Di Susun Oleh :
Tania Kulansi K.
2020-01-14201-039
PEMBIMBING PRAKTIK
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
Table of Contents
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
KATA PENGANTAR.............................................................................................................4
BAB I......................................................................................................................................5
PENDAHULUAN..................................................................................................................5
A. Latar Belakang..............................................................................................................5
B. Tujuan............................................................................................................................6
C. Manfaat..........................................................................................................................7
BAB 2......................................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................8
A. PENGERTIAN...........................................................................................................8
B. EPIDEMIOLOGI.......................................................................................................8
C. ETIOLOGI......................................................................................................................8
D. PATOFISIOLOGI/PATHWAY.........................................................................................14
E. FAKTOR RESIKO...................................................................................................14
F. DIAGNOSIS KEPERAWATAN..............................................................................16
G. PENCEGAHAN DAN MANAJEMEN...............................................................17
BAB 3....................................................................................................................................23
ASUHAN KEPERAWATAN................................................................................................23
PENGKAJIAN.................................................................................................................23
DIAGNOSA KEPERAWATAN.......................................................................................38
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN...............................................49
BAB 4....................................................................................................................................53
PENUTUP............................................................................................................................53
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................53
4.2 Saran...........................................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................55
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Asuhan
Keperawatan yang membahas tentang ” Laporan Pendahuluan dan Asuhan
Keperawatan Maternitas dan Anak pada Klien Ny. S Persalinan Normal dengan
Perdarahan di Ruang VK Puskesmas Pahandut Palangkaraya”. Laporan pendahuluan
ini disusun guna melengkapi tugas PPK II.
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Maria Adelheid Ensia S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap Palangka
Raya.
2. Meilitha Carolina,Ners.,M.Kep. selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Rimba Aprianti, S.Kep., Ners selaku penanggung jawab mata kuliah Praktik
Praklinik Keperawatan II (PPK 2).
4. Elin Ria Resty.,S.Kep,Ners selaku pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan
keperawatan ini.
5. Siti Faridah., STr, Keb selaku pembimbing lahan yang telah banyak memberikan
arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan keperawatan ini.
6. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan ini
dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Palangka Raya, 21 September 2022
Tania Kulansi K
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jika kita berbicara tentang persalinan sudah pasti berhubungan dengan
perdarahan, karena semua persalinan baik pervaginam ataupun perabdominal (sectio
cesarea) selalu disertai perdarahan. Pada persalinan pervaginam perdarahan dapat
terjadi sebelum, selama ataupun sesudah persalinan. Perdarahan bersama-sama
infeksi dan gestosis merupakan tiga besar penyebab utama langsung dari kematian
maternal.
Kematian maternal adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam
42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya
kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Sebab-sebab
kematian ini dapat dibagi dalam 2 golongan, yakni yang langsung disebabkan oleh
komplikasi-komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas, dan sebab-sebab lain seperti
penyakit jantung, kanker, dan lain sebagainya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan keperawatan pada ibu nifas Ny. S persalinan normal
dengan perdarahan di Puskesmas Pahandut.
2. Tujuan khusus
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang ibu bersalin.
2. Bagi pasien untuk menambah pengetahuan dan wawasan pasien tentang asuhan
keperawatan pada ibu bersalin dan berbagai resikonya.
3. Bagi Institusi
a) Pendidikan
Untuk menambah referensi atau sebagai bahan keperustakaan.
b) Puskesmas
Untuk masukan agar meningkatkan pelayanan di Puskesmas Pahandut.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
B. EPIDEMIOLOGI
1. Insiden
Angka kejadian perdarahan postpartum setelah persalinan pervaginam yaitu 5-
8%. Perdarahan postpartum adalah penyebab paling umum perdarahan yang
berlebihan pada kehamilan, dan hampir semua tranfusi pada wanita hamil dilakukan
untuk menggantikan darah yang hilang setelah persalinan.
