Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny. C DENGAN DIAGNOSA BLEFARITIS


SISTEM PENGINDERAAN

Oleh :

Nama : Trisia Vironika


Nim : 2018.C.10a.0990

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Ini Disusun Oleh:


Nama : Trisa Vironika
NIM : 2018.C.10a.0990
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul : Laporan pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Ny. C
Dengan Diagnosa Medis Blefaritis Di Sistem Penginderaan

Telah melaksanakan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


menempuh Praktik Praklinik Keperawatan II (PPK II) Pada Program Studi S-1
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

PEMBIMBING VIRTUAL
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ners, Pembimbing Akademik

Meilitha Carolina, Ners, M.Kep. Rimba Aprianti, S. Kep., Ners

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan
Pada Ny. C Dengan Diagnosa Medis Blefaritis Di Sistem Penginderaan”Laporan
pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas (PPK 2).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKES Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Rimba Aprianti, S. Kep., Ners selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini
4. Masukkan koordinator
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Palangka Raya, 16 September 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum...........................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus..........................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan............................................................................2
1.4.1 Untuk Mahasiswa.....................................................................2
1.4.2 Untuk Klien dan Keluarganya..................................................3
1.4.3 Untuk Institusi..........................................................................3
1.4.4 Untuk IPTEK............................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................4
2.1 Konsep Penyakit......................................................................................10
2.1.1 Definisi ..........................................................................................10
2.2.2 Anatomi Fisiologi...........................................................................11
2.2.3 Etiologi...........................................................................................14
2.2.4 Klasfikasi........................................................................................14
2.2.5 Patofisiologi...................................................................................15
2.2.6 Manifestasi Klinis...........................................................................17
2.2.7 Komplikasi ....................................................................................17
2.2.8 Pemeriksaan Penunjang.................................................................17
2.2.9 Penatalaksanaan Medis..................................................................18
2.2 Menajeman Asuhan Keperawatan.........................................................19
2.3.1 Pengkajian Keperawatan.................................................................19
2.3.2 Diagnosa Keperawatan....................................................................19
2.3.3 Intervensi Keperawatan...................................................................19
2.3.4 Implementasi Keperawatan.............................................................20
2.3.5 Evaluasi Keperawatan.....................................................................20
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN............................................................21
3.1 Pengkajian.................................................................................................21
3.1.1 Identitas Klien..................................................................................21
3.1.2 Riwayat Kesehatan Keperawatan....................................................21
3.1.3 Pemeriksaan Fisik............................................................................22
3.1.4 Pola Fungsi Kesehatan............................................................................27
3.1.5 Sosial-Spiritual................................................................................28
3.1.6 Data Penunjang ...............................................................................29
3.1.7 Penatalaksanaan Medis....................................................................29
3.2 Tabel Analisa Data....................................................................................30
3.3 Rencana Keperawatan...............................................................................33
3.4 Implementasi Dan Evaluasi.......................................................................35
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada
kelopak  merupakan radang kelopak dan tepi kelopak.Radang bertukak atau tidak
pada tepi kelopak bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut.Blefaritis
ditandai dengan  pembentukan  pembentukan minyak berlebihan berlebihan di
dalam kelenjar kelenjar di dekat kelopak kelopak mata yang merupakan
lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di
kulit.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari global Blefaritis adalah salah
satu keluhan okuler yang paling sering ditemukan, tetapi data epidemiologis
mengenai blefaritis masih sangat minim. Dokter spesialis mata
(ophthalmologist) dan ahli optometri (optometrist) di Amerika Serika pada tahun
2009 melakukan survei dan menemukan pasien dengan tanda-tanda blefaritis
sebanyak 37% dan 47% dalam praktek sehari-hari. Sekitar 5% kasus penyakit
mata pada layanan primer di Inggris adalah kasus blefaritis
Sebuah studi yang dilakukan selama 10 tahun (2004-2013) di Korea Selatan,
kasus blefaritis secara keseluruhan adalah 1,1 per 100 orang setiap tahun dan
menunjukkan adanya peningkatan pada jumlah pasien wanita. Setiap rentang usia
dan kelompok etnis dapat mengalami blefaritis tanpa terkecuali. Prevalensi dan
insidensi blefaritis meningkat seiring waktu, dengan usia terbanyak sekitar 40
tahun pada blefaritis Staphylococcus dan 50 tahun pada blefaritis kronis. 80%
pasien blefaritis adalah wanita. Sementara itu, prevalensi kasus blefaritis di
Indonesia belum terlalu jelas karena epidemiologi untuk penyakit ini pun belum
diketahui.
Pencegahan dari penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti
Cuci muka secara teratur, untuk wanita yang biasa memakai riasan wajah, jangan
lupa untuk membersihkannya setiap sebelum tidur malam, selalu jaga kebersihan
tangan untuk menghindari infeksi bakteri, dan jangan menggaruk mata dengan

4
tangan yang kotor, Segera periksa ke dokter bila mata memerah, membengkak,
dan terasa nyeri. Mintalah sampo khusus ke dokter untuk mengurangi ketombe,
terutama pada penderita yang kondisi ketombenya sudah parah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat
dirumuskan masalah dalam studi kasus ini adalah :
1.2.1 Bagaimana Intervensi Keperawatan Mandiri pada pasien yang mengalami
Blefaritis di Sistem Penginderaan?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami dan melakukan peran sebagai perawat dalam
pencegahan dan penanganan masalah Blefaritis di Sistem Penginderaan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian, menganalisa, menentukan diagnosa
keperawatan, membuat intervensi keperawatan, mampu melakukan
perawatan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah
diberikan.
2. Mampu memberikan tindakan keperawatan yang diharapkan dapat
mengatasi masalah keperawatan pada kasus tersebut.
3. Mampu mengungkapkan faktor-faktor yang menghambat dan
mendukung serta permasalahan yang muncul dari asuhan keperawatan
yang diberikan.
Tujuan Khusus adalah manajemen keperawatannya
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang penyakit
Blefaritis dan juga mengembangkan kemampuan penulis dalam mengaplikasikan
ilmu pengetahuan yang diperoleh selama menempuh pendidikan di Program Studi
S1 Keperawatan Stikes Eka Harap Palangka Raya.
1.4.2 Bagi Klien dan Keluarga

5
Klien dan keluarga mengerti cara perawatan pada pasien yang
mengalami Blefaritis secara benar dan bisa melakukan keperawatan di
rumah dengan mandiri. Tidak perlu
1.4.3 Bagi Institusi
Sebagai bahan atau sumber data bagi peneliti berikutnya dan bahan
pertimbangan bagi yang berkepentingan untuk melanjutkan penelitian sejenis dan
untuk publikasi ilmiah baik jurnal nasional maupun jurnal intenasional.
1.4.4 Bagi IPTEK
Sebagai sumber ilmu pengetahuan teknologi, apa saja alat-alat yang dapat
membantu serta menunjang pelayanan perawatan yang berguna bagi status
kesembuhan klien.

