Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

UPAYA PENCEGAHAN PENINGKATAN KESAKITAN DAN KEMATIAN


MATERNAL DAN NEONATAL PADA SITUASI KRISIS DAN PENGELOLAAN
SISTEM RUJUKAN UNTUK MEMFASILITASI TRANSPORTASI DAN
KOMUNIKASI DARI MASYARAKAT KE FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
DAN SEBALIKNYA
Dosen Pengampuh : Hukmiyah Aspar, S.ST.,M.Kes,.M.Keb

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
RESKI AMELIA : (202202094)
RESKI ANAN SAJIDA : (202202095)
RESKI ANGRENI PUTRI : (202202096)
RIFANI PRATIWI : (202202097)
SITI NURALIJA : (202202098)
SITI NURFADILA : (202202099)
SITTI NURHALIJA : (202202100)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA
2024/2025
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena atas hidayanya dan
kesempatan maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang
berjudul UPAYA PENCEGAHAN PENINGKATAN KESAKITAN DAN KEMATIAN
MATERNAL DAN NEONATAL PADA SITUASI KRISIS DAN PENGELOLAAN
SISTEM RUJUKAN UNTUK MEMFASILITASI TRANSPORTASI DAN
KOMUNIKASI DARI MASYARAKAT KE FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
DAN SEBALIKNYA. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan
persyaratan untuk menyelesaikan Tugas mata kuliah TANGGAP DARURAT
BENCANA. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman para pembaca, sehingga dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini, dan kami harapkan kedepannya dapat lebih baik.

Makassar, 29 Februari 2024


Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
A. LATAR BELAKANG.....................................................................
B. RUMUSAN MASALAH................................................................
C. TUJUAN......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN............................................................................
A. Resiko kematian neonatal dan cara mengurangi angka
kematian dan kesakitan neonatal...............................................
B. Definsi Sistem Rujukan..............................................................
C. Konseling Kasus Kegawatdaruratan..........................................
D. Rujukan kasus kegawatdaruratan..............................................
E. Prinsip-Prinsip Dasar dalam melaksanakan rujukan..................
F. Perlengkapan rujukan................................................................
G. Perlengkapan Rujukan...............................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................


A. KESEMPULAN..........................................................................
B. SARAN.......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Gawat darurat adalah keadaan yang mengancam nyawa yang harus di


lakukan Tindakan segera untuk menghindari kecacatan bahkan kematian
pasien (Hutabarat & Putra, 2016)
Krisis adalah peristiwa yang tidak terduga atau tiba-tiba, seringkali
merupakan peristiwa yang berbahaya (Dorland, 2011). Keadaan darurat juga
dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan terkadang berbahaya yang
terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga serta membutuhkan tindakan segera
untuk menyelamatkan nyawa (Campbell, 2000). Kedaruratan Obstetri adalah
kondisi kesehatan yang mengancam jiwa yang terjadi selama kehamilan atau
selama dan setelah persalinan dan. Ada beberapa penyakit dan gangguan
selama kehamilan yang mengancam keselamatan ibu dan anak (Chamberlain
dkk, 1999). Kegawatdaruratan Obstetri adalah peristiwa kelahiran yang jika
tidak segera ditangani akan mengakibatkan kematian ibu dan janin. Peristiwa
ini merupakan penyebab utama kematian ibu janin dan bayi (Saifuddin, 2002).
Masalah darurat selama kehamilan dapat disebabkan oleh komplikasi
kehamilan tertentu atau kondisi medis atau bedah yang terjadi bersamaan.
Krisis neonatal adalah situasi yang membutuhkan penilaian dan
perawatan yang tepat untuk bayi baru lahir yang sakit kritis (≤ 28 hari) dan
membutuhkan pengetahuan untuk mengenali perubahan psikologis dan kondisi
patologis yang mengancam jiwa yang dapat muncul setiap saat (Sharieff,
Brousseau, 2006). Pasien atau pasien gawat darurat adalah pasien yang
memerlukan pertolongan yang tepat, akurat dan cepat untuk mencegah
kematian/kecacatan. Keberhasilan bantuan ini diukur dari waktu respons
penolong. Definisi lain dari pasien darurat adalah pasien yang tidak berdaya,
akan meninggal atau cacat, yang membutuhkan diagnosis dan perawatan
segera. Karena waktu yang terbatas, upaya pertolongan harus dilakukan
secara sistematis dengan mengutamakan kegiatan-kegiatan yang
memiliki fungsi vital.
B. Rumusan masalah
Jelaskan cara mengurangi angka kematian dan kesakitan neonatal?
Jelaskan arti dari definisi sistem rujukan?
Apa saja manfaat dari rujukan?
Sebutkan dan jelaskan sifat rujukan?
Apa saja Prinsip-Prinsip Dasar dalam melaksanakan rujukan?