C. ETIOLOGI
Banyak faktor potensial yang dapat menyebabkan hemorrhage postpartum,
faktor-faktor yang menyebabkan hemorrhage postpartum adalah atonia uteri,
perlukaan jalan lahir, retensio plasenta, sisa plasenta, kelainan pembekuan darah.
2. Tissue
a. Retensio plasenta
b. Sisa plasenta
c. Plasenta acreta dan variasinya
Apabila plasenta belum lahir setengah jam setelah janin lahir, hal itu
dinamakan retensio plasenta. Hal ini bisa disebabkan karena : plasenta belum lepas
dari dinding uterus atau plasenta sudah lepas akan tetapi belum dilahirkan.
Jika plasenta belum lepas sama sekali, tidak terjadi perarahan, tapi apabila
terlepas sebagian maka akan terjadi perdarahan yang merupakan indikasi untuk
mengeluarkannya.
- Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab vilis komalis menembus
desidva sampai miometrium – sampai dibawah peritoneum ( plasenta akreta –
perkreta )
Plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar
disebabkan oleh tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah penanganan
kala III. Sehingga terjadi lingkaran konstriksi pada bagian bawah uterus yang
menghalangi keluarnya plasenta ( inkarserasio plasenta ). Sisa plasenta yang
tertinggal merupakan penyebab 20-25 % dari kasus perdarahan postpartum.
3. Trauma
Sekitar 20% kasus hemorraghe postpartum disebabkan oleh trauma jalan lahir
a. Ruptur uterus
b. Inversi uterus
c. Perlukaan jalan lahir
d. Vaginal hematom
Ruptur spontan uterus jarang terjadi, faktor resiko yang bisa menyebabkan
antara lain grande multipara, malpresentasi, riwayat operasi uterus sebelumnya, dan
persalinan dengan induksi oxytosin. Repture uterus sering terjadi akibat jaringan
parut section secarea sebelumnya.
Laserasi dapat mengenai uterus, cervix, vagina, atau vulva, dan biasanya
terjadi karena persalinan secara operasi ataupun persalinan pervaginam dengan bayi
besar, terminasi kehamilan dengan vacuum atau forcep, walau begitu laserasi bisa
terjadi pada sembarang persalinan. Laserasi pembuluh darah dibawah mukosa
vagina dan vulva akan menyebabkan hematom, perdarahan akan tersamarkan dan
dapat menjadi berbahaya karena tidak akan terdeteksi selama beberapa jam dan
bisa menyebabkan terjadinya syok. Episiotomi dapat menyebabkan perdarahan yang
berlebihan jika mengenai artery atau vena yang besar, jika episitomi luas, jika ada
penundaan antara episitomi dan persalinan, atau jika ada penundaan antara persalinan
dan perbaikan episitomi.
Perdarahan yang terus terjadi (terutama merah menyala) dan kontraksi uterus
baik akan mengarah pada perdarahan dari laserasi ataupun episitomi. Ketika laserasi
cervix atau vagina diketahui sebagai penyebab perdarahan maka repair adalah solusi
terbaik.
Pada inversion uteri bagian atas uterus memasuki kovum uteri, sehingga
tundus uteri sebelah dalam menonjol kedalam kavum uteri.
Peristiwa ini terjadi tiba-tiba dalam kala III atau segera setelah plasenta keluar
Inversio uteri dapat dibagi :
- Fundus uteri menonjol kedalam kavum uteri tetapi belum keluar dari ruang
tersebut.
- Uterus dengan vagina semuanya terbalik, untuk sebagian besar terletak diluar
vagina.
Tindakan yang dapat menyebabkan inversion uteri ialah perasat crede pada
korpus uteri yang tidak berkontraksi baik dan tarikan pada tali pusat dengan plasenta
yang belum lepas dari dinding uterus.
