Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

MATERNITAS DAN ANAK PADA KLIEN NY. S PERSALINAN


NORMAL DENGAN PERDARAHAN DI RUANG VK PUSKESMAS
PAHANDUT PALANGKA RAYA

Di Susun Oleh :
Tania Kulansi K.
2020-01-14201-039

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2022/2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan Keperawatan Ini Disusun Oleh :


Nama : Tania Kulansi K
NIM : 2020-01-14201-039
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul : “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Maternitas dan
Anak pada Klien Ny. S Persalinan Normal dengan
Perdarahan Di Ruang VK Puskesmas Pahandut Palangkaraya“

Telah melaksanakan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


menempuh Praktik Praklinik Keperawatan II (PPK2) pada Program Studi S1
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

PEMBIMBING PRAKTIK
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Elin Ria Resty , S.Kep., Ners Siti Faridah, STr, Keb


DAFTAR ISI

Table of Contents
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
KATA PENGANTAR.............................................................................................................4
BAB I......................................................................................................................................5
PENDAHULUAN..................................................................................................................5
A. Latar Belakang..............................................................................................................5
B. Tujuan............................................................................................................................6
C. Manfaat..........................................................................................................................7
BAB 2......................................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................8
A. PENGERTIAN...........................................................................................................8
B. EPIDEMIOLOGI.......................................................................................................8
C. ETIOLOGI......................................................................................................................8
D. PATOFISIOLOGI/PATHWAY.........................................................................................14
E. FAKTOR RESIKO...................................................................................................14
F. DIAGNOSIS KEPERAWATAN..............................................................................16
G. PENCEGAHAN DAN MANAJEMEN...............................................................17
BAB 3....................................................................................................................................23
ASUHAN KEPERAWATAN................................................................................................23
PENGKAJIAN.................................................................................................................23
DIAGNOSA KEPERAWATAN.......................................................................................38
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN...............................................49
BAB 4....................................................................................................................................53
PENUTUP............................................................................................................................53
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................53
4.2 Saran...........................................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................55
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Asuhan
Keperawatan yang membahas tentang ” Laporan Pendahuluan dan Asuhan
Keperawatan Maternitas dan Anak pada Klien Ny. S Persalinan Normal dengan
Perdarahan di Ruang VK Puskesmas Pahandut Palangkaraya”. Laporan pendahuluan
ini disusun guna melengkapi tugas PPK II.
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Maria Adelheid Ensia S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap Palangka
Raya.
2. Meilitha Carolina,Ners.,M.Kep. selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Rimba Aprianti, S.Kep., Ners selaku penanggung jawab mata kuliah Praktik
Praklinik Keperawatan II (PPK 2).
4. Elin Ria Resty.,S.Kep,Ners selaku pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan
keperawatan ini.
5. Siti Faridah., STr, Keb selaku pembimbing lahan yang telah banyak memberikan
arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan keperawatan ini.
6. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan ini
dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Palangka Raya, 21 September 2022

Tania Kulansi K
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jika kita berbicara tentang persalinan sudah pasti berhubungan dengan
perdarahan, karena semua persalinan baik pervaginam ataupun perabdominal (sectio
cesarea) selalu disertai perdarahan. Pada persalinan pervaginam perdarahan dapat
terjadi sebelum, selama ataupun sesudah persalinan. Perdarahan bersama-sama
infeksi dan gestosis merupakan tiga besar penyebab utama langsung dari kematian
maternal.

Kematian maternal adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam
42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya
kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Sebab-sebab
kematian ini dapat dibagi dalam 2 golongan, yakni yang langsung disebabkan oleh
komplikasi-komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas, dan sebab-sebab lain seperti
penyakit jantung, kanker, dan lain sebagainya.

Suatu perdarahan dikatakan fisiologis apabila hilangnya darah tidak melebihi


500 cc pada persalinan pervaginam dan tidak lebih dari 1000 cc pada sectio cesarea.
Perlu diingat bahwa perdarahan yang terlihat pada waktu persalinan sebenarnya
hanyalah setengah dari perdarahan yang sebenarnya. Seringkali sectio cesarea
menyebabkan perdarahan yang lebih banyak, harus diingat kalau narkotik akan
mengurangi efek vasokonstriksi dari pembuluh darah.

Secara global, diperkirakan bahwa setengah juta perempuan meninggal setiap


tahunnya akibat komplikasi dalam kehamilan dan persalinan dan setengah dari
kematian ini terkait dengan perdarahan post partum. Risiko kematian akibat
perdarahan post partum di Australia, Asia dan Inggris telah menurun selama dua
tahun terakhir dari tingkat 0,85 / 100 000-,39 / 100 000. Sayangnya, survei telah
menunjukkan lebih dari dua pertiga dari kasus ibu yang mengalami morbiditas, atau
nyaris celaka, yang disebabkan perdarahan dan kejadian perdarahan post partum
utama tampaknya akan meningkat. Data World Health Organization (WHO) tahun
2014, menunjukkan bahwa 27% dari kematian maternal disebabkan oleh perdarahan
post partum. Di Amerika Serikat diperkirakan 7-10 wanita tiap 100.000 kelahiran
hidup. Data statistik nasional Amerika Serikat menyebutkan sekitar 8% dari kematian
ini disebabkan oleh perdarahan post partum. Di beberapa negara berkembang angka
kematian maternal melebihi 1000 wanita tiap 100. 000 kelahiran hidup.

Gambar 1. Penyebab Kematian Ibu(3)


Pentingnya meningkatkan pelayanan kesehatan bagi perempuan saat
melahirkan untuk mencegah dan mengobati perdarahan post partum merupakan
langkah penting menuju pencapaian Millenium Development Goal dalam
meminimalkan angka kematian ibu pasca melahirkan.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan keperawatan pada ibu nifas Ny. S persalinan normal
dengan perdarahan di Puskesmas Pahandut.

2. Tujuan khusus

a. Melakukan pengkajian data secara subjektif pada ibu bersalin.


b. Melakukan pengkajian data secara objekif pada ibu bersalin.
c. Melakukan analisis data pada ibu bersalin.
d. Memberikan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin.

C. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang ibu bersalin.
2. Bagi pasien untuk menambah pengetahuan dan wawasan pasien tentang asuhan
keperawatan pada ibu bersalin dan berbagai resikonya.
3. Bagi Institusi
a) Pendidikan
Untuk menambah referensi atau sebagai bahan keperustakaan.
b) Puskesmas
Untuk masukan agar meningkatkan pelayanan di Puskesmas Pahandut.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN

Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan atau hilangnya darah 500 cc


atau lebih yang terjadi setelah anak lahir. Perdarahan dapat terjadi sebelum, selama,
atau sesudah lahirnya plasenta.

Definisi lain menyebutkan Perdarahan Pasca Persalinan adalah perdarahan


500 cc atau lebih yang terjadi setelah plasenta lahir.

Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian :

a. Perdarahan postpartum primer (early postpartum hemorrhage) yang terjadi


dalam 24 jam setelah anak lahir.
b. Perdarahan postpartum sekunder (late postpartum hemorrhage) yang terjadi
antara 24 jam dan 6 minggu setelah anak lahir.

