Anda di halaman 1dari 75

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA TN.Z DENGAN DIAGNOSIS MEDIS MELANOMA


PADA SISTEM PENGINDRAAN

OLEH :
NI KETUT DIKA NOVITA
(2018.C.10a.0943)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA
KEPERAWATAN
TA 2019/2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan ini saya yang betanda tangan
dibawah ini :

Nama : Ni Ketut Dika Novita


NIM : 2018.C.10a.0943
Program Studi : S-1 Keperawatan
Judul : Asuhan Keperawatan Pada Tn.Z Dengan Diagnosa MedisMelanoma
Pada Sistem Pengindraan.

Pembimbing Akademik

Rimba Aprianti, S.Kep., Ners

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini di susun oleh :

Nama : Ni Ketut Dika Novita


NIM : 2018.C.10a.0943
Program Studi : S-1 Keperawatan
Judul :Asuhan Keperawatan Pada Tn.Z Dengan Diagnosa Medis Melanoma
Pada Sistem Pengindraan.

Telah melakukan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan


Praktik Pra Klinik Keperawatan II Program Studi Serjana Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

Laporan Keperawatan ini telah disetujui oleh :


Mengetahui

Ketua Program Studi Pembimbing Akademik


S1 Keperawatan

Meilitha Carolina, Ners, M.Kep Rimba Aprianti, S.Kep., Ners

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada
Tn.Z Dengan Diagnosa Medis Melanoma Pada Sistem Penginderaan”.
Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas (PPK 2). Laporan
Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka
HarapPalangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi
NersSTIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Rimba Aprianti, S.Kep.,Nersselaku pembimbing akademik yang
telahbanyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam
penyelesaianasuhan keperawatan ini
4. Ibu Meida Sinta Araini, S.Kep., Ners selaku koordinator Praktik Pra
Klinik2 Program Studi Sarjana Keperawatan
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan
kegiatanpengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan ini
dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, 13 Oktober2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan i
LembarPengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2
1.4 Manfaat 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit 4
2.1.1 Anatomi Fisiologi 4
2.1.2 Definisi 5
2.1.3 Etiologi 7
2.1.4 Klasifikasi 7
2,1.5 Patofisiologi (Pathway) 10
2.1.6 Manifestasi Klinis 13
2.1.7 Komplikasi 14
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang 14
2.1.9 Penatalaksanaan 15
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan 17
2.3.1 Pengkajian Keperawatan 17
2.3.2 Diagnosa Keperawatan 18
2.3.3 Intervensi Keperawatan 18
2.3.4 Implementasi Keperawatan 22
2.3.5 Evaluasi Keperawatan 22
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian Keperawatan 25
3.2 Diagnosa Keperawatan36
3.3 Intervensi Keperawatan 37
3.4 Implementasi Keperawatan 41
3.5 Evaluasi Keperawatan 41
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan 45
4.2 Saran 45
DAFTAR PUSTAKA
SAP
LEAFLET

iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Melanoma maligna adalah bentuk kanker kulit yang paling berbahaya
(Herbst, 2014). Insiden dan mortalitas melanoma maligna meningkat di seluruh
dunia (Azimi et al., 2012). Insiden melanoma maligna tercatat di Amerika Serikat
76.100 kasus dan data yang meninggal diperkirakan 9.710 kasus untuk kedua
jenis kelamin (Siegel et al., 2014). Menurut laporan Cancer Incidence in Five
Continents Volume X yang dipublikasikan Internatinal Agency for Research on
Cancer (IARC), insiden melanoma maligna di Amerika Serikat yaitu 17,3/100.000
pada laki-laki dan 13,2/100.000 pada perempuan sedangkan insiden tertinggi di
Queensland, Australia yaitu 52,9/100.000 pada laki-laki dan 38,6/100.000 pada
perempuan (Forman et al., 2014). Di Indonesia, insiden melanoma maligna 1.069
kasus ataupun 0,5/100.000 dan data yang meninggal 543 kasus pada kedua jenis
kelamin sedangkan insinden melanoma maligna di Indonesia 658 kasus atau pun
0,7/100.000 pada laki-laki dan 411 kasus atau pun 0,3/100.000 pada perempuan
(Globocan, 2012).
Ketika sebuah lesi diduga sebagai melanoma maligna, dilakukan biopsy secara
eksisi maupun insisi pada lesi. Dari hasil biopsi lesi tersebut akan didapat kan
gambaran histologi seperti: tumor thickness, mitotic index, dan ulceration. Ketiga
gambaran histologi ini pada American Joint Committee on Cancer (AJCC) 7 the
dition memperlihatkan pengaruh terhadap prognosis dan staging pada melanoma
maligna. Diketahui variabel baru pada penelitian, mitotic index dianggap memiliki
peran penting sebagai faktor bebas prognosis pada melanoma maligna (Balch et
al., 2010). Didukung dari hasil penelitian lain, mitotic index telah terbukti menjadi
indikator untuk prognosis, dengan nilai mitotic index yang tinggi tampak
berkurangnya survival rate (Hale et al., 2013).
Menurut Balch et al.dalam Thompson et al. (2011) dilaporkan juga terdapat
pengaruh mitotic index terhadap survival rate pada melanoma maligna terlokalisir
(stadium I dan II). Pada analisa multifaktorial 10.233 pasien melanoma maligna

1
2

terlokalisir, mitotic index adalah indikator survival rate kedua setelah tumor
thickness (Balch et al., 2010). Pada penelitian lain terlihat terdapat pengaruh mitotic
index terhadap survival pada melanoma maligna stadium III, walaupun hanya
terlihat pada pasien dengan nodal micrometastases tetapi tidak dengan nodal
macrometastases (Balch et al., 2010). Pada beberapa data statistik, setidaknya nilai
mitotic index1/mm² signifikan berpengaruh terhadap survival rate (Balch et
al.,2010).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah
Bagaimana Pemberian Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny. T Dengan Katarak Pada
Sistem Pengindraan.

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawata yang tepat
sesuai dengan kebutuhan pasien.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mahasiswa mampu melakukan pengkajian status kesehatan pada Tn.Z dengan
masalah Melanoma
1.3.2.2 Mahasiswa mampu menegakan dianosa keperawatan yang mungkin muncul
pada Tn.Z dengan masalah Melanoma
1.3.2.3 Mahasiswa mampu membuat intervensi keperawatan sesuai dengan diagnosa
yang muncul pada Tn.Z dengan masalah Melanoma
1.3.2.4 Mahasiswa mampu membuat implementasi keperawatan sesuai dengan
intervensi yang di buat pada Tn.Z dengan masalah Melanoma
1.3.2.5 Mahasiswa mampu membuat evaluasi asuhan keperawatan pada Tn.Z dengan
masalah Melanoma
1.3.2.6 Mampu melakukan dokumentasi keperawatan pada pasien dengan penyakit
Melanoma
3

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Untuk mahasiswa
Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan bagi mahasiswa dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Melanoma.
1.4.2 Bagi Institusi
Dapat menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa keperawatan serta perawat yang
ada untuk mengambil langkah-langkah asuhan keperawatan dalam upaya peningkatan
mutu pelayanan keperawatan khususnya asuhan keperawatan Melanoma.
1.4.3 Bagi IPTEK
Memberikan manfaat untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien dan
membuat pelayanan keperawatan lebih bermakna.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit
2.1.1 Anatomi Fisiologi
2.1.1.1 Ciri-ciri Kulit
1. Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh
lingkungan.
2. Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan.
3. Luas : 1,50 – 1,75 m.
4. Tebal rata – rata : 1,22mm.
5. Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada telapak tangan dan t. kaki dan
paling tipis : 0,5 mm
2.1.1.2 Anatomi Fisiologi

Bagian dan Lapisan Kulit :


2.1.1.2.1 Epidermis
Terbagi atas 4 lapisan:
1) Lapisan basal / stratum germinativum
2) Lapisan Malpighi/ stratum spinosum.
3) Lapisan epidermis yang paling tebal.
4) Lapisan Granular / s. granulosum.
5) Lapisan tanduk / korneum.

4
5

Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Dalam epidermis
terdapat 2 sel yaitu:
a) Sel merkel.
b) Sel langerhans
2.1.1.2.2 Dermis
Terdiri dari jaringan ikat yang terdiri dari 2 lapisan: pars papilaris (terdiri
dari sel fibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis yang
terdapat banyak darah dan akar rambut, kelenjar keringat dan k. sebaseus.
2.1.1.2.3 Subkutis
Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan
banyak lemak, merupakn jaringan adipose sebagai bantalan antara kulit
dan setruktur internal seperti otot dan tulang sebagai mobilitas kulit,
perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas, sebagai bantalan terhadap
trauma, sebagai tempat penumpukan energi.

2.1.2 Definisi

Melanoma adalah keganasan sel yang menghasilkan pigmen (melanosit) yang


terletak terutama di kulit, tetapi juga ditemukan dimata, telinga, saluran pencernaan,
leptomeninges, serta membrane mukosa oral dan kelamin. Melanoma hanya 4% dari
6

semua kanker kulit, namun hal itu menyebabkan jumlah terbesar kematian terkait
kanker kulit di seluruh dunia. Deteksi dini melanoma kulit adalah cara terbaik untuk
mengurangi kematian. (Arif Mutaqqin, 2012).
Melanoma maligna adalah tahi lalat atau bercak kecoklatan kulit yang ganas
dan merupakan kanker kulit yang paling berbahaya. Kanker ini berkaitan dengan
pajanan yang berlebihan terhadap radiasi ultra violet paling sering menyerang
individu berkulit terang dan berambut pirang atau merah. Penyakit ini ditandai
perubahan dalam warna, bentuk dan ukuran tahi lalat atau tahi lalat yang berdarah
atau gatal. Prognosis bergantung pada ketebalan breslow penetapan stadium yang
melibatkan penetuan status kelenjar limfe dengan biopsi kelenjar sentinel. Karsinoma
sel basal atau ulkus rodens merupakan kanker kulit yang paling sering penyakit ini
umum nya terkalit dengan pajanan terhadap sinar matahari yang berlansung bertahun-
tahun. Misalnya individu yang bekerja di luar (pekerja bangunan) atau mereka yang
berkulit terang dan tinggal di dekat khatulistiwa meskipun menyebabkan kerusakan
lokal yang luas namaun kanker ini tidak pernah bermetatastis. Karsinoma sel
skuamosa adalah sel kanker invasit yang jika di biarkan dapat bermetastatis. Terapi
kanker ini mungkin eksisi yang luas. (Eksklopedia keperawatan: 2012 hal 334 – 335).
7

2.1.3 Etiologi
2.1.3.1 Sinar Matahari.
Sinar matahari yang bersifat karsinogenik adalah sinar UVB. Lapisan ozon
yang berada di atas bumi yang dianggap sebagai penahan sinar UVB sampai
ke bumi. Meningkatnya pemakaian bahan-bahan kimia tertentu dapat
menyebabkan lapisan ozon tersebut pecah sehingga mengakibatkan pancaran
sinar UVB langsung mengenai bumi. Hal ini akan meningkatkan kejadian
kanker kulit. Selain sinar matahari sinar pengion yang dipakai untuk
pengobatan (radiasi atau radioterapi) juga dapat menimbulkan kanker kulit.
2.1.3.2 Hereditas.
Genetic (ada sejak lahir) apabila orangtua mempunyai riwayat kanker kulit
sehingga resiko penurunan penyakit kepada anak lebih besar.
2.1.3.3 Umur.
Wanita tidak sama dengan laki-laki dengan frekuensi tertinggi ditemukan
pada umur 30-60 tahun, jarang pada anak.
2.1.3.4 Iklim.
Perubahan iklim dan penipisan lapisan ozon dapat memungkinkan lebih
banyak sinar ultraviolet atau UV untuk mencapai permukaan bumi. Hal ini
dapat menyebabkan kanker kulit.
2.1.3.5 Ras Kulit.
Seseorang yang berkulit cerah dan kurang berpigmen mempunyai resiko
tinggi mendapat tumor melanoma maligna.
8

2.1.4 Klasifikasi
2.1.4.1 Klasifikasi secara klinis
Melanoma maligna ada 4 macam tipe, yaitu:
1. Superficial Spreading Melanoma

Merupakan tipe melanoma yang sering terjadi di Amerika Serikat, yaitu


sekitar 70% dari kasus yang didiagnosa sebagai melanoma. Dapat terjadi
pada semua umur namun lebih sering pada usia 30-50 tahun, sering pada
wanita dibanding pria dan merupakan penyebab kematian akibat kanker
tertinggi pada dewasa muda.
Pada stadium awal, tipe ini bisa berupa bintik yang datar yang kemudian
pigmentasi dari lesi mungkin menjadi lebih gelap atau mungkin abu-abu,
batasnya tidak tegas, dan terdapat area inflamasi pada lesi. Area di sekitar
lesi dapat menjadi gatal. Kadang-kadang pigmentasi lesi berkurang
sebagai reaksi imun seseorang untuk menghancurkannya. Tipe ini
berkembang sangat cepat. Diameter pada umumnya lebih dari 6mm.
Lokasi pada wanita di tungkai bawah, sedangkan laki-laki di badan dan
leher.
Gambaran histologis Superficial Spreading Melanoma, pada epidermis
didapatkan melanosit berbentuk epiteloid, dapat tersusun sendiri – sendiri
atau berkelompok, pada umumnya sel – sel tersebut tidak tampak
pleomorfik. Pada dermisterlihat sarang – sarang tumor yang padat dan
dengan melanosit berbentuk epiteloid yang besar serta berkromatin yang
9

atipik, di dalam sel – sel tersebut terdapat butir – butir kromatin, kadang –
kadang dapat di temukan melanosit berbentuk kumparan dan sel – sel
radang.
2. Nodular Melanoma

