KEPERAWATANPADATN.HDENGANDIAGNOSAMEDIS
GLAUKOMADISISTEM PENGINDERAAN
Disusun Oleh :
Nama :Julius
NIM : 2018.C.10a.0973
Tingkat III B
Pembimbing AkademikMengetahui,
Ketua Program Studi Ners,
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan
Pada Tn. H Dengan Diagnosa Medis Glaukoma Disistem Penginderaan”.Laporan
pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas (PPK II).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKES Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners
STIKES Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Rimba Aprianti, S.Kep., Ners selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini
4. Masukkan Koordinator
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB IPENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan..........................................................................................3
BAB IITINJAUAN PUSTAKA.............................................................................4
2.1 Konsep Penyakit..........................................................................................4
2.1.1 Anatomi Fisiologi........................................................................................4
2.1.2 Definisi........................................................................................................5
2.1.3 Etiologi........................................................................................................6
2.1.4 Klasifikasi Glaukoma..................................................................................6
2.1.5 Patofisiologi (Pathway)...............................................................................8
2.1.6 Manifestasi Klinis (Tanda dan Gejala)......................................................10
2.1.7 Komplikasi................................................................................................10
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang.............................................................................10
2.1.9 Penatalaksanaan Medis..............................................................................12
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan.............................................................13
2.2.1 Pengkajian.................................................................................................13
2.2.2 Diagnosa Keperawatan..............................................................................15
2.3.3 Intervensi Keperawatan.............................................................................15
2.2.4 Implementasi Keperawatan.......................................................................18
2.2.5 Evaluasi Keperawatan...............................................................................18
BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN................................................................19
3.1 Pengkajian....................................................................................................19
3.2 Tabel Analisa Data.......................................................................................27
3.3 Rencana Keperawatan..................................................................................30
3.4 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan....................................................32
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................34
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Glaukoma berasal dari kata Yunani Glaukos yang berarti hijau kebiruan,
memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan
glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan intraokular, atrofi papil saraf
optik dan menyempitnya lapang pandang. Glaukoma adalah neuropatik optic yang
disebabkan oleh tekanan intra okuler yang (relative) tinggi, yang ditandai oleh
kelainan lapang pandang yang khas dan atrofi papil saraf optic. Padakeadaan ini
TIO tidak harus selalu (absolute) tinggi, tettapi TIO relative tinggi untuk individu
tersebut.Glaukoma merupakan penyebab kebutaan peringkat kedua di Indonesia
setelah katarak. Kebutaanyang terjadi pada glaukoma bersifat menetap, tidak
sepeti katarak yang bias dipulihkan dengan pembedahan. (dr. Ahmad Ashraf
Amalius, 2017)
Menurut Prevalensi WHO (2012), Gangguan penglihatan diperkirakan
diderita oleh 285 juta orang didunia, dimana 246 juta mengalami low vision dan
82% dari jumlah kebutaan diderita pada usia lebih atau sama dengan 50 tahun.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) menyatakan, prevalensi severe low
visiondan kebutaan meningkat pesat pada penduduk kelompok usia 45 tahun ke
atas dengan rata-rata peningkatan sekitar dua sampai tiga kali lipat setiap 10
tahunnya. Secara global penyebab utama gangguan penglihatan adalah kelainan
refraksi tidak dikoreksi (43%) dan katarak (33%). Penyebab gangguan
penglihatan lainnya adalah Glaukoma, Age Macular Degeneration (AMD),
Retinopati diabetik, Trakoma dan Kekeruhan kornea (WHO, 2012). Glaukoma
merupakan salah satu penyebab kebutaan dan merupakan penyebab kebutaan
kedua terbanyak setelah katarak diseluruh dunia. Berdasarkan WHO diperkirakan
sebanyak 3,2 Juta orang mengalami kebutaan akibat Glaukoma.
Penyebab terjadinya glaukoma kongenital hingga saat ini belum diketahui
secara pasti. Namun, faktor tertentu, seperti faktor genetik atau memiliki orang tua
yang menderita glaukoma sejak lahir, diduga dapat meningkatkan risiko bayi
untuk terlahir dengan glaukoma kongenital.Untuk mendiagnosis glaukoma
kongenital, dokter akan melakukan pemeriksaan mata bayi secara menyeluruh.