B. EPIDEMIOLOGI

1. Insiden
Angka kejadian perdarahan postpartum setelah persalinan pervaginam yaitu 5-
8%. Perdarahan postpartum adalah penyebab paling umum perdarahan yang
berlebihan pada kehamilan, dan hampir semua tranfusi pada wanita hamil dilakukan
untuk menggantikan darah yang hilang setelah persalinan.

2. Peningkatan angka kematian di Negara berkembang


Di negara kurang berkembang merupakan penyebab utama dari kematian
maternal hal ini disebabkan kurangnya tenaga kesehatan yang memadai, kurangnya
layanan transfusi, kurangnya layanan operasi.

C. ETIOLOGI
Banyak faktor potensial yang dapat menyebabkan hemorrhage postpartum,
faktor-faktor yang menyebabkan hemorrhage postpartum adalah atonia uteri,
perlukaan jalan lahir, retensio plasenta, sisa plasenta, kelainan pembekuan darah.

1. Tone Dimished : Atonia uteri


Atonia uteri adalah suatu keadaan dimana uterus gagal untuk berkontraksi dan
mengecil sesudah janin keluar dari rahim.

Perdarahan postpartum secara fisiologis di control oleh kontraksi serat-serat


myometrium terutama yang berada disekitar pembuluh darah yang mensuplai darah
pada tempat perlengketan plasenta. Atonia uteri terjadi ketika myometrium tidak
dapat berkontraksi. Pada perdarahan karena atonia uteri, uterus membesar dan lembek
pada palpusi. Atonia uteri juga dapat timbul karena salah penanganan kala III
persalinan, dengan memijat uterus dan mendorongnya kebawah dalam usaha
melahirkan plasenta, sedang sebenarnya bukan terlepas dari uterus. Atonia uteri
merupakan penyebab utama perdarahan postpartum.

Disamping menyebabkan kematian, perdarahan postpartum memperbesar


kemungkinan infeksi puerperal karena daya tahan penderita berkurang. Perdarahan
yang banyak bisa menyebabkan “ Sindroma Sheehan “ sebagai akibat nekrosis pada
hipofisis pars anterior sehingga terjadi insufiensi bagian tersebut dengan gejala :
astenia, hipotensi, dengan anemia, turunnya berat badan sampai menimbulkan
kakeksia, penurunan fungsi seksual dengan atrofi alat-alat genital, kehilangan rambut
pubis dan ketiak, penurunan metabolisme dengan hipotensi, amenorea dan kehilangan
fungsi laktasi.

Beberapa hal yang dapat mencetuskan terjadinya atonia meliputi :

 Manipulasi uterus yang berlebihan


 General anestesi (pada persalinan dengan operasi)
 Uterus yang teregang berlebihan :
o Kehamilan kembar
o Fetal macrosomia (berat janin antara 4500 – 5000 gram)
o polyhydramnion
 Kehamilan lewat waktu
 Portus lama
 Grande multipara (fibrosis otot-otot uterus)
 Anestesi yang dalam
 Infeksi uterus (chorioamnionitis, endomyometritis, septicemia)
 Plasenta previa
 Solutio plasenta

2. Tissue
a. Retensio plasenta
b. Sisa plasenta
c. Plasenta acreta dan variasinya

Apabila plasenta belum lahir setengah jam setelah janin lahir, hal itu
dinamakan retensio plasenta. Hal ini bisa disebabkan karena : plasenta belum lepas
dari dinding uterus atau plasenta sudah lepas akan tetapi belum dilahirkan.

Jika plasenta belum lepas sama sekali, tidak terjadi perarahan, tapi apabila
terlepas sebagian maka akan terjadi perdarahan yang merupakan indikasi untuk
mengeluarkannya.

Plasenta belum lepas dari dinding uterus karena :

- Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta (plasenta adhesive)

- Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab vilis komalis menembus
desidva sampai miometrium – sampai dibawah peritoneum ( plasenta akreta –
perkreta )
Plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar
disebabkan oleh tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah penanganan
kala III. Sehingga terjadi lingkaran konstriksi pada bagian bawah uterus yang
menghalangi keluarnya plasenta ( inkarserasio plasenta ). Sisa plasenta yang
tertinggal merupakan penyebab 20-25 % dari kasus perdarahan postpartum.

Penemuan Ultrasonografi adanya masa uterus yang echogenic mendukung


diagnosa retensio sisa plasenta. Hal ini bisa digunakan jika perdarahan beberapa jam
setelah persalinan ataupun pada late postpartum hemorraghe. Apabila didapatkan
cavum uteri kosong tidak perlu dilakukan dilatasi dan curettage.

3. Trauma

Sekitar 20% kasus hemorraghe postpartum disebabkan oleh trauma jalan lahir
a. Ruptur uterus
b. Inversi uterus
c. Perlukaan jalan lahir
d. Vaginal hematom

Ruptur spontan uterus jarang terjadi, faktor resiko yang bisa menyebabkan
antara lain grande multipara, malpresentasi, riwayat operasi uterus sebelumnya, dan
persalinan dengan induksi oxytosin. Repture uterus sering terjadi akibat jaringan
parut section secarea sebelumnya.

Laserasi dapat mengenai uterus, cervix, vagina, atau vulva, dan biasanya
terjadi karena persalinan secara operasi ataupun persalinan pervaginam dengan bayi
besar, terminasi kehamilan dengan vacuum atau forcep, walau begitu laserasi bisa
terjadi pada sembarang persalinan. Laserasi pembuluh darah dibawah mukosa
vagina dan vulva akan menyebabkan hematom, perdarahan akan tersamarkan dan
dapat menjadi berbahaya karena tidak akan terdeteksi selama beberapa jam dan
bisa menyebabkan terjadinya syok. Episiotomi dapat menyebabkan perdarahan yang
berlebihan jika mengenai artery atau vena yang besar, jika episitomi luas, jika ada
penundaan antara episitomi dan persalinan, atau jika ada penundaan antara persalinan
dan perbaikan episitomi.

Mukosa vagina dan vulva akan menyebabkan hematom, perdarahan akan


tersamarkan dan dapat menjadi berbahaya karena tidak akan terdeteksi selama
beberapa jam dan bisa menyebabkan terjadinya syok. Episiotomi dapat menyebabkan
perdarahan yang berlebihan jika mengenai artery atau vena yang besar, jika episitomi
luas, jika ada penundaan antara episitomi dan persalinan, atau jika ada penundaan
antara persalinan dan perbaikan episitomi.

Perdarahan yang terus terjadi (terutama merah menyala) dan kontraksi uterus
baik akan mengarah pada perdarahan dari laserasi ataupun episitomi. Ketika laserasi
cervix atau vagina diketahui sebagai penyebab perdarahan maka repair adalah solusi
terbaik.

Pada inversion uteri bagian atas uterus memasuki kovum uteri, sehingga
tundus uteri sebelah dalam menonjol kedalam kavum uteri.