C. Tujuan
Tujuan utama upaya pencegahan dalam situasi krisis adalah mengurangi
kesakitan dan kematian maternal serta neonatal. Pengelolaan sistem rujukan
dimaksudkan untuk memfasilitasi transportasi dan komunikasi yang efektif
antara masyarakat dan fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga memastikan
respons yang cepat dan optimal terhadap kebutuhan kesehatan
maternal dan neonatal.
BAB II
PEMBAHASAN

a. Resiko kematian neonatal dan cara mengurangi angka kematian dan


kesakitan neonatal
Risiko terbesar kematian anak terjadi pada periode neonatal, yaitu sejak lahir
hingga bulan pertama kehidupan. Sekitar 60 persen dari seluruh kematian anak
di bawah usia 5 tahun dan hampir dua pertiga kematian bayi (lahir sampai 12
bulan) terjadi pada periode neonatal (Rutstein, 2014). Sekitar dua pertiga dari
seluruh kematian neonatal terjadi pada minggu pertama kehidupannya.
Perkiraan saat ini menyebutkan jumlah kematian neonatal tahunan mencapai 4
juta (Save the Children, 2014).
Mengurangi angka kematian dan kesakitan neonatal sering kali melibatkan
intervensi atau strategi yang telah ditetapkan serta cara untuk menjadikannya
efektif di setiap situasi. Di banyak negara, peningkatan pendidikan dan
perubahan perilaku di kalangan perempuan, keluarga, dan penyedia layanan
kesehatan akan berdampak besar pada hasil kelahiran. Untuk mendapatkan
dampak langsung, penekanan harus diberikan pada pemberian layanan:
memberikan layanan yang sesuai kepada mereka yang membutuhkan dan
melakukannya pada waktu yang tepat. Intervensi untuk mengurangi angka
kematian dan kesakitan neonatal dibahas di bawah ini, dengan penekanan pada
pelayanan antenatal, pelayanan selama persalinan, dan pelayanan pada hari-
hari dan minggu-minggu awal kehidupan.
Untuk mencegah peningkatan kematian maternal dan neonatal, beberapa upaya
penting yang dapat dilakukan antara lain:
1) Pendidikan dan Kesadaran Kesehatan:
Perawatan antenatal atau prenatal adalah serangkaian langkah medis yang
dilakukan selama kehamilan untuk memantau kesehatan ibu hamil dan janin.
Pelayanan antenatal dapat mengajarkan ibu untuk mengenali tanda-tanda
selama kehamilan, persalinan, dan serta mendorong mereka untuk
merencanakan persalinan yang bersih dan aman. Tujuannya adalah untuk
mencegah, mendeteksi, dan mengobati kondisi yang dapat membahayakan ibu
hamil dan janin. Berikut adalah beberapa komponen penting dari perawatan
antenatal:

- Pemeriksaan Rutin
Ibu hamil dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan rutin dengan bidan atau
dokter kandungan. Pemeriksaan ini biasanya meliputi pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium, dan pemantauan pertumbuhan janin.

- Imunisasi
Ibu hamil dianjurkan untuk mendapatkan vaksinasi yang diperlukan selama
kehamilan, seperti vaksin influenza dan vaksin tetanus.

- Pemeriksaan Ultrasonografi
Ultrasonografi digunakan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan
janin, serta mendeteksi adanya kelainan atau masalah lainnya.

