Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Ariska Nur Hidayatul Khusna

NIM : 131911123079
KELAS : AJ 2/ B22

ASKEP KOMUNITAS PADA PENYAKIT KRONIS

A. Definisi Penyakit Kronis


Jenis penyakit degeneratif yang berkembang atau bertahan dalam jangka
waktu yang sangat lama, yakni lebih dari enam bulan. Orang yang menderita
penyakit kronis cenderung memiliki tingkat kecemasan yang tinggi dan cenderung
mengembangkan perasaan hopelessness dan helplessness karena berbagai macam
pengobatan tidak dapat membantunya sembuh dari penyakit kronis (Sarafino,
2006).
Fase Penyakit Kronis menurut Smeltzer & Bare (2010)
 Fase pra-trajectory risiko terhadap penyakit kronis karena faktor-faktor
genetik atau perilaku yang meningkatkan ketahanan seseorang terhadap
penyakit kronis.
 Fase trajectory gejala yang berkaitan dengan penyakit kronis. Fase ini sering
tidak jelas karena sedang dievaluasi dan sering dilakukan pemeriksaan
diagnostik.
 Fase stabilketika gejala-gejala dan perjalanan penyakit terkontrol. Aktivitas
kehidupan sehari-hari tertangani dalam keterbatasan penyakit.
 Fase tidak stabilperiode ketidakmampuan menjaga gejala tetap terkontrol
atau reaktivasi penyakit. Terdapat gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-
hari.
 Fase akutditandai dengan gejala-gejala yang berat dan tidak dapat pulih atau
komplikasi yang membutuhkan perawatan di rumah sakit untuk
penanganannya.
 Fase krisisfase yang ditandai dengan situasi kritis atau mengancam jiwa yang
membutuhkan pengobatan atau perawatan kedaruratan.
 Fase pulih pulih kembali pada cara hidup yang diterima dalam batasan yang
dibebani oleh penyakit kronis.
 Fase penurunanperjalanan penyakit berkembang disertai dengan peningkatan
ketidakmampuan dan kesulitan dalam mengatasi gejala-gejala.
 Fase kematianditandai dengan penurunan bertahap atau cepat fungsi tubuh
dan penghentian hubungan individual.

B. Tanda dan Gejala


Penyebab tidak pasti, memiliki faktor risiko yang multiple, membutuhkan
durasi yang lama, menyebabkan kerusakan fungsi atau ketidakmampuan, dan
tidak dapat disembuhkan secara sempurna (Smeltzer & Bare, 2010).

C. Sifat Penyakit Kronis


Menurut Wristht Le (1987) :
a) Progresif
Penyakit kronik yang semakin lama semakin bertambah parah.
Contoh penyakit jantung.
b) Menetap
Setelah seseorang terserang penyakit, maka penyakit tersebut akan
menetap pada individu. Contoh : diabetes mellitus.
c) Kambuh
Penyakit kronik yang dapat hilang timbul sewaktu-waktu dengan
kondisi yang sama atau berbeda. Contoh: penyakit arthritis

D. Kehilangan yang dapat ditimbulkan akibat penyakit kronis


1. Kesehatan atau kesejahteraan
2. Kemandirian
3. Rasa nyaman
4. Fungsi fisik dan mental
5. Konsep Diri
6. Peran sosial
7. Peran dalam keluarga
Riskesdas 2018prevalensi PTM mengalami kenaikan jika dibandingkan
dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis,
diabetes melitus, dan hipertensi.
Jenis Penyakit Riskesdas 2013 Riskesdas 2018
(dalam %) (dalam %)

Kanker 1.4 1,8

Stroke 7 10.9

Penyakit ginjal kronik 2 3,8

Diabetes melitus 6.9% 8.5

Hipertensi 25.8 34.1

E. Peran Puskesmas
1. Pemberdayaan masyarakat.
2. Bina Suasana
3. Advokasi
4. Kemitraan

F. Askep Komunitas pada Penyakit kronis.


1. Pengkajian
a. Winshield Survey Terdapat 5 agregat, dilakukan pada setiap agregat/
komunitas . pada masing-masing agregat terdapat data khusu yang
disampaikan dalam bentuk diagram.
b. FGD
Syarat FGD :
a) Peserta homogen
b) Jumlah orang 4-9 orang
c) Waktu 45-90 menit
c. Wawancara Toma
d. Door to door survey
e. Data sekunder
No Masalah A B CDE F G H I J K L Jml Urutan
Kep

Analisis data

A : Tingkat resiko kejadian 1. Sangat rendah

B : Tingkat resiko permasalahan 2. Rendah

C : Potensial untuk ditangani dengan penkes 3. Cukup

D : Minat masyarakat 4. Tinggi

E : Kemungkinan masalah teratasi 5. Sangat tinggi

F : Hubungan dengan program pemerintah

G : Ruang
H : Waktu
I : Fasilitas kesehatan
J : Biaya
K: Sumber daya/ tenaga
L: Sesuai peran perawat CHN

G. Diagnosa Keperawatan
1. NANDA
Perhatikan Domain, Kelas dan Kode
Diagnosa keperawatan komunitas yang sering diangkat: Domain1:
a. Promosi Kesehatan
b. Manejemen Perawatan
c. Promosi Kesehatan
d. Manejemen Perawatan jangka Panjang
e. Manejemen Risiko

2. SDKI
Perhatikan:
a. Gejala dan Tanda Mayor
b. Gejala dan Tanda Minor

H. Intervensi
Dilakukan pada sasaran individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
1. Menentukan Prioritas Diagnosa/ Masalah
2. Menentukan Tujuan dan Kriteria Hasil berdasarkan penilaian kritis
3. Pemilihan Tindakan keperawatan
4. Mengkomunikasikan rencana kepada klien
Kriteria hasil dirumuskan menggunakan NOC yang merefleksikan
kondisi, perilaku dan persepsi klien. Rumusan intervensi keperawatan
menggunakan NIC. Intervensi dapat berupa tindakan mandiri maupun
kolaboratif, langsung maupun tidak langsung yang terdiri dari tindakan
pengobatan, pencegahan dan promosi kesehatan

I. Implementasi
1. Prevensi primer ditujukan bagi orang-orang yang termasuk kelompok
risiko tingg (Kepmenkes no. 279/2006)
2. Prevensi sekunder bertujuan untuk mencegah atau menghambat
timbulnya penyulit dengan tindakan deteksi dini dan memberikan
intervensi keperawatan sejak awal penyakit
3. Prevensi tersier; berusaha mencegah terjadinya kecacatan/komplikasi
lebih lanjut dan merehabilitasi sedini mungkin, sebelum kecacatan
tersebut menetap

J. Evaluasi
1. Formatif
2. Sumatif

K. Dokumentasi
1. Alat Komunikasi antar tim
2. Sumber Data
3. Audit
4. Bahan penelitian
5. Sumber legal

Anda mungkin juga menyukai