Anda di halaman 1dari 15

INOVASI PEMASARAN MENUJU ERA BARU DI PONTIANAK

DENGAN PRODUK ATAU JASA YANG REVOLUSIONER

Disusun Oleh :
Oktavia Yesa
NPM. 22613282

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITASWIDYA DHAMMA PONTIANAK
2023
DAFTAR ISI

BAB I.............................................................................................................................3
PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................4
BAB II............................................................................................................................5
KAJIAN TEORI...........................................................................................................5
BAB III..........................................................................................................................7
ANALISIS.....................................................................................................................7
BAB IV........................................................................................................................13
KESIMPULAN...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pontianak, sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Barat, merupakan salah satu
kota yang terus berkembang di Indonesia. Dengan pertumbuhan ekonomi dan
perkembangan teknologi yang pesat, kota ini menawarkan potensi yang besar untuk
inovasi pemasaran produk atau jasa yang revolusioner. Menurut sebuah jurnal yang
diterbitkan oleh Universitas Widya Dharma Pontianak, kegiatan pemasaran produk
memerlukan kekreatifan dan inovasi yang tinggi. Hal ini sejalan dengan upaya
pemerintah dalam mendorong pelaku usaha, terutama UMKM, untuk terus berinovasi
dan meningkatkan kualitas produk dan layanan mereka. Salah satu contohnya adalah
dorongan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk meningkatkan
kualitas produk kuliner di Kota Pontianak melalui inovasi, kreativitas, dan kolaborasi.

Di era digital saat ini, pemasaran produk melalui platform online menjadi
semakin penting. Pemerintah Kota Pontianak melalui Dinas Koperasi, UKM,
Perindustrian, Perdagangan, Perikanan, dan Pariwisata (Disperindagin) terus
mendorong pelaku ekonomi kreatif untuk memanfaatkan digitalisasi dalam
memasarkan produk dan layanan mereka. Pelatihan-pelatihan mengenai pemasaran
digital juga terus dilakukan untuk meningkatkan keterampilan pelaku usaha dalam
menciptakan konten promosi yang menarik dan kreatif.

Perekonomian yang senantiasa berfluktuasi dari tahun ke tahun menimbulkan


kekhawatiran di kalangan pelaku bisnis era saat ini. Salah satu sektor yang menarik
perhatian adalah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), terutama dalam bidang
kerajinan tangan. Menurut data yang diperoleh dari Dinas Perindustrian dan
Perdagangan di Pontianak, jumlah UMKM kerajinan tangan di kota tersebut terus
mengalami peningkatan dari tahun 2016 hingga 2018.

Pada tahun 2016, tercatat 52 gerai kerajinan tangan, dan angka ini meningkat
menjadi 77 gerai pada tahun 2017, menunjukkan pertumbuhan sebesar 48,08 persen
dibandingkan tahun sebelumnya. Dari 52 gerai pada tahun sebelumnya, jumlah gerai
kerajinan tangan di kota Pontianak bertambah 25 gerai. Sementara itu, pada tahun
2018, terjadi peningkatan yang lebih signifikan dengan pertumbuhan sebesar 55,84
persen. Jumlah gerai kerajinan tangan melonjak dari 77 menjadi 120 gerai, mengalami
peningkatan sebanyak 43 gerai di Pontianak (Gunawan, Sholikhah, Yulita, 2021).