- Pengobatan dan Manajemen Kesehatan


Jika ibu hamil memiliki kondisi medis tertentu, seperti diabetes gestasional
atau hipertensi, perawatan antenatal akan mencakup pengobatan dan
manajemen kesehatan yang sesuai.

- Konseling Gizi Ibu hamil


diberikan konseling tentang pola makan yang sehat dan
nutrisi yang dibutuhkan

2) Perawatan Selama Persalinan, Persalinan, dan Periode Neonatal


Sangat Dini:
Komplikasi kehamilan dan persalinan, yang merupakan penyebab utama
kematian dan kecacatan di kalangan perempuan usia subur juga dapat
menyebabkan penyakit dan kematian neonatal. Setiap kehamilan berisiko
mengalami komplikasi
Salah satu tantangan tersebut adalah penggunaan teknik aseptik yang
buruk selama persalinan, yang dapat menyebabkan infeksi pada ibu dan bayi
baru lahir. Penolong persalinan dapat memainkan peran penting dalam
mencegah infeksi pada ibu dan bayi baru lahir dengan memperhatikan
perlunya tangan yang bersih, perineum yang bersih, permukaan persalinan
yang bersih, instrumen yang bersih, perawatan tali pusat yang bersih, dan
penggunaan alat persalinan yang bersih dan sesuai.
Tujuannya adalah agar setiap persalinan ditolong oleh penolong
persalinan yang terampil seperti bidan, dokter, tSelain memberikan pelayanan
persalinan yang bersih dan aman, penolong persalinan yang terlatih dapat
mengenali komplikasi seperti kelahiran prematur, ketuban pecah dini atau
berkepanjangan, dan persalinan lama atau terhambat dan dapat segera
merujuk pasien ke fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan obstetrik dan
neonatal yang penting. Intervensi terampil adalah kunci untuk menyelamatkan
nyawa neonatal dan ibu selama persalinan, persalinan, dan
periode neonatal dini.

3) Perawatan neonatal berbasis rumah


menerapkan program perawatan neonatal berbasis rumah yang
komprehensif di daerah terpencil di pedesaan Perawatan diberikan oleh
petugas kesehatan desa dengan pendidikan 5 sampai 10 tahun dan diawasi
oleh dokter. Keberhasilan intervensi ini dalam mengurangi angka kematian
janin dan neonatal di masyarakat dengan sumber daya terbatas cukup
menjanjikan bagi negara-negara dengan sumber daya rendah lainnya.
Sebelum perawatan berbasis rumah direkomendasikan untuk penerapan skala
luas, uji coba ilmiah yang ketat harus menguji efektivitasnya di lingkungan lain,
bersama dengan biaya untuk memulai dan mengawasi program-program ini.
4) Imunisasi neonates
Imunisasi ibu dan bayi baru lahir merupakan strategi yang semakin
menjanjikan mengingat adanya ancaman resistensi antibiotik. Namun di
negara-negara berkembang, permasalahan biaya, ketersediaan, pengiriman,
dan kemanjuran vaksin di lapangan merupakan hambatan utama dalam
penggunaan vaksin yang dianggap aman dan efektif. Berbagai strategi
imunisasi neonatal telah terbukti berhasil. Misalnya, vaksin bacillus Calmette-
Guérin (BCG) strain hidup Mycobacterium bovis yang dilemahkan —banyak
digunakan di negara-negara berkembang di mana TBC merupakan penyakit
yang umum dan berpotensi mematikan.

b. Definisi Sistem rujukan


sistem rujukan adalah sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap suatu kasus
pe- nyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dalam arti dari unit yang
berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal
dalam arti antarunit yang setingkat kemampuannya (Menurut SK Menteri
Kesehatan RI No. 001 tahun 2012)
1. Macam-macam rujukan
Dua macam rujukan menurut Sistem Kesehatan Nasi- onal (SKN) yaitu:
a. Rujukan Kesehatan
1) Menurut Syafrudin (2016), rujukan kesehatan di- bedakan menjadi tiga
macam yaitu rujukan tekno- logi, sarana, dan operasional. Rujukan
kesehatan yakni hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan, atau
spesimen ke fasilitas yang lebih mam- pu atau lebih lengkap. Ini
merupakan rujukan yang menyangkut masalah kesehatan dan bersifat
pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif).