Merupakan tipe melanoma yang paling agresif. Pertumbuhannya sangat


cepat dan berlangsung dalam waktu mingguan sampai bulanan. Sebanyak
15%-30% kasus melanoma yang terdiagnosa sebagai melanoma
merupakan nodular melanoma. Dapat terjadi pada semua umur, namun
lebih sering pada individu berusia 60 tahun ke atas. Tempat predileksinya
adalah tungkai dan tubuh. Melanoma ini bermanifestasi sebagai papul
coklat kemerahan atau biru hingga kehitaman, atau nodul berbentuk
kubah, atau setengah bola (dome shaped) atau polopoid dan aksofitik yang
dapat timbul dengan ulserasi dan berdarah dengan trauma minor, timbul
lesi satelit. Secara klinik bisa berbentuk amelanotik atau tidak berpigmen.
Fase perkembangannya tidak dapat dilihat dengan mudah, dan sulit di
identifikasi dengan deteksi ABCDE.
Gambaran histologis Nodular melanoma pada epidermis didapatkan
melanosit berbentuk epiteloid, dan kumparan atau campuran, dapat
ditemukan pada daerah dermo – epidermal. Gambaran dermis terlihat sel –
sel melanoma menginvasi ke lapisan retikuler dermis, pembuluh darah dan
subcutis.
10

3. Lentigo Maligna Melanoma

Sebanyak 4-10 % kasus melanoma merupakan tipe Lentigo Maligna


melanoma. Terjadi pada kulit yang rusak akibat terpapar sinar matahari
pada usia pertengahan dan lebih tua, khususnya pada wajah, leher dan
lengan. Melanoma tipe ini pada tahap dini terdiagnosa sebagai bercak
akibat umur atau terpapar matahari. Karena mudah sekali terjadi salah
diagnosa maka tipe ini dapat tidak terdeteksi selama bertahun-tahun dan
cukup berbahaya. Pertumbuhan tipe ini sangat lambat yaitu sekitar 5-20
tahun.
Pada tahap in situ lesinya luas (>3cm) dan telah ada selama bertahun-
tahun. Karakteristik invasinya ke kulit berupa macula hiperpigmentasi
coklat tua sampai hitam atau timbul nodul yang biru kehitaman. Pada
permukaan dijumpai bercak-bercak warna gelap (warna biru) tersebar
tidak teratur, dapat menjadi nodul biru kehitaman invasive agak
hiperkeratonik.
Pada epidermis di dapatkan Melanositik atipik sepanjang membrane
basalis, berbentuk pleomorfik dengan inti yang atipik. Sel – sel yang di
jumpai berbentuk kumparan. Sedangkan pada dermisnya terdapat Infiltrasi
limfosit dan makrofag yang mengandung melanin.
4. Acral Lentigineous Melanoma
11

Tipe ini paling sering menyerang kulit hitam dan Asia yaitu sebanyak 29-
72% dari kasus melanoma dan karena sering terlambat terdiagnosis maka
prognosisnya buruk. Sering disebut sebagai ”hidden melanoma” karena
lesi ini terdapat pada daerah yang sukar untuk dilihat atau sering
diabaikan, yaitu terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, tumit, ibu jari
tangan, atau dibawah kuku.
Melanoma subungual bisa terlihat sebagai diskolorasi difus dari kuku atau
pita longitudinal berpigmen di dasar kuku. Melanoma ini memiliki
bentukan yang sama dengan benign junctional melanotic nevus. Pigmen
akan berkembang dari arah proksimal menuju ke arah laterla kuku yang
disebut sebagai tanda Hutchinson, sebuah tanda yang khusus untuk
melanoma akral. Pada permukaan timbul papul, nodul, ulcerasi, kadang-
kadang lesi tidak mengandung pigmen.

2.1.5 Patofisiologi
Melanoma bisa berawal sebagai pertumbuhan kulit baru yang kecil dan
berpigmen pada kulit yang normal paling sering tumbuh pada kulit yang terpapar
sinar matahari, tetapi hampir separuh kasus tumbuh dari tahi lalat yang berpigmen.
Melanoma mudah menyebar kebagian tubuh yang jauh (metastase), dimana akan
terus tumbuh dan menghancurkan jaringan. Semakin sedikit pertumbuhan melanoma
ke dalam kulit, maka semakin besar peluang untuk menyembuhkannya, jika
melanoma telah tumbuh jauh ke dalam kulit akan lebih mungkin menyebar melalui
pembuluh getah bening dan pembuluh darah dan bisa menyebabkan kematian dalam
beberapa bulan atau tahun. Perjalanan penyakit melanoma bervariasi dan tampaknya
dipengaruhi oleh kekuatan pertahanan sistem kekebalan tubuh. Beberapa penderita
yang keadaan kesehatannya baik bisa bertahan hidup selama bertahun-tahun
meskipun melanomanya telah menyebar.
Tanda-tanda peringatan akan terbentuknya melanoma :
1. Bintik atau tahi lalat berpigmen (terutama yang berwarna hitam atau biru tua)
yang semakin membesar
12

2. Perubahan warna pada tahi lalat, terutama pigmentasi merah, putih dan biru di
kulit sekelilingnya
3. Perubahan pada kulit diatas bintik yang berpigmen, misalnya perubahan
konsistensi atau bentuk
4. Tanda- tanda peradangan pada kulit di sekitar tahi lalat
Melanoma berasal dari melanosit yang timbul dari puncak saraf dan bermigrasi
ke epidermis, uvea, meninges, dan mukosa ectodermal. Melanosit berada di kulit dan
menghasilkan melanin pelindung yang terkandung dalam lapisan basal epidermis di
antara dermis dan epidermis. Melanoma dapat berkembang di atau dekat lesi yang
sudah ada sebelumnya atau di kulit yang tampak sehat. Sebuah melanoma ganas yang
berkembang dalam kulit yang sehat dapat dikatakan timbul de novo, tanpa bukti
adanya lesi sebelumnya. Banyak dari melanoma yang diinduksi oleh radiasi matahari
risiko terbesar yang disebabkan paparan sinar matahari yang dapat menyebabkan
melanoma dikaitkan dengan terbakar oleh sinar matahari secara akut, intens, dan
berselang. Risiko ini berbeda dibandingkan dengan kanker sel skuamosa dan basal
kulit, yang terkait dengan lama, paparan sinar matahari jangka panjang. Melanoma
juga dapat terjadi didaerah tidak terbakar kulit termasuk telapak tangan, telapak kaki,
dan perineum. Lesi tertentu dianggap prekursor lesi melanom termasuk nevus
diperoleh secara biasa nevus displastik, nevus kongenital, dan nevus biru selular.
Melanoma memiliki 2 fase pertumbuhan, radial dan vertikal. Selama fase
pertumbuhan radial sel-sel ganas tumbuh dalam mode radial pada epidermis dengan
waktu berlangsung, sebagian besar melanoma ke fase pertumbuhan vertikal,di mana
sel-sel ganas menginvasi dermis dan mengembangkan kemampuan untuk
bermetastasis.
13

Faktor Predisposisi:
1. Sinar matahari UVA & UVB
2. Jenis dan tipe kulit yang rentan terhadap
sinar matahari
3. Genetic

Melanoma

B1 Breathing B2 Blood B3 Brain B4 Bladder B5 Bowel B6 Bone

Edema Iritasi pada Sinar matahari Masa asing Ansietas Gangguan metabolism
kulit yang masuk bagi
jaringan
Peristaltik Lelah, lemah
Suplai O2 kulit
Lesi dan Kemerahan meningkat
menurun
gatal-gatal Defisit energi
Suplai O2
Peningkatan Bengkak, Mual
tidak
kerja napas Kerusakan Kebiruan muntah MK:
Simbang
jaringan kulit Intolerans
i Aktivitas
Dyspnea Luka Anoreksia
Evaporasi
MK. MK. dipermukaan
Resiko Nyeri kulit
MK. MK:Perubahan
Gangguan Kerusaka Dehidrasi
nutrisi kurang dari
Pola n
MK: kebutuhan tubuh
Napas
Gangguan MK:
Citra Kekurangan
14

2.1.6 Manifestasi Klinis (Tanda dan gejala)


Melanoma bisa berawal sebagai pertumbuhan kulit baru yang kecil dan
berpigmen pada kulit yang normal. Paling sering tumbuh pada kulit yang terpapar
sinar matahari, tetapi hampir separuh kasus tumbuh dari tahi lalat yang berpigmen.
Melanoma mudah menyebar ke bagian tubuh yang jauh (metastase), dimana akan
terus tumbuh dan menghancurkan jaringan. (Graham, R. 2012).
Semakin sedikit pertumbuhan melanoma ke dalam kulit, maka semakin besar
peluang untuk menyembuhkannya. Jika melanoma telah tumbuh jauh ke dalam kulit,
akan lebih mungkin menyebar melalui pembuluh getah bening dan pembuluh darah
dan bisa menyebabkan kematian dalam beberapa bulan atau tahun. (Graham, R.
2012)
Perjalanan penyakit melanoma bervariasi dan tampaknya dipengaruhi oleh
kekuatan pertahanan oleh sistem kekebalan tubuh. (Suriadiredja, 2010). Beberapa
penderita yang keadaan kesehatannya baik, bisa bertahan hidup selama bertahun-
tahun meskipun melanomanya telah menyebar. (Suriadiredja, 2010).
Gejala atau tanda yang patut di curigai sebagai tanda keganasan suatu lesi
adalah perubahan warna seperti lebih terang atau lebih gelap, gatal, perubahan bentuk
menjadi tidak teratur atau nevus bertambah luas serta bertambah tebal, pertumbuhan
horizontal dan vertikal, permukaan tidak rata, dan akhirnya pembentukan tukak.
Pendarahan menandakan proses sudah sangat lanjut.
Bentuk dini sangat sulit dibedakan dengan tumor lainnya. Karena melanoma
maligna merupakan penyakit yang fatal bila telah metastasis jauh, maka kemampuan
untuk mengenali keganasan dini perlu diperdalam. Lokalisasi dilaporkan terbanyak di
ekstremitas bawah, kemudian didaerah badan, kepala/leher, ektremitas atas, kuku.
Kunci penyembuhan melanoma maligna adalah penemuan dini, sehingga diagnosis
melanoma harus ditingkatkan bila penderita melaporkan adanya lesi berpigmen baru
atau adanya tahi lalat yang berubah, seperti: berpigmen, yaitu:
1. perubahan dalam warna
2. perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)
15

3. timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar, atau rasa sakit)


4. terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar
5. perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi berpigmen
6. berkembangnya lesi satelit
7. Akademi dermatologi Amerika menekankan pentingnya ABCD saat
mengevaluasi setiap lesi berpigmen, yaitu Asimetri, Border irregularity, Color
variegation, Diameter yang lebih dari 6 mm.

2.1.7 Komplikasi
2.1.7.1 Hipertensi.
Metastasis dalam waktu singkat tidak hanya melalui kelenjar limfe regional
tetapi juga melalui aliran darah sehingga menyebabkan hipertensi.
2.1.7.2 Hypercholesterolemia.
Menderita kanker kulit karena kelainan pada genetikanya.