Pada acara Workshop Peningkatan Inovasi dan Kewirausahaan Kota


Pontianak, Menparekraf Sandiaga Uno menekankan pentingnya peningkatan kualitas
dan daya saing UMKM di Kota Pontianak. Beliau menyatakan bahwa UMKM harus
naik kelas sebagai bagian dari upaya bersama dalam membangun transisi menuju
ekonomi baru, yang melibatkan serta memberdayakan masyarakat. Sandiaga Uno juga
mengapresiasi upaya Pemerintah Kota Pontianak dan Universitas Tanjungpura dalam
membina UMKM pelaku ekonomi kreatif sebagai bagian dari kebangkitan ekonomi.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, juga menyambut baik dukungan dan
kedatangan Menparekraf Sandiaga Uno, serta berharap untuk kolaborasi dalam
meningkatkan kualitas produk, kemasan, dan pemasaran. Sekda Kalimantan Barat,
Harisson, juga menegaskan bahwa kedatangan Menparekraf Sandiaga akan membantu
dalam bangkitnya kembali UMKM, demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang
lebih maju di Kalimantan Barat. Rektor Universitas Tanjungpura, Garuda Wiko, juga
menegaskan dukungannya dan menyatakan bahwa universitas telah melaksanakan
program inkubator untuk mendukung program Menparekraf dalam menuju
pertumbuhan ekonomi yang berbasis pada UMKM. Sandiaga Uno juga melihat
potensi subsektor fesyen sebagai salah satu yang potensial, dan berencana untuk
mengusulkan kegiatan event untuk mendukung fesyen dengan mengkurasi produk
UMKM.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana potensi pemasaran produk atau jasa yang revolusioner di Kota


Pontianak, dan faktor-faktor apa saja yang dapat menjadi hambatan dalam
mengimplementasikannya?
2. Apa saja strategi inovatif yang dapat diterapkan dalam pemasaran produk atau jasa
yang revolusioner di Kota Pontianak, dan bagaimana peran pemerintah dan lembaga
terkait dalam mendukung inovasi pemasaran tersebut?
1.3 Tujuan penulisan

1. Mengidentifikasi produk atau jasa yang revolusioner yang diperlukan untuk


menghadapi persaingan dan meningkatkan daya saing dalam pasar, sehingga UMKM
dapat bersaing di era industri 4.0.
2. Menyarankan pemerintah dan pelaku usaha untuk lebih fokus pada inovasi
pemasaran produk atau jasa, baik melalui pemanfaatan teknologi digital, kolaborasi,
atau program latihan dan pendidikan.

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Inovasi Produk dan Kinerja Pemasaran UMKM


Inovasi produk memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan kinerja
pemasaran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Konsep inovasi produk
mencakup pengenalan barang dan jasa yang baru atau mengalami peningkatan secara
signifikan. Hal ini sejalan dengan upaya untuk memperkenalkan nilai tambah yang
berbeda dan menarik bagi konsumen. Strategi inovasi produk melibatkan berbagai
aspek, seperti definisi visi, fokus, manajemen teknologi, dan pengembangan produk.
Dalam konteks UMKM, inovasi produk dapat berupa pengembangan produk baru,
perbaikan kualitas, peningkatan desain, atau diversifikasi produk. Dengan adanya
inovasi produk, UMKM dapat memperluas pangsa pasar, meningkatkan daya saing,
dan menciptakan nilai tambah yang dapat menarik minat konsumen.

Dalam era revolusi industri 4.0, inovasi produk juga menjadi kunci dalam
menghadapi persaingan yang semakin ketat. Pemanfaatan teknologi digital, seperti e-
commerce, social media marketing, dan big data analytics, dapat menjadi sarana yang
efektif dalam mendukung inovasi produk UMKM. Dengan memanfaatkan teknologi,
UMKM dapat memperluas jangkauan pasar, memahami kebutuhan konsumen, dan
merespons perubahan pasar dengan cepat. Selain itu, inovasi produk juga dapat
menjadi strategi untuk menciptakan keunggulan bersaing produk dan menetapkan
harga kompetitif. Dengan adanya inovasi produk, UMKM dapat menciptakan
diferensiasi produk, meningkatkan kualitas, dan menyesuaikan harga dengan nilai
tambah yang ditawarkan.

Kewirausahaan adalah orang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil


risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara
mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk
mendirikannya (Thomas W. Zhimmener dan Norman M. Scarburough, 2015: 4).