2) Menurut Azwar (2015), rujukan kesehatan yang paling pokok dikaitkan


dengan upaya pencegah- an penyakit dan peningkatan derajat
kesehatan. Berkaitan dengan hal itu, rujukan kesehatan pada dasarnya
berlaku untuk pelayanan kesehatan ma- syarakat (public health service).

b. Rujukan Medik
1) Rujukan untuk Penyembuhan dan Pemulihan Rujukan medik dikaitkan
dengan upaya penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan. Pada
dasarnya, rujukan medik berlaku untuk pelayanan kedokteran (medical
service). Rujukan medik dibedakan menjadi tiga macam yaitu rujukan
penderita, pengetahuan, dan bahan- bahan pemeriksaan (Azwar, 2018).

2) Rujukan Sebagai Pelimpahan Tanggung Jawab


Syafrudin (2017) berpendapat, rujukan medik yaitu pelimpahan tanggung
jawab secara timbal balik atas satu kasus yang timbul baik secara vertikal
maupun horizontal kepada orang yang lebih berwenang dan mampu
menangani secara rasional.
3) Jenis Rujukan Medik
Syafrudin (2009) memaparkan beberapa jenis rujukan medis, antara lain:
a) Transfer of Patient
Transfer of patient atau transfer pasien diartikan sebagai konsultasi
untuk keperluan diagnosis, pengobatan, tindakan operatif, dan lain-
lain. Transfer pasien juga diartikan sebagai upaya untuk memindahkan
pasien intra rumah sakit yaitu memindahkan pasien dari satu ruangan
ke ruang perawatan/ruang tindakan lain di dalam rumah sakit maupun
antarrumah sakit. Transfer pasien bisa di- laksanakan jika kondisi
pasien layak untuk ditransfer. Dasar utama dalam melakukan transfer
pasien yaitu memastikan kesela- matan dan keamanan pasien saat
menjalani transfer. Beberapa hal yang harus dipenuhi dalam transfer
pasien, yaitu:
a. Mulailah dengan melakukan koordinasi dan komunikasi pra
transportasi pasien dengan fasilitas kesehatan yang akan dituju.
b. Tentukan SDM pendamping pasien.
c. Siapkan peralatan yang disertakan saat transfer.
d. Monitor kondisi pasien selama transfer

b) Transfer of Specimen
Transfer of specimen adalah pengiriman bahan (specimen) untuk
pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap. Beberapa hal yang
harus dilakukan dalam pengiriman specimen yaitu:
1. Lakukan komunikasi yang baik antara tenaga medis/bidan dengan
analis laboratorium. Misalnya, tenaga medis/bidan memberikan
informasi tentang zat toksik yang dicurigai, riwayat keracunan, dan
permintaan pemeriksaan laboratorium yang lengkap untuk keperluan
administrasi.
2. Berikan sampel yang adekuat guna di- analisis dan pastikan telah
mengambil sampel dengan benar.
3. Segeralah mengirimkan sampel dan bidan harus memastikan bahwa
sampel telah diambil secara benar.

c) Transfer of Knowledge/Personal Transfer of knowledge/personal


yaitu pengiriman tenaga yang lebih ahli atau kom- peten untuk
meningkatkan mutu layanan setempat. Transfer pengetahuan akan
mem- berikan pengaruh besar terhadap perkem- bangan pelayanan
kesehatan sebab setiap pendekatan yang dilakukan berguna untuk
memecahkan masalah atau meningkatkan ke- terampilan operasional
setelah mendapatkan pengetahuan yang tepat.

2. Sifat Rujukan
Menurut WHO (2014), berdasarkan sifatnya, rujukan ibu hamil dibedakan
menjadi:
a. Rujukan Kegawatdaruratan
Rujukan Kegawatdaruratan merupakan rujukan yang di lakukan
sesegera mungkin karena berbuhubungan dengan kondisi
kegawatdaruratan yang mendesak
b. Rujukan Berencana
Rujukan berencana merupakan rujukan yang di lakukan dengan
persiapan yang lebih lama saat keadaan umum ibu masih relative lebih
baik. Contohnya di awal persalinan atau di masa antenatal ketika
didapati kemungkinan risiko komplikasi. Karena rujukan ini tidak
dilakukan dalam kondisi gawat darurat, maka rujukan ini dapat
dilakukan dengan pilihan modalitas transportasi yang akan membuat
pasien lebih nyaman, aman, dan memiliki banyak pilihan.