Pemeriksaan
2
tersebut mencakup pergerakan bola mata, mengukur tekanan bola mata, dan
kondisaraf mata.Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa bayi menderita
glaukoma, maka penanganan perlu dilakukan.Penanganan utama glaukoma
kongenital adalah operasi. Operasi ini dilakukan untuk membuka dan
memperbaiki saluran drainase cairan di dalam bola mata bayi.Jika kondisi bayi
tidak memungkinkan untuk menjalani operasi, dokter dapat memberikan
pengobatan terlebih dahulu untuk menurunkan tekanan dalam bola mata. Obat-
obatan yang biasanya digunakan untuk mengobati glaukoma kongenital adalah
obat golongan beta blockers, seperti timolol, dan carbonic anhydrase inhibitors,
seperti acatezolamide. Dokter bisa memberikan obat-obatan tersebut dalam
sediaan obat tetes mata dan obat minum. (dr. Kevin Adrian, 2020)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka penulis mengambil
rumusan masalah bagimana cara memberikan asuhan keperawatan dan kebutuhan
dasar manusia pada pasein dengan khususnya pada Tn. H dengan diagnosa medis
Glaukoma Kongential Disistem Penginderaan
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penulisan ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan pengalaman
langsung tentang bagaimana menerapkan Asuhan Keperawatan pada klien
Tn. Hdengan diagnosa medis Glaukoma Disistem Pengideraan
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mampu melakukan pengkajian, menganalisa, menentukan diagnosa
keperawatan, membuat intervensi keperawatan, mampu melakukan
perawatan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah
diberikan.
1.3.2.2 Mampu memberikan tindakan keperawatan yang diharapkan dapat
mengatasi masalah keperawatan pada kasus tersebut.
1.3.2.3 Mampu mengungkapkan faktor-faktor yang menghambat dan
mendukung serta permasalahan yang muncul dari asuhan
keperawatan yang diberikan.
Tujuan Khusus masukkan manajemen keperawatan
3
4
5
2.1.3 Etiologi
Penyebab adanya peningkatan tekanan intraokuli adalah perubahan
anatomisebagai bentuk gangguan mata atau sistemik lainnya, trauma mata, dan
predisposisifaktor genetik. Glaukoma sering muncul sebagai manifestasi penyakit
atau proses patologik dari sistem tubuh lainnya. Adapun faktor resiko timbulnya
glaukoma antaralain riwayat glauakoma pada keluarga, diabetes melitus dan pada
orang kulit hitam.
2.1.4 Klasifikasi Glaukoma
1. Glaukoma primer
Glaukoma yang tidak diketahui penyebabnya. Pada galukoma akut
yaitutimbul pada mata yang memiliki bakat bawaan berupa sudut bilik
depan yang sempit pada kedua mata. Pada glukoma kronik yaitu karena
keturunan dalam keluarga, DMArteri osklerosis, pemakaian kartikosteroid
jangka panjang, miopia tinggi dan progresif dan lain-lain dan berdasarkan
anatomis dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Glaukoma sudut terbuka
Glaukoma sudut terbuka merupakan sebagian besar dari glaukoma (90-
95%), yang meliputi kedua mata. Timbulnya kejadian dan kelainan
berkembang disebut sudut terbuka karena humor aqueous mempunyai pintu
terbuka ke jaringan trabekular. Pengaliran dihambat oleh
7
2. Glaukoma sekunder
Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang terjadi akibat penyakit mata
lainyang menyebabkan penyempitan sudut atau peningkatan volume cairan
di dalammata. Kondisi ini secara tidak langsung mengganggu aktivitas
struktur yangterlibat dalam sirkulasi dan atau reabsorbsi akueos humor.