2.1.8 Pemeriksaan Penunjang


Selain biopsi dari dugaan lesi, laboratori dan tes diagnostik digunakan
menentukan keadaan tumor apakah telah metastase. Karena malignan melanoma
dapat metastase pada beberapa organ atau jaringan dari tubuh, dilakukan macam-
macam tes.
a. Tes laboratorium
1. Tes fungsi liver untuk menentukan keadaan tumor yang telah metastasis pada
liver. Kombinasi dari elevasi LDH, alkaline phosphatase, dan SGOT
mempengaruhi liver.
2. Menghitung jumlah darah yang dilakukan untuk menentukan abnormalitas
hematologi.
3. Tes serum darah dilakukan untuk mengindentifikasi elektrolit mineral yang
abnormal).
b. Tes diagnostik dapat meliputi juga seperti ini:
16

1. Biopsi lesi adalah hanya metode definitif pada diagnosa malignan melanoma.
Eksisi biopsy adalah prosedur diagnostik dari pilihan karena dibawah ini lebih
komplit histologic evaluasi dan tingkat mikroskop. Biopsi tidak harus
dilakukan jika terduga melanoma, karena ketebalan dan dalamnya lesi tidak
dapat di kaji, membuat keputusan tentang prognosis dan pengobatan sangat
sulit.
2. CT–scan liver menentukan jika enzim hati abnormal dan menentukan luasnya
metastasis dari hati lebih akurat.
3. X-ray dada dilakukan jika klien sulit bernafas atau hemoptisis, dimana
rangsangan paru-paru menjadi metastasis.
4. Scan tulang dilakukan untuk menentukan metastatik karena tidak dapat
menentukan nyeri tulang.
5. CT scan atau MQI dari otak yaitu menentukan pengkajian dari metastasis jika
klien sakit kepala, seizure, atau defisit neurology.
6. Biopsi jaringan dari limpa tulang belakang atau lesi kulit lain dilakukan untuk
mengidentifikasi metastasis

2.1.8 Penatalaksanaan
2.1.8.1 Pembedahan
Eksisi dilakukan seluas 1 cm di luar tumor. Eksisi dengan menyertakan fasia
profunda tidak mempengaruhi prognosis, demikian juga di seksi getah bening
regional pada tumor yang belum menunjukkan tanda metastasis jauh.
2.1.8.2 Perfusi
Setelah eksisi melanoma di ekstremitas, dapat di lakukan perfusi untuk
pembertian sitostatik ajuvan. Perfusi merupakan tindakan bedah yang agak
besar sebab ekstremitas harus di kosongkan dari peredaran darah sehingga
harus di kerjakan dengan pompa pengatur suhu dan oksigenator (mesin
jantung paru).
2.1.8.3 Imunologi
17

Melanoma memperlihatkan reaksi yang tidak di mengerti yang di duga


berdasarkan pengaruh imunologik. Penggunaan vaksin sebagai terapi seperti
vaksin BCG kadang menyebabkan regresi parsial untuk waktu terbatas tetapi
tidak mempengaruhi prignosis. Setelah pembedahan perlu ditekankan
pentingnya pengawasan berkala karena walaupun di temukan pada derajat
satu, kemungkinan kambuh cukup besar.
18

2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan


2.2.1 Pengkajian
Pengkajian terhadap pasien melanoma maligna dilakukan berdasarkan
riwayat pasien dan gejalanya. Pasien ditanya khusus mengenai gejala pruritus,
nyeri tekan, dan rasa sakit yang bukan merupakan cirri khas nevus yang
benigna. Pasien juga ditanyakan mengenai perubahan pada nevus yang sudah
ada sebelumnya atau pertumbuhan lesi baru yang berpigmen. Orang-orang
yang beresiko harus diperiksa dengan cermat.
Smeltzer (2012) memberikan panduan tentang teknik dalam
melakukan inspeksi kulit untuk menemukan iregularitas dan perubahan pada
nevus. Tanda-tanda yang menunjukkan perubahan malignan mencakup
berikut ini:
1. Warna yang bervariasi
a. Warna yang terdapat menunjukkan keganasan pada lesi yang coklat
atau hitam adalah bayangan warna merah, putih dan biru. Bayangan
warna biru dianggap bisa mengkhawatirkan.
b. Daerah-daerah putih dalam lesi yang berpigmen perlu dicurigai.
c. Sebagian melanoma maligna tidak memiliki warna yang bervariasi,
tapi sebaliknya mempunyai warna yang seragam (hitam kebiruan,
kelabu kebiruan, merah kebiruan)
2. Tepi yang ireguler. Indentasi atau lekukan yang menyudut pada bagian
tepi nevus harus dicatat.
3. Permukaan yang ireguler
a. Tonjolan permukaan yang tidak merata (topografi ireguler) dapat
teraba atau terlihat. Perubahan pada permukaan bisa licin hingga
seperti sisik.
b. Sebagian melanoma noduler memiliki permukaan yang licin.
Lokasi melanoma yang sering adalah kulit pada bagian punggung,
tungkai (khususnya wanita), antara jari-jari kaki, muka, kulit kepala, jari-jari
tangan serta bagian dorsal tangan.
19

Pada orang yang berkulit gelap, melanoma paling sering terdapat di


tempat yang tidak begitu mengandung pigmen seperti telapak tangan, telapak
kaki, daerah subungual dan membrane mukosa.
Diameter nevus harus diukur karena umumnya melanoma berukuran
lebih dari 6 mm. Lesi satelit (lesi yang terletak di dekat nevus) harus dicatat.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan


2.2.2.1 Nyeri berhubungan dengan tindakan eksisi dan graft kulit
2.2.2.2 Kecemasan dan depresi berhubungan dengan konsekuensi melanoma yang
dapat membawa kematian dan menimbulkan cacat
2.2.2.3 Kurang pengetahuan tentang tanda-tanda dini melanoma

2.2.3 Intervensi
Dx 1. Nyeri berhubungan dengan tindakan eksisi dan graft kulit.
Tujuan: dalam waktu 1x24 jam nyeri berkurang/hilang atau beradaptasi.
Kriteria hasil:
1. Secara obyektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi. Skala
nyeri 0-1 (0-4)
2. Dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan
nyeri.
3. Pasien tidak gelisah.
Intervensi :
1. Kaji nyeri dengan pendekatan PQRST
2. Kaji factor yang meningkatkan dan menurunkan respon nyeri pada
melanoma.
3. Jelaskan dan bantu pasien dengan tindakan pereda nyeri non farmakologi
dan no invasive
4. Lakukan manajemen nyeri keperawatan:
a. Atur posisi fisiologis dan imobilisasi ekstremitas yang mengalami
selulitis
20

b. Menajemen lingkungan; lingkungan tenang dan batasi pengunjung


c. Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri.
5. Kolaborasi dengan dokter dlam pemberian analgetic
Rasional :
1. Menjadi parameter dasar untuk mengetahui sejauh mana intervensi yang
diperlukan dan sebagai evaluasi keberhasilan dari intervensi manajemen
nyeri keperawatan.
2. Pengangkatan melanoma dengan pembedahan pada berbagai tempat yang
berbeda-beda (kepala serta leher, mata, batang tubuh,, abdomen,
ekstremitas, sistem saraf pusat)akan menimbulkan tantangan dengan
mempertimbangkan pengangkatan melanoma primer. Pembuluh darah dan
kelenjar limfe yang mengintervensi lesi tersebut, serta menjadi tempat
penyebaran lesi metastatic. Intervensi keperawatan pasca bedah untuk
melanoma maligna berfokus pada peningkatan rasa nyaman karena
mungkin diperlukan tindakan eksisi yang luas. Graft kulit tipe split-
thickness atau ful-thickness mungkin harus dilakukan kalau timbul defek
yang hilang akibat pembedahan untuk penigkatan melanoma.
3. Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan non farmakologi lainnya
telah menunjukkan keefektifan dalam mengurangi nyeri.
4. Manajemen nyeri:
a. Posisi fisiologis akan meningkatkan asupan O2 ke jaringan yang
mengalami peradangan subkutan. Pengaturan posisi idealnya adalah
pada arah yang berlawanan dengan letak dari selulitis. Bagian tubuh
yang mengalami inflamasi local dilakukan imobilisasi untuk
menurunkan respons peradangan dan peningkatan kesembuhan.
b. Lingkungan tenang akan menurunkan stimulus nyeri eksternal dan
pembatasan pengunjung akan membantu meningkatkan kondisi O2
ruangan yang akan berkuyrang apabila banyak pengunjung yang
berada di ruangan.
21

c. Distraksi (pengalihan perhatian) dapat menurunkan stimulus internal


dengan mekanisme peningkatan produksi endorim dan enkefalin yang
dapat memblok reseptor nyeri untuk dikirimkan ke kortex serebri
sehingga menurunkan persepsi nyeri.
5. Analgetik memblok lintasan nyeri sehingga nyeri akan berkurang.

Dx 2. Kecemasan dan depresi berhubungan dengan konsekuensi melanoma


yang dapat membawa kematian dan menimbulkan cacat
Tujuan: dalam waktu 1x24 jam kecemasan pasien berkurang.
Kriteria evaluasi:
-        Pasien menyatakan kecemasan berkurang, mengenal perasaannya, dapat
mengidentifikasi penyebab atau factor yang mempengaruhinya, kooperatif
terhadap tindakan, dan wajah rileks.
Intervensi
a. Kaji tanda verbal dan non verbal kecemasan, damping pasien dan lakukan
tindakan bila menunjukkan perilaku merusak.
b. Hindari konfrontasi
c. Beri dukungan psikologis
d. Bina hubungan saling percaya.
e. Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan ansietasnya.
f. Berikan privasi untuk pasien dan orang terdekat.
g. Kolaborasi pemberian anti cemas sesuai indikasi, contohnya diazepam.
Rasional :
a. Reaksi verbal/nonverbal dapat menunjukkan rasa agitasi, marah dan
gelisah.
b. Konfrontasi dapat meningkatkan rasa marah, menurunkan kerjasama dan
mungkin memperlambat penyembuhan.
c. Dukungan psikologik sangat penting jika akan dilakukan pembedahan
yang menimbulkan cacat. Dukungan ini mencakup upaya membiarkan
pasien untuk mengekspresikan perasaannya tentang keseriusan neoplasma
22

kulit, pengertian terhadap kekesalan serta depresi yang diperlihatkan


pasien dan penyampaian kesan bahwa perawat dapat memahami semua
perasaan ini.
d. Mereka harus didorong untuk mengekspresikan perasaan terhadap
seseorang yang mereka percayai untuk mendengarkan keprihatinan
mereka dan selalu siap untuk memberikan perawatan yang terampil, serta
penuh kehangatan merupakan intervensi yang penting untuk mengurangi
ansietas.
e. Dapat menghilangkan ketegangan terhadap kekhawatiran yang tidak
diekspresikan.
f. Memberikan waktu untuk mengekspresikan perasaan, menghilangkan
cemas dan perilaku adaptasi. Adanya keluarga dan teman-teman yang
dipilih pasien melayani aktifitas dan pengalihan (misalnya: membaca)
akan menurunkan perasaan terisolasi. Pengaturan agar anggota keluarga
dan setiap teman dekatnya untuk lebih banyak mencurahkan waktu
mereka bersama pasien dapat menjadi upaya yang bersifat sportif.
g. Meningkatkan relaksasi dan menurunkan kecemasan.

Dx 3. Kurang pengetahuan tentang tanda-tanda dini melanoma


Tujuan: terpenuhinya pengetahuan pasien tentang kondisi penyakit.
Kriteria evaluasi:
a. Menungkapkan pengertian tentang proses infeksi, tindakan yang
dibutuhkan dengan kemungkinan komplikasi.
b. Mengenal perubahan gaya hidup/tingkah laku untuk mencegah terjadinya
komplikasi
Intervensi
1. Beri penekanan akan pentingnya pengenalan dini tanda-tanda melanoma.
2. Identifikasi sumber-sumber pendukung yang memungkinkan untuk
mempertahankan perawatan di rumah yang dibutuhkan.
3. Ajarkan tentang tanda-tanda bahaya melanoma
23

Rasional :
1. Harapan yang terbesar untuk mengendalikan penyakit terletak pada
pendidikan pasien mengenai pengenalan tanda-tanda dini melanoma.
Pasien yang beresiko harus diajarkan untuk memeriksa kulit dan data
mereka sebulan sekali dengan cara yang sistematis.
2. Keterlibatan keluarga terhadap cara-cara untuk mendeteksi melanoma
akan meningkatkan resiko metastasis yang lebih berat.
3. Tanda bahaya melanoma berikut ini: perubahan pada ukuran, warna,
bentuk, atau garis bentuk nevus, permukaan nevus atau kulit di sekitar
nevus.

2.2.4 Implementasi
Pelaksanaan asuhan keperawatan ini merupakan realisasi dari rencana
tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien.

2.2.5 Evaluasi
2.2.5.1 Mengalami pengurangan rasa sakit dan gangguan rasa nyaman.kemerahan
atau pembengkakan.
a. Menyatakan bahwa rasa sakit atau nyeri sudah berkurang dan menghilang.
b. Memperlihatkan kesembuhan parut bekas pembedahan tanpa bekas,
2.2.5.2 Mencapai pengurangan kecemasan.
a. Mengekspresikan ketakutan dan khayalan.
b. Mengajukan pertanyaan mengenai kondisi medis.
c. Memohon pengulangan fakta-fakta tentang melanoma
d. Mengenali dukungan dan kenyamanan yang diberikan oleh anggota
keluarga atau orang lain yang signifikan.
2.2.5.3 Memperlihatkan pengertian terhadap cara-cara untuk mendeteksi melanoma.
a. Memperlihatkan cara pelaksanaan pemeriksaan kulit yang mandiri sebulan
setelahnya.
24

b. Menggunakanpengulangan kata-kata tanda bahaya melanoma berikut ini:


perubahan pada ukuran, warna, bentuk atau garis bentuk nevus,
permukaan nevus atau kulit di sekitar nevus
c. Mengidentifikasi tindakan untuk melindungi diri dari pajanan sinar
matahari.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Ni Ketut Dika Novita


NIM : 2018.C.10a.0943
Tanggal Praktek : 12 Oktober 2020
Tanggal & Jam Pengkajian : 12 Oktober 2020, pukul 10.00 WIB

3.1 PENGKAJIAN
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan ada tanggal, 12 Oktober 2020
bertempat di Rumah Sakit, dengan teknik anamnesa (wawancara), observasi,
pemeriksaan fisik, dan data dari buku keperawatan pasien, di dapat data-data
sebagai berikut :
3.1.1 IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.Z
Umur : 55 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SD
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Jl. Rta Milono Km.6
Tgl MRS : 7 Oktober 2020
Diagnosa Medis : Melanoma

3.1.2 RIWAYAT KESEHATAN /PERAWATAN


3.1.2.1 Keluhan Utama :
Pasien mengatakan nyeri didaerah abdomen kanan atas. Terdapat luka
dibagian abdomen, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri tidak menyebar hanya
26

dibagian abdomen saja, skala nyeri 6/10 (nyeri sedang), nyeri muncul pada
saat beraktivitas.
3.1.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengatakan awalnya gatal dan nyeri di daerah perut kanan bagian
atas, lalu keluarga pasien melihat terdapat luka dibagian perut yang
kemudian pasien di bawa ke RS oleh keluarganya, lalu setelah di IGD
diperiksa TD: 150/80 mmHg, RR 27 x/menit, N: 110 x/menit, S: 36 oC,
pasien terlihat mual, pasien tampak kesakitan, tampak lesi di abdomen kanan
atas, terpasang infus RL 30 Tpm, lalu pasien dirawat untuk mendapatkan
perawatan lebih lanjut.
3.1.2.3 Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi)
Pasien mengatakan tidak memiliki Riwayat penyakit sebelumnya dan
Riwayat operasi.
3.1.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga
GENOGRAM KELUARGA :