3. Tindakan Perlu Rujukan


Umumnya, rujukan dilakukan jika perlengkapan dan tenaga di suatu
fasilitas kesehatan tidak mampu menga- tasi komplikasi yang diduga
terjadi pada pasien. Akan teta- pi, dalam pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal, ada kalanya rujukan tidak perlu dilakukan jika:
a. Kondisi ibu belum stabil jika dipindahkan
b. Kondisi janin terancam terus memburuk dan kondisi janin tidak stabil
c. Sudah terjadi persalinan
d. Pasien tidak ditemani tenaga kesehatan yang terampil
e. Modalitas transportasi atau cuaca yang tidak mendukung

4. Manfaat Rujukan
Manfaat rujukan yaitu:
1. Sudut Pandang Pemerintah Sebagai Penentu Kebijakan
(PolicyMaker)
Dari sudut pandang pemerintah sebagai penentu ke- manfaat rujukan
yaitu:
a. Membantu penghematan dana karena tidak perlu menyiapkan
peralatan kesehatan yang lengkap pada setiap
sarana kesehatan.
b. Sistem layanan kesehatan lebih jelas karena adanya kerja
sama antarpenyelenggara sarana kesehatan.
c. Memudahkan pekerjaan administrasi, terutama dalam
aspek perencanaan

2. Sudut Pandang Masyarakat Sebagai Pemakai Jasa Layanan


(Health Consumer)
Manfaat yang diperoleh masyarakat yaitu:
a. Meringankan biaya pengobatan masyarakat, karena menghindari
pemeriksaan berulang-ulang.
b. Mempermudah masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan
sebab telah diketahui fungsi dan pelayanan Kesehatan.
4. Sudut pandang kalangan Kesehatan sebagai penyelenggara
pelayanan Kesehatan (Health Provider)
Manfaat yang diperoleh petugas kesehatan yaitu:
a. Memperjelas jenjang karier tenaga kesehatan dengan berbagai
dampak positif seperti semangat kerja ketekunan dan dedikasi.
b. Membantu tenaga kesehatan untuk meningkatkan ke- terampilan
dan pengetahuan.
c. Meringankan beban tugas kesehatan karena setiap sa- rana
kesehatan memiliki tugas dan kewajiban tertentu (lebih fokus).

c. Konseling Kasus Kegawatdaruratan


Konseling adalah proses interaktif antara ibu dan bidan serta
keluarganya. Saat melakukan konseling, bidan harus mendorong ibu
agar bersedia bertukar informasi dan memberikan dukungan dalam
perencanaan maupun pengambilan keputusan serta tindakan yang
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu (Kemenkes RI, 2019).