Peristiwa ini terjadi tiba-tiba dalam kala III atau segera setelah plasenta keluar
Inversio uteri dapat dibagi :

- Fundus uteri menonjol kedalam kavum uteri tetapi belum keluar dari ruang
tersebut.

- Korpus uteri yang terbalik sudah masuk kedalam vagina.

- Uterus dengan vagina semuanya terbalik, untuk sebagian besar terletak diluar
vagina.

Tindakan yang dapat menyebabkan inversion uteri ialah perasat crede pada
korpus uteri yang tidak berkontraksi baik dan tarikan pada tali pusat dengan plasenta
yang belum lepas dari dinding uterus.

Pada penderita dengan syok perdarahan dan fundus uteri tidak ditemukan
pada tempat yang lazim pada kala III atau setelah persalinan selesai. Pemeriksaan
dalam dapat menunjukkan tumor yang lunak diatas servix uteri atau dalam vagina.
Kelainan tersebut dapat menyebabkan keadaan gawat dengan angka kematian
tinggi (15 – 70 %). Reposisi secepat mungkin akan memberi harapan yang terbaik
untuk keselamatan klien.

4. Thrombin : Kelainan pembekuan darah

Gejala-gejala kelainan pembekuan darah bisa berupa penyakit keturunan


ataupun didapat, kelainan pembekuan darah bisa berupa :

 Hipofibrinogenemia,
 Trombocitopeni
 Idiopathic thrombocytopenic purpura,
 HELLP syndrome (hemolysis, elevated liver enzymes, and low platelet
count)
 Disseminated Intravaskuler Coagulation
 Dilutional coagulopathy bisa terjadi pada transfusi darah lebih dari 8 unit
karena darah donor biasanya tidak fresh sehingga komponen fibrin dan
trombosit sudah rusak.
D. PATOFISIOLOGI/PATHWAY

D.
Post partum normal

Perubahan fisiologi Perubahan Psikologi

VAGINA DAN PERINIUM Taking in


Taking hold Letting go

Belajar mengenai Resiko perubahan


RUPTUR JARINGAN Butuh perlindungan dan perawatan diri dan peran menjadi
pelayanan bayi orang tua

TRAUMA MEKANIS Personal hygine Pembuluh darah rusak


Berfokus pada diri
kurang baik Butuh informasi
sendiri dan lemas

NYERI AKUT Perdarahan


Genetalia kotor Gangguan pola tidur Kurang pengetahuan

Kekurangan volume
Resiko infeksi
cairan

E. FAKTOR RESIKO

Riwayat hemorraghe postpartum pada persalinan sebelumnya merupakan


faktor resiko paling besar untuk terjadinya hemorraghe post partum sehingga segala
upaya harus dilakukan untuk menentukan keparahan dan penyebabnya. Beberapa
faktor lain yang perlu kita ketahui karena dapat menyebabkan terjadinya hemorraghe
post partum :

1. Grande multipara

2. Perpanjangan persalinan

3. Chorioamnionitis

4. Kehamilan multiple

5. Injeksi Magnesium sulfat


6. Perpanjangan pemberian oxytocin
F. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Hemorraghe postpartum digunakan untuk persalinan dengan umur


kehamilan lebih dari 20 minggu, karena apabila umur kehamilan kurang dari 20
minggu disebut sebagai aborsi spontan.

Beberapa gejala yang bisa menunjukkan hemorraghe postpartum :

1. Perdarahan yang tidak dapat dikontrol


2. Penurunan tekanan darah
3. Peningkatan detak jantung
4. Penurunan hitung sel darah merah (hematocrit)
5. Pembengkakan dan nyeri pada jaringan daerah vagina dan sekitar perineum
Perdarahan hanyalah gejala, penyebabnya haruslah diketahui dan
ditatalaksana sesuai penyebabnya. Perdarahan postpartum dapat berupa perdarahan
yang hebat dan menakutkan sehingga dalam waktu singkat ibu dapat jatuh kedalam
keadaan syok. Atau dapat berupa perdarahan yang merembes perlahan-lahan tapi
terjadi terus menerus sehingga akhirnya menjadi banyak dan menyebabkan ibu lemas
ataupun jatuh kedalam syok.

Pada perdarahan melebihi 20% volume total, timbul gejala penurunan


tekanan darah, nadi dan napas cepat, pucat, extremitas dingin, sampai terjadi syok.

Pada perdarahan sebelum plasenta lahir biasanya disebabkan retensio plasenta


atau laserasi jalan lahir, bila karena retensio plasenta maka perdarahan akan berhenti
setelah plasenta lahir. Pada perdarahan yang terjadi setelah plasenta lahir perlu
dibedakan sebabnya antara atonia uteri, sisa plasenta, atau trauma jalan lahir. Pada
pemeriksaan obstretik kontraksi uterus akan lembek dan membesar jika ada atonia
uteri. Bila kontraksi uterus baik dilakukan eksplorasi untuk mengetahui adanya sisa
plasenta atau laserasi jalan lahir.

Berikut langkah-langkah sistematik untuk mendiagnosa perdarahan


postpartum :
1. Palpasi uterus : bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri
2. Memeriksa plasenta dan ketuban : apakah lengkap atau tidak
3. Lakukan ekplorasi kavum uteri untuk mencari :
 Sisa plasenta dan ketuban
 Robekan rahim
 Plasenta succenturiata
4. Inspekulo : untuk melihat robekan pada cervix, vagina, dan varises yang
pecah.
5. Pemeriksaan laboratorium : bleeding time, Hb, Clot Observation test dan
lain-lain.

G. PENCEGAHAN DAN MANAJEMEN


1. Pencegahan Perdarahan Postpartum
 Perawatan masa kehamilan
Mencegah atau sekurang-kurangnya bersiap siaga pada kasus-kasus yang
disangka akan terjadi perdarahan adalah penting. Tindakan pencegahan tidak saja
dilakukan sewaktu bersalin tetapi sudah dimulai sejak ibu hamil dengan melakukan
antenatal care yang baik. Menangani anemia dalam kehamilan adalah penting, ibu-
ibu yang mempunyai predisposisi atau riwayat perdarahan postpartum sangat
dianjurkan untuk bersalin di rumah sakit.

 Persiapan persalinan
Di rumah sakit diperiksa keadaan fisik, keadaan umum, kadar Hb, golongan
darah, dan bila memungkinkan sediakan donor darah dan dititipkan di bank darah.
Pemasangan cateter intravena dengan lobang yang besar untuk persiapan apabila
diperlukan transfusi. Untuk pasien dengan anemia berat sebaiknya langsung
dilakukan transfusi. Sangat dianjurkan pada pasien dengan resiko perdarahan
postpartum untuk menabung darahnya sendiri dan digunakan saat persalinan.

 Persalinan
Setelah bayi lahir, lakukan massae uterus dengan arah gerakan circular atau
maju mundur sampai uterus menjadi keras dan berkontraksi dengan baik. Massae
yang berlebihan atau terlalu keras terhadap uterus sebelum, selama ataupun sesudah
lahirnya plasenta bisa mengganggu kontraksi normal myometrium dan bahkan
mempercepat kontraksi akan menyebabkan kehilangan darah yang berlebihan dan
memicu terjadinya perdarahan post partum.

 Kala tiga dan Kala empat


 Uterotonica dapat diberikan segera sesudah bahu depan dilahirkan. Study
memperlihatkan penurunan insiden perdarahan postpartum pada pasien yang
mendapat oxytocin setelah bahu depan dilahirkan, tidak didapatkan
peningkatan insiden terjadinya retensio plasenta. Hanya saja lebih baik
berhati-hati pada pasien dengan kecurigaan hamil kembar apabila tidak ada
USG untuk memastikan. Pemberian oxytocin selama kala tiga terbukti
mengurangi volume darah yang hilang dan kejadian perdarahan postpartum
sebesar 40%.

 Pada umumnya plasenta akan lepas dengan sendirinya dalam 5 menit


setelah bayi lahir. Usaha untuk mempercepat pelepasan tidak ada
untungnya justru dapat menyebabkan kerugian. Pelepasan plasenta akan
terjadi ketika uterus mulai mengecil dan mengeras, tampak aliran darah
yang keluar mendadak dari vagina, uterus terlihat menonjol ke abdomen,
dan tali plasenta terlihat bergerak keluar dari vagina. Selanjutnya plasenta
dapat dikeluarkan dengan cara menarik tali pusat secara hati-hati. Segera
sesudah lahir plasenta diperiksa apakah lengkap atau tidak. Untuk “ manual
plasenta “ ada perbedaan pendapat waktu dilakukannya manual plasenta.
Apabila sekarang didapatkan perdarahan adalah tidak ada alas an untuk
menunggu pelepasan plasenta secara spontan dan manual plasenta harus
dilakukan tanpa ditunda lagi. Jika tidak didapatkan perdarahan, banyak
yang menganjurkan dilakukan manual plasenta 30 menit setelah bayi lahir.
Apabila dalam pemeriksaan plasenta kesan tidak lengkap, uterus terus di
eksplorasi untuk mencari bagian-bagian kecil dari sisa plasenta.

 Lakukan pemeriksaan secara teliti untuk mencari adanya perlukaan jalan


lahir yang dapat menyebabkan perdarahan dengan penerangan yang
cukup. Luka trauma ataupun episiotomi segera dijahit sesudah didapatkan
uterus yang mengeras dan berkontraksi dengan baik.

2. Manajemen Perdarahan Postpartum

Tujuan utama pertolongan pada pasien dengan perdarahan post partum adalah
menemukan dan menghentikan penyebab dari perdarahan secepat mungkin.

Terapi pada pasien dengan hemorraghe postpartum mempunyai 2 bagian


pokok :

a. Resusitasi dan manajemen yang baik terhadap perdarahan

Pasien dengan hemorraghe postpartum memerlukan penggantian cairan dan


pemeliharaan volume sirkulasi darah ke organ – organ penting. Pantau terus
perdarahan, kesadaran dan tanda-tanda vital pasien.

Pastikan dua kateler intravena ukuran besar (16) untuk memudahkan


pemberian cairan dan darah secara bersamaan apabila diperlukan resusitasi
cairan cepat.

 Pemberian cairan : berikan normal saline atau ringer lactate

 Transfusi darah : bisa berupa whole blood ataupun packed red cell

 Evaluasi pemberian cairan dengan memantau produksi urine (dikatakan


perfusi cairan ke ginjal adekuat bila produksi urin dalam 1jam 30 cc atau
lebih.

b. Manajemen penyebab hemorraghe postpartum


Tentukan penyebab hemorraghe postpartum :

 Atonia uteri

Periksa ukuran dan tonus uterus dengan meletakkan satu tangan di fundus
uteri dan lakukan massase untuk mengeluarkan bekuan darah di uterus dan vagina.
Apabila terus teraba lembek dan tidak berkontraksi dengan baik perlu dilakukan
massase yang lebih keras dan pemberian oxytocin.

Pengosongan kandung kemih bisa mempermudah kontraksi uterus dan


memudahkan tindakan selanjutnya.

Lakukan kompres bimanual apabila perdarahan masih berlanjut, letakkan


satu tangan di belakang fundus uteri dan tangan yang satunya dimasukkan lewat
jalan lahir dan ditekankan pada fornix anterior.

Pemberian uterotonica jenis lain dianjurkan apabila setelah pemberian


oxytocin dan kompresi bimanual gagal menghentikan perdarahan, pilihan
berikutnya adalah ergotamine.

 Sisa plasenta

Apabila kontraksi uterus jelek atau kembali lembek setelah kompresi


bimanual ataupun massase dihentikan, bersamaan pemberian uterotonica lakukan
eksplorasi. Beberapa ahli menganjurkan eksplorasi secepatnya, akan tetapi hal ini
sulit dilakukan tanpa general anestesi kecuali pasien jatuh dalam syok. Jangan
hentikan pemberian uterotonica selama dilakukan eksplorasi. Setelah eksplorasi
lakukan massase dan kompresi bimanual ulang tanpa menghentikan pemberian
uterotonica. Pemberian antibiotic spectrum luas setelah tindakan ekslorasi dan
manual removal.

Apabila perdarahan masih berlanjut dan kontraksi uterus tidak baik bisa
dipertimbangkan untuk dilakukan laparatomi. Pemasangan tamponade uterrovaginal
juga cukup berguna untuk menghentikan perdarahan selama persiapan operasi.

 Trauma jalan lahir


Perlukaan jalan lahir sebagai penyebab pedarahan apabila uterus sudah
berkontraksi dengan baik tapi perdarahan terus berlanjut. Lakukan eksplorasi jalan
lahir untuk mencari perlukaan jalan lahir dengan penerangan yang cukup. Lakukan
reparasi penjahitan setelah diketahui sumber perdarahan, pastikan penjahitan
dimulai diatas puncak luka dan berakhir dibawah dasar luka. Lakukan evaluasi
perdarahan setelah penjahitan selesai.

Hematom jalan lahir bagian bawah biasanya terjadi apabila terjadi laserasi
pembuluh darah dibawah mukosa, penetalaksanaannya bisa dilakukan incise dan
drainase. Apabila hematom sangat besar curigai sumber hematom karena pecahnya
arteri, cari dan lakukan ligasi untuk menghentikan perdarahan.

 Gangguan pembekuan darah

Jika manual eksplorasi telah menyingkirkan adanya rupture uteri, sisa


plasenta dan perlukaan jalan lahir disertai kontraksi uterus yang baik maka
kecurigaan penyebab perdarahan adalah gangguan pembekuan darah. Lanjutkan
dengan pemberian produk darah pengganti ( trombosit,fibrinogen).

 Terapi pembedahan

o Laparatomi

Pemilihan jenis irisan vertical ataupun horizontal (Pfannenstiel) adalah


tergantung operator. Begitu masuk bersihkan darah bebas untuk memudahkan
mengeksplorasiuterus dan jaringan sekitarnya untuk mencari tempat rupture uteri
ataupun hematom. Reparasi tergantung tebal tipisnya rupture. Pastikan reparasi
benar- benar menghentikan perdarahan dan tidak ada perdarahan dalam karena
hanya akan menyebabkan perdarahan keluar lewat vagina. Pemasangan drainase
apabila perlu. Apabila setelah pembedahan ditemukan uterus intact dan tidak ada
perlukaan ataupun rupture lakukan kompresi bimanual disertai pemberian
uterotonica.

o Ligasi arteri
 Ligasi uteri uterine

Prosedur sederhana dan efektif menghentikan perdarahan yang berasal dari


uterus karena uteri ini mensuplai 90% darah yang mengalir ke uterus. Tidak ada
gangguan aliran menstruasi dan kesuburan.

 Ligasi arteri ovarii

Mudah dilakukan tapi kurang sebanding dengan hasil yang diberikan

 Ligasi arteri iliaca interna

Efektif mengurangi perdarahan yang bersumber dari semua traktus genetalia


dengan mengurangi tekanan darah dan circulasi darah sekitar pelvis. Apabila tidak
berhasil menghentikan perdarahan, pilihan berikutnya adalah histerektomi.

o Histerektomi

Merupakan tindakan curative dalam menghentikan perdarahan yang berasal


dari uterus. Total histerektomi dianggap lebih baik dalam kasus ini walaupun
subtotal histerektomi lebih mudah dilakukan, hal ini disebabkan subtotal
histerektomi tidak begitu efektif menghentikan perdarahan apabila berasal dari
segmen bawah rahim, servix,fornix vagina.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Tania Kulansi K

Nim : 2020-01-14201-039

Tempat Ujian : Ruang VK, Puskesmas Pahandut

Tanggal Pengkajian & Jam : Rabu, 21 September 2022, 10.00 WIB

PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN & PENANGGUNGJAWAB

A. Identitas Klien

Nama : Ny. S

Tempat / tanggal lahir : Desa Murung Panggang, 17 Desember 1987

Agama : Islam

Suku Bangsa : Banjar/ Indonesia

Pendidikan terakhir : SMP

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Golongan Darah : -

Alamat : Desa Kayakah, Amuntai Selatan

Diagnosa Medis : G3P4A0

Penghasilan Per Bulan : tidak menentu

Tanggal Masuk RS : 21/092022

Tanggal Pengkajian : 21/09/2022

Nomor Rekam Medik : -

B. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. M

Umur : 35 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Suku Bangsa : Banjar/Indonesia

Pendidikan terakhir : SMP

Pekerjaan : Swasta

Golongan Darah : -

Alamat : Desa Kayakah, Amuntai Selatan

Hubungan dengan Klien : Suami


STATUS KESEHATAN

a. Alasan Kunjungan / Keluhan Utama :

Pasien mengatakan sakit perut (kontraksi), ingin melahirkan, ketuban pecah dini, air
ketuban keluar banyak.

b. Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST) :

Pada tanggal 21 September 2022, ibu mengatakan pukul 06.00 WIB merasakan sakit
perut (kontraksi). Lalu pada pukul 08.00 ibu tiba di puskesmas Pahandut bersama
suami dan keluarga. Setelah itu, ibu memasuki ruang VK di observasi, keluar cairan
warna hijau campur darah, dilakukan VT pembukaan 5cm. TTD; TD : 165/85, S : 36,0
C

P :pasien mengeluh rasa nyeri pada area perineum

Q : ditusuk-tusuk

R : perineum

S : Skala nyeri 7

T : Pasien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

c. Riwayat Kesehatan Yang Lalu / Yang Pernah Dialami :

Ibu mengatakan hamil anak ke-4 dan belum pernah mengalami keguguran serta tidak
ada riwayat penyakit menular.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga :

Ibu mengatakan bahwa anggota keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit


keturunan seperti kencing manis (diabetes), darah tinggi (hipertensi), asma serta tidak
pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis, TBC, HIV/AIDS dan penyakit
kronis lainnya seperti jantung.
genogram 3 generasi keluarga

Ket :

: Laki – Laki

: Perempuan

: Meninggal

……. : Tinggal Serumah

2. RIWAYAT OBSTETRIC DAN GINEKOLOGI

Riwayat Ginekologi:

- Riwayat Menstruasi :

Menarche : 13 Tahun

Siklus : 28 Hari

Lamanya Haid : 4 Hari

Banyaknya : 2-3x ganti pembalut/hari

Sifat Darah (warna, bau, cair/gumpalan, dysmenorhoe) : warna merah dan bau khas, tidak
ada dysmenorhoe (nyeri haid)

Gangguan sewaktu menstruasi : Tidak ada

Gejala pre menstruasi : Tidak ada

HPHT : 20-12-2021

Taksiran Persalinan : 27-09-2022


 Riwayat Perkawinan (suami dan isteri) :

Usia Pernikahan : 5 Tahun

Lamanya Pernikahan: 5 Tahun

Pernikahan Ke : 2 (kedua)

 Riwayat Keluarga Berencana : Suntik 3bln

Jenis kontrasepsi apa yang digunakan sebelum hamil : pil KB

Waktu dan lamanya penggunaan : 5 tahun, jarang memakai

Apakah ada masalah dengan cara tersebut : Tidak Ada

Jenis, kontrasepsi yang direncanakan setelah persalinan sekarang : KB suntik

Berapa jumlah anak yang direncanakan oleh keluarga : 2 (dua) anak

Riwayat Obstetri :

Masalah
Tgl Umur Jenis Tempat/ Jenis Keadaan
No BB Ha La
partus hamil partus Penolong kelamin Nifas Bayi Anak
mil hir
1 05 38 Norm Puskesm Laki - 2,6 sehat
Januar minggu al as/Bidan laki 00
i2011 gra
m
2 12 39 Norm Puskesm peremp 2,9 sehat
Agust minggu al as/Bidan uan 00
us gra
2012 m
3 23 38 Norm Puskesm Laki - 3,2 sehat
Juni minggu al as/Bidan laki 00
2017 gra
m
4 21 39 Norm Puskesm Laki - 3,6 sehat
Septe minggu al as/Bidan laki 00
mber gra
2022 m
c. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G3 P4A0

Keterangan :

 Masa hamil : Tidak Ada


 Masalah Lahir/persalinan : Tidak Ada
 Masalah Nifas : Tidak Ada
 Masalah bayi : Tidak Ada
 Keadaan Anak : Hidup

d. Riwayat Kehamilan Sekarang

 Amenorhoe : Tidak Ada


 Keluhan waktu hamil : Mual, mual, badan terasa tidak enak, air liur terasa banyak
sehingga ingin meludah terus menerus
 Gerakan anak pertama di rasakan : Menendang - nendang
 Imunisasi : -
 Penambahan BB selama hamil : 5 Kg
 Pemeriksaan kehamilan : tidak teratur
 Tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan : bidan kampung

3. PEMERIKSAAN FISIK

Subjektif Objektif

1. Keadaan Umum

BB sebelum hamil 70 kg

Suhu : 36,0 0C

Nadi : 98x/menit

Tekanan Darah : 165/85 mmHg

BB : 75 kg

Tinggi Badan 162 cm

Kesadaran : Sadar Penuh


Turgor Kulit : <2, turgor kulit baik

2. Kepala - Warna rambut : Hitam

- Keadaan : Bersih

3. Muka - Oedema : Tidak ada

- Cloasma gravidarum : Terlihat pada area sekitar area wajah/pipi

d. Mulut - Mukosa mulut & bibir : bersih, berwarna merah

- Keadaan gigi : Bersih, lengkap

- Fungsi pengecapan : Normal, dapat membedakan pahit, manis, asin

- Keadaan mulut : Bersih

- Fungsi menelan : dapat menelan secara normal

5. Mata - Konjunctiva: Normal berwarna merah muda

- Sklera : Normal putih

- Fungsi Penglihatan : Normal

6. Hidung - Reaksi alergi : tidak ada alergi

- pernah flu : pernah

-Frekuensinya dalam 1 tahun : 3-4x

- perdarahan/peradangan : tidak ada

- Keadaan/kebersihan : bersih

7. Telinga - Keadaan : Bersih, normal tidak ada pembengkakan

- Fungsi pendengaran : Normal, dapat mendengar secara jelas

8. leher - Pembesaran kel. Tyroid :Tidak ada

- Distensi Vena Jugularis: dapat diraba

- Pembesaran KGB : Tidak ada


9. Daerah dada Sesak napas : Tidak Ada

Batuk : Tidak Ada

Sakit dada : Tidak Ada

Suara napas: Suara Nafas Normal

Bunyi jantung : Bunyi Jantung Normal

Palpitasi : tidak ada retraksi dada

Payudara : normal, bentuk simteris, putting susu menonjol, bersih

10. Abdomen Tinggi FU : Abdomen TFU 2 jari dibawah pusat, nyeri bila ditekan

Konsistensi Uterus : Baik

DJJ : (+) 123x/menit

VT tanggal 21/09/2022 pukul 08.00 WIB

Terasa keras

11. Genitalia Eksterna: keluhan : Tidak Ada

- Oedema :Tidak ada

- Varises : Tidak Ada

- Pembesaran Kel Bartolin : Tidak Ada

- Pengeluaran/lochea : lochea rubra

- Warna : Merah Kehitaman

- Jumlah :

VT pembukaan 5 cm

- Bau : tidak ada bau

12. Anus Utuh, Normal Dan Bersih


13. Ekstremitas : Atas :

- Lengan simetris

- Refleks (+)

- Edema (-)

Bawah :

- Tungkai simetris

- Refleks (+)

- Edema (-)

4. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI

Pola Nutrisi

- Frekuensi makan : 3x/hari

- Jenis makanan : semua jenis makanan

- Makanan yang disukai : Ayam goreng

- Makanan yang tidak disukai : Tidak Ada

- Makanan pantang / alergi : Tidak ada Riwayat Alergi

- Nafsu makan : Baik

- Porsi makan : Penuh

- Minum (jumlah dan jenis) : Air Putih, Teh

Pola Eliminasi

Buang Air Kecil (BAK) : . Buang Air Besar (BAB)

- Frekuensi : 1 Hari Sekali

- Warna : Kuning

- Bau : Bau Khas


- Konsistensi : Padat

- Masalah / Keluhan : Tidak Ada

KeluhanBuang Air Besar (BAB) :

Frekuensi :

- Warna : Kuning

- Bau : Berbau Khas

- Masalah / Keluhan : Tidak Ada Keluhan

Pola tidur dan istirahat :

- Waktu tidur : Siang – malam

- Lama tidur/hari : 1 jam siang 7 jam malam

- Kebiasaan pengantar tidur : Tidak Ada

- Kebiasaan saat tidur : Tidak Ada

- Kesulitan dalam tidur : Tidak Ada Kesulitan Tidur

Pola aktivitas dan latihan :

- Kegiatan dalam pekerjaan : Tidak Ada

- Olah raga : Pasien Tidak Terlalu Suka Olah Raga

- Kegiatan di waktu luang : berjualan

-Menyusui (posisi, cara, frekuensi) : -

Personal Hygiene :

Kulit : Kulit Bersih Rambut

Mulut & Gigi : Mulut Dan Gigi Bersih

Pakaian : Pakaian Rapi

Kuku : Kuku Pendek dan Bersih


Ketergantungan fisik

Merokok : Tidak Merokok

Minuman Keras : Tidak Minum Minuman Keras

Obat-obatan : Tidak Mengonsumsi Obat - obatan

Lain-lain : Tidak ada

5. ASPEK PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL

Pola pikir dan persepsi

a. Apakah ibu telah mengetahui cara memberi ASI dan merawat bayi : Iya

b. Apakah klien merencanakan pemberian ASI pada bayinya : Iya

c. Jenis kelamin yang diharapkan : Pasien Mengatakan Menerima apapun Jenis

Kelamin anaknya

d. Siapa yang membantu merawat bayi di rumah : Suami, Keluarga

e. Apakah hamil ini diharapkan : Iya

7. Perubahan perilaku

a. Kala I

* Adaptasi nyeri : Iya

* Pengaturan pernapasan : Normal

* Koping mekanisme terhadap perubahan yang ada : Nornal

* Penerimaan terhadap proses persalinan Baik

b. Kala II

* Adaptasi nyeri : Iya

* Pengaturan pernapasan : Normal

* Koping mekanisme terhadap perubahan yang ada : Normal


* Penerimaan terhadap proses persalinan : Baik

* Cara mengejan : Pasien mengejan dengan baik dan mengikuti arahan

yang diberikan oleh tenaga medis.

c. Kala III

* Adaptasi nyeri : Iya

* Koping mekanisme terhadap perubahan yang ada : Normal

d. Kala IV

* Adaptasi nyeri : Iya

* Koping mekanisme terhadap perubahan yang ada : Normal

8. Persepsi diri

* Hal yang amat di pikirkan saat ini : Kesehatan Dan Keadaan Bayi serta dirinya

* Harapan setelah menjalani perawatan : semoga bayi dan dirinya dalam keadaan sehat dan
lekas pulih

* Perubahan yang dirasa setelah hamil : badan terasa lebih gemuk/berisi

9. Konsep diri

* Body image : Tidak Ada

* Peran : sebagai seorang istri dan ibu untuk anak dan suami

* Ideal diri : Tidak Ada

* Identitas diri : Saya adalah seorang wanita dan Seorang Ibu

* Harga diri : Tidak Ada

10. Hubungan/komunikasi

* Bicara : Bicara Jelas dan mampu dimengerti orang lain.

* Bahasa utama : Bahasa Indonesia ,

* Bahasa daerah : Bahasa Banjar


* Yang tinggal serumah : Suami dan anak

* Adat istiadat yang di anut : Banjar

* Yang memegang peranan penting dalam keluarga : Suami

* Motivasi dari suami : Ada

* Apakah suami perokok : Tidak

* Kesulitan dalam keluarga Tidak Ada

11. Kebiasaan seksual

* Gangguan hubungan seksual : Tidak Ada

* Pemahaman terhadap fungsi seksual : Dapat Memahami

12. Sistem Nilai – Kepercayaan

* Siapa dan apa sumber kekuatan : Allah S.W.T

* Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk anda : Sangat Penting

* Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam dan frekuensi) :

Berdzikir/berdoa

Sebutkan kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan selama di RS

: Sholat, Membaca Al Quran

13. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Darah

* HB : - Golongan Darah/Rh : -

* Gula Darah : - Leukosit : -

* VR/VDRL : -

2. Urine

* Protein : - Sedimen :-
* Reduksi : -

3. Pemeriksaan tambahan

* TTT/NST : - TTO/OCT : -

* USG : - Amnioscopy : -

* TORCH : - Rontgent : -
I. PENGOBATAN

Obat/Terapi Medis Dosis Indikasi

1. paracetamol 3x500mg Paracetamol adalah obat untuk


meredakan demam dan nyeri,
termasuk nyeri haid atau sakit gigi.
Paracetamol atau acetaminophen
tersedia dalam bentuk tablet, sirop,
tetes, suppositoria, dan infus.
2. Vitamin A 1x1 Vitamin A berperan penting dalam
kesehatan mata, sistem imun, dan
pertumbuhan sel. Suplemen vitamin A
bisa digunakan dalam pengobatan
campak dan defisiensi (kekurangan)
vitamin A, termasuk xerophthalmia.
3. Vitamin Livron B-Plex 1x1 Suplemen yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan vitamin dalam
masa penyembuhan dan membantu
memelihara daya tahan tubuh.
4. Amoxicillin Trihydrate 2x 500mg Amoxicillin adalah obat antibiotik
untuk mengatasi penyakit akibat
infeksi bakteri, seperti otitis media,
gonore, atau pielonefritis. Obat ini
juga sering digunakan bersama obat
proton pump inhibitors (PPIs) untuk
menangani tukak lambung yang
disebabkan bakteri H. pylori.

PalangkaRaya, 21 September 2022


Mahasiswa

Tania Kulansi K
DIAGNOSA KEPERAWATAN
ANALISA DATA
DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN
MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
1. Kerusakan integritas Kulit
Ds : Pasien Mengatakan Nyeri di Resiko infeksi
berhubungan dengan luka
luka bekas jahitan perineum, nyeri
post episiotomi SDKI
seperti di tusuk – tusuk skala nyeri (D.142 Hal 304)
Efek prosedurasif
4 nyeri bertambah saat bergerak/
beraktifitas dan nyeri berurang saat
istirahat
Manultrisi

Do :
- Wajah Tampak Meringis
TD : 165/85 mmHg Peningkatan paparan
S : 36.0℃ organisme pathogen
lingkungan
N : 98x/menit
RR : 18x/menit
Ketidakuatan pertahanan
tubuh primer sekuder

Resiko Infeksi

2. Ds : -
Perubahan fisiologi

Do : Risiko perdarahan
- Perdarahan >500ml Vagina dan (D.0012)
perineum

Ruptur jaringan

Pembuluh darah

perdarahan

3. Ds : Pasien mengatakan belum


tau cara menyusui bayi yang benar Kurangnya
dan pentingnya ASI untuk bayi informasi
PRIORITAS MASALAH
No. Diagnosa Keperawatan Keperawatan Dasar
1 Risiko infeksi berhubungan dengan luka post episiotomy (D.0142)
2 Risiko perdarahan berhubungan dengan ketuban pecah sebelum waktunya (D.0012)

3 Defisit Pengetahuan Berkaitan Dengan Kurangnya informasi kognitif cara


menyusui yang baik dan benar dan pentingnya ASI(D.0111)
INTERVENSI KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S

Ruang Rawat : Ruang VK Puskesmas Pahandut

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Tanda Tangan Perawat


1. risiko infeksi berhunumgam Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi I.14539 (hal.278)
keperawatan selama 1x7 jam
dengan luka post episiotomi
pertemuan diharapkan Pasien tidak Observasi :
merasakan nyeri lagi
1. Monitor tanda dan gejala
Kriteria Hasil :
infeksi local dan sistemik.
1. Nyeri menurun Terapeutik :
2. Kemerahan menurun 1. Batasi jumlah pengunjung.
3. Bengkak menurun 2. Berikan perawatan kulit pada TANIA KULANSI K
4. Integritas kulit dan jaringan area luka.
membaik 3. Cuci tangan sebelum dan
5. Perfusi jaringan meningkat sesudah kontak dengan pasien
6. Kerusakan jaringan menurun dan lingkungan pasien.
7. Kerusakan lapisan kulit menurun 4. Cuci tangan sebelum dan
8. Nyeri menurun sesudah menyentuh area luka
post episiotomi
Edukasi:
1. Jelaskan tanda dan gejala
infeksi.
2. Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka operasi.
3. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi.
4. Anjurkan meningkatkan
asupan cairan.
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian obat oral.
Amoxicillin tryhydrare

Pencegahan Perdarahan I.02067 (hal.283)


Setelah dilakukan tindakan Observasi :
2. Resiko Perdarahan keperawatan selama 1x7 jam
pertemuan diharapkan perdarahan 1. Monitor perdarahan.
pada pasien berkurang. Terapeutik :
1. Pertahankan bed rest selama
perdarahan.
2. Batasi aktivitas yang membuat
perdarahan semakin parah.
3. Gunakan Kasur pencegah TANIA KULANSI K
dekubitus.
4. Hindari pengukuran suhu
rektal.
Edukasi :
1. Jelaskan tanda dan gejala
perdarahan.
2. Anjurkan menggunakan kaos kaki
saat ambulasi.
3. Anjurkan meningkatkan asupan
cairan untuk menghindari
konstipasi.
4. Anjurkan meningkatkan asupan
makanan dan vitamin K
5. Anjurkan segera melapor jika
terjadi perdarahan.
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian obat
pengontrol darah, jika perlu.
2. Kolaborasi pemberian produk
darah, jika perlu.
3. Kolaborasi pemberian pelunak
tinja, jika perlu.

Edukasi Kesehatan I.12383 (hal.65)


3. Defisit pengetahuan berkaitan Setelah dilakukan tindakan Observasi :
dengan kurangnya informasi keperawatan selama 1x7 jam
kognitif cara menyusui yang baik pertemuan diharapkan klien mengerti 1. Identifikasi kesiapan dan
dan benar dan pentingnya ASI cara menyusui yang benar dan kemampuan menerima informasi.
pentingnya ASI.
2. Identifikasi faktor-faktor yang
dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perlaku TANIA KULANSI K
hidup bersih dan sehat.
Terapeutik :
1. Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan.
2. Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan.
3. Berikan kesempatan untuk
bertanya.
Edukasi :
1. Jelaskan faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat.
3. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam

21 September 2022 1. Mengidentifikasi resiko infeksi S : Pasien mengatakan nyeri pada luka bekas jahitan
2. Mengajarkan pasien menjaga kebersihan diri perineum berkurang
Pukul 10.30 WIB
3. Mengajarkan pasien menjaga luka bekas jahit O:
4. Mengajarkan pasien tentang mencegah infeksi
5. Mengajarkan pasien memperbanyak konsumsi sayur 1. Meringis pasien tampak berkurang
dan buah 2. Pasien bisa mempraktekan nafas dalam Ketika
merasa nyeri
3. Pasien tampak beristirahat pada saat nyeri
timbul setelah Teknik nafas dalam

TTV :
TD: 165/85 mmHg

N: 98x/menit

R: 18x/menit

S: 36,0 ’C
Skala nyeri : 4

A : Masalah teratasi
P : Intervensi diberhentikan
21 September 2022 1. Monitor perdarahan yang keluar S : pasien mengatakan darah yang keluar berkurang
2. Monitor kelembapan kulit atau lebih sedikit dari yang sebelumnya
Pukul 10.30 WIB
O:
1. Pasien tampak berbaring
2. Pasien tidak merasa risih
3. Kelembapan kulit normal
A : Masalah teratasi
P : Intervensi diberhentikan
21 September 2022 S : Pasien mengatakan ingin mengetahui lebih banyak
1. Memastikan bahwa pasien sudah mengerti informasi tentang resiko infeksi bekas operasi
Pukul 10.30 WIB
2. Tanyakan minat pasien dalam topik yang
dibahas
O:
3. Memberitahukan banyak informasi kepada
pasien terkait topik yang dibahas 1. Pasien tampak siap mengetahui lebih banyak
informasi
2. Pasien tampak sangat suka mendengarkan
informasi yang disampaikan
3. Pasien tampak rileks
4. Pasien tampak bisa menerima informasi yang
disampaikan
5. Pasien tampak sangat ingin menegtahui
banyak informasi tentang resiko infeksi

A : A : Masalah teratasi
P : Intervensi diberhentikan
BAB 4

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perdarahan persalinan didefinisikan sebagai kehilangan darah lebih besar
dari atau sama dengan 500 ml setelah lahir pada persalinan pervaginam 1000 ml
pada persalinan section sesaria. Perdarahan yang terjadi dalam waktu 24 jam
disebut perdarahan post partum dini sedangkan perdarahan yang terjadi antara 24
jam hingga 12 minggu postnatal dianggap sebagai perdarahan post partum
lanjutan. Etiologi terjadinya perdarahan post partum dikenal dengan 4T (Tonus,
Tissue, Trauma, dan Thrombin).

Pasien dengan perdarahan post partum harus ditangani dalam 2 komponen,


yaitu: (1) resusitasi dan penanganan perdarahan obstetri serta kemungkinan syok
hipovolemik dan (2) identifikasi dan penanganan berdasarkan penyebab terjadinya
perdarahan post partum.

4.2 Saran
1. Untuk Mahasiswa
Diharapkan maahasiswa mampu mengembangkan wawasan dari ilmu
keperawatan khususnya tentang Asuhan keperawatan pada pasien dengan
Perdarahan persalinan.
2. Untuk Klien dan Keluarga
Harapannya dapat Menambah informasi mengenai dan pengobatannya
sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan pasien.
3. Untuk Institusi
Untuk institusi diharapkan pembahasan ini dapat menjadi bahan atau
sumber data bagi penulis berikutnya

4. Untuk IPTEK
Diharapkan dapat Memberikan informasi dalam pengembangan ilmu
keperawatan terutama dalam kebutuhan dasar manusia yang menjadi
masalah Kesehatan pada klien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Gilstrap LC, Wenstrom
KD. Obstetrical Hemorrhage. In: Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL,
Hauth JC, Gilstrap LC, Wenstrom KD, editor. Williams Obstetrics. Edisi 24.
USA: The McGraw-Hill Companies; 2014. p. 780-822
2. Smith J. Post partum Hemorrhage. [online]. 2014. [updated 23 September
2014; cited 27 Januari 2016]; Available from:http://emedicine. medscape.
com
3. Anderson J, Etches D. Prevention and Management of Post partum
Hemorrhage. Am Fam Physician. 2007 Mar 15;75(6). p. 875-881
4. Pitkin J, Peattie AB, Magowan BA. Post partum Haemorrhage And
Abnormalities Of The Third Stage Of Labour. Edinburgh: Chruchill
Livingstone; 2003. p. 60-61
5. Kompasiana. Angka Kematian Ibu di Indonesia Masih Jauh dari Target
MDGs 2015. 2014 [updated 9 November 2014; cited 27 Januari 2015];
Available from: http://kesehatan. kompasiana.
com/medis/2014/11/09/angka-kematian-ibu-di-indonesia-masih-jauh-dari-
target-mdgs-2015-690475. html
6. Pusat Data Perhimpunan RS seluruh Indonesia. Enam Provinsi Jadi Sasaran
Penurunan Angka Kematian Ibu dan Anak. 2012 [updated 14 Mei 2012;
cited 27 Januari 2016]; Available from: http://www. pdpersi. co.
id/content/news. php?mid=5&catid=23&nid=802
7. Kemnterian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi Kesehatan Ibu. In:
Indonesia KKR, editor. Jakarta: Infodatin; 2014. Available from: http://www.
depkes. go. id/download. php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-
ibu. pdf
8. Aghajanian P, dkk. Post partum Hemorrhage & the Abnormal Puerperium.
In: DeCherney AH, Nathan L, Goodwin TM, Laufer N, editors. Current
Diagnosis & Treatment Obstetrics & Gynecology. USA: The McGraw-Hill
Companies; 2006. p. 31. 1-14
9. POPPPI. Prevention of Post partum Hemorrhages: Implementing Active
Managaement of the Third Stage of Labor (AMTSL): A Reference Manual
for Health Care Providers. Seattle: PATH; 2007. p. 8-9, 12, 19, 53-62
10. WHO. WHO Recommendations for the Prevention and Treatment of Post
partum Haemorrhages. 2012; Available from: http://apps. who.
int/iris/bitstream/10665/75411/1/9789241548502_eng. pdf
11. Paterson S, Brown S. Obstetrics Emergencies. In: Edmonds DK, editor.
Dewhurst’s Textbook of Obstetrics & Gynaecology. Edisi 7. USA:
Blackwell Publishing; 2007. p. 149-54
12. WHO. WHO Guidelines for the Management of Post partum Haemorrhage
and retained placenta. 2009; Available from: http://whqlibdoc. who.
int/publications/2009/9789241598514_eng. pdf
13. Thapa K, Malla B, Pandey S, Amatya S. Intrauterine Condom Tamponade in
Management of Post Partum Haemorrhage. J Nepal Health Res Counc. 2010
8(16). p. 19-22
14. Pelatihan Pelayanan Obstetri Emergensi Dasar. Atonia Uteri. Bagian
Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Makassar. 2008
15. Diemert A, Ortmeyer G, Hollwitz B, Lotz M, Somville T, Glosemeyer P,
Diehl W, Hecher K. The combination of intrauterine ballon tamponade and
the B-lynch procedure for the treatment of severe post partum hemorrhage.
Am J Obstet Gynecol. 2012. 65. e1-4

Anda mungkin juga menyukai