Pada penderita dengan syok perdarahan dan fundus uteri tidak ditemukan
pada tempat yang lazim pada kala III atau setelah persalinan selesai. Pemeriksaan
dalam dapat menunjukkan tumor yang lunak diatas servix uteri atau dalam vagina.
Kelainan tersebut dapat menyebabkan keadaan gawat dengan angka kematian
tinggi (15 – 70 %). Reposisi secepat mungkin akan memberi harapan yang terbaik
untuk keselamatan klien.
Hipofibrinogenemia,
Trombocitopeni
Idiopathic thrombocytopenic purpura,
HELLP syndrome (hemolysis, elevated liver enzymes, and low platelet
count)
Disseminated Intravaskuler Coagulation
Dilutional coagulopathy bisa terjadi pada transfusi darah lebih dari 8 unit
karena darah donor biasanya tidak fresh sehingga komponen fibrin dan
trombosit sudah rusak.
D. PATOFISIOLOGI/PATHWAY
D.
Post partum normal
Kekurangan volume
Resiko infeksi
cairan
E. FAKTOR RESIKO
1. Grande multipara
2. Perpanjangan persalinan
3. Chorioamnionitis
4. Kehamilan multiple
Persiapan persalinan
Di rumah sakit diperiksa keadaan fisik, keadaan umum, kadar Hb, golongan
darah, dan bila memungkinkan sediakan donor darah dan dititipkan di bank darah.
Pemasangan cateter intravena dengan lobang yang besar untuk persiapan apabila
diperlukan transfusi. Untuk pasien dengan anemia berat sebaiknya langsung
dilakukan transfusi. Sangat dianjurkan pada pasien dengan resiko perdarahan
postpartum untuk menabung darahnya sendiri dan digunakan saat persalinan.
Persalinan
Setelah bayi lahir, lakukan massae uterus dengan arah gerakan circular atau
maju mundur sampai uterus menjadi keras dan berkontraksi dengan baik. Massae
yang berlebihan atau terlalu keras terhadap uterus sebelum, selama ataupun sesudah
lahirnya plasenta bisa mengganggu kontraksi normal myometrium dan bahkan
mempercepat kontraksi akan menyebabkan kehilangan darah yang berlebihan dan
memicu terjadinya perdarahan post partum.
Tujuan utama pertolongan pada pasien dengan perdarahan post partum adalah
menemukan dan menghentikan penyebab dari perdarahan secepat mungkin.
Transfusi darah : bisa berupa whole blood ataupun packed red cell
Atonia uteri
Periksa ukuran dan tonus uterus dengan meletakkan satu tangan di fundus
uteri dan lakukan massase untuk mengeluarkan bekuan darah di uterus dan vagina.
Apabila terus teraba lembek dan tidak berkontraksi dengan baik perlu dilakukan
massase yang lebih keras dan pemberian oxytocin.
Sisa plasenta
Apabila perdarahan masih berlanjut dan kontraksi uterus tidak baik bisa
dipertimbangkan untuk dilakukan laparatomi. Pemasangan tamponade uterrovaginal
juga cukup berguna untuk menghentikan perdarahan selama persiapan operasi.
Hematom jalan lahir bagian bawah biasanya terjadi apabila terjadi laserasi
pembuluh darah dibawah mukosa, penetalaksanaannya bisa dilakukan incise dan
drainase. Apabila hematom sangat besar curigai sumber hematom karena pecahnya
arteri, cari dan lakukan ligasi untuk menghentikan perdarahan.
Terapi pembedahan
o Laparatomi
o Ligasi arteri
Ligasi uteri uterine
o Histerektomi
Nim : 2020-01-14201-039
PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN & PENANGGUNGJAWAB
A. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Agama : Islam
Golongan Darah : -
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Golongan Darah : -
Pasien mengatakan sakit perut (kontraksi), ingin melahirkan, ketuban pecah dini, air
ketuban keluar banyak.