d. Rujukan Kasus Kegawatdaruratan


Rujukan untuk kasus kegawatdaruratan maternal dan neonatal yaitu
berkaitan dengan persiapan rujukan dan mekanisme rujukan.
a. Perencan
aan Rujukan
1. Komunikasi Rencana Rujukan
Rencana rujukan harus dikomunikasikan dengan ibu dan keluarganya,
sebab rujukan mutlak mendapatkan persetujuan dari bidan atau
keluarganya. Jika situasi memungkinkan, bidan memberikan
kesempatan untuk menjawab pertimbangan dan pertanyaan ibu serta
keluarganya. Maka beberapa hal yang disampaikan bidan yaitu:
- Tindakan medis serta diagnosis medis yang di perlukan
- Jadikan alasan merujuk ibu
- Jelaskan risiko yang bisa timbul jika rujukan tidak di lakukan
- Jelaskan risiko yang timbul selama melakukan rujukan
- Carilah waktu yang tepat untuk merujuk dan alokasi waktu yang di
perlukan
- Jelaskan tujuan rujukan
- Jelaskan transportasi dan modalitas Jelaskan transportasi dan
modalitas yang akan digunakan.
- Perkenalkan tenaga kesehatan yang akan menemani ibu.
- Berikan pada petugas nomor telepon serta informasi tentang jam
operasional rumah sakit/ layanan kesehatan yang dituju.
- Jelaskan tentang prakiraan lama perawatan.
- Jelaskan tentang prakiraan biaya serta sistem pembiayaan.
- Berilah petunjuk arah dan cara menuju tujuan rujukan dengan
menggunakan modalitas transportasi lain.
- Berilah kesempatan keluarga untuk memilih akomodasinya sendiri.
2. Hubungi pusat layanan Kesehatan yang di tuju
Jalinlah kontak dengan pusat layanan kesehatan yang menjadi
tujuan rujukan dan sampaikan kepada tenaga kesehatan yang akan
menerima pasien beberapa hal berikut.
- Indikasi rujukan.
- Kondisi janin dan ibu.
- Perencanaan yang berkaitan dengan prosedur teknis rujukan,
termasuk kondisi lingkungan dan cuaca menuju tempat rujukan
- Jelaskan penatalaksanaan yang seharusnya diberikan selama
dan sebelum transportasi, berdasarkan berbagai pengalaman
rujukan terdahulu.

3. Data pasien untuk pusat layanan yang dituju


Berikan beberapa catatan untuk pusat layanan kesehatan yang dituju,
misalnya:
- Nama ibu/ pasien
- Nama tenaga Kesehatan yang mendampingi rujukan
- Profesi tenaga Kesehatan yang merujuk
- Indikasi tujuan
- Kondisi janin dan ibu
- Penatalaksanaan yang telah di lakukan sebelumnya

4. Pastikan tempat layanan Kesehatan yang dituju mengetahui data


pasien
Saat berkomunikasi lewat telepon, pastikan petugas di tempat
layanan yang akan dirujuk telah mencatat dan mengetahui bahwa
mereka akan menerima pasien rujukan.

5. Lengkapi dan kirimkan berkas-berkas ke tempat rujukan


Lengkapi dan kirimkanlah berkas-berkas pasien baik secara langsung
maupun lewat internet sesegera mungkin:
- Formulir rujukan pasien, antara lain berisi identitas ibu, hasil
pemeriksaan, diagnosis kerja, terapi yang telah diberikan, tujuan
rujukan, serta nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang
memberi pelayanan.
- Sertakan fotokopi rekam medis kunjungan antenatal.
- Lampirkan fotokopi rekam medis yang berhubungan dengan
kondisi saat ini.
- Sertakan hasil pemeriksaan penunjang.
- Sertakan juga berkas-berkas lain untuk
pembiayaan menggunakan jaminan Kesehatan

6. Pastikan ibu yang di rujuk telah mengenakan gelang identifikasi


Pakaikan gelang identitas di pergelangan tangan ibu/pasien serta
pastikan gelang terpasang dengan nyaman dan baik. Jika tidak bisa
dipakaikan gelang pada pergelangan tangan, pakaikanlah pada
pergelangan kaki. Jika keduanya tidak memungkinkan dipakaikan,
maka tempelkan identitas itu pada tubuh pasien atau kalungkan di
lehernya. Gelang identitas boleh dibuka ketika pasien telah pulang
atau keluar dari rumah sakit.

7. Pasang jalur intravena


Pasien bisa di pasang jalur intravena dengan kanul berukuran 16 atau
18, bila terdapat indikasi

8. Lakukan penatalaksanan dan pemberian obat-obatan sesuai indikasi


Segeralah melakukan penatalaksanaan dan pemberian obat-obatan
sesuai indikasi setelah berdiskusi dengan tenaga kesehatan di tujuan
rujukan. Sebelum memindahkan pasien, semua resusitasi dan
penanganan kegawatdaruratan harus dilakukan.

9. Periksa kelengkapan alat dan perlengkapan


Periksalah kelengkapan alat dan perlengkapan yang akan digunakan
untuk merujuk, dengan mempertimbangkan juga kemungkinan yang
dapat terjadi selama perjalanan menuju tempat rujukan.