Gangguan ini terjadiakibat:
Perubahan lensa, dislokasi lensa , terlepasnya kapsul lensa pada
katarak
Perubahan uvea, uveitis, neovaskularisasi iris, melanoma dari
jaringan uvea
Trauma, robeknya kornea/limbus diserai prolaps iris
3. Glaukoma kongenital
Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera
setelahkelahiran, biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembuangan
cairan di dalammata tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan bola
mata meningkat terusdan menyebabkan pembesaran mata bayi, bagian
8
b. Tekanan intraokular yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf optik
yangmerupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada bola mata.
Bagian tepi papil saraf otak relatif lebih kuat dari pada bagian tengah
sehingga terjadi penggaungan pada papil saraf optik.
c. Sampai saat ini, patofisiologi sesungguhnya dari kelainan ini masih belum
jelas.
PRIMER
Penyakit mata lain Kegagalan perkembangan
organ mata, kelainan anatomis
Glaukoma sudut terbuka Glaukoma sudut tertutup
Mis. Trauma, uveitis
Gangguan aliran
Herediter, degeneratif Perubahan
Penyempitan sudut mata atau
anatomis (iris
obstruksi aliran drainese
Sklerosa badan silier dan jaringan terlalu kedepan)
aqueus humor
trabekel, miopi yang progresif
Obstruksi pd kanal
Ruang posterior (Sempit antara
iris dan lensa) Menyepit Obstruksi aliran
aqueus humor
Obstruksi aliran Peningkatan TIO Bola mata terlihat
aqueus humor
Agen pencedera
Tekanan pd sel Tekanan pembuluh darah fisiologis
ganglion dan saraf
optik Suplai O2 ke mata Insomnia
menurun
Kerusakan retina, gangguan Mk : Nyeri Akut
fungsi
Iskemik
Fotofobia, penurunan penglihatan,
penurunan lapang pandang Resiko Retinopati
(Kebutaan)
Mk : Gangguan
Gangguan Mobilitas Fisik
penglihatan
Mk : Gangguan Ketidakamanan Mk : Defisit Mk : Risiko Cedera
Persepsi Sensori trasportasi Pengetahuan
11
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Pasien
Pada saat dilakukan pengkajian pada hari selasa, 15 September 2020 pukul
11.00 WIB pada Tn. H jenis kelamin Laki-laki, berusia 57 Tahun, suku
Jawa/Indonesia, Agama Kristen, Pekerjaan Buruh Tani, Pendidikan Sekolah
Dasar, status perkawinan sudah menikah , alamat Jl. RTA Miliono Km 9,5Masuk
Rumah Sakit dr. Doris Sylvanus Palangka Raya pada tanggal 15 September 2020
dengan Diagnosa Medis Glaukoma.
20
21
KETERANGAN:
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Hubungan keluarga
= Pasien
Denah tinggal bersama tdk sesuai
3.1.3 Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum :
Pasien tampak sakit, berbaring dengan posisi terlentang kesadaran
compos menthis dan terpasang infus NaCL infus di pasang di lengan kiri
15 tpm serta pasien di temani keluarga.
22
2. Status Mental :
Tingkat kesadaran compos menthis, ekspresi cemas, bentuk badan
simetris, cara berbaring terlentang, suasana gelisah, berbicara jelas,
fungsi kognitif orientasi waktu pasien dapat membedakan antara pagi,
siang, malam, orientasi orang pasien dapat mengenali keluarga maupun
petugas kesehatan, orientasi tempat pasien mengetahui bahwa sedang
berada di rumah sakit. Insight baik, mekanisme pertahanan diri adaptif.