KETERANGAN :
Klien :
Perempuan :
Laki-laki :
Serumah :
Meninggal :
Hubungankeluarga :
27

3.1.3 PEMERIKASAAN FISIK


3.1.3.1 Keadaan Umum :
Pasien terlihat lemas, pasien tampak mual, pasien tampak mengantuk,
terlihat kantung mata klien hitam dan bengkak, terpasang infus RL 30 tpm
pada tangan kanan.
3.1.3.2 Status Mental :
Tingkat Kesadaran Compos Mentis, ekspresi wajah datar, bentuk badan
simetris, cara berbaring/bergerak tidur terlentang, berbicara lancar, suasana
hati sedih, penampilan rapi, fungsi kognitif: orentasi waktu klien bisa
membedakan waktu pagi, siang, malam, orientasi orang klien bisa
membedakan mengenal orang sekitar, klien mengetahui ia dirawat di rumah
sakit, proses berfikir baik, insight baik, dan mekanisme pertahanan diri
adaptif.
3.1.3.3 Tanda-tanda Vital :
Suhu 36 0C axilla, Nadi 110 x/menit, penapasan 27 X/menit, dan tekanan
darah 150/80 mmHg.
3.1.4 Pernapasan (Breathing)
Bentuk dada simetris, tidak ada batuk, tidak ada sputum, type pernapasan
vesikular, irama napas teratur, bunyi napas bronchial, tidak ada suara nafas
tambahan.
Masalah Keperawatan : tidak ada
3.1.5 Cardiovascular (Bleeding)
Klien tidak merasa nyeri dada, kram kaki, pusat, pusing/sinkop, clubbing
finger, sianosis, sakit kepala, palpitasi, pingsan, capillary refill < 2 detik,
tidak ada oedema, tidak ada asites dengan lingkar peut 80 cm.Ictus cordis
tidak terlihat, vena jugularis tidak meningkat, dan suara jantung normal,
S1>S2; lub dub.
Masalah Keperawatan : tidak ada
28

3.1.6 Persyarafan (Brain)


Nilai GCS E:4 (membuka mata spontan), V: 5 (berbicara dengan jelas), M: 6
(mematuhi perintah), total nili GCS = 15, kesadaran compos mentis, pupil
isokor, reflek cahaya kanan dan kiri positif, Uji Syaraf Kranial : Nervus
Kranial (Olfaktorius) klien dapat membedakan bau parfume dan kopi,
Nervus Kranial II (Optikus) klien dapat melihat tulisan dengan baik, Nervus
Kranial III (Okulomotor) pupil klien bereaksi terhadap cahaya, Nervus
Kranial IV (Troklearis) klien dapat menggerakkan bola matanya, Nervus
Kranial V (Trigeminalis) klien tidak dapat merasakan nyeri ketika di cubit,
Nervus Kranial VI (Abdusen): klien dapat menggerakkan bola matanya
kesamping Nervus Kranial VII (Fasialis) klien dapat membedakan rasa gula
manis, asam jeruk, dan asin garam, Nervus Kranial VIII (Auditorius) klien
dapat mendengar dengan baik, Nervus Kranial IX (Glosofaringeus) klien
dapat menelan nasi dengan baik, Nervus Kranial X (Vagus) klien dapat
menggerakkan rahang, Nervus Kranial XI (Assesorius) klien dapat
menggerakkan bahu dengan baik Nervus Kranial XII (Hipoglosus) klien
dapat menggerakkan lidah dengan baik,
Hasil Uji Koordinasi ekstremitas atas jari kejari positif, jari kehidung
positif, ekstremitas tumit ke jempol kaki positif, kesetabilan tubuh positif.
Rafleks bisep kanan dan kiri positif dengan skala 4, trisep kanan dan kiri
positif dengan skala 4, brakioradialis kanan dan kiri positif dengan skala 4,
patella kanan dan kiri positif dengan skala 4, akhiles kanan dan kiri positif
dengan skala 4, reflek babinski kanan dan kiri positif dengan skala 4.
Masalah Keperawatan : tidak ada

3.1.7 Eliminasi Uri (Bladder)


Produksi urine 1500ml/7jam, warna kuning, bau amoniak, dan tidak ada
masalah/lancar
Masalah Keperawatan : tidak ada
29

3.1.8 Eliminasi Alvi (Bowel)


Bibir terlihat tampak kering, gigi tampak lengkap, gusi tampak tidak ada
luka, lidah tampak lembab, mukosa tampak lembab, tonsil tampak tidak ada
radang, tidak ada nyeri dan gangguan menelan, tidak ada haemoroid, BAB 1
x/hr, warna coklat, konsistensi berbentuk, bising usus 5 x/menit
Masalah Keperawatan : tidak ada

3.1.9 Tulang - Otot – Integumen (Bone)


Kemampuan pergerakkan sendi bebas, ukuran otot simetris, kekuatan uji otot
ekstremitas atas 5/5, kekuatan uji otot ekstremitas bawah 5/5, dan tulang
belakan normal
Keluhan Lainnya : Klien mengatakan kulit terasa gatal dan panas seperti
terbakar, dan terdapat lesi di abdomen.
Masalah keperawatan: Kerusakan Integritas Kulit

3.1.10 Kulit-Kulit Rambut


Klien tidak memiliki riwayat alergi obat, makanan, kosmetik, suhu kulit
klien hangat, warna kulit normal, turgor kulit baik, tekstur kuli halus, tidak
ada lesi, tekstur rambut halus, distribusi rambut sedikit, dan bentuk kuku
simetris.
Masalah Keperawatan : tidak ada

3.1.11 Sistem Penginderaan


Fungsi penglihatan baik, gerakkan bola mata normal, tidak ada visus, scelera
norma/putih, kornea bening, tidak ada nyeri. Dan tidak ada keluhan lain,
klien dapat mendengar dengan baik. bentuk hidung simetris, tidak ada lesi,
patensi, obstruksi, nyeri tekan sinus, trensluminasi. Cavum nasal berwarna
merah muda dengan integritas baik, dan septum nasal baik.
Masalah Keperawatan : tidak ada
30

3.1.12 Leher dan Kelenjar Limfe


Massa tidak ada, jaringan parut tidak ada, kelenjar limfe tidak teraba,
kelenjar tyroid tidak teraba, dan mobilitas leher bebas.

3.1.13 Sistem Reproduksi


Klien berjenis kelamin Pria: tidak ada kemerahan, tidak ada gatal-gatal, tidak
ada perdarahan, gland penis baik, meatus uretra baik, srotum baik, hernia
baik, tidak ada kelainan, dan tidak ada keluhan lainnya.
Masalah Keperawatan :tidak ada masalah keperawatan

3.1.14 Pola Fungsi Kesehatan


3.1.14.1 Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit
Pasien merasa terganggu dengan penyakit yang dideritanya yang
menyebabkan pasien susah untuk duduk, beraktivitas dan mengganggu pola
tidur pasien.
3.1.14.2 Nutrisida Metabolisme
Tinggi badan klien 160 cm, BB sekarang 43 Kg, dan BB sebelum sakit 58 Kg,

43 Kg
IMT= =16,80 menunjukkan kategori kurang normal kerena
1,60 cmx 1,60 cm
normal IMT pada pria adalah 18-25), tidak ada kesukaran untuk menelan, dan
diet biasa.

Pola Makan Sehari-hari Sesudah Sakit Sebelum Sakit


3 x sehari ( tidak
Frekuensi/hari 3 x sehari (habis)
habis)
Setengah piring Satu porsi (1 piring) nasi
Porsi
nasi dan lauk pauk dan lauk pauk
Nafsu makan Kurang Baik
Jenis Makanan Nasi + lauk pauk Nasi + lauk pauk
Jenis Minuman Air putih Air putih
Jumlah minuman/cc/24 jam 750 cc 1500 cc
31

Kebiasaan makan Kurang baik Baik


Keluhan/masalah Tidak nafsu makan Tidak ada
Masalah Keperawatan : Defisit Nutrisi
3.1.14.3 Pola istirahat dan tidur
Pasien mengatakan tidur dengan nyenyak.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
3.1.14.4 Kognitif
Klien mengatakan tidak tahu dan tidak mengerti mengenai penyakit yang
dialaminya.
Masalah Keperawatan: Defisit Pengetahuan
3.1.14.5 Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri, peran):
Gambaran diri: Pasien selalu menyukai semua yang ada pada dirinya
Ideal diri : Pasien mengharapkan agar cepat sembuh
Identitas diri : Pasien mengatakan saya seorang ibu
Harga diri : Keluarga mengatakan klien orang baik
Peran diri : Klien adalah seorang ibu rumah tangga
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
3.1.14.6 Aktivitas Sehari-hari
Sebelum sakit Sesudah sakit
Melakukan pekerjaan dengan Membatasi kegiatan seperti berjalan
normal kaki jauh atau menaiki tangga dan
Skala aktivitas : 1 (mandiri) lebih banyak beristirahat
skala aktivitas : 3 (memerlukan
bantuan/ pengewasan/ bimbingan
sederhana)
Keluhan lainnya:
klien mengatakan nyeri di abdomen kanan atas pada saat beraktivitas
Masalah Keperawatan : Intoleransi aktivitas
3.1.14.7 Koping –Toleransi terhadap Stress
32

Klien selalu berdiskusi dengan keluarga di setiap permasalahan dalam


pelayanan kesehatan
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
3.1.14.8 Nilai-Pola Keyakinan
Klien beragama kristen dan selama sakit klien sering berdoa dan beribadah.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

3.1.15 Sosial - Spiritual


3.1.15.1 Kemampuan berkomunikasi
Klien berkomunikasi dengan lancar
3.1.15.2 Bahasa sehari-hari
Klien biasanya berkomunikasi menggunakan bahasa banjar dengan keluarga
dan menggunakan bahasa indonesia dengan petugas kesehatan.
3.1.15.3 Hubungan dengan keluarga
Klien memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya
3.1.15.4 Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain
Klien memiliki hubungan yang baik dengan teman satu kamar dan petugas
kesehatan.
3.1.15.5 Orang berarti/terdekat
Orang terdekat dan berarti bagi klien adalah istrinya.
3.1.15.6 Kebiasaan menggunakan waktu luang
Sebelum sakit : klien biasa menghabiskan waktu luang dengan berbincang
bersama keluarganya
Sesudah sakit : klien lebih banyak beristirahat
3.1.15.7 Kegiatan beribadah
Sebelum sakit : klien biasanya pergi ke masjid untuk sholat atau sholat
dirumah saja bersama keluarga.
Sesudah sakit : klien lebih banyak beristirahat dan hanya berdoa di rumah
33

3.1.16 Data Penunjang (Radiologis, Laboraturium, dan Penunjang Lainnya)


Berdasarkan hasil penelitian pada tanggal 9 oktober 2020 didapatkan hasil:
Biopsy lesi menunjukkan terjadinya lentigo maligna
Laboraturium 9 oktober 2020 :
No Parameter Hasil Satuan Nilai Normal

1. Leokosit 9103 µ/l mcL 4.000-10.000


2. Hemoglobin 11 g/dl 14-18
3. SGPT 55 u/l 5-41
4. SGOT 35 u/l 5-40

3.1.17 Penatalaksanaan Medis


No Nama Obat Dosis Indikasi

1. Inj. Ceftriaxone 2x1 Untuk mengatasi berbagai


infeksi bakteri
2. PCT 4 x 500 mg Untuk meredakan sakit kepala,
nyeri otot dan menurunkan
demam
3. Dacarbazine 3 x 500 mg Untuk mengobati jenis kanker
tertentu, seperti kanker kulit
yang telah menyebar
(metastasis melanoma maligna)
4. Temozolomide 2 x 250 mg Obat kemoterapi yang bekerja
dengan memperlambat
pertumbuhan sel kanker
5. Codeine 1 x 500 mg Untuk mengobati nyeri ringan
atau cukup parah.