10. Menilai ulang kondisi pasien sebelum di rujuk


Segeralah melakukan penatalaksanaan dan pemberian obat-obatan
sesuai indikasi setelah berdiskusi dengan tenaga kesehatan di tujuan
rujukan. Sebelum memindahkan pasien, semua resusitasi dan
penanganan kegawatdaruratan harus dilakukan.
Nilailah kembali kondisi ibu/pasien dirujuk, penilaian antara lain:
- Tanda vital (nadi, tekanan darah, suhu, dan pernapasan)
- Keadaan umum pasien
- Denyut jantung janin
- Presentasi
- Dilatasi serviks
- Letak janin
- Kondisi ketuban
- Kontraksi uterus, frekuensi, kekuatan, dan durasi
- Catatlah semua hasil pemeriksaan termasuk nama tenaga
kesehatan dan jam pemeriksaan terakh

11. Selalu siap menghadapi untuk menghadapi kemungkinan terburuk

e. Prinsip-Prinsip Dasar dalam melaksanakan rujukan


Untuk melakukan rujukan prinsip yang harus di perhatikan di singkat
“BAKSOKU” yaitu:
a. B (Bidang)
Bidang yaitu memastikan ibu/bayi/pasien didampingi oleh tenaga
kesehatan yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk
melaksanakan kegawatdaruratan atau petugas yag sesuai dengan
bidang yang di tanganinya
b. A (Alat)
Alat untuk melakukan rujukan telah di persiapkan, misalnya infuse
set, spuit, dan stetoskop
c. K (Keluarga)
Saat akan melakukan rujukan, beri tahu keluarga tentang kondisi
terakhir ibu (pasien) serta beri penjelasan mengapa ia harus dirujuk.
Anggota keluarga atau suami harus menerima ibu (pasien)
ke tempat rujukan.
d. S (Surat)
Saat melakukan rujukan, surat diberikan ke tempat rujukan. Surat ini
berisi identifikasi ibu (klien), alasan rujukan, uraian hasil rujukan,
asuhan, serta obat-obatan yang telah diterima ibu (pasien).
e. O (Obat)
Saat melakukan rujukan, jangan lupa untuk membawa obat-obat
esensial yang diperlukan selama perjalanan menuju ke tempat
pelayanan kesehatan yang dituju
f. K (Kendaraan)
Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu
(pasien) dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat
rujukan dalam waktu cepat
g. U (Uang)
Jangan lupa untuk mengingatkan keluarga agar membawa uang
dalam jumlah yang cukup guna membeli obat dan bahan kesehatan
yang diperlukan di tempat rujukan

f. Perlengkapan rujukan
Modalitas transportasi serta perlengkapan dalam kasus
kegawatdaruratan obstetri dibutuhkan guna melakukan
rujukan tepat waktu
a. Kriteria perlengkapan rujukan
- Mudah di bawa, ringan, dan kecil
- Akurat. Berfungsi baik dan berkualitas.
- Pilih permukaan kasar untuk menahan gerakan akibat percepatan dan
getaran.
- Bisa diandalkan dalam keadaan cuaca ekstrem tanpa kehilangan
akurasinya.
- Jika dibawa di pesawat terbang, bisa bertahan dengan baik dan tidak
terganggu dengan perubahan tekanan.
- Alat memiliki sumber listrik sendiri (baterai) tanpa menganggu sumber
listrik kendaraan.

b. Perlengkapan Umum
- Formulir rujukan ibu yang telah diisi lengkap, dan juga dipersiapkan
cadagan
- Tandu (stretcher)
- Stetoskop
- Termometer
- Lampu senter
- Baskom muntah
- Sfignomanimeter (yang digital lebih baik)
- Doppler (bila tidak ada, gunakan stetoskop janin)
- Infusion pump yang menggunakan tenaga baterai
- Sarung tangan steril sebanyak tiga pasang dengan berbagai ukuran
- Lubrikasi steril
- Pembalut wanita, khususnya pembalut khusus pasca-persalinan
- Larutan antiseptic