Wirausaha adalah hasil dari suatu proses yang terarah dan sistematis dalam
menerapkan kreativitas dan inovasi terhadap kebutuhan serta peluang yang ada di
pasar. Dengan kata lain, orientasi kewirausahaan mencerminkan tindakan perusahaan
yang memiliki keberanian untuk mengambil risiko demi mengejar peluang menuju
kesuksesan. Orientasi kewirausahaan memiliki peran krusial dalam menjaga
kelangsungan usaha.

2.2 Orientasi Pasar, Keunggulan Bersaing Produk, dan Harga Kompetitif


Orientasi pasar, keunggulan bersaing produk, dan harga kompetitif memiliki
peran yang signifikan dalam kinerja pemasaran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM). Kegiatan pemasaran produk memerlukan lebih dari sekedar pengembangan
produk, melainkan juga strategi orientasi pasar yang tepat, keunggulan bersaing
produk, dan harga kompetitif. Orientasi pasar mengacu pada pemahaman mendalam
terhadap kebutuhan dan preferensi konsumen, serta kemampuan untuk menyesuaikan
produk atau jasa dengan pasar yang dituju.
Dengan memiliki orientasi pasar yang tepat, UMKM dapat mengidentifikasi
peluang pasar, mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen,
dan merespons perubahan pasar dengan cepat. Selain itu, keunggulan bersaing produk
juga menjadi faktor penting dalam kinerja pemasaran UMKM. Keunggulan bersaing
produk dapat berupa kualitas produk, inovasi, desain, merek, atau pelayanan yang
membedakan produk dari pesaing. Dengan adanya keunggulan bersaing produk,
UMKM dapat menciptakan diferensiasi produk, memperkuat citra merek, dan
meningkatkan loyalitas konsumen. Selanjutnya, harga kompetitif juga berperan dalam
kinerja pemasaran UMKM.
Harga kompetitif mengacu pada penetapan harga yang sesuai dengan nilai
tambah produk, sebanding dengan harga pesaing, dan mampu menarik minat
konsumen. Dengan memiliki harga kompetitif, UMKM dapat memperluas pangsa
pasar, meningkatkan volume penjualan, dan mempertahankan daya saing di pasar.
Oleh karena itu, strategi orientasi pasar, keunggulan bersaing produk, dan harga
kompetitif perlu menjadi fokus utama dalam pengembangan pemasaran UMKM,
terutama dalam menghadapi era baru pemasaran di Kota Pontianak.

2.3 Inovasi Pemasaran Produk UMKM


Inovasi pemasaran produk UMKM memainkan peran krusial dalam
meningkatkan daya saing di pasar yang semakin kompleks. Kemampuan untuk
berinovasi dalam pemasaran produk merupakan faktor penting dalam
mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar UMKM. Inovasi pemasaran produk
melibatkan rancangan strategi pemasaran yang efektif, yang dapat mencakup berbagai
aspek seperti pemasaran digital, branding, promosi, dan distribusi. Dalam era revolusi
industri 4.0, pemanfaatan digital marketing menjadi semakin penting dalam inovasi
pemasaran produk UMKM.
Melalui digital marketing, UMKM dapat memperluas jangkauan pasar,
meningkatkan visibilitas produk, dan memperkuat hubungan dengan konsumen.
Selain itu, inovasi pemasaran produk juga dapat melibatkan strategi branding yang
kuat, promosi kreatif, dan diferensiasi produk. Dengan adanya inovasi pemasaran
produk, UMKM dapat menciptakan nilai tambah yang menarik, membedakan diri dari
pesaing, dan memenangkan hati konsumen. Oleh karena itu, pengembangan inovasi
pemasaran produk perlu menjadi fokus utama dalam strategi pemasaran UMKM,
terutama dalam menghadapi era baru pemasaran di Kota Pontianak.