3. Tanda-tanda Vital :
Pada saat pengkajian tanda–tanda vital, Tekanan darah 130/70 mmHg,
Nadi 100x/menit, Pernapasan 22x/menit dan Suhu 37,50C.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
4. Pernapasan (Breathing)
Respirasi 22x/menit, suara napas vesikuler,tidak terdapat napas
tambahan wheezing,pasien tidak perokok pola napas pasien tidak
teratur, pasien batuk dan berdahak warna putih, bentuk dada dan
pergerakan dada simetris, tipe pernafasan dada dan perut, terpasang
Oksigen nasal kanul 2 Lpm.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
5. Cardiovasculer (Bleeding)
Tekanan darah : 130/70 mmHg, Nadi 100x/menit dan teraba kuat, suara
jantung normal S1 S2 tunggal, suhu 37,5º C, CRT < 2 detik, tidak
sianosis, akral teraba hangat.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatann
6. Persyarafan (Brain)
Penilaian kesadaran pada Tn.H di dapatkan nilai. GCS : 15 dimana E : 4
(membuka mata spontan), V : 5 (orientasi baik), M : 6 (mengikuti
perintah). Uji 12 saraf kranial : Nervus Kranial I : (Olfaktrius) klien dapat
membedakan bau parfum dengan minyak kayu putih. Nervus Kranial II :
(Optikus) Klien dapat melihat dengan jelas. Nervus Kranial III :
23
2) Sistem pendengaran
Fungsi pendengaran baik.
3) Sistem penciuman
Bentuk hidung simetris, tidak ada lesi dan nyeri tekan sinus.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
IMT = BB
(TB)²
=60
(160)²
= 23,4 (normal)
4. Kognitif
Klien tampak khawatir dan cemas mengenai penyakit pada mata nya
dikarenakan pengetahuan klien yang kurang mengenai penyakitnya.
Masalah Keperawatan : Defisit Pengetahuan
5. Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri, peran)
26
6. Aktivitas Sehari-hari
Sebelum sakit klien dapat beraktivitas secara mandiri namun sesudah
sakit aktivitas di batasi keluarga.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
8. Nilai-Pola Keyakinan
Klien meyakini dirinya akan sembuh. Klien dan keluarganya
“mengatakan bahwa tidak ada tindakan medis yang bertentangan dengan
keyakinan yang dianut”.
3.1.5 Sosial-Spritual
1. Kemampuan berkomunikasi
Klien berkomunikasi dengan baik.
Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan
2. Bahasa sehari-hari
Pasien menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia
3. Hubungan dengan keluarga :
Baik dan Harmonis
4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain :
Baik, kliendapat bekerja sama dengan tim kesehatan dalam pemberian
tindakan keperawatan.
5. Orang berarti/terdekat :
Orang yang berarti bagi klien adalah keluarganya.
27
Julius
RR : 22x/menit
S : 37,5°C
3. Ds : Peningkatan TIO Defisit Nutrisi
- Klien mengatakan
Tekanan pd sel
masih kurang ganglion dan saraf
optik
mengetahui tentang
penyakitnya Kerusakan retina,
gangguan fungsi
Do :
- Klien nampak Fotofobia, penurunan
penglihatan, penurunan
bingung mengenai
lapang pandang
penyakitnya
Gangguan penglihatan
- Klien nampak ingin
mengetahui tentang
Defisit Nutrisi
penyakitnya
PRIORITAS MASALAH
30
fisiolgosi di tandai Jam diharapkan nyeri klien nyeri 2. Untuk mengetahui tingkat
dengan, Mata tampak dapat berkurang dengan hasil 2. Indetifikasi skala nyeri kesakitan nyeri
memerah kriteria hasil 3. Indetifikasi faktor yang memperberat 3. Untuk mecari faktor yang
- Mata tidak sakit dan memperingan nyeri bisa membawa rasa nyeri
- Skala nyeri dapat 4. Berikan teknik nonfarmakologis dalam hidup
berkurang 4-6 untuk mengurangi rasa nyeri 4. Membatasi apa yang
5. Jelaskan strategi meredakan nyeri membuat rasa nyeri
6. Kolaborasi pemberian analgetik, jika 5. Untuk mentahui kapan nyeri
perlu datang dan cara meredakan
6. Kolaborasi pemberian obat,
jika perlu
37
38
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Jalan Beliang No.110 Palangka Raya Telp/Fax. (0536) 3227707
E-Mail : stikesekaharap110@yahoo.com
LEMBAR KONSULTASI
Tanda Tangan
N Hari/Tangg
Catatan Bimbingan Mahasisw Pembimbin
o al
a g
1 Jumat, 18 Rimba Aprianti is inviting you to a Julius
Sep 2020
scheduled Zoom meeting.Topic: Pre
Conference PPK II kelas IIIB kel. 8Time:
Sep 18, 2020 03:45 PM JakartaJoin Zoom
Meeting
https://us04web.zoom.us/j/4636332411?
pwd=
TjVlL1FXanZNZ2hIems3a2s0cnQ0Zz09
Meeting ID: 463 633 2411
Passcode: PPKIIKEL8
2 Rabu, 23 Julius
Sep 2020
Sarjana Keperawatan 3B is inviting you to
a scheduled Zoom meeting.