c. Cairan dan obat-obatan


- Cairan dan Obat-Obatan
- Spuit dan jarum
- Swab alkohol
- MgSO4 1 g/ampul
- Ca glukonas
- Oksitosin 10 unit/ml
- Ergometrin 0,2 mg/ml
- 2 ampul diazepam 10 mg/ampul
- Tablet nifedipin 10 mg
- Lidokain 2%
- Epinefrin
- Sulfas atropine
- Diazepam
- 1000 ml 5% D/W
- 1000 ml Ringer Laktat
- 1000 ml NaCl 0,9%/Asering
- Cairan koloid
- Soluset atau buret
- Plester
- Torniket
- Masing-masing sepasang kanul intravena ukuran 16, 18, dan 20
- Butterfly (kanula IV tipe kupu-kupu) ukuran 21
- Cairan dan obat-obatan lain sesuai kasus yang dirujuk

d. Perlengkapan persalinan steril


- 1 buah gunting episiotomy
- 1 buah gunting tali pusat
- 1 buah penghisap lendir DeLee atau suction mekanis dengan kateter
berukuran 10Fr
- Sarung tangan steril/DDT
- 2 buah klem tali pusat
- Benang tali pusat steril/DDT atau penjepit tali pusat
- 2 buah kantong plastic
- 6 buah kasa steril/DDT 4 x 4
- 1 lembar duk steril/kain bersih
- Selimut bayi sebanyak 2 buah
- Selimut ibu

e. Perlengkapan resusitasi bayi


- 3 buah ampul epinefrin 1: 10.000 1ml/ampul
- Spuit 1 ml dan 2 ml
- Jarum ukuran 20 dan 25
- Pipa orogastric
- Gunting dan plester
- Tabung oksigen kecil lengkap
- Laringoskop bayi dengan blade ukuran 0 dan 1
- Self inflating bag dan sungkup oksigen untuk bayi, berukuran 0,1 dan 2
- Pipa endotrakeal dengan stylet dan konektor, berukuran 2,5-4

f. Perlengkapan resusitasi dewasa


- Suction dan kateter ukuran 14 fr
- Tabung oksigen lengkap
- Self inflating bag dan sungkup oksigen
- Airway nomor 3
- Laringoskop dan blade untuk dewasa
- Pipa endotrakeal 7-7,5 mm
- Suction dan kateter ukuran 14 Fr

g. Kendaraan
Ibu/pasien yang akan dirujuk harus dilakukan tepat waktu dan
menggunakan kendaraan yang disesuaikan medan dan kondisi
lingkunganmenuju tempat rujukan
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
materi situasi krisis dan pengelolaan sistem rujukan untuk mencegah
peningkatan kesakitan dan kematian maternal serta neonatal, pentingnya
fasilitasi transportasi dan komunikasi dari masyarakat ke fasilitas
pelayanan kesehatan menjadi nyata. Kolaborasi yang efektif antara
berbagai pihak menjadi kunci untuk memastikan respons yang cepat dan
terkoordinasi dalam situasi darurat tersebut.Upaya pencegahan
peningkatan kesakitan dan kematian maternal dan neonatal melibatkan
peningkatan sistem rujukan, fasilitasi transportasi, dan komunikasi efektif
dari masyarakat ke fasilitas pelayanan kesehatan, serta sebaliknya. Dalam
situasi krisis, koordinasi yang baik antara semua pihak menjadi kunci untuk
memastikan akses cepat dan tepat menuju perawatan kesehatan.

B. SARAN
Perlunya inisiatif dari pemerintah daerah untuk mengelola ambulans
secara terpadu menjadi keharusan pengembangan sistem kesehatan
daerah. Upaya itu bisa didukung oleh unsur-unsur ambulans yang
tersedia ditiap fasilitas kesehatan.Kehadiran manajemen yang mengelola
kerja sama dari unsur provider pelayanan persalinan yang dikelola
sebagai suatu satuan rujukan regional menjadi agenda utama.
DAFTAR PUSTAKA

Amelia,Nur Wafda.Sylvi.2019.Asuhan Kebidanan Kasus


Kompleks Mternal dan Neonatal.Yogyakarta:Pustaka Baru Press

Anda mungkin juga menyukai