BAB III
ANALISIS

3.1 Produk Makanan dan Minuman Ramah Lingkungan


Produk makanan atau minuman sehat dan ramah lingkungan merupakan
inovasi pemasaran produk UMKM yang menarik karena kesadaran akan pentingnya
menjaga kesehatan dan lingkungan semakin meningkat. Selain itu, produk ini dapat
menjadi pilihan yang menarik bagi konsumen di Kota Pontianak dengan banyak
keunggulan yang dimiliki, seperti penggunaan lidah buaya sebagai bahan baku yang
sehat dan ramah lingkungan, serta potensi pariwisata yang besar di Kota Pontianak.
Dalam era yang semakin sadar akan kesehatan dan lingkungan, produk
makanan atau minuman yang sehat dan ramah lingkungan dapat menjadi pilihan yang
menarik bagi konsumen. Selain itu, produk atau jasa yang terkait dengan pariwisata
dapat menjadi pilihan yang menarik bagi konsumen karena Kota Pontianak memiliki
potensi pariwisata yang besar
Dengan memproduksi produk makanan atau minuman yang sehat dan ramah
lingkungan, UMKM dapat meningkatkan daya saing dan membuka peluang lapangan
kerja serta pekerjaan bagi masyarakat Kota Pontianak. Selain itu, inovasi pemasaran
produk UMKM ini juga dapat membantu dalam meningkatkan kesadaran akan
pentingnya menjaga kesehatan dan lingkungan, serta mempromosikan produk khas
Kota Pontianak di pasaran lokal dan internasional.
Kota Pontianak merupakan sentra produksi lidah buaya di Indonesia dan
memiliki potensi untuk mengembangkan sektor ekonomi kreatif, termasuk produk
makanan atau minuman sehat dan ramah lingkungan serta produk terkait dengan
pariwisata. Dalam era desentralisasi ekonomi dan pembangunan di Indonesia,
pemerintah daerah memainkan peran penting untuk mengembangkan potensi ekonomi
daerahnya yang pada gilirannya akan berkontribusi langsung terhadap pertumbuhan
ekonomi daerah. Kota Pontianak sebagai salah satu kota berkembang di Indonesia
juga perlu mengidentifikasi potensi industri kreatif di daerahnya. Sebagai kota yang
minim potensi sumber daya alam, industri kreatif juga bisa menjadi alternatif terbaik
bagi Pontianak untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
Jumlah pelaku ekonomi kreatif di Kota Pontianak meningkat signifikan dari
tahun 2017 ke 2018, dari 177 orang menjadi 455 orang. Data ini menunjukkan sektor
ekonomi kreatif sangat menjanjikan untuk dikembangkan di Kota Pontianak sebagai
salah satu menyumbang perekonomian daerah. Pemberdayaan ekonomi kreatif dapat
berperan dalam meningkatkan nilai tambah sektor lain seperti pertanian dan agribisnis
dalam bentuk seni pertamanan, lansekap, dan kuliner produk makanan khas olahan
dari komoditas pertanian.
Usaha Pengolahan Hasil (UPH) Pertanian di Kota Pontianak tersebar di
seluruh Kecamatan yang ada di Kota Pontianak. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pontianak dan Dinas Pangan, Pertanian
dan Perikanan Kota Pontianak, UPH Pertanian di Kota Pontianak berjumlah empat
puluh enam usaha yang terbagi ke dalam delapan jenis penggolongan yakni UPH
lidah buaya, UPH singkong, UPH keladi, UPH pisang, UPH biofarmaka, UPH ubi
rambat, UPH sukun, dan UPH tempe. Dari empat puluh enam usaha tersebut, 41
persennya merupakan UPH lidah buaya, sebanyak 19 UPH, diikuti UPH singkong dan
UPH pisang masing-masing sebesar 22 persen dan 13 persen.
Tingginya minat pelaku usaha untuk mengolah lidah buaya menjadi produk