Topic: Bimbingan Askep PPK II Kel. 8
Kelas 3b Time: Sep 23, 2020 01:30 PM
Jakarta
Join Zoom Meeting
https://zoom.us/j/5119731212?pwd=NGt
MSE56eWozWWd4Nkh5SldOd0hhdz09
Meeting ID: 511 973 1212
Passcode: 1234567
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1.1 Satuan Acara Penyuluhan
1.1.1 Topik
“Pengertian Glaukoma”
1.1.2 Sasaran
1.1.2.1 Program
Keluarga dan Klien di Ruang Penginderaan
1.1.3Tujuan
1.1.3.1 Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran
mengetahui tentang Pengertian Glaukoma.
1.1.3.2 Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran diharapkan dapat:
1. Mengetahui pengertian glaukoma
2. Mengetahui penyebab terjadinya Glaukoma
3. Mengetahui tanda dan gejala Glaukoma
4. Mengetahui cara mencegah Glaukoma
1.1.4 Materi
Adapun garis besar materi dalam pendidikan kesehatan adalah :
1. Pengertian Glaukoma
2. Efek dari Glaukoma
3. Tanda dan gejala Glaukoma
1.1.5 Metode
1.Ceramah
2.Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan lalu memberikan jawaban ataupun
sebaliknya.
1.1.6 Media
Adapun media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan tentang cara
“Pengertian Glaukoma”, yaitu :
1. Leaflat
DENAH PELAKSANAAN
Keterangan :
: Peserta
: Fasilitator
: Notulen
: Dokumentator
Materi :
A. Pengertian Glaukoma
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak
langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata
semakin lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi
buta.
Glaukoma adalah kelompok penyakit mata yang ditandai dengan
berkurangnya lapang pandang akibat kerusakan saraf optikus kerusakan ini
berhubungan dengan peningkatan TIO yang terlalu tinggi.
2. Olahraga
Melakukan berbagai jenis olahraga akan membantu menurunkan resiko
tekanan pada mata berlebihan. Terlebih bagi yang selalu bekerja di depan
layar komputer. Latihan atau olahraga juga bisa melindungi tubuh dari
penyakit glaukoma akibat kondisi metabolisme yang buruk seperti tekanan
darah tinggi dan diabetes.
3. Melindungi Mata
Biasakan untuk melindungi mata apabila sedang melakukan olahraga
atau pekerjaan yang bisa meningkatkan resikocedera mata.Anda bisa
menggunakan kacamata khusus yang memang bisa melindungi area mata
agar tidak terkena zat asing maupun tekanan berlebihan.Pada awalnya
mungkin tidak nyaman tapi memang sangat diperlukan.
7. Hindari Stres
Stres ternyata juga bisa berpengaruh terhadap kesehatan mata. Stress
akan membuat tekanan lensa mata jauh lebih kuat dan besar. Akibatnya
maka lensa dan retina mata tidak bisa bekerja dengan baik.Tekanan mata
juga membuat tekanan pada lensa mata mengalami perubahan.Jika kondisi
ini terus terjadi maka bisa menyebabkan glaukoma. Untuk cara mengatasi
stres maka bisa mencoba untuk yoga, olahraga atau rekreasi.
LEMBAR KONSULTASI
Nama Mahasiswa :
NIM :
Angkatan : X (Sepuluh)
Tahun Ajaran/Semester : 2020/V(Lima)
Pembimbing Akademik : RimbaAprianti, S. Kep.,Ners