6
BAB 2
TINJUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Penyakit


2.1.1 Anatomi Fisiologi
Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata,
serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata
di depan kornea serta menyebarkan film air mata yang telah di
produksi ini ke konjungtiva dan kornea. Palpebra merupakan alat
penutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap
trauma, trauma sinar dan pengeringan mata, karena kelopak mata juga
berfungsi untuk menyebarkan film air mata ke konjungtiva dan
kornea.

Pada kelopak terdapat bagian-bagian:


1. Satu lapisan permukaan kulit. Tipis dan halus, dihubungkan oleh
jaringan ikat yang halus dengan otot yang ada dibawahnya, sehingga kulit
dengan mudah dapat digerakkan dari dasarnya. Dengan demikian, maka
edema dan perdarahan mudah terkumpul disini, sehingga menimbulkan
pembengkakan palpebra. Di kulit ini pun terdapat kelenjar keringat Zeis
dan Moll, rambut seperti pada bagian tubuh yang lain.

5
2. Kelenjar seperti kelenjar sebasea, kelenjar moll atau kelenjar
keringat, kelenjar zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar meibom pada
tarsus dan bermuara pada tepi kelopak mata.
Otot seperti:
1. M. Orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak
atas dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. M. Orbikularis
berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N. fasial.
2. M. riolani. Otot yang ada di pinggir kelopak mata. Bersamaan
dengan M. orbikularis okuli berfungsi untuk menutup mata.
M. Levator palpebra berjalan kearah kelopak mata atas dan berinsersi
pada lempeng tarsal. Otot ini dipersarafi oleh saraf ketiga (okulomotor).
Kerusakan pada saraf ini atau perubahan-perubahan
2.1.2 Definisi
Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi
pada kelopak  merupakan radang kelopak dan tepi kelopak.Radang bertukak atau
tidak pada tepi kelopak bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. radang
pada kelopak dan/atau tepi kelopak” (Arif Mansjoer, 2015).
Menurut Dr. Suparyanto., M.Kes Blefaritis adalah radang pada kelopak
mata. Radang yang sering terjadi pada kelopak merupakan radang kelopak dan
tepi kelopak. Radang bertukak atau tidak pada tepi kelopak bisanya melibatkan
folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak
berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan
yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit.
Blefaritis adalah inflamasi batas kelopak mata dan margo palpebra yang
umum, biasanya disebabkan oleh infeksi maupun alergi kosmetik. Radang
kelopak ini dapat menjadi radang yang bertukak pada tepi kelopak bisanya juga
melibatkan folikel dan kelenjar rambut (Anas Tamsuri, 2016).

6
(Gambar 1. Blefaritis)
2.1.3 Etiologi 
Blefaritis dapat disebabkan infeksi staphylococcus, dermatitis
seboroik, gangguan kelenjar meibom, atau gabungan dari ketiganya.
Blefaritis anterior biasanya disebabkan karena infeksi staphylococcus atau
dermatitis seboroik yang menyerang bulu mata. Pada infeksi
staphylococcus aureus, didapatkan pada 50% pada pasien yang menderita
blefaritis, tapi hanya 10% orang yang tidak memberikan gejala blefaritis
namun ditemukan bakteri staphylococcus. Infeksi staphylococcus
epidermidis, didapatkan sekitar 95% pasien. Blefaritis seboroik serupa
dengan dermatitis seboroik, dan posterior blefaritis (meibomian blefaritis)
disebabkan gangguan kerja kelenjar meibom. Kelenjar meibom yang ada
sepanjang batas kelopak mata, dibelakang batas bulu mata, kelenjar ini
menghasilkan minyak ke kornea dan konjungtiva. Kelenjar ini
disekresikan dari lapisan luar air mata, yang bisa menghambat
penguapan air mata, dan membuat permukaan mata menjadi tetap halus,
dan membantu menjaga struktur dan keadaan mata.

7
Gambar 1. Blefaritis karena staphylococcus.

2.1.4 Klasifikasi 
Berdasarkan letaknya, blefaritis dibagi menjadi:
1. Blefaritis anterior: blefaritis yang terjadi di kelopak mata bagian
luar, tempat dimana bulu mata tertanam. Blefaritis anterior biasanya
disebabkan oleh infeksi bakteri (staphyloccus blepharits) atau ketombe
di kepala dan alis mata (blefaritis seboroik). Walaupun jarang, dapat
juga disebabkan karena alergi.
2. Blefaritis posterior: blefaritis yang terjadi di kelopak mata bagian
dalam, bagian yang kontak langsung dengan bola mata. Blefaritis
posterior dapat disebabkan karena produksi minyak oleh kelenjar di
kelopak mata yang berlebihan (blefaritis meibom) yang akan
mengakibatkan terbentuknya lingkungan yang diperlukan bakteri
untuk bertumbuh. Selain itu, dapat pula terjadi karena kelainan kulit
yang lain seperti jerawat atau ketombe.
2.1.5 Patofisiologi
Patofisiologi blefaritis biasanya terjadi kolonisasi bakteri pada mata
karena adanya pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di
dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri
yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit. Hal ini mengakibatkan
invasi mikrobakteri secara langsung pada jaringan di sekitar kelopak
mata, mengakibatkan kerusakan sistem imun atau terjadi kerusakan yang
disebabkan oleh produksi toksin bakteri, sisa buangan dan enzim.
Kolonisasi dari tepi kelopak mata dapat diperberat dengan adanya
dermatitis seboroik dan kelainan fungsi kelenjar meibom.

8
Infeksi/alergi akib  at disfungsi Infeksi bakteri staphylococcus aureus,
streptococcus alpha/beta Infeksi oleh virus
kelenjar meibom oleh debu, hemolyticus, pnemokok, psedomonas, disebabkan herpes zoster, Jamur dapat menyebabkan
demodex folliculorum, hingga pityrosporum herpes simplex, vaksinia superfisial (sistemik).
asap, bahan kimia, dan sebagainya.
ovale.
iritatif/bahan kosmetik.

BLEFARITIS

Destruksi folikel Peradangan di Peradangan di Peradangan di Inflamasi kelanjar


rambut margo papebra margo papebra margo papebra kulit di daerah
bulu mata

Buklu mata rontok Sensitive terhadp Sensitive terhadp Sensitive terhadp


dan tidak digantii cahaya cahaya Pelepasan lapisan
cahaya
baru tanduk dikulit dan
daerah bulu mata
Rasa terbakar, Rasa terbakar,
Krusta berwarna gatal pda gatal pda Rasa terbakar,
kuning palpebra palpebra gatal pda Ukuran kecil
palpebra tepian palpebra
Adanya skuama
Mengosok mata Pembengkakan
pada palebra Kerusakan
kelopak mata
Pembengkakan integritasi kulit
kelopak mata
Tidak mengerti
Gangguan cintra kondisinya Gangguan rasa
tubuh nyaman (nyeri)
Pasien merasa
Kurangnya khawatir
paparan informasi