Palangka Raya, 14 Otober 2020


Mahasiswa,
34

(Ni Ketut Dika Novita)


ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN
MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS : Gatal Nyeri
Pasien mengatakan kulit terasa
gatal di abdomen kanan atas Luka dipermukaan kulit
nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri
tidak menyebar hanya dibagian Kerusakan kulit atau
abdomen saja, nyeri muncul jaringan
pada saat beraktivitas.
DO :
1. Pasien tampak pucat
2. Tampak lesi dibagian
abdomen kanan atas
3. Skala nyeri 6/10 (nyeri
sedang)
4. TD: 150/80 mmHg
N : 110 x/menit
RR: 27 x/menit
S : 36˚C

DS : Ansietas
Pasien mengatakan sering Defisit Nutrisi
merasa mual dan tidak nafsu Peristaltic meningkat
makan
DO : Mual, muntah
1. Pasien tampak pucat
2. Klien tampak kurus Tidak nafsu makan
3. Tinggi badan klien 160 cm
4. BB sekarang 43 Kg Asupan nutrisi kurang
5. BB sebelum sakit 58 Kg adekuat
6. IMT= 16,80
7. TTV :
TD: 150/80 mmHg
N : 110 x/menit
RR: 27 x/menit
S : 36 ˚C
35

DS : Gatal
Klien mengatakan kulit terasa
panas seperti terbakar. Kemerahan Kerusakan integritas
DO: kulit
1. Klien tampak gelisah Edema
2. Tampak luka di abdomen
dan di wajah klien Lesi dipermukaan kulit
3. Tampak kecacatan
4. Tampak kemerahan di Gangguan citra tubuh
abdomen

DS : Konsep penyakit
Klien mengatakan tidak Defisit Pengetahuan
mengerti dan mengetahui Kurang pengetahuan
mengenai penyakit yang mengenai penyakit
dialaminya.
DO :
1. Klien tampak tidak Kurangnya informasi
memahami mengenai
penyakitnya
2. Klien menanyakan penyebab
dari melanoma
3. Klien menunjukkan persepsi
yang keliru mengenai
masalah
36

PRIORITAS MASALAH
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan destruksi lapisan kulit
ditandai dengan Klien mengatakan kulit terasa panas seperti terbakar.
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan asupan nutrisi kurang adekuat ditandai
dengan Pasien mengatakan sering merasa mual dan tidak nafsu makan
3. Nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit atau jaringan ditandai dengan
Pasien mengatakan kulit terasa gatal di abdomen kanan atas nyeri seperti
ditusuk-tusuk, nyeri tidak menyebar hanya dibagian abdomen saja, nyeri
muncul pada saat beraktivitas.
4. Deficit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi ditandai
dengan Klien mengatakan tidak mengerti dan mengetahui mengenai
penyakit yang dialaminya.

Into
37

RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Tn.Z
Ruang Rawat :
Diagnosa Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
Keperawatan
Kerusakan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi penyebab kerusakan 1. Mengetahui penyebab dari
integritas kulit keperawatan selama 1 x 8 jam integritas kulit. kerusakan kulit
berhubungan diharapkan kerusakan integritas 2. Monitor lokasi integritas jaringan 2. Kemerahan, bengkak, nyeri,
terganggu dan kondisinya terbakar dan gatal merupakan
dengan kulit dapat teratasi.
3. Anjurkan menghindari terpapar suhu indikasi adanya peradangan dan
destruksi ekstrem respon kekebalan tubuh terjadap
lapisan kulit 4. Monitor karakteristik luka termasuk trauma jaringan local.
warna dan ukuran 3. Paparan suhu ekstrem dapat
5. Kolaborasi dengan dokter dalam menyebabkan kerusakan pada
pemberian analgetic. kulit
4. Temuan ini akan memberi
informasi tentang tingkat cidera.
5. Analgetik memblok lintasan
nyeri sehingga nyeri akan
berkurang
38

Diagnosa Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


Keperawatan
Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi status nutrisi 1. Status nutrisi dapat menjadi dasar
berhubungan keperawatan selama 1 x 8 jam 2. Identifikasi makanan yang disukai untuk mengetahu tingkat gizi
dengan asupan diharapkan deficit nutrisi dapat 3. Monitor asupan makanan 2. Makanan yang disukai bisa
nutrisi kurang teratasi dengan kriteria hasil : 4. Monitor berat badan tiap seminggu meningkatkan keinginan untuk
adekuat 1. Pasien tidak lemas sekali makan
2. Pasien tidak mengeluh mual 5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk 3. Mengetahui makanan yang
3. Konjungtiva tidak anemis menentukan jumlah kalori dan jenis dikonsumsi
4. Tidak terjadi penurunan berat nutrient yang dibutuhkan. 4. Mengetahui adanya penurunan
badan BB
5. Berat badan ideal 49-53 5. Mengetahui kalori yang sesuai
dengan kebutuhan pasien
39

Diagnosa Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


Keperawatan
Nyeri Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, 1. Menjadi parameter dasar untuk
berhubungan keperawatan selama 1 x 8 jam durasi, frekuensi, kualitas, intensitas mengetahui sejauh mana
dengan diharapkan nyeri dapat teratasi nyeri intervensi yang diperlukan
2. Identifikasi skala nyeri 2. Mengetahui tingkat nyeri
kerusakan kulit dengan kriteria hasil :
3. Berikan Teknik nonfarmakologis 3. Mengurangi rasa nyeri
atau jaringan . 1. Nyeri dapat berkurang untuk mengurangi rasa nyeri (mis: 4. Memiliki pengetahuan mengenai
2. Pasien tidak gelisah terapi music, aromaterapi, kompres nyeri
3. Dapat mengidentifikasi hangat/dingin) 5. Analgetik memblok lintasan
aktifitas yang meningkatkan 4. Anjurkan monitor nyeri secara nyeri sehingga nyeri akan
dan menurunkan nyeri mandiri berkurang
5. Kolaborasi pemberian analgetic, jika
perlu
40

Diagnosa Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


Keperawatan
Deficit Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kesiapan dan 1. Kemampuan klien dan
pengetahuan keperawatan selama 1 x 8 jam kemampuan menerima keluarga dalam menerima
berhubungan diharapkan deficit pengetauan pada informasi informasi
pasien dapat teratasi dengan kriteria 2. Sediakan materi dan media 2. Memudahkan dalam
dengan
hasil : pendidikan kesehatan penyampaian informasi
kurangnya 1. Mampu mengerti mengenai 3. Jadwalkan Pendidikan 3. Menggunakan waktu yang
informasi. penyakit Kesehatan sesuai kesepakatan sudah disepakati
2. Mengetahui penyebab dari 4. Berikan kesempatan untuk 4. Mengetahui seberapa
Into
melanoma bertanya pemahaman dalam
3. Dapat mengetahui tanda dan menerima informasi.
gejala dari melanoma
41

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


Nama Pasien: Tn.Z
Ruang Rawat :
Hari / Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda tangan dan
Tanggal Jam Nama Perawat
Kamis, 15 Diagnosa 1 S : Pasien mengatakan masih terasa panas
oktober 2020 1. Mengidentifikasi penyebab kerusakan dan gatal diabdomen
Dx 1 integritas kulit. O : -Klien tampak gelisah
2. Memonitor lokasi integritas jaringan -Klien mampu menghindari suhu ekstrem
Ni Ketut Dika Novita
terganggu dan kondisinya
3. Menganjurkan menghindari terpapar A : Masalah belum teratasi
suhu ekstrem P : Lanjutkan intervensi 1, 2 dan 4
4. Memonitor karakteristik luka termasuk - Mengidentifikasi penyebab kerusakan
warna dan ukuran integritas kulit
5. Berkolaborasi dengan dokter dalam - Memonitor lokasi integritas jaringan
pemberian analgetic. terganggu dan kondisinya
- Memonitor karakteristik luka termasuk
warna dan ukuran
42

Hari / Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda tangan dan


Tanggal Jam Nama Perawat
Kamis, 15 Diagnosa 2 S : Klien mengatakan nafsu makannya mulai
oktober 2020 1. Mengidentifikasi status nutrisi membaik
Dx 2 2. Mengidentifikasi makanan yang disukai O : - Klien tampak menghabiskan makanan
3. Memonitor asupan makanan yang disediakan
Ni Ketut Dika Novita
4. Memonitor berat badan - Status nutrisi mulai membaik
5. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk - Pemberian jumlah kalori dan jenis nutrient
menentukan jumlah kalori dan jenis yang dibuttuhkan
nutrient yang dibutuhkan. A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 1, 4 dan 5
- Mengidentifikasi status nutrisi
- Memonitor berat badan
- Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan
43

Hari / Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda tangan dan


Tanggal Jam Nama Perawat
Kamis, 15 Diagnosa 3 S : Pasien mengatakan sesekali masih terasa
oktober 2020 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, nyeri
Dx 3 durasi, frekuensi, kualitas, intensitas O:- Pasien tampak meringis
nyeri - Skala nyeri 6 (nyeri sedang)
Ni Ketut Dika Novita
2. Mengidentifikasi skala nyeri - Klien mampu memonitor nyeri secara
3. Memberikan Teknik nonfarmakologis mandiri
untuk mengurangi rasa nyeri (mis: - Pemberian analgetic sesuai resep
terapi music, aromaterapi, kompres dokter
hangat/dingin) A : Masalah teratasi Sebagian
4. Menganjurkan monitor nyeri secara P : Lanjutkan intervensi 1, 3 dan 5
mandiri - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
5. Berkolaborasi pemberian analgetic, jika durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
perlu
- Memberikan Teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (mis: terapi
music, aromaterapi, kompres
hangat/dingin)
- Berkolaborasi pemberian analgetic, jika
perlu
44

Hari / Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda tangan dan


Tanggal Jam Nama Perawat
Kamis, 15 Diagnosa 4 S : Pasien mengatakan sudah memahami
oktober 2020 1. Mengidentifikasi kesiapan dan informasi yang telah diberikan
Dx 4 kemampuan menerima informasi O:
2. Menyediakan materi dan media - Pasien tampak sudah bisa mengerti
Ni Ketut Dika Novita
pendidikan kesehatan mengenai penyakit yang dideritanya
3. Menjadwalkan Pendidikan Kesehatan - Pasien dan keluarga mampu menerima
sesuai kesepakatan informasi
4. Memberikan kesempatan untuk - Mampu mengikuti Pendidikan
bertanya Kesehatan dengan baik
- Pasien dan keluarga mampu mengikuti
jadwal sesuai kesepakatan
- Mampu memahami informasi yang
diberikan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
45

BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Melanoma maligna adalah tahi lalat atau bercak kecoklatan kulit yang ganas
dan merupakan kanker kulit yang paling berbahaya. Kanker ini berkaitan dengan
pajanan yang berlebihan terhadap radiasi ultra violet paling sering menyerang
individu berkulit terang dan berambut pirang atau merah. Penyakit ini ditandai
perubahan dalam warna, bentuk dan ukuran tahi lalatatau tahi lalat yang berdarah atau
gatal. Prognosis bergantung pada ketebalan breslow penetapan stadium yang
melibatkan penetuan status kelenjar limfe dengan biopsi kelenjar sentinel. Karsinoma
sel basal atau ulkus rodens merupakan kanker kulit yang paling sering penyakit ini
umum nya terkalit dengan pajanan terhadap sinar matahari yang berlansung bertahun-
tahun. Misalnya individu yang bekerja di luar (pekerja bangunan) atau mereka yang
berkulit terang dan tinggal di dekat khatulistiwa meskipun menyebabkan kerusakan
lokal yang luas namaun kanker ini tidak pernah bermetatastis. Karsinoma sel
skuamosa adalah sel kanker invasit yang jika di biarkan dapat bermetastatis. Terapi
kanker ini mungkin eksisi yang luas

4.2 Saran
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan maka penulis
memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Pada pengkajian perawat perlu melakukan pengkajian dengan teliti melihat
kondisi klien serta senantiasa mengembangkan teknik terapeutik dalam
berkomunikasi dengan klien.
2. Agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan serta sikap profesional dalam menetapkan
diagnosa keperawatan
46

DAFTAR PUSTAKA
Grace A. Pierce, Borley R. Nier. (2011). Ata Glace Ilmu Bedah Edisi 3. Pt Gelora
Kemenkes. 2016. Profil penyakit tidak menular. Jakarta: kementrian kesehatan RI
2017.
Tanto, C. (2014). kapita selekta kedokteran: edisi 4 jilid 1. jakarta: media aesculapius.
Wardani, D.W.S.R., 2014. Peningkatan Determinan Sosial dalam Menurunkan
Kejadian Tuberkulosis Paru. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 9(1),
pp.39–43.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2011. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori &
Aplikasi dalam Praktek. Jakarta : EGC.

Saputra, Lyndon. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Binarupa


Aksara.

Tarwanto, Wartonah. 2012. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.


Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.
47

SATUAN ACARA PENYULUHAN

3.1 Satuan Acara Penyuluhan


Hari/Tanggal : Senin, 28 september 2020
Waktu : Pukul 12.00 WIB-selesai
Pokok Bahasan : PPOK (penyakit paru obstruksi kronis)
Sasaran : Keluarga Pasien
Penyuluh : Mahasiswa ( I ) Stikes Eka Harap Palangka Raya
3.1.1 Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Dengan diberikan penyuluhan diharapkan keluarga pasien dapat mengerti atau
memahami tentang penyakit PPOK.

