Saat pertama melihatmu. Aku terkesiap, sama sekali tak menyangka parasmu begitu
rupawan. Laksana pangeran dalam impian. Dan senyumnya menaburkan gula-gula di
hatiku. Aku merasa mulai terpedaya dengan rasa suka.
Di rumah kita berbagi cerita. Dan engkau menabur banyak benih kekaguman
di hatiku. Saat kau shalat di rumah, desah khusyu memanggil Rab sungguh
mengharu biru. Kuteriakkan dalam hatiku, Rab, seperti inilah lelaki
pujaanku!
Lembut
matamu
menatapku begitu,
memandangku.
Ben.
Daku
Kuteriakkan
malu!
Kau
pun
padamu,
tersenyum
jangan
kemudian