibmu. Sekali lagi, saya tidak bisa membantu. Itu bukan lagi urusan menteri
seperti saya.

B. Menurut data memori yang ada dalam otak saya, rasanya saya belum pernah berjumpa dengan
kamu.
C. Baiklah, nanti kutemui Bu Pembantu Menteri. Kusampaikan masalahmu kepadanya.
D. Kalau cuma masalah uang, aku bisa memberimu sekarang juga
E. Jangan resah. Besok persoalan ini kita selesaikan bersama.
Kunci Jawaban: A
3. Cermati kutipan berikut!
Bagi nenek, wibawa harus terus dijaga agar orang di luar griya mau menghargainya.
Kenyataannya? Memang nenek bisa mengatur keluarga. Bahkan Ida Bagus Tugur, suaminya, takkan
berkutik hanya dengan batuk kecil. Anehnya, nenek hanya pandai membaca kesalahan-kesalahan
yang dibuat suaminya. Tapi dia tidak lihai membaca kesalahan anak kesayangannya, anak lelaki satu-
satunya yang teramat dia kagumi dan terlalu sering membuat masalah itu.

Pembuktian latar suasana tidak nyaman dalam kutipan tersebut adalah . . .

A. Nenek selalu mempermasalahkan suaminya.

B. Nenek selalu menjaga wibawanya.

C. Nenek tidak bisa mengatur keluarga.

D. Cucu nenek sering membuat masalah.

E. Suami nenek tidak berkutik dengan batuk kecil.

Kunci Jawaban: E

4. Cermati kutipan cerpen berikut!

Satu jam berlalu, kami terdiam dan terhanyut dalam angan masing-masing. Persoalan yang kami
hadapi saat ini benar-benar di luar batas kemampuan. Tapi aku yakin bahwa Tuhan tidak
memberi cobaan melebihi kemampuan hamba-Nya. Namun, Ranti Istriku, tetap ngotot dan
terus-menerus mendesakku. Kami masih tetap terdiam, aku berdiri dan berjalan ke sana-ke
mari. “Jangan mondar-mandir, Mas, cepat cari jalan keluar, kepalaku rasanya mau copot, lagi
pula persoalan ini tidak bisa menunggu, harus segera cari pinjaman karena kalau hujan turun
dengan lebat takutnya rumah ini akan rubuh.”

Keterkaitan isi cerpen dengan kehidupan sehari-hari adalah . . .

A. Suami biasanya tidak peduli dengan masalah rumah tangga.

B. Seorang istri menuntut suami untuk mencari penghasilan tambahan.

C. Istri lebih emosional dalam mengatasi permasalahan daripada suami.

D. Perlu pinjaman dana yang besar untuk memperbaiki rumah.

E. Selalu ada jalan bila kita berusaha untuk memperbaiki rumah yang rubuh.

Kunci jawaban: C

5. Cermati teks berikut!

Teks 1

Seorang kakek hidup serumah bersama anak, menantu, dan cucu berusia 6 tahun. Keluarga itu
biasa makan malam bersama. Si kakek yang sudah pikun sering mengacaukan segalanya. Tangan
bergetar dan mata rabunnya membuat kakek susah menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap
jatuh. Saat si kakek meraih gelas, sering susu tumpah membasahi taplak. Anak dan menantunya
menjadi gusar. Suami-istri itu lalu menempatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan, tempat sang
kakek makan sendirian. Mereka memberikan mangkuk melamin yang tidak gampang pecah. Saat
keluarga sibuk dengan piring masing-masing, sering terdengar ratap kesedihan dari sudut ruangan.
Namun, suami-istri itu jusrtu mengomel agar si kakek tak menghamburkan makanan lagi.

Sang cucu yang berusia 6 tahun mengamati semua kejadian di dalam diam. Suatu hari si ayah
memerhatikan anaknya sedang membuat replika mainan kayu. “Sedang apa, Sayang?” tanya
ayah pada anaknya. “Aku sedang membuat meja buat ayah dan ibu. Persiapan buat ayah dan ibu
jika aku besar nanti.” Ayah anak kecil itu langsung
terdiam.

Ia berjanji dalam hati, mulai hari itu, kakek akan kembali diajak makan di meja yang sama. Tak kan
ada lagi omelan saat piring jatuh, makan tumpah, atau taplak ternoda kuah.

Teks 2

Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono, dua orang mahasiswa sedang berbincang-
bincang.“Saya heran pada dosen ilmu politik, kalau ngajar selalu duduk, tidak pernah mau
berdiri,” kata Tono kepada Udin. Udin ogah-ogahan menjawab pertanyaan Tono. Udin
beranggapan bahwa masalah yang dibicarakan Tono itu tidak penting.

Namun, Tono tetap meminta agar Udin mau menerka teka-tekinya. “

Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri,” jawab Udin merasa jengah.
Ternyata jawaban Udin masih juga salah. Menurut Tono, dosen yang juga pejabat itu tidak
bersedia berdiri sebab takut kursinya diambil orang lain.”

Mendengar pernyataan Tono, Udin menanyakan apa hubungan antara menjadi dosen dan
pejabat. “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.” ungkap Tono.

Persamaan kedua teks cerita tersebut adalah . . .

A. menggunakan sudut pandang orang ketiga

B. menguraikan watak tokoh kakek dan dosen yang lugu

C. konflik tentang masa depan tokohkakek dan dosen

D. latar cerita di rumah tokoh utama

E. tema cerita tentang kesabaran tokoh

Kunci Jawaban: A

Anda mungkin juga menyukai