3.1.2 Tujuan Instrusional Khusus (TIK)


3.1.2.1 Memberikan Definisi tentang PPOK
3.1.2.2 Untuk mengetahui penyebab dari Penyakit Paru Obstruksi Kornis
3.1.2.3 Untuk mengetahui komplikasi dari Penyakit Paru Obstruksi Kornis
3.1.2.4 Untuk mengetahui pengobatan dari PPOK

3.1.3 Garis-Garis Besar Materi


3.1.3.1 Definisi dari aktivitas
3.1.3.2 Penyebab dari gangguan aktivitas
3.1.3.3 Komplikasi dari Penyakit Paru Obstruksi Kornis
3.1.3.4 Pengobatan dari PPOK

3.1.4 Metode
3.1.4.1 Metode Penyuluhan
1. Ceramah : salah satu cara pendidikan kesehatan dimana
kita menerangkan satu atau menjelaskan sesuatu dengan
yang lain lisan disertai tanya jawab.
48

3.1.5 Defenisi Media


Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dari komunikator kepada khalayak.
3.1.5.1 Media Penyuluhan
1. Poster
2. Leaflet
3.1.6 Proses Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan
1. 5 menit Pembukaan :
a. Mengucapkan salam.
b. Menjelaskan nama dan akademi
c. Menjelaskan tujuan pendidikan kesehatan
d. Menyebutkan materi yang diberikan.
e. Menanyakan kesiapan peserta
2. 10 menit Pelaksanaan :
a. Penyampaian materi
b. Tanya jawab
3. 10 menit Evaluasi:
Menanyakan kembali hal-hal yang sudah dijelaskan :
a. Definisi dari aktivitas
b. Penyebab dari gangguan aktivitas
4. 5 menit a. Penutup :
Menutup pertemuan dengan menyimpulkan
materi yang telah dibahas
b. Memberikan salam penutup

3.1.7 Perorganisasian
49

3.1.7.1 Protokol / Pembawa Acara : Ni Ketut Dika Novita


Uraian tugas :
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta.
b. Mengatur proses dan lama penyuluhan.
c. Menutup acara penyuluhan.
3.1.7.2 Penyuluh / Pengajar : Ni Ketut Dika Novita
Uraian tugas :
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh peserta.
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya.
3.1.7.3 Fasilitator : Ni Ketut Dika Novita
Uraian tugas :
a. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
d. Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas
bagi peserta.
e. Membagikan snack kepada peserta.
3.1.7.4 Notulen : Ni Ketut Dika Novita
Uraian tugas :
a. Mencatat nama dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan.
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan.
d. Mengevaluasi hasil penyuluhan denga rencana penyuluhan.
e. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai
dengan  rencana penyuluhan.
50

3.1.7.5 Dokumenter : Ni Ketut Dika Novita


Uraian tugas:
Mengambil gambar saat kegiatan penyuluhan.

3.1.8 Tempat
3.1.8.1 Setting Tempat

Keterangan :

: Moderator dan Leader : Notulen

: Peserta : Dokumentasi

: Falisitator

3.1.9. Evaluasi
3.1.9.1 Evaluasi Struktur
1) Tempat dan alat sesuai rencana.
2) Peran dan tugas sesuai rencana.
3) Setting tempat sesuai dengan rencana.
3.1.9.2 Evaluasi Proses
1) Selama kegiatan semua peserta dapat mengikuti seluruh kegiatan.
2) Selama kegiatan semua peserta aktif.
3.1.9.3 Evaluasi Hasil
51

Keluarga pasien mampu mengetahui cara menggunakan oksigen yang baik


dan benar.

3.1.10 Materi Penyuluhan


3.1.10.1 Definisi
Melanoma adalah keganasan sel yang menghasilkan pigmen
(melanosit) yang terletak terutama di kulit, tetapi juga ditemukan dimata,
telinga, saluran pencernaan, leptomeninges, serta membrane mukosa oral dan
kelamin. Melanoma hanya 4% dari semua kanker kulit, namun hal itu
menyebabkan jumlah terbesar kematian terkait kanker kulit di seluruh dunia.
Deteksi dini melanoma kulit adalah cara terbaik untuk mengurangi kematian.
(Arif Mutaqqin, 2012).
Melanoma maligna adalah tahi lalat atau bercak kecoklatan kulit yang
ganas dan merupakan kanker kulit yang paling berbahaya. Kanker ini
berkaitan dengan pajanan yang berlebihan terhadap radiasi ultra violet paling
sering menyerang individu berkulit terang dan berambut pirang atau merah.
Penyakit ini ditandai perubahan dalam warna, bentuk dan ukuran tahi lalat
atau tahi lalat yang berdarah atau gatal. Prognosis bergantung pada ketebalan
breslow penetapan stadium yang melibatkan penetuan status kelenjar limfe
dengan biopsi kelenjar sentinel. Karsinoma sel basal atau ulkus rodens
merupakan kanker kulit yang paling sering penyakit ini umum nya terkalit
dengan pajanan terhadap sinar matahari yang berlansung bertahun-tahun.
Misalnya individu yang bekerja di luar (pekerja bangunan) atau mereka yang
berkulit terang dan tinggal di dekat khatulistiwa meskipun menyebabkan
kerusakan lokal yang luas namaun kanker ini tidak pernah bermetatastis.
Karsinoma sel skuamosa adalah sel kanker invasit yang jika di biarkan dapat
bermetastatis. Terapi kanker ini mungkin eksisi yang luas.

1.1.10.2 Etiologi
1. Sinar Matahari.
52

Sinar matahari yang bersifat karsinogenik adalah sinar UVB. Lapisan


ozon yang berada di atas bumi yang dianggap sebagai penahan sinar UVB
sampai ke bumi. Meningkatnya pemakaian bahan-bahan kimia tertentu
dapat menyebabkan lapisan ozon tersebut pecah sehingga mengakibatkan
pancaran sinar UVB langsung mengenai bumi. Hal ini akan meningkatkan
kejadian kanker kulit. Selain sinar matahari sinar pengion yang dipakai
untuk pengobatan (radiasi atau radioterapi) juga dapat menimbulkan
kanker kulit.
2. Hereditas.
Genetic (ada sejak lahir) apabila orangtua mempunyai riwayat kanker kulit
sehingga resiko penurunan penyakit kepada anak lebih besar.
3. Umur.
Wanita tidak sama dengan laki-laki dengan frekuensi tertinggi ditemukan
pada umur 30-60 tahun, jarang pada anak.
4. Iklim.
Perubahan iklim dan penipisan lapisan ozon dapat memungkinkan lebih
banyak sinar ultraviolet atau UV untuk mencapai permukaan bumi. Hal ini
dapat menyebabkan kanker kulit.
5. Ras Kulit.
Seseorang yang berkulit cerah dan kurang berpigmen mempunyai resiko
tinggi mendapat tumor melanoma maligna.

1.1.10.3 Klasifikasi
1. Superficial Spreading Melanoma
Merupakan tipe melanoma yang sering terjadi di Amerika Serikat, yaitu
sekitar 70% dari kasus yang didiagnosa sebagai melanoma. Dapat terjadi
pada semua umur namun lebih sering pada usia 30-50 tahun, sering pada
wanita dibanding pria dan merupakan penyebab kematian akibat kanker
tertinggi pada dewasa muda.
53

Pada stadium awal, tipe ini bisa berupa bintik yang datar yang kemudian
pigmentasi dari lesi mungkin menjadi lebih gelap atau mungkin abu-abu,
batasnya tidak tegas, dan terdapat area inflamasi pada lesi. Area di sekitar
lesi dapat menjadi gatal. Kadang-kadang pigmentasi lesi berkurang
sebagai reaksi imun seseorang untuk menghancurkannya. Tipe ini
berkembang sangat cepat. Diameter pada umumnya lebih dari 6mm.
Lokasi pada wanita di tungkai bawah, sedangkan laki-laki di badan dan
leher.
2. Nodular Melanoma
Merupakan tipe melanoma yang paling agresif. Pertumbuhannya sangat
cepat dan berlangsung dalam waktu mingguan sampai bulanan. Sebanyak
15%-30% kasus melanoma yang terdiagnosa sebagai melanoma
merupakan nodular melanoma. Dapat terjadi pada semua umur, namun
lebih sering pada individu berusia 60 tahun ke atas. Tempat predileksinya
adalah tungkai dan tubuh. Melanoma ini bermanifestasi sebagai papul
coklat kemerahan atau biru hingga kehitaman, atau nodul berbentuk
kubah, atau setengah bola (dome shaped) atau polopoid dan aksofitik yang
dapat timbul dengan ulserasi dan berdarah dengan trauma minor, timbul
lesi satelit. Secara klinik bisa berbentuk amelanotik atau tidak berpigmen.
Fase perkembangannya tidak dapat dilihat dengan mudah, dan sulit di
identifikasi dengan deteksi ABCDE.
Gambaran histologis Nodular melanoma pada epidermis didapatkan
melanosit berbentuk epiteloid, dan kumparan atau campuran, dapat
ditemukan pada daerah dermo – epidermal. Gambaran dermis terlihat sel –
sel melanoma menginvasi ke lapisan retikuler dermis, pembuluh darah dan
subcutis.
3. Lentigo Maligna Melanoma
Sebanyak 4-10 % kasus melanoma merupakan tipe Lentigo Maligna
melanoma. Terjadi pada kulit yang rusak akibat terpapar sinar matahari
pada usia pertengahan dan lebih tua, khususnya pada wajah, leher dan
54

lengan. Melanoma tipe ini pada tahap dini terdiagnosa sebagai bercak
akibat umur atau terpapar matahari. Karena mudah sekali terjadi salah
diagnosa maka tipe ini dapat tidak terdeteksi selama bertahun-tahun dan
cukup berbahaya. Pertumbuhan tipe ini sangat lambat yaitu sekitar 5-20
tahun.
Pada tahap in situ lesinya luas (>3cm) dan telah ada selama bertahun-
tahun. Karakteristik invasinya ke kulit berupa macula hiperpigmentasi
coklat tua sampai hitam atau timbul nodul yang biru kehitaman. Pada
permukaan dijumpai bercak-bercak warna gelap (warna biru) tersebar
tidak teratur, dapat menjadi nodul biru kehitaman invasive agak
hiperkeratonik.
Pada epidermis di dapatkan Melanositik atipik sepanjang membrane
basalis, berbentuk pleomorfik dengan inti yang atipik. Sel – sel yang di
jumpai berbentuk kumparan. Sedangkan pada dermisnya terdapat Infiltrasi
limfosit dan makrofag yang mengandung melanin.
4. Acral Lentigineous Melanoma
Tipe ini paling sering menyerang kulit hitam dan Asia yaitu sebanyak 29-
72% dari kasus melanoma dan karena sering terlambat terdiagnosis maka
prognosisnya buruk. Sering disebut sebagai ”hidden melanoma” karena
lesi ini terdapat pada daerah yang sukar untuk dilihat atau sering
diabaikan, yaitu terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, tumit, ibu jari
tangan, atau dibawah kuku.
Melanoma subungual bisa terlihat sebagai diskolorasi difus dari kuku atau
pita longitudinal berpigmen di dasar kuku. Melanoma ini memiliki
bentukan yang sama dengan benign junctional melanotic nevus. Pigmen
akan berkembang dari arah proksimal menuju ke arah laterla kuku yang
disebut sebagai tanda Hutchinson, sebuah tanda yang khusus untuk
melanoma akral. Pada permukaan timbul papul, nodul, ulcerasi, kadang-
kadang lesi tidak mengandung pigmen.
55

1.1.10.4 Manifestasi Klinis


Melanoma bisa berawal sebagai pertumbuhan kulit baru yang kecil dan
berpigmen pada kulit yang normal. Paling sering tumbuh pada kulit yang
terpapar sinar matahari, tetapi hampir separuh kasus tumbuh dari tahi lalat
yang berpigmen. Melanoma mudah menyebar ke bagian tubuh yang jauh
(metastase), dimana akan terus tumbuh dan menghancurkan jaringan.
(Graham, R. 2012).
Semakin sedikit pertumbuhan melanoma ke dalam kulit, maka semakin besar
peluang untuk menyembuhkannya. Jika melanoma telah tumbuh jauh ke
dalam kulit, akan lebih mungkin menyebar melalui pembuluh getah bening
dan pembuluh darah dan bisa menyebabkan kematian dalam beberapa bulan
atau tahun. (Graham, R. 2012)
Perjalanan penyakit melanoma bervariasi dan tampaknya dipengaruhi oleh
kekuatan pertahanan oleh sistem kekebalan tubuh. (Suriadiredja, 2010).
Beberapa penderita yang keadaan kesehatannya baik, bisa bertahan hidup
selama bertahun-tahun meskipun melanomanya telah menyebar. (Suriadiredja,
2010).
Gejala atau tanda yang patut di curigai sebagai tanda keganasan suatu lesi
adalah perubahan warna seperti lebih terang atau lebih gelap, gatal, perubahan
bentuk menjadi tidak teratur atau nevus bertambah luas serta bertambah tebal,
pertumbuhan horizontal dan vertikal, permukaan tidak rata, dan akhirnya
pembentukan tukak. Pendarahan menandakan proses sudah sangat lanjut.