Pada tanggal 21 September 2022, ibu mengatakan pukul 06.00 WIB merasakan sakit
perut (kontraksi). Lalu pada pukul 08.00 ibu tiba di puskesmas Pahandut bersama
suami dan keluarga. Setelah itu, ibu memasuki ruang VK di observasi, keluar cairan
warna hijau campur darah, dilakukan VT pembukaan 5cm. TTD; TD : 165/85, S : 36,0
C
Q : ditusuk-tusuk
R : perineum
S : Skala nyeri 7
Ibu mengatakan hamil anak ke-4 dan belum pernah mengalami keguguran serta tidak
ada riwayat penyakit menular.
Ket :
: Laki – Laki
: Perempuan
: Meninggal
Riwayat Ginekologi:
- Riwayat Menstruasi :
Menarche : 13 Tahun
Siklus : 28 Hari
Sifat Darah (warna, bau, cair/gumpalan, dysmenorhoe) : warna merah dan bau khas, tidak
ada dysmenorhoe (nyeri haid)
HPHT : 20-12-2021
Pernikahan Ke : 2 (kedua)
Riwayat Obstetri :
Masalah
Tgl Umur Jenis Tempat/ Jenis Keadaan
No BB Ha La
partus hamil partus Penolong kelamin Nifas Bayi Anak
mil hir
1 05 38 Norm Puskesm Laki - 2,6 sehat
Januar minggu al as/Bidan laki 00
i2011 gra
m
2 12 39 Norm Puskesm peremp 2,9 sehat
Agust minggu al as/Bidan uan 00
us gra
2012 m
3 23 38 Norm Puskesm Laki - 3,2 sehat
Juni minggu al as/Bidan laki 00
2017 gra
m
4 21 39 Norm Puskesm Laki - 3,6 sehat
Septe minggu al as/Bidan laki 00
mber gra
2022 m
c. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G3 P4A0
Keterangan :
3. PEMERIKSAAN FISIK
Subjektif Objektif
1. Keadaan Umum
BB sebelum hamil 70 kg
Suhu : 36,0 0C
Nadi : 98x/menit
BB : 75 kg
- Keadaan : Bersih
- Keadaan/kebersihan : bersih
10. Abdomen Tinggi FU : Abdomen TFU 2 jari dibawah pusat, nyeri bila ditekan
Terasa keras
- Jumlah :
VT pembukaan 5 cm
- Lengan simetris
- Refleks (+)
- Edema (-)
Bawah :
- Tungkai simetris
- Refleks (+)
- Edema (-)
Pola Nutrisi
Pola Eliminasi
- Warna : Kuning
Frekuensi :
- Warna : Kuning
Personal Hygiene :
a. Apakah ibu telah mengetahui cara memberi ASI dan merawat bayi : Iya
Kelamin anaknya
7. Perubahan perilaku
a. Kala I
b. Kala II
c. Kala III
d. Kala IV
8. Persepsi diri
* Hal yang amat di pikirkan saat ini : Kesehatan Dan Keadaan Bayi serta dirinya
* Harapan setelah menjalani perawatan : semoga bayi dan dirinya dalam keadaan sehat dan
lekas pulih
9. Konsep diri
* Peran : sebagai seorang istri dan ibu untuk anak dan suami
10. Hubungan/komunikasi
Berdzikir/berdoa
1. Darah
* HB : - Golongan Darah/Rh : -
* VR/VDRL : -
2. Urine
* Protein : - Sedimen :-
* Reduksi : -
3. Pemeriksaan tambahan
* TTT/NST : - TTO/OCT : -
* USG : - Amnioscopy : -
* TORCH : - Rontgent : -
I. PENGOBATAN
Tania Kulansi K
DIAGNOSA KEPERAWATAN
ANALISA DATA
DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN
MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
1. Kerusakan integritas Kulit
Ds : Pasien Mengatakan Nyeri di Resiko infeksi
berhubungan dengan luka
luka bekas jahitan perineum, nyeri
post episiotomi SDKI
seperti di tusuk – tusuk skala nyeri (D.142 Hal 304)
Efek prosedurasif
4 nyeri bertambah saat bergerak/
beraktifitas dan nyeri berurang saat