Ansientas
Defisit
pengetahuan

5
2.1.6 Manifestasi Klinis
Gejala :
1. Blefaritis menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik
dan keropeng atau luka terbuka yang dangkal pada kelopak mata.
2. Blefaritis bisa menyebabkan penderita merasa ada sesuatu di matanya. Mata
dan kelopak mata terasa gatal, panas, dan menjadi merah. Bisa terjadi
pembengkakan kelopak mata dan beberapa helai bulu mata rontok.
3. Mata menjadi merah, berair dan peka terhadap cahaya terang. Bisa juga
terbentuk keropeng yang melekat erat pada tepi kelopak mata; jika keropeng
dilepaskan, bisa terjadi pendarahan.
4. Selama tidur, sekresi mata mengering sehingga ketika bangun kelopak mata
sukar dibuka.
Tanda :
1. Skuama pada tepi kelopak
2. Jumlah bulu mata berkurang
3. Obstruksi dan sumbatan duktus meibom
4. Sekresi Meibom keruh
5. Infeksi pada tepi kelopak
6. Abnormalitas film air mata.
2.1.7 Komplikasi
2.1.7.1 Syndrome mata kering adalah komplikasi yang paling sering terjadi pada
blefaritis. Syndrome mata kering (keratokonjungtivis sica) adalah kondisi dimana
mata pasien tidak bisa memproduksi air mata yang cukup, atau air mata menguap
terlalu cepat. Ini bisa menyebabkan mata kekurangan air dan menjadi meradang.
Syndrome ini dapat terjadi karena dipengaruhi gejala blefaritis, dermatitis
seboroik, dan dermatitis rosea, namun dapat juga disebabkan karena kualitas air
mata yang kurang baik. Gejalanya ditandai dengan nyeri atau kering, sekitar mata,
dan ada yang mengganjal di dalam mata dengan penglihatan yang buram. Semua
gejala tersebut dapat dihilangkan dengan menggunakan obat tetes mata yang
mengandung cairan yang dibuat untuk bisa menggantikan air mata.

5
2.1.7.2 Konjungtivitis adalah peradangan pada mata. Ini terjadi ketika ada bakteri
didalam kelopak mata. Kondisi ini menyebabkan efek buruk pada penglihatan.
Pada banyak kasus konjungtivitis akan hilang setelah dua atau tiga minggu tanpa
perlu pengobatan. Antibiotik berupa obat tetes mata disarankan untuk mengurangi
gejala, atau untuk menghindari infeksi berulang. Akan tetapi, pada beberapa kasus
masih didapatkan bahwa penggunaan antibiotik tetes tidak lebih cepat
memperbaiki kondisi dibanding dengan menunggu sampai kondisi itu kembali
lagi tanpa pengobatan apapun.
2.1.7.3 Kista meibom adalah pembengkakan yang terjadi pada kelopak mata. Ini
bisa terjadi ketika salah satu kelenjar meibom meradang da menyebabkan
blefaritis. Kista umumnya tapa rasa sakit, kecuali jika disertai dengan infeksi,
yang memerlukan antibiotik. Penggunaan kompres hangat untuk kista bisa
membuat kista mengecil, akan tetapi kista itu sering menghilang dengan
sendirinya. Jika kista tetap ada, ini dapat dihilangkan dengan bedah sederhana
dengan anastesi lokal.
2.1.7.4 Bintil pada kelopak mata adalah bintil pada kelopak mata ini merupakan
benjolan yang nyeri yang terbentuk di luar kelopak mata. Ini disebabkan karena
infeksi bakteri pada folikel bulu mata ( yang berlokasi di dasar bulu mata). Pada
kasus ringan bisa disembuhkan dengan kompres hangat pada daerah sekitar bintil.
Namun, pada kasus yang berat perlu diberikan antibiotik salep dan tablet.
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan mikrobiologi untuk mengetahui penyebabnya:
2.1.8.1 Uji Laboratorium
2.1.8.2 Radiografi
2.1.8.3 Fluorescein Angiografi
2.1.8.4 Computed Tomografi
2.1.8.5 Pemeriksaan dengan slit lamp
2.1.9 Penatalaksanaan Medis
Pengobatan tergantung dari jenis blefaritisnya, namun kunci dari semua
jenis blefaritis adalah menjaga kebersihan kelopak mata dan menghindarkan dari
kerak. Sangat dianjurkan untuk mengurangi dan menghentikan penggunaan bedak
atau kosmetik saat dalam penyembuhan blefaritis, karena jika kosmetik tetap

6
digunakan maka akan sulit untuk menjaga kelopak mata tetap bersih. Kompres
dengan air hangat untuk mengurangi kerak. Bila belum terjadi komplikasi bahan
pembersih seperti campuran air dan shampo bayi atau dengan menggunakan
produk pembersih kelopak mata dapat pula dipergunakan. Untuk kasus yang
disebabkan oleh infeksi bakteri, antibiotik dapat dipergunakan sedangkan untuk
membasmi bakteri terkadang diberikan salep antibiotik (misalnya erythroicyn atau
sulfacetamide) atau antibiotik per oral (misalnya tetracycline).
Jika terdapat dermatitis seboroik maka harus diobati terlebih dahulu. Jika
terdapat kutu, bisa dihilangkan dengan mengoleskan dengan jeli petroleum pada
dasar bulu mata. Jika kelenjar kelopak mata tersumbat, maka perlu dilakukan
pemijitan pada kelopak mata untuk mengeluarkan sisa yang mengumpul sehingga
bisa menghambat aliran kelenjar kelopak mata. Cairan air mata buatan atau
minyak pelembut disarankan pada beberapa kasus. Jika pasien menggunakan
lensa kontak, sebaiknya disarankan untuk menghentikan pemakaiannya terlebih
dahulu selama proses pengobatan. Blefaritis tidak dapat disembuhkan secara
sempurna meski pengobatan telah berhasil, kemungkinan kembali terserang
penyakit ini sangat mungkin terjadi.
2.2 Menajemen Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
Pengumpulan Data, Meliputi
2.2.1.1 Identitas Klien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pekerjaan, kebangsaan, suku,
pendidikan, tanggal MRS, Diagnosa medis
2.2.1.2 Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri nyeri datang terus menerus, terasa seperti
terbakar dan gatal, di bagian kelopak mata sebelah kanan, skala nyeri 8 ,
berlangsung sekitar 10 menit .
2.2.1.3 Riwayat penyakit sekarang
Klien datang dengan keluhan nyeri pada kelopak mata terasa seperti
terbakar, panas dan gatal. Kelopak mata klien tampak terjadi pembengkakan pada
kelopak mata, dirasakan sudah 2 minggu yang lalu, semakin hari pasien

7
merasakan semakin nyeri, Klien dibawa keluarga ke Rumah Sakit dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya, disarankan rawat inap untuk dilakukan tindakan.
2.2.1.4 Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi)
Sebelumnya klien tidak pernah masuk rumah sakit
2.2.1.5 Riwayat Penyakit Keluarga
Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit keturunan
ataupun penyakit menular lainnya.
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
2.2.2.1 Gangguan rasa nyaman nyeri
2.2.2.2 Ansietas
2.2.2.3 Defisit pengetahuan
2.2.3 Intervensi Keperawatan
2.2.3.1Gangguan rasa nyaman nyeri b.d inflamasi akibat infeksi bakteri.
Tujuan: mampu melaporkan adanya pengurangan rasa nyeri/nyeri terkontrol,
pasien mampu mengungkapkan metode pengurangan nyeri.
Ketria hasil :
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
3. pasien mengikuti theraphy farmakologi yang diberikan untuk mengurangi
nyeri
4. Kaloborasi dengan dokter pemberian analgetik, jika perlu.
Intervensi :
1. Observasi lebih lanjut karakteristik nyeri, area dan sklanya
2. Berikan kompres dingin pada kelopak mata yang nyeri
3. Anjurkan istirahat di tempat tidur dalam ruangan yang tenang
4. Lakukan tindakan distraksi dan relaksasi, ciptakan lingkungan yang tenang
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesic
2.2.3.2 Ansietas b.d gangguan penglihatan, kerusakan kelopak mata .
Tujuan : cemas hilang atau berkurang
Keteria Hasil :
1. Klien tampak relaks dan melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat
diatasi
2. Klien menunjukkan keterampilan menyelesaikan masalah

8
3. Klien menggunakan sumber secara efektif
Intervensi :
1. Obersevasi penyebab ansietas
2. Kaji tingkat ansietas.
3. Jelaskan diagnosis & rencana penanganan
4. Berikan informasi seputar blepharitis
5. Dorong pasien untuk mengakui dan mengekspresikan perasaan.
2.2.2.3 Resiko infeksi b.d penyakit kronis
Tujuan: tidak terjadi tanda-tanda infeksi
Kriteris hasil:
1. Demam berkurang
2. Nyeri berkurang
3. Kadar sel darah putih dalam batas normal
Intervensi:
1. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
2. Berikan perawatan kulit pada area edema
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
4. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
5. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
6. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
2.3.4 Implementasi Keperawatan
Pada langkah ini, perawat memberikan asuhan keperawatan yang
pelaksanaannya berdasarkan rencana keperawatan yang telah disesuaikan pada
langkah sebelumnya (intervensi).
2.3.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dimaksudkan yaitu untuk pencapaian tujuan dalam asuhan
keperawatan yang telah dilakukan pasien. Evaluasi merupakan langkah terakhir
dari proses keperawatan dan berasal dari hasil yang ditetapkan dalam rencana
keperawatan.

9
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Trisia Vironika


NIM : 2018.C.10a.0990
Tanggal Praktek : 16 September 2020
Tanggal & Jam Pengkajian : 16 September Mei 2020, pukul : 09:00 WIB

3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Pasien
Klien dengan inisial Ny.C berusia 32 tahun jenis kelamin perempuan suku
dayak bangsa indonesia beragama islam pendidikan terakhir tamat sma
status sudah menikah alamat jalan bangau no.1, Palangka Raya, Klien
masuk ke rumah sakit tanggal 13 mei 2020.
3.1.2 Riwayat Kesehatan /Perawatan
1. Keluhan Utama :
Klien mengatakan nyeri nyeri datang terus menerus, terasa seperti terbakar
dan gatal, di bagian kelopak mata sebelah kanan, skala nyeri 8 ,
berlangsung sekitar 10 menit .
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien datang dengan keluhan nyeri pada kelopak mata terasa seperti
terbakar, panas dan gatal. Kelopak mata klien tampak terjadi pembengkakan
pada kelopak mata, dirasakan sudah 2 minggu yang lalu, semakin hari
pasien merasakan semakin nyeri, Klien dibawa keluarga ke Rumah Sakit dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya (jangan memasukkan nama RS), disarankan
rawat inap untuk dilakukan tindakan. Selama di IGD dilakukan tindakan apa
dan apa alasannya harus dilakukan rawat inap mungkin bisa hasil lab juga
dimasukkan
3.Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi)
Sebelumnya pasien tidak pernah masuk RSUD Dr. Doris Sylvanus
4.Riwayat Penyakit Keluarga

10
Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit keturunan ataupun
penyakit menular lainnya.

Genogram Keluarga :

KETERANGAN:
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Hubungan keluarga
= = Menikah
= Tinggal serumah (pola di atas tdk sesuai )
= Pasien

3.1.3 Pemerikasaan Fisik


1. Keadaan Umum :
Klien tampak sakit, kesadaran compos menthis,berbaring fowler atau
bebas,penampilan pasien tampak rapi, terpasang infus NaCl 0,9 % di tangan
sebelah kanan , dan terpasang Kateter.
2. Status Mental :
Tingkat kesadaran klien compos mentis, ekpresi wajah klien tampak
meringis, bentuk badan klien simetris, posisi berbaring terlentang/bebas,
klien berbicara jelas, suasana hati klien sedih, penampilan klien cukup rapi,
klien mengetahui waktu pagi, siang dan malam dapat membedakan antara

11
perawat dan keluarga serta mengetahui dirinya sedang dirawat di rumah
sakit, insigt klien baik, dan mekanisme pertahanan diri klien adaptif.

3. Tanda-tanda Vital :
Saat pengkajian TTV klien tanggal 16 Septemberi 2020 pukul 09:00 WIB,
suhu tubuh klien/ S = 38°C tempat pemeriksaan axilla, nadi/N = 120x/menit
dan pernapasan/ RR = 25 x/menit, tekanan darah TD = 130/ 80 mmhg.
4. Pernapasan (Breathing)
Bentuk dada klien teraba simetris, klien tidakmemiliki kebiasaan merokok,
klien tidak mengalami batuk, tidak ada sputum, tidak sianosis, klien tidak
terdapat nyeri, tidak mengalami sesak nafas..
Masalah Keperawatan : tidak ada
5. Cardiovasculer (Bleeding)
Tidak Ada nyeri, cappilary refill ≤2 detik, pasien tidak pucat, tidak ada
peningkatan Vena Jugularis, Bunyi Jantung Lup-Dup, irama Reguller.
Masalah keperawatan: tidak ada
6. Persyarafan (Brain)
Nilai GCS : E = 4 (membuka mata spontan), V = 5 (komunikasi verbal
baik), M = 6 (mengikuti perintah), total nilai GCS = 15 (normal), kesadaran
klien tampak normal, pupil isokor, reflex cahaya kanan positif dan kiri
positif, klien merasakan nyeri di bagian perut, tangan kiri, tangan kanan,
kaki kiri, kaki kanan,tidak vertigo, tampak gelisah, tidak aphasia, klien
tidak merasakan kesemutan, tidak bingung, tidak dysarthria dan tidak
mengalami kejang.
Uji Syaraf Kranial :
1. Nervus Kranial I (Olvaktori) : Klien dapat membedakan bau-bauan
seperti : minyak kayu putih atau alcohol.
2. Nervus Kranial II (Optik) : Klien dapat melihat dengan jelas orang yang
ada disekitarnya.
3. Nervus Kranial III (Okulomotor) : Pupil klien dapat berkontraksi saat
melihat cahaya.

12
4. Nervus Kranial IV (Trokeal) : Klien dapat menggerakan bola matanya
ke atas dan ke bawah.
5. Nervus Kranial V (Trigeminal) : Klien dapat mengunyah makanan
seperti : nasi, kue, buah.
6. Nervus Kranial VI (Abdusen) : Klien dapat melihat kesamping kiri
ataupun kanan.
7. Nervus Kranial VII (Fasial) : Klien dapat tersenyum.
8. Nervus Kranial VIII (Auditor) : Pasien dapat perkataaan dokter,
perawat dan keluarganya.
9. Nervus Kranial IX (Glosofaringeal) : Klien dapat membedakan rasa
pahit dan manis.
10. Nervus Kranial X (Vagus) : Klien dapat berbicara dengan jelas.
11. Nervus Kranial XI (Asesori) : klien dapat mengangkat bahunya.
12. Nervus Kranial XII (Hipoglosol) : Klien dapat menjulurkan lidahnya.
Uji Koordinasi :
Ekstermitas atas klien dapat menggerakan jari kejari dan jari kehidung.
Ekstermitas bawah klien dapat menggerakan tumit ke jempol kaki,
kestabilan tubuh klien tampak baik, refleks bisep kanan dan kiri klien baik
skala 1, trisep kanan dan kiri klien baik skla 1, brakioradialis kanan dan kiri
klien baik skla 1, patella kanan kiri klien baik skla 1, dan akhiles kanan dan
kiri klien baik skla 1, serta reflek babinski kanan dan kiri klien baik skla 1.
Tidak ada keluhan lainnya
Masalah keperawatatan : tidak ada
7. Eliminasi Uri (Bladder)
Tidak ada masalah dalam eliminas urin, klien memproduksi urin 250 ml 5x
24 jam (normal), dengan warna kuning khas aroma ammonia, klien tidak
mengalami masalah atau lancer, tidak menetes, tidak onkotinen, tidak
oliguria, tidak nyeri, tidak retensi, tidak poliguri, tidak panas, tidak
hematuria, tidak hematuria, tidak terpasang kateter dan tidak pernah
melakukan cytostomi. Tidak ada keluhan lainnya
Masalah keperawatan : tidak ada.
8. Eliminasi Alvi (Bowel)

13
Bibir klien tampak lembab tidak ada perlukaan di sekitar bibir, jumlah gigi
klien lengkap tidak ada karies, gusi klien normal tampak kemerahan, lidah
klien tidak ada lesi, mokosa klien tidak ada pembengkakan, tonsil klien
tidak ada peradangan, rectum normal, tidak mengalami haemoroid, klien
BAB 2x/hari warna kekuningan dengan konsistensi lemah, tidak diarem
tidak konstipasi, tidak kembung, kembung, bising usus klien terdengar
normal 15 x/hari, dan tidak ada terdapat nyeri tekan ataupun benjolan.
Tidak ada keluhan lainnya
Masalah keperawatan : tidak ada.
9.Tulang – Otot – Integumen (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi klien tampak bebas, tidak ada parase, tidak
ada paralise, tidak ada hemiparese, tidka ada krepitasi, tidak terdapat nyeri
di bagian punggung bagian kanan, tangan kanan, pantat kaki kiri dan kaki
kanan, tidak ada bengkak, tidak ada kekakuan, tidak ada flasiditas, tidak ada
spastisitas, ukuran otot klien teraba simetris. Uji kekuatan otot ekstermitas
atas = 5 (normal) dan ektermitas bawah = 5 (normal). Tidak terdapat
peradangan dan perlukakaan di bagian punggung bagian kanan, tangan
kanan, pantat kaki kiri dan kaki kanan dan tidak ada patah tulang, serta
tulang belakang klien tampak teraba normal. Tidak ada keluhan lainnya
Masalsah keperawatan : tidak ada
10.Kulit-Kulit Rambut
Klien tidak memiliki riwayat alergi baik dari obat, makanan kosametik dan
lainnya. Suhu kulit klien normal, warna kulit coklat tua, turgor kuarng,
tekstur kasar, tidak ada tampak terdapat lesi, tidak terdapat jaringan parut,
tekstur rambut halus, tidak terdapat distribusi rambut dan betuk kuku
simetris. Tidak ada keluhan lainnya
Masalah keperawatan : tidak ada
11. Sistem Penginderaan
1.Mata/Penglihatan
Fungsi penglihatan klien tidak normal, mata merah, terjadi pembesaran
pada mata sebelah kanan dan nyeri di rasakan pada malam hari di bagian
mata sebelah kanan, skala nyeri 8.

14
Masalah Keperawatan :Gangguan rasa nyaman nyeri
2. Telinga / Pendengaran
Pendengaran klien normal dan tidak ada berkurang, tidak berdengung dan
tidak tuli.
Masalah keperawatan : tidak ada
3. Hidung / Penciuman
Bentuk hidung klien teraba simetris, tidak terdapat lesi, tidak terdapat
patensi, tidak terdapat obstruksi, tidak terdapat nyeri tekan sinus, tidak
terdapat transluminasi, cavum nasal normal, septum nasal tidak ada
masalah, sekresi kuning lumayan kental, dan tidak ada polip.
Tidak ada Keluhan lainnya
Masalah keperawatan : tidak ada.
12.Leher Dan Kelenjar Limfe
Leher klien tampak tidak ada massa, tidak ada jaringan parut, tidak ada
teraba kelenjar limfe, tidak ada teraba kelenjar tyroid, dan mobilitas leher
klien bergerak bebas.
13.Sistem Reproduksi
1. Sistem Reproduksi Wanita
Bagian reproduksi klien tidak tampak adanya kemerahan, tidak ada gatal-
gatal, tidak terdapat pendarahan, flour Albus tidak ada, cilistoris baik, labia
baik,dan tidak ada keluhan lainnya.
3.1.4 Pola Fungsi Kesehatan
1. Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit :
Klien mengatakan merasa cemas dengan penyakitnya , Klien juga mengeluh
akan kondisi matanya, Klien juga mengatakan beberapa helai bulu matanya rontok
Masalah Keperawatan : Ansientas
2.Nutrisida Metabolisme
Klien tidak ada program diet, klien tidak meras mual, tidak ada muntah, tidak
mengalami kesusahan menelan dan tidak ada meras haus.
TB : 160 Cm
BB sekarang : 58,5 Kg
BB Sebelum sakit : 59 Kg

15
IMT = BB
(TB)²
58,5
=

(160)²
= 22,9 ( normal)

Pola Makan Sehari-hari Sesudah Sakit Sebelum Sakit


Frekuensi/hari 3x/ hari 3x/ hari
Porsi 3 sedang 1 porsi

Nafsu makan Baik Baik


Jenis Makanan Nasi putih, lauk, Nasi putih, lauk,
tahu ,tempe tahu ,tempe
Jenis Minuman Air putih Air putih, Teh es
Jumlah minuman/cc/24 jam 1500 cc 1600 cc
Kebiasaan makan Pagi, siang, sore Pagi, siang, sore
Keluhan/masalah Tidak ada Tidak ada
Tidak ada keluhan lainnya
Masalah keperawatan : tidak ada.
3. Pola istirahat dan tidur
Pola tidur malam : 5-6 jam (Sebelum sakit)
4-5 jam (Sesudah sakit)
Pola tidur siang : 1-2 jam (Sebelum sakit)
- (Sesudah sakit)
Masalah Keperawatan : tidak ada
4. Kognitif
Klien mengatakan belum mengetahui tentang penyakit yang dideritanya
sekarang, karena kurangnya pengetahuan dan informasi. Klien tampak
kebigungan saat ditanyakan mengenai penyakit yang di deritanya.
Masalah Keperawatan : Defisit Pengetahuan
5. Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri, peran)
Gambar diri : pasien menyukai tubuhnya secara utuh, Ideal diri : pasien
ingin cepat sembuh dari penyakit yang di deritanya, Identitas diri pasien

16
seorang ibu dari 3 orang anak, Harga diri : pasien sangat diperhatikan oleh
keluarga merasa di hargai, peran, pasien adalah seorang ibu rumah tangga.
6. Aktivitas Sehari-hari
Sebelum sakit pasien dapat beraktivitas seperti orang pada umumnya,
namun setelah sakit pasien hanya bisa berbaring di tempat tidur.
7. Koping –Toleransi terhadap Stress
Klien tidak mau berkomunikasi dengan perawat dan lingkungan sekitar
8.Nilai-Pola Keyakinan
Klien meyakini dirinya akan sembuh. Klien dan keluarganya “mengatakan
bahwa tidak ada tindakan medis yang bertentangan dengan keyakinan yang
dianut”.
3.1.5 Sosial - Spiritual
1. Kemampuan berkomunikasi
Klien merasa malu dengan penyakit yang dialaminya, klien tampak murung
dan tidak mau berkomunikasi dengan perawat dan lingkungan sekitar .
2. Bahasa sehari-hari
Bahasa yang digunakan sehari-hari yaitu bahasa Dayak dan bahasa
indonesia
3. Hubungan dengan keluarga
Hubungan klien dengan keluarga baik, dibuktikan dengan kelurga setiap
saat selalu memperhatikan dan mendampingi Ny.C selama diarawat di
rumah sakit.
4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain :
Klien tidak mau berkomunikasi dengan perawat dan lingkungan sekitar.
5. Orang berarti/terdekat :
Menurut klien orang yang terdekat dengannya adalah keluarga, terutama ibu
dan ayah klien.
6. Kebiasaan menggunakan waktu luang :
Sebelum sakit biasanya digunakan klien untuk beraktivitas dan meluangkan
waktu untuk keluarga, sesudah sakit aktivitas klien dibatasi.
7. Kegiatan beribadah :
Sebelum sakit klien selalu menjalankan ibadah di Masjid.

17
3.1.6 Data Penunjang (Radiologis, Laboratorium, Penunjang Lainnya)
Pemeriksaan fisik
- Skuama atau krusta pada tepi kelopak mata
- Rasa panas pada tepi kelopak mata
- Terjadi pembengkakan pada kelopak mata
Slit lamp
VOD : palpebra tampak sekret, silia tampak squamosa konjungtiva hipermesis,
kornea jernih, BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat letak
sentral, lensa tampak keruh.
VOS : palpebra tampak sekret, silia tampak squamosa konjungtiva hipermesis,
kornea jernih, BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat letak
sentral, lensa tampak keruh.
3.1.7 Penatalaksanaan Medis
No Nama Obat Dosis Rute Indikasi
1 Ceftriaxone 2x 650mg IV obat yang digunakan untuk
mengatasi berbagai infeksi
bakteri.
2 Katerolac 3x 10 mg IV obat untuk meredakan nyeri
dan peradangan.
4 PCT 2x 250,1/2 Oral obat untuk penurun demam
cth dan pereda nyeri
5 Infus Ringer 500 cc 20 IV menambah elektrolit tubuh
Laklat tpm untuk mengembalikan
keseimbangan tubuh.

ANALISIS DATA

18
DATA SUBYEKTIF
KEMUNGKINAN
DAN DATA MASALAH
PENYEBAB
OBYEKTIF
Infeksi kuman
DS : stafilococcus Gangguan rasa nyaman
Klien mengatakan nyeri nyeri

pada kelopak matanya, Menginfeksi kelopak
timbul terus menerus, mata
seperti terbakar, gatal ↓
dan panas, di bagian Radang pada kelopak
kelopak mata, skala nyeri mata
8, berlangsung selama ↓
10 menit. Merangsang saraf
DO: sensorik trigeminal
Klien tampak gelisah ( proses transimisi
Klien tampak meringis tansduksi
kesakitan pada mata ↓
kelopak mata Modulasi dan presepsi
Klien tampak lemah ↓
Skala Nyeri : 8 Nyeri dan gatal

DS :
Klien mengeluh akan Infeksi kuman
kondisi matanya stafilococcus Ansietas

Klien mengatakan
Peradangan kelopak
beberapa helai bulu mata
matanya rontok ↓
DO : Peruban kondisi mata
Tampak bingung bila ↓
ditanya tentang kondisi Beban psikologis
matanya ↓
Ansietas

DS: Infeksi kuman Defisit Pengetahuan


stafilococcus

19
Klien mengatakan belum ↓
mengetahui tentang Peradangan kelopak
penyakit yang mata

dideritanya
Peruban kondisi mata
DO: ↓
Kurangnya
Klien tampak pengetahuan akan
kebingungan saat penyakit

ditanyakan mengenai
Defisit Pengetahuan
peyakit yang dideritanya

Tampak bingung bila


ditanya tentang kondisi
matanya

PRIORITAS MASALAH

20
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d inflamasi akibat infeksi bakteri ditandai
dengan Klien mengatakan nyeri pada kelopak matanya, timbul terus
menerus, seperti terbakar, gatal dan panas, di bagian kelopak mata, skala
nyeri 8, berlangsung selama 10 menit, Klien tampak gelisah, Klien tampak
meringis, kesakitanpada mata sebelah kanan, Klien tampak lemah.
2. Ansietas b.d gangguan penglihatan, kerusakan kelopak mata ditandai dengan
Klien mengeluh akan kondisi matanya, Klien mengatakan beberapa helai
bulu matanya rontok, Tampak bingung bila ditanya tentang kondisi matanya.
3. Defisit Pengetahuan b.d Kurangnya informasi tentang penyakit ditandai
dengan Klien mengatakan belum mengetahui tentang penyakit yang
dideritanya, Klien tampak kebingungan saat ditanyakan mengenai peyakit
yang dideritanya, Tampak bingung bila ditanya tentang kondisi matanya.

21
Intervensi Keperawatan

Nama Pasien : Ny. C


Ruang Rawat : -
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
1. Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan tindakan 1. Dengan diketahui karakteristik
nyeri b.d inflamasi 1. Observasi lebih lanjut
keperawatan selama 1x 7 jam dan skala nyeri mempermudah
akibat infeksi bakteri
karakteristik nyeri, area dan
ditandai dengan Klien diharapkan nyeri dapat dan menentukan tindakan
mengatakan nyeri pada sklanya
berkurang. selanjutnya
kelopak matanya,
2. Berikan kompres dingin pada
timbul terus menerus,  Kriteria hasil : 2. Menghilangkan nyeri, karena
seperti terbakar, gatal kelopak mata yang nyeri
1. nyeri berkurang atau memblokir syaraf penghantar
dan panas, di bagian
3. Anjurkan istirahat di tempat
kelopak mata, skala terkontrol nyeri
nyeri 8, berlangsung tidur dalam ruangan yang
2. Pasien tidak meringis lagi 3. Memberi kenyamanan pada
selama 10 menit, Klien
tenang
tampak gelisah, Klien 3. Skala Nyeri : 2 klien
tampak meringis, 4. Lakukan tindakan distraksi dan
4. Mengalihkan perhatian klien
kesakitanpada mata
relaksasi, ciptakan lingkungan
sebelah kanan, Klien terhadap nyeri
tampak lemah. yang tenang
5. Menghilangkan nyeri, karena
5. Kolaborasi dengan tim medis
memblokir syaraf penghantar
dalam pemberian analgesic
nyeri

22
Nama Pasien : Ny.C
Ruang Rawat : -
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
2. Ansietas b.d gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Obersevasi penyebab ansietas 1. mengetahui penyebab ansietas
penglihatan, kerusakan keperawatan selama 1 x 7 jam 2. Kaji tingkat ansietas. 2. mengetahui tingkat ansietas
kelopak mata ditandai diharapkan ansietas klien dapat 3. Jelaskan diagnosis & rencana 3. mengurangi ansietas klien
dengan Klien mengeluh teratasi penanganan 4.menambah pengetahuan
akan kondisi matanya, Kriteria Hasil : 4. Berikan informasi seputar tentang penyakit blepharitis.
Klien mengatakan 1. Klien tampak relaks dan blepharitis 5.mengurangi tingkat ansietas
beberapa helai bulu melaporkan ansietas menurun 5. Dorong pasien untuk mengakui
matanya rontok, sampai tingkat dapat diatasi dan mengekspresikan perasaan.
Tampak bingung bila 2. Klien menunjukkan
ditanya tentang kondisi keterampilan menyelesaikan
matanya. masalah
3. Klien menggunakan sumber
secara efektif

Nama Pasien : Ny.C

23
Ruang Rawat : -
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
3. Defisit Pengetahuan b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kesiapan dan 1. Mengetahui kesiapan
Kurangnya informasi keperawatan selama 1 x 7 jam kemampuan menerima klien
tentang penyakit diharapkan pengetahuan klien informasi 2. Membantu pemahaman
ditandai dengan Klien akan penyakitnya bertambah 2. Sediakan materi dan media klien
mengatakan belum Kriteria Hasil : pendidikan kesehatan 3. Agar klien mengetahui
mengetahui tentang 1. Klien mampu memahami 3. Jadwalkan pendidikan dan dapat menyiapkan
penyakit yang penyakit yang dideritanya kesehatan sesuai kesepakatan diri untuk pendidikan
dideritanya, Klien sekarang 4. Berikan kesempatan untuk kesehatan
tampak kebingungan 2. Klien tidak lagi kebingungan bertanya 4. Membantu klien
saat ditanyakan 5. Jelaskan faktor risiko yang mendapatkan informasi
mengenai peyakit yang dapat mempengaruhi 5. Agar klien mengetahui
dideritanya, Tampak kesehatan cara mencegah
bingung bila ditanya datangnnya penyakit
tentang kondisi
matanya

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

24
Nama Pasien : Ny.C
Ruang Rawat : -

Hari, Tanggal, Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda tangan perawat


1. Rabu, 17 September 1. mengobservasi lebih lanjut S : Pasien mengatakan nyeri
2020 karakteristik nyeri, area dan berkurang
08:30 WIB sklanya O : Pasien tidak merasa nyeri pada
2. memberikan kompres kelpopak mata
dingin  pada kelopak mata yang A : Masalah teratasi
Trisia Vironika
nyeri P : Hentikan intervensi
3.menganjurkan istirahat di
tempat tidur dalam ruangan yang
tenang
4.mengajarkan teknik diraksi pada
klien
5. berkolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian analgesic

Nama Pasien : Ny.C

25
Ruang Rawat : -

Hari, Tanggal, Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda tangan perawat


2. Kamis, 18 September 1. mengobservasi penyebab S : Pasien mengatakan tidak
2020 ansietas merasakan cemas lagi
10:30 WIB 2. mengkaji tingkat ansietas. O : Pasien lebih baik dan merasa
3. menjelaskan diagnosis & nyaman
rencana penanganan A : Masalah teratasi
Trisia Vironika
4. memberikan informasi seputar P : Hentikan intervensi
blepharitis
5. mendorong pasien untuk
mengakui dan
mengekspresikan perasaan.

Nama Pasien : Ny.C


Ruang Rawat : -

26
.

27
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada
kelopak  merupakan radang kelopak dan tepi kelopak.Radang bertukak atau tidak
pada tepi kelopak bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut.Blefaritis
ditandai dengan  pembentukan  pembentukan minyak berlebihan berlebihan di
dalam kelenjar kelenjar di dekat kelopak kelopak mata yang merupakan
lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di
kulit. Blefaritis menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik
dan keropeng atau luka terbuka yang dangkal pada kelopak mata, mata terasa
panas, bulu mata menjadi rontok, gatal dan tampak terjadi pembengkakan pada
kelopak mata.
Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada
kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak.Radang bertukak atau tidak
pada tepi kelopak bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut.Blefaritis
ditandai dengan pembentukan pembentukan minyak berlebihan berlebihan di
dalam kelenjar kelenjar di dekat kelopak kelopak mata yang merupakan
lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di
kulit.
4.2 Saran
Dalam melakukan perawatan Blefaritis hendaknya dengan hati-hati, cermat
dan teliti serta selalu menjaga kesterilan alat, maka akan mempercepat proses
penyembuhan.Perawat perlu mengetahui tanda gejala, perawat harus mampu
mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan sehingga intervensi yang diberikan
bermanfaat untuk kemampuan fungsional pasien, perawat harus mampu
berkolaborasi dengan tim kesehatan lain dan keluarga untuk mendukung adanya
proses keperawatan serta dalam pemberian asuhankeperawatan diperlukan
pemberian pendidikan kesehatan pada keluarga tentang penyakit, penyebab,
pencegahan, dan penanganan.

28
DAFTAR PUSATAKA
Puspitasari, Trismayanti Dwi, Rina Septiriana, and Vittalis Ayu. "Sistem
Pakar Identifikasi Penyakit Mata Menggunakan Metode Dempster-Shafer."
SEMNASKIT 2015 (2018)..
Tamsuri, Anas. 2016. Klien Gangguan Mata dan Pengelihatan Keperawatan
Medikal-Bedah. Jakarta; EGC
PRIMER, GLAUKOMA SUDUT TERBUKA. "Definisi." Buku ajar Ilmu
Kesehatan Mata (2019): 71.
Jurnal J-Ensitec: Vol.02| No.1, Juni 2015
Sadono, P. D. M. E. G., & Malang, K. PENERAPAN METODE
FORWARD CHAINING UNTUK SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT
PADA MATA.

29
LAMPIRAN
SATUAN
RENCANA KEGIATAN

SAP BLEFARITIS
Topik
Pendidikan Kesehatan Tentang Blefaritis Pada Ny. C Di Sistem Penginderaan.
Sasaran :
Pasien dan Keluarga
Tujuan
Tujuan Instruksional
Setelah mendapatkan penyuluhan 1x30 menit, pasien dan keluarga memahami dan
mampu menjelaskan tentang Blefaritis.
Tujuan Instruksi Khusus:
 Menyebutkan pengertian blefaritis
 Menyebutkan penyebab blefaritis
 Menyebutkan tanda dan gejala blefaritis
 Mengetahui cara pencegahan penyakit blefaritis
Metode
a. Ceramah dan Tanya Jawab
Media
1. Leaflet
Leaflet yang digunakan dalam media pendidikan kesehatan ini dalam bentuk
selembar mengenai informasi manajemen nyeri.
.3.1 Waktu Pelaksanaan
1. Hari/tanggal : Kamis, 24 September 2020
2. Pukul : 12:30 s/d
3. Alokasi : 30 Menit
No Kegiatan Waktu Metode
1 Pendahuluan : 5 Menit  Menjawab salam
 Memberi salam dan  Mendengarkan

30
memperkenalkan diri  Menjawab
 Menjelaskan maksud dan pertanyaan
tujuan penyuluhan
 Melakukan evaluasi
vadilasi

2 Penyajian : 15 Menit  Mendengarkan


 Menyebutkan pengertian dengan seksama
blefaritis  Mengajukan
 Menyebutkan penyebab pertanyaan
blefaritis
 Menyebutkan tanda dan
gejala blefaritis
 Mengetahui cara
pencegahan penyakit
blefaritis

3 Evaluasi : 5 Menit  Menjawab


 Memberikan pertanyaan  mendemontrasi
akhir dan evaluasi

4 Terminasi : 5 Menit  mendengarkan


 menyimpulkan bersama-  menjawab salam
sama hasil kegiatan
penyuluhan
 menutup penyuluhan dan
mengucapkan salam

.3.2 Tugas Pengorganisasian


1) Moderator : Trisia Vironika
Moderator adalah orang yang bertindak sebagai penengah atau pemimpin
sidang (rapat,diskusi) yang menjadi pengarahan pada acara pembicara atau
pendiskusi masalah

31
Tugas:
1. Membuka acara penyuluhan.
2. Memperkenalkan diri.
3. Menjelaskan kontrak dan waktu disampaikan.
4. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
5. Mengatur jalan diskusi
2) Penyaji : Trisia Vironika
Penyaji adalah menyajikan materi diskusi kepada peserta dan
memberitahukan kepada moderator agar moderator dapat memberi arahan
selanjutnya kepada peserta-peserta diskusinya.
Tugas :
1. Menyampaikan materi penyuluhan.
2. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan.
3. Mengucapkan salam penutup.
3) Fasilitator : Trisia Vironika
Fasilitator adalah seseorang yang membantu sekelompok orang, memahami
tujuan bersama mereka dan membantu mereka membuat rencana guna mencapai
tujuan tersebut tanpa mengambil posisi tertentu dalam diskusi.
Tugas :
1. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegaiatan.
2. Memfasilitasi pelaksananan kegiatan dari awal sampai dengan akhir.
4) Simulator : Trisia Vironika
Simulator adalah seseorang yang bertugas untuk menyimulasikan suatu
peralatan kepada audience.
Tugas :
1. Memperagakan macam-macam gerakan.
5) Dokumentator : Trisia Vironika
Dokumentator adalah orang yang mendokumentasikan suatu kegiatan yang
berkaitan dengan foto, pengumpulan data, dan menyimpan kumpulan dokumen
pada saat kegiatan berlangsung agar dapat disimpan sebagai arsip.
Tugas :

32
1. Melakukan dokumentasi kegiatan penyuluhan dalam kegiatan pendidikan
kesehatan.
6) Notulen : Trisia Vironika
Notulen adalah sebutan tentang perjalanan suatu kegiatan penyuluhan,
seminar, diskusi, atau sidang yang dimulai dari awal sampai akhir acara. Ditulis
oleh seorang Notulis yang mencatat seperti mencatat hal-hal penting. Dan
mencatat segala pertanyaan dari peserta kegiatan.
Tugas :
1. Mencatat poin-poin penting pada saat penyuluhan berlangsung.
2. Mencatat pertanyaan-pertanyaan dari audience dalam kegiatan penyuluhan
.3.3 Denah Pelaksanaan

Kerangan :

: Penyaji : Pasien

: Fasilitator : Moderator

: Simolator : Dokumentator

: Keluarga Pasien

33
34
35
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA
RAYA SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN
Jalan Beliang No.110 Palangka Raya
Telp/Fax. (0536) 3227707

LEMBAR KONSULTASI
Nama Mahasiswa : Trisia Vironika
NIM : 2018. C. 10a. 0990
Angkatan : X (Sepuluh)
Tahun Ajaran/Semester : 2020/V(Lima)
Pembimbing Akademik : RimbaAprianti, S. Kep.,Ners

No Hari/Tanggal Topik TTD TTD


Pembimbing Mahasiswa
Jumat, 18 1. Pre Conference
1. September 2. Perbaiki Patway
2020 3. Perbaiki sistematika penulisan
4. Tambahkan bebrapa gambar
5. Tambahkan jurnal terkait
6. Daftar Pustaka Trisia
Rimba Vironika
7. Rimba Aprianti is inviting you to a Aprianti,
scheduled Zoom meeting. S.Kep.,Ners
Topic: Pre Conference PPK II kelas
IIIB kel. 8
Time: Sep 18, 2020 03:45 PM Jakarta
Join Zoom Meeting
https://us04web.zoom.us/j/463633241
1?
pwd=TjVlL1FXanZNZ2hIems3a2s0cn
Q0Zz09
Meeting ID: 463 633 2411
Passcode: PPKIIKEL8

36
2. Rabu, 23 1. Bimbingan Askep Individu
2. Perbaiki Asuhan Keperawatan
September
3. Tambahkan diagnosa keperawatan
2020 4. Perbaiki sistematika penulisan
Topic: Bimbingan Askep PPK II Kel. 8
Kelas 3b Trisia
Time: Sep 23, 2020 01:30 PM Jakarta
Vironika
Join Zoom Meeting
https://zoom.us/j/5119731212?
pwd=NGtMSE56eWozWWd4Nkh5SldO
d0hhdz09
Meeting ID: 511 973 1212
Passcode: 1234567

37
3.

38

Anda mungkin juga menyukai