1.1.10.5 Komplikasi
1. Hipertensi.
Metastasis dalam waktu singkat tidak hanya melalui kelenjar limfe
regional tetapi juga melalui aliran darah sehingga menyebabkan
hipertensi.
2. Hypercholesterolemia.
Menderita kanker kulit karena kelainan pada genetikanya.
56

1.1.10.6 Pemeriksaan Penunjang


Selain biopsi dari dugaan lesi, laboratori dan tes diagnostik digunakan
menentukan keadaan tumor apakah telah metastase. Karena malignan
melanoma dapat metastase pada beberapa organ atau jaringan dari tubuh,
dilakukan macam-macam tes.
1. Tes laboratorium
a. Tes fungsi liver untuk menentukan keadaan tumor yang telah metastasis
pada liver. Kombinasi dari elevasi LDH, alkaline phosphatase, dan SGOT
mempengaruhi liver.
b. Menghitung jumlah darah yang dilakukan untuk menentukan abnormalitas
hematologi.
c. Tes serum darah dilakukan untuk mengindentifikasi elektrolit mineral
yang abnormal).
2. Tes diagnostik dapat meliputi juga seperti ini:
a. Biopsi lesi adalah hanya metode definitif pada diagnosa malignan
melanoma. Eksisi biopsy adalah prosedur diagnostik dari pilihan karena
dibawah ini lebih komplit histologic evaluasi dan tingkat mikroskop.
Biopsi tidak harus dilakukan jika terduga melanoma, karena ketebalan dan
dalamnya lesi tidak dapat di kaji, membuat keputusan tentang prognosis
dan pengobatan sangat sulit.
b. CT–scan liver menentukan jika enzim hati abnormal dan menentukan
luasnya metastasis dari hati lebih akurat.
c. X-ray dada dilakukan jika klien sulit bernafas atau hemoptisis, dimana
rangsangan paru-paru menjadi metastasis.
d. Scan tulang dilakukan untuk menentukan metastatik karena tidak dapat
menentukan nyeri tulang.
e. CT scan atau MQI dari otak yaitu menentukan pengkajian dari metastasis
jika klien sakit kepala, seizure, atau defisit neurology.
f. Biopsi jaringan dari limpa tulang belakang atau lesi kulit lain dilakukan
untuk mengidentifikasi metastasis
57

1.1.10.7 Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Eksisi dilakukan seluas 1 cm di luar tumor. Eksisi dengan menyertakan
fasia profunda tidak mempengaruhi prognosis, demikian juga di seksi
getah bening regional pada tumor yang belum menunjukkan tanda
metastasis jauh.
2. Perfusi
Setelah eksisi melanoma di ekstremitas, dapat di lakukan perfusi untuk
pembertian sitostatik ajuvan. Perfusi merupakan tindakan bedah yang agak
besar sebab ekstremitas harus di kosongkan dari peredaran darah sehingga
harus di kerjakan dengan pompa pengatur suhu dan oksigenator (mesin
jantung paru).
3. Imunologi
Melanoma memperlihatkan reaksi yang tidak di mengerti yang di duga
berdasarkan pengaruh imunologik. Penggunaan vaksin sebagai terapi
seperti vaksin BCG kadang menyebabkan regresi parsial untuk waktu
terbatas tetapi tidak mempengaruhi prignosis. Setelah pembedahan perlu
ditekankan pentingnya pengawasan berkala karena walaupun di temukan
pada derajat satu, kemungkinan kambuh cukup besar.
58

MELANOMA APA ITU MELANOMA? KLAS IFIKAS I MELANOMA :


(KANKER KULIT) 1. Superficial Spreading Melanoma

2. Nodular Melanoma

Melanoma adalah t ahi lalat at au


bercak kecoklat an kulit yang ganas
dan merupakan kanker kulit yang
OLEH : paling berbahaya.
NI KETUT DIKA NOVITA 3. Lentigo Maligna Melanoma

2018.C.10a.0943 PENYEBAB MELANOMA ?

1. Sinar matahari
2. Hereditas
YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA
3. Umur 4. Acral Lentigineous Melanoma
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHEHATAN
4. Iklim
PRODI S-1 KEPERAWATAN/TKT IIA
5. Ras kulit
TAHUN AJARAN 2019/2020
59

MANIFES TAS I KLINIS KOMPLIKAS I MELANOMA b. CT–scan liver

Melanoma bisa berawal sebagai pertumbuhan kulit 1. Hipertensi.


baru yang kecil dan berpigmen pada kulit yang Metastasis dalam waktu singkat tidak
normal. Berpigmen yaitu seperti: hanya melalui kelenjar limfe regional
1. perubahan dalam warna tetapi juga melalui aliran darah sehingga
2. perubahan dalam ukuran (terutama menyebabkan hipertensi.
pertumbuhan yang cepat) 2. Hypercholesterolemia.
3. timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar, atau rasa Menderita kanker kulit karena kelainan c. X-ray dada

sakit) pada genetikanya.


4. terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya
datar
5. perubahan pada permukaan atau perubahan pada PEMERIKS AAN PENUNJANG
konsistensi lesi berpigmen
1. Tes laboratorium
6. berkembangnya lesi satelit d. Scan tulang

7. Akademi dermatologi Amerika menekankan


pentingnya ABCD saat mengevaluasi setiap lesi
berpigmen, yaitu Asimetri, Border irregularity,
Color variegation, Diameter yang lebih dari 6
mm.

e. Biopsi jaringan
2. Tes diagnostik dapat meliputi juga seperti
ini:
a. Biopsi lesi
60

Karakteristik Histopatologi Melanoma Malignadi


Bagian Patologi Anatomi RSUP Dr. Moh. Hoesin
Palembang Tahun 2009-2013
Nisrina Ariesta Syaputri1, Zulkarnain Musa2, Indri Seta
Septadina3
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas
Sriwijaya2Bagian Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas
Sriwijaya3Bagian Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas
Sriwijayanisrinaariesta@yahoo.com

ABSTRAK
Melanoma maligna merupakan tumor ganas yang berasal dari melanosit dengan
gambaran berupa lesi kehitam-hitaman pada kulit. Melanoma maligna merupakan
satu dari tiga jenis kanker kulit yang mempunyai insiden terendah namun angka
kematian yang disebabkannya cenderung lebih besar yaitu 75% akibat kanker kulit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik histopatologi melanoma
maligna pada sediaan di Bagian Patologi Anatomi RSUP Dr. MohammadHoesin
Palembang pada tahun 2009-2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode
deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Dari 29.175 rekam medik
pasien di Bagian Patologi Anatomi RSMH selama 2009-2013, diperoleh 30 kasus
melanoma maligna yang memenuhi kriteria inklusi. Angka kejadian melanoma
maligna di BagianPatologi Anatomi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun
2009-2013 adalah 0.103%. Melanoma maligna lebih banyak ditemukan pada
perempuan (70%) daripada laki-laki (30%), dan paling sering terjadi pada kelompok
usia 45-53 tahun dengan persentase 30%. Karakteristik histopatologi yang paling
banyak ditemukan dalam penelitian ini adalah subtipe nodular melanoma (100%).
Angka kejadian melanoma maligna di Bagian Patologi Anatomi RSMH tahun 2009-
2013 adalah 0,103%, dengan angka kejadian tertinggi pada tahun 2012 yaitu 0.28%.
Nodular melanoma merupakan subtype yang paling banyak ditemukan.

Kata Kunci : melanoma maligna, nodular melanoma, histopatologi


61

ABSTRACT
Histopathological characteristic of malignant melanoma at anatomical
pathology department of RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2009-
2013. Malignant melanoma is an malignant tumour derived from melanocyte with a
macroscopic characteristic like a blackish lesion in the skin. Malignant melanoma is
one of the three types of skin cancer which has the lowest incidence of mortality, but
the number of deaths is tend to be larger, which causes 75% of deaths from skin
cancer. This study aims to know about the histopathological characteristic of
malignant melanoma at Anatomical Pathology Department of RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang in 2009-2013. The study was observational descriptive using cross
sectional approach. From 29.175 medical records at Anatomical Pathology
Department ofRSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2009-2013, obtained 30
malignant melanoma cases which met the inclusion criteria. The incidence of
malignant melanoma at Anatomical Pathology of RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang in 2009-2013 was 0.103%. Malignant melanoma is more common in
women (70%) than men (30%) and most often occurs in the age group of 45-53 years
with a percentage of 30%. The most common histopathological characteristics found
in this study is nodular melanoma (100%). The incidence of malignantmelanoma at
Anatomical Pathology of RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2009-2013
was 0.103% with the highest incidence is 0.28% in 2012. Nodular melanoma was the
most frequently encountered subtype of malignant melanoma.

PENDAHULUAN
Melanoma maligna adalah Badan Registrasi Kanker-Ikatan Ahli
tumor ganas yang berasal dari Patologi Indonesia (BRK-IAPI) tahun
melanosit dengan gambaran berupa 2002, kanker kulit menempati
lesi kehitaman pada kulit. Tempat peringkat ketiga dari 10 jenis kanker
predileksi tumor dilaporkan terbanyak terbanyak ditemukan di Indonesia.
di ekstremitas bawah, kemudian Kanker kulit yang mempunyai
didaerah badan,kepala, leher, frekuensi terbanyak adalah jenis
ektremitas atas, dan kuku.Lesi awal karsinoma sel basal (39.9%) yang
dari penyakit ini sangat sulit dibedakan paling banyak berokasi di muka,
dengan tumor lainnya. Metastasis karsinoma sel squamosa (39.57%)
dapat berlangsung dalam waktu yang paling banyak berlokasi di kaki
singkat, tidak saja melalui aliran limfe dan melanoma maligna (11.44%) yang
ke kelenjar regional, tetapi juga dapat paling banyak berlokasi di telapak
menyebar melalui aliran darah ke kaki.
organ interna yang dapat menyebabkan
Melanoma maligna merupakan
kematian. 1Berdasarkan data dari
satu dari tiga jenis kanker kulit yang
62

mempunyai insiden terendah namun terjadi di seluruh belahan dunia,


angka kematian yang disebabkannya namun insiden padapopulasi kulit
cenderung lebih besar yaitu putih umumnya meningkat dan insiden
menyebabkan 75% kematian akibat tertinggi tercatat terjadi di Australia, di
kanker kulit. Insiden melanoma mana angka tahunannya adalah 10
maligna pada beberapa dekade terakhir sampai lebih dari 20 kali angka di
juga menunjukkan peningkatan yang Eropa. Pada tahun 2002, tercatat
signifikan.3,4Oleh karena itu, deteksi sekitar 79.000 laki-laki sampai 81.000
dini keganasan dari sel melanosit wanita didiagnosa melanoma maligna
sangat diperlukan sehingga diagnosis dimana 80% kasusnya tercatat di
dapat ditingkatkan terutama pada lesi Australia, Amerika Utara, New
baru yang berpigmen atau terdapat Zealand dan Eropa. Pada tahun yang
perubahan pada tahi lalat yang sama pula tercatat 22.000 laki-laki dan
mencakup perubahan warna, ukuran, 19.000 wanita meninggal karena
permukaan, konsistensi, adanya gejala melanoma maligna.5Penyakit ini
seperti panas, rasa terbakar, dan sakit jarang dijumpai sebelum pubertas,
serta apabila terjadi peninggian pada tetapi dapat mengenai semua usia.
lesi yang sebelumnya datar dan Insiden tertinggi pada usia 35-55
ditemukannya lesi satelit. Selain itu, tahun. Di Australia insiden tertinggi
American Dermatology Academyjuga melanoma maligna adalah pada usia
menekankan akan pentingnya kriteria 15-44 tahun. Dapat mengenai pria dan
ABCD (asymetry, border irregularity, wanita dengan prevalensi yang sama,
color variegation, and diameter more namun morbiditasnya lebih tinggi pada
than 6 mm) dalam mengevaluasi lesi pria. 5,3
berpigmen. Melanoma maligna dapat
Di Indonesia, kasus melanoma epidemiologi mendukung hubungan
maligna banyak ditemukan, namun positif dengan riwayat terbakar sinar
data insidensinya sulit diperoleh matahari, terutama terbakar sinar
karena sebagian dari kasus ini matahari pada usia dini sehingga risiko
ditangani ekstramural. Data yang melanoma maligna lebih tinggi pada
tersedia saat ini hanya berupa insiden orang dengan riwayat kanker kulit
melanoma maligna di beberapa rumah non-melanoma dan solar keratosis,
sakit. Dalam rentang 5 tahun (2002- dimana keduanya merupakan indikator
2007), kasus melanoma maligna dari paparan sinar UV.5Keberadaan
sekitar 21% dari keseluruhan kanker melanocytic nevipada kulit juga perlu
kulit di RS Dr. M. Djamil Padang, dan diwaspadai sebagai faktor resiko
9.1% di RSUP Dr. Moh. Hoesin terjadinya melanoma maligna. Hampir
Palembang.6,3Paparan sinar UV separuh dari keseluruhan kasus
merupakan faktor resiko yang melanoma maligna terjadi pada nevus
signifikan terhadap berkembangnya yang sudah ada dan sisanya terjadi
melanoma maligna. Beberapa studi pada kulit normal.7Selain itu, usia juga
63

merupakan salah satu faktor resiko freckle atauprakankerDubreilh) dengan


melanoma maligna dimana seiring persentase 14% dari seluruh
dengan bertambahnya usia kasus.8Sedangkan Reed menambahkan
kecenderungan untuk terjadinya satu klasifikasi lagi yaitu acral-
melanoma maligna semakin lentiginous melanomayang paling
meningkat. 6,4Berdasarkan sering terjadi pada kelompok etnis
dasarperjalanan penyakit, gambaran kulit hitam.9Pengetahuan mengenai
klinis dan karakteristik histopatologi, karakteristik histopatologi sangat
CLARK dan MIHM membagi penting dalam menegakkan diagnosis
melanoma maligna menjadi 3 tipe melanoma maligna. Penegakan
yaitu bentuk superfisial yang diagnosis pasti secara dini dapat
merupakan kasus tersering dengan mencegah komplikasi dan
persentase 54% dari seluruh kasus, progresivitas penyakit melanoma
bentuk nodular (melanoma d’emblée) maligna, sehingga penatalaksaan
dengan persentase 32% dari seluruh menjadi lebih efektif dan prognosis
kasus dan bentuk lentigo maligna menjadi lebih baik.
melanoma (Hutchinson’s melanotic

METODE
Penelitian ini dilakukan di pada penelitian ini adalah semua arsip
Bagian Patologi Anatomi RSUP Dr. pasien yang diperiksa di Bagian
MohammadHoesinPalembangpadabula Patologi Anatomi RSUP Dr.
n Juni sampai Desember2014. Jenis Muhammad Hoesin Palembang tahun
penelitian yang digunakan adalah 2009-2103. Subjek penelitian diambil
metode deskriptif observasional dari populasi yang memenuhi kriteria
dengan pendekatan cross sectional. inklusi yaitu arsip pasien telah
Informasi yang diperoleh darirekam didiagnosis melanoma maligna serta
medik pasienadalah usia, jenis mempunyai data lengkap
kelamin, dan karakteristik untukmemenuhi variabel penelitian.
histopatologi.Populasi yang didapat

PEMBAHASAN
Angka kejadian melanoma 2002-Maret 2007 yang berjumlah 9
maligna di RSUP Dr. Moh. Hosein orang.6Menurut Anaise dan
Palembang tersebut masih lebih besar Downingbaik insiden maupun
jika dibandingkan dengan angka mortalitas melanoma maligna terus
kejadian melanoma maligna di RS. Dr. mengalami peningkatan di semua
M. Djamil Padang periode Januari negara yang mereka teliti.10,11Hal ini
64

cukup sesuai dengan penelitian ini, prostat.4Penelitian yang dilakukanoleh


namun terdapat sedikit perbedaan Hendaria, dkk juga memiliki hasil
dimana insiden melanoma maligna yang serupa dengan penelitian ini
mengalami penurunan drastis pada dimana usia rata-rata terjadinya
tahun 2013. Banyak hal yang dapat melanoma maligna tertinggiterjadi
mempengaruhi perbedaan hasil ini pada usia 35-55 tahun.3Sebuah studi
seperti perekonomian dunia yang epidemiologi yang dikemukakan oleh
mengalami penurunan, sehingga Sadoff, dkk menyatakan bahwa insiden
berpengaruh pada status ekonomi dan tertinggi terjadinya melanoma maligna
kesehatan masyarakat Indonesia pada wanita adalah pada saat dekade
khususnya di Sumatera Selatan ke-3 dan ke-4 dimana pada dekade itu
terlebih pada kemampuan finansial aktivitas estrogen sangat
dalam melakukan pemeriksaan.Namun tinggi.12Paparan sinar UV yang
untuk memastikan hal tersebut harus lamadan usia produktifmungkin dapat
diketahui karakteristik sosiodemografi, menjadi salah satu alasan yang
seperti status ekonomi yang tidak mendasarinya, dimana perempuan atau
tercantum di dalam rekam medik laki-laki yang usianya lebih
pasien. Selain itu hal ini mungkin saja
tua memiliki intensitas waktu
diakibatkan oleh perbedaan kriteria
paparan terhadap sinar UV yang lebih
inklusi maupun sampel yang
banyak jikadibandingkan dengan anak-
diteliti.Berdasarkan usia, penelitian ini
anak dan lansia. Namun masih
mendapatkan hasil berupa kelompok
dibutuhkan data lebih lanjut mengenai
usia yang paling sering terdiagnosis
lamanya intensitas paparan sinar
melanoma maligna adalah kelompok
UVdan jenis pekerjaan pasientersebut.
usia 45-53 tahun sebanyak 9 kasus
Dapat kita lihat dari gambar di atas,
(30%), diikuti berturut-turut kelompok
penderita melanoma maligna lebih
usia 65-75 tahun sebanyak 7 kasus
sering terjadi pada perempuan (70%)
(23.33%), dan kelompok usia 54-64
dibandingkan dengan laki-laki (30%).
tahun sebanyak 6 kasus (20%),
Hasil ini sesuai dengan apa yang
kelompok usia 76-86 tahun sebanyak 5
diuangkapkan Goldsmith, dkk bahwa
kasus (16.67%), kelompok usia 32-42
di Amerika Serikat, wanita memiliki
tahun sebanyak 2 kasus (6.67%) serta
insiden yang lebih tinggi sebelum usia
kelompok usia 21-31 tahun sebanyak 1
40 tahun dan setelah 40 tahun, pria
kasus (3.33%).Hasil penelitian ini
memiliki insiden yang lebih tinggi,
serupa dengan data yang diperoleh dari
namun mekanismenya belum diketahui
Goldsmith, dkk yang menyatakan
secara pasti.4Berdasarkan studi yang
bahwa melanoma maligna paling
dilakukan oleh Koomen, dkk serta de
sering terjadi pada usia rata-rata 52
Giorgi, dkk, penggunaan estrogen
tahun, 10-15 tahun lebih dini dari usia
terutama pada pengkonsumsian pil
rata-rata terjadinya tumor payudara,
kontrasepsi dapat meningkatkan resiko
paru-paru, colondan
terjadinya melanoma
65

maligna.13,14Hal inilah yang mungkin Secara mikroskopis, karakteristik


mendasari mengapa melanoma histopatologis NM yang ditemukan
maligna lebih sering terjadi pada pada pasien di RSUP Dr. Moh Hoesin
perempuan. De Giorgi, dkk Palembang menunjukkan gambaran
berpendapat bahwa efek selular yang serupa walaupun dengan
estrogen dimediasi oleh dua resptor kedalaman invasi tumor yang berbeda-
estrogen (ERs) yaitu ERαdan ERβ. beda. Gambaran histopatologinya
ERβbekerja mengantagonis aksi dapat berupa bentuk tumor yang
proliferatif yang ditimbulkan oleh meninggi, dome-shaped(berbentuk
Erα.14Mengenai aksi proliferatif yang kubah) atau poliploid. Epidermis
diakibatkan oleh ERα, Koomen, dkk terlihat menipis, hilang atau
menduga adanya efek estrogen pada mengalami ulserasi. Tampak massa
proliferasi melanosit yang dapat tumor epitelial terdiri dari sel-sel
memicu terjadinya keganasan namun melanosit hiperplasia yang tersusun
mekanisme kerjanya masih belum jelas difus dengan betuk sel besar, bulat,
dan masih dalam epiteloid, inti pleomorfik, membran
investigasi.13Ditinjau dari gambaran inti tebal, nukleoli besar, menonjol dan
histopatologi, dapat disimpulkan eosinofilik. Sebagian tampak pigmen
bahwa nodular melanoma merupakan berwarna cokelat kehitaman, inklusi
subtipe melanoma maligna yang paling sitoplasmik intranuklear,
sering terjadi dengan persentase 100%. multinucleated giant cell, infiltrat
Hasil penelitian ini berbeda dengan limfosit disekitar tumor serta area
data yang diperoleh dari kebanyakan nekrosis. Selain dapat melibatkan
penelitian yang dilakukan. lapisan epidermis dan dermis, tumor
Goldsmithmenyatakan bahwa ini juga dapat melibatkan adneksa
superficial spreading melanoma(SSM) kutaneus dan pembuluh darah
merupakan jenis melanoma tersering sehingga dapat menyebabkan
dengan persentase 70% dibandingkan perdarahan. Hal ini ditandai dengan
dengan jenis melanoma kutaneus ditemukannya hiperemis dan fokal-
lainnya.4Satu penelitian di Indonesia fokal perdarahan pada beberrapa
oleh Putra, memiliki data yang sama pasien melanoma di Bagian Patologi
bahwa, nodular melanoma merupakan Anatomi RSUP Dr. Mohammad
subtipe melanoma maligna yang paling Hoesin Palembang. Ada juga beberapa
sering terjadi di Indonesia.15Halini pasien memilki karakteristik
mungkin dikarenakan kurangnya histopatologi berupa terdapatnya sel-
kepedulian masyarakat khususnya di sel melanositik yang berproliferasi
Sumatera Selatan terhadap suatu lesi di tumbuh kedalam dermis membentuk
dipermukaan kulitnya sehingga pasien sarag-sarang solid sampai kedermis
melanoma yang melakukan profunda diperbatasan subkutan.
pemeriksaan ke dokter sudah dalam
stage lanjut berupa nodular melanoma.
66

Padang. Cermin Dunia Kedokeran,


2011: 109-110.
7. Sjafrida. dan Sadono, E.G.
KESIMPULAN Terfenadine Meningkatkan
Aktivitas Caspase-9 pada Kultur
Angka kejadian melanoma Sel Melanoma Maligna. Jurnal
maligna di Bagian Patologi Anatomi Kedokteran Brawijaya, 2013: 193.
RSUP Dr.Mohammad Hoesin 8. James, W. D., dkk. Andrews’
Palembang tahun 2009-2013 adalah Diseases of TheSkin: Clinical
0.103%dengan nodular melanoma Dermatology: “Disturbances of
sebagai subtipe yang paling banyak Pigmentation” (edisi ke-11).
ditemukan (100%). Elseiver Inc: UK, 2011: 846-862.
DAFTAR PUSTAKA 9. Reed, J. A., dkk. Lentigo Maligna
with Melanoma In Situ on
1. Busam, K.J. Melanocytic Chronically Sun Demaged Skin.
Proliferation. Dalam: Busam, K.J. Archives of Pathology and
(Editor). USA,2011: 466-498. Laboratory Medicine, 2011: 838-
2. Pasaribu, E.T.Kontroversi 841.
Profilaksis Efektif Node Diseksi (http://www.archivesofpathology.o
dalam Penanganan Melanoma rg/doi/full/10.1043/2011-0051-
Maligna. Majalah Kedokteran RAIR.11, diakses 9 Juli 2014).
Nusantara, 2006: 433. 10. Meyskens, F.L., dkk. Etiologic
3. Hendaria, P.M., dkk. Kanker Kulit. Pathogenesis of Melanoma A
Artikel Ilmiah pada Fakultas Unifying Hypothesis for the
Kedokteran Universitas Udayana, Missing Attributable Risk. Clinical
2013:8-9. Cancer Research, 2003: 1158.
4. Goldsmith, L.A., Katz, S.I., (http://www.clinicancerres.aacrjour
Gilchrest, B.A., Paller, A.S., nals.org/content/10/8/2581, diakses
Leffel, D.J. dan Wolff, 4 Agustus 2014).
K..Fitzpatrick’s Dermatology 11. Veronique, Bataille. Risk Factors
inGeneral Medicine (edisi ke-8). for Melanoma Development.
United States, 2012: 787-830. Expert Review of Dermatology.
5. Vries, E., dkk. Malignant Expert Review Ltd, 2009: 1-2
Melanoma: Introduction. Dalam: 12. Sadoff, L.,Winkley, J., dan Tyson,
Le Boit, P.E., dkk. (Editor). WHO S.Is Malignant Melanoma an
Classification of Tumours, Endocrine-Dependent Tumor? The
Pathology and Genetics of The Possible Adverse Effect of
Skin Tumours. IARC Press: Estrogen. Karger Medical
Prancis,2013: 52-65. andScientific Publisher, 2009: 244-
6. Azamris. Kanker Kulit di Bagian 257.
Bangsal BedahRS Dr. M. Djamil (http://www.karger.com/Article/Ab
67

stract/224736), diakses tanggal 2


Januari 2015.
13. Koomen, E.R., Joossee, A.,
Herings, R. M. C., Casparie, M. K.,
Guchelaarl, H. J., Nijsten, T.
Estrogens, Oral Contraceptives and
Hormonal Replacement Therapy
Increase the Incidence of
Cutaneous Melanoma: a
population-based case–control
study, 2008:358-364.Oxford
University Press, England.
(http://annonc.oxfordjournals.org/c
ontent/20/2/358.full, diakses 31
Desember 2014).
14. Giorgi, D. V, dkk. Estrogens,
Estrogens Receptors and
Melanoma, 11(5):739-47.
Department of Dermatology,
University of Florence, Italy, 2011.
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pub
med/21554049, diakses 31
Desember 2014).
15. Putra, Imam, Budi. Tumor Kulit
yang Berasal dari Melanocytes
System. Artikel Ilmiah pada
Fakultas Kedokteran USU yang
tidak dipublikasikan, 2008: 11-19.
68

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NERS
Jalan Beliang No.110 Palangka Raya Telp. (0536)3327707

LEMBAR KONSUL
Nama Mahasiswa : Ni Ketut Dika Novita
Program Studi : S1 Keperawatan
Tingkat / Semester : III A/V
Preseptor Akademik : Rimba Aprianti, S.Kep., Ners
NO Hari / Hasil Konsultasi TTD TTD
Tanggal Preseptor Mahasiswa
69

1 Selasa, 13 1. Bimbingan Pre Conference


2. Perhatikan sistematika penulisan
Oktober
3. Perbaiki Tujuan umu dan khusus BAB 1
2020 4. Perbaiki WOC
5. Perbaiki susunan sub-sub tema
6. Tambahkan gambar
7. Masukkan Jurnal terkait
8. Buat daftar pustakan 10 tahun terakhir
9. Lanjutkan BAB 2
Sarjana Keperawatan 3A is inviting you to a
scheduled Zoom meeting.
Topic: Bimbingan Pre Konference PPK II Kel.
2 Kelas 3a Pembimbing Rimba Aprianti
Time: Oct 13, 2020 02:00 PM Jakarta
Join Zoom Meeting
https://zoom.us/j/95055679556?
pwd=NnhvV2xtTlpNOUlRVlVOeFNKWS9G
dz09
Meeting ID: 950 5567 9556
Passcode: Xcg680

1. Melaksanakan bimbingan Askep


2. Perhatikan sistematika penulisan
3. Lengkapi lembar-lembar persetujuan dan
pengesahan
4. Perbaiki Askep (Keluhan utama, Riwayat
2. Senin, 19
penyakit sekrang, lengkapi data fokus,
Oktober
Lengkapi analisa data dan sesauikan bila
2020
70

Anda mungkin juga menyukai