istirahat
Manultrisi
Do :
- Wajah Tampak Meringis
TD : 165/85 mmHg Peningkatan paparan
S : 36.0℃ organisme pathogen
lingkungan
N : 98x/menit
RR : 18x/menit
Ketidakuatan pertahanan
tubuh primer sekuder
Resiko Infeksi
2. Ds : -
Perubahan fisiologi
Do : Risiko perdarahan
- Perdarahan >500ml Vagina dan (D.0012)
perineum
Ruptur jaringan
Pembuluh darah
perdarahan
Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam
21 September 2022 1. Mengidentifikasi resiko infeksi S : Pasien mengatakan nyeri pada luka bekas jahitan
2. Mengajarkan pasien menjaga kebersihan diri perineum berkurang
Pukul 10.30 WIB
3. Mengajarkan pasien menjaga luka bekas jahit O:
4. Mengajarkan pasien tentang mencegah infeksi
5. Mengajarkan pasien memperbanyak konsumsi sayur 1. Meringis pasien tampak berkurang
dan buah 2. Pasien bisa mempraktekan nafas dalam Ketika
merasa nyeri
3. Pasien tampak beristirahat pada saat nyeri
timbul setelah Teknik nafas dalam
TTV :
TD: 165/85 mmHg
N: 98x/menit
R: 18x/menit
S: 36,0 ’C
Skala nyeri : 4
A : Masalah teratasi
P : Intervensi diberhentikan
21 September 2022 1. Monitor perdarahan yang keluar S : pasien mengatakan darah yang keluar berkurang
2. Monitor kelembapan kulit atau lebih sedikit dari yang sebelumnya
Pukul 10.30 WIB
O:
1. Pasien tampak berbaring
2. Pasien tidak merasa risih
3. Kelembapan kulit normal
A : Masalah teratasi
P : Intervensi diberhentikan
21 September 2022 S : Pasien mengatakan ingin mengetahui lebih banyak
1. Memastikan bahwa pasien sudah mengerti informasi tentang resiko infeksi bekas operasi
Pukul 10.30 WIB
2. Tanyakan minat pasien dalam topik yang
dibahas
O:
3. Memberitahukan banyak informasi kepada
pasien terkait topik yang dibahas 1. Pasien tampak siap mengetahui lebih banyak
informasi
2. Pasien tampak sangat suka mendengarkan
informasi yang disampaikan
3. Pasien tampak rileks
4. Pasien tampak bisa menerima informasi yang
disampaikan
5. Pasien tampak sangat ingin menegtahui
banyak informasi tentang resiko infeksi
A : A : Masalah teratasi
P : Intervensi diberhentikan
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perdarahan persalinan didefinisikan sebagai kehilangan darah lebih besar
dari atau sama dengan 500 ml setelah lahir pada persalinan pervaginam 1000 ml
pada persalinan section sesaria. Perdarahan yang terjadi dalam waktu 24 jam
disebut perdarahan post partum dini sedangkan perdarahan yang terjadi antara 24
jam hingga 12 minggu postnatal dianggap sebagai perdarahan post partum
lanjutan. Etiologi terjadinya perdarahan post partum dikenal dengan 4T (Tonus,
Tissue, Trauma, dan Thrombin).
4.2 Saran
1. Untuk Mahasiswa
Diharapkan maahasiswa mampu mengembangkan wawasan dari ilmu
keperawatan khususnya tentang Asuhan keperawatan pada pasien dengan
Perdarahan persalinan.
2. Untuk Klien dan Keluarga
Harapannya dapat Menambah informasi mengenai dan pengobatannya
sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan pasien.
3. Untuk Institusi
Untuk institusi diharapkan pembahasan ini dapat menjadi bahan atau
sumber data bagi penulis berikutnya
4. Untuk IPTEK
Diharapkan dapat Memberikan informasi dalam pengembangan ilmu
keperawatan terutama dalam kebutuhan dasar manusia yang menjadi
masalah Kesehatan pada klien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Gilstrap LC, Wenstrom
KD. Obstetrical Hemorrhage. In: Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL,
Hauth JC, Gilstrap LC, Wenstrom KD, editor. Williams Obstetrics. Edisi 24.
USA: The McGraw-Hill Companies; 2014. p. 780-822
2. Smith J. Post partum Hemorrhage. [online]. 2014. [updated 23 September
2014; cited 27 Januari 2016]; Available from:http://emedicine. medscape.
com
3. Anderson J, Etches D. Prevention and Management of Post partum
Hemorrhage. Am Fam Physician. 2007 Mar 15;75(6). p. 875-881
4. Pitkin J, Peattie AB, Magowan BA. Post partum Haemorrhage And
Abnormalities Of The Third Stage Of Labour. Edinburgh: Chruchill
Livingstone; 2003. p. 60-61
5. Kompasiana. Angka Kematian Ibu di Indonesia Masih Jauh dari Target
MDGs 2015. 2014 [updated 9 November 2014; cited 27 Januari 2015];
Available from: http://kesehatan. kompasiana.
com/medis/2014/11/09/angka-kematian-ibu-di-indonesia-masih-jauh-dari-
target-mdgs-2015-690475. html
6. Pusat Data Perhimpunan RS seluruh Indonesia. Enam Provinsi Jadi Sasaran
Penurunan Angka Kematian Ibu dan Anak. 2012 [updated 14 Mei 2012;
cited 27 Januari 2016]; Available from: http://www. pdpersi. co.
id/content/news. php?mid=5&catid=23&nid=802
7. Kemnterian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi Kesehatan Ibu. In:
Indonesia KKR, editor. Jakarta: Infodatin; 2014. Available from: http://www.
depkes. go. id/download. php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-
ibu. pdf
8. Aghajanian P, dkk. Post partum Hemorrhage & the Abnormal Puerperium.
In: DeCherney AH, Nathan L, Goodwin TM, Laufer N, editors. Current
Diagnosis & Treatment Obstetrics & Gynecology. USA: The McGraw-Hill
Companies; 2006. p. 31. 1-14
9. POPPPI. Prevention of Post partum Hemorrhages: Implementing Active
Managaement of the Third Stage of Labor (AMTSL): A Reference Manual
for Health Care Providers. Seattle: PATH; 2007. p. 8-9, 12, 19, 53-62
10. WHO. WHO Recommendations for the Prevention and Treatment of Post
partum Haemorrhages. 2012; Available from: http://apps. who.
int/iris/bitstream/10665/75411/1/9789241548502_eng. pdf
11. Paterson S, Brown S. Obstetrics Emergencies. In: Edmonds DK, editor.
Dewhurst’s Textbook of Obstetrics & Gynaecology. Edisi 7. USA:
Blackwell Publishing; 2007. p. 149-54
12. WHO. WHO Guidelines for the Management of Post partum Haemorrhage
and retained placenta. 2009; Available from: http://whqlibdoc. who.
int/publications/2009/9789241598514_eng. pdf
13. Thapa K, Malla B, Pandey S, Amatya S. Intrauterine Condom Tamponade in
Management of Post Partum Haemorrhage. J Nepal Health Res Counc. 2010
8(16). p. 19-22
14. Pelatihan Pelayanan Obstetri Emergensi Dasar. Atonia Uteri. Bagian
Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Makassar. 2008
15. Diemert A, Ortmeyer G, Hollwitz B, Lotz M, Somville T, Glosemeyer P,
Diehl W, Hecher K. The combination of intrauterine ballon tamponade and
the B-lynch procedure for the treatment of severe post partum hemorrhage.
Am J Obstet Gynecol. 2012. 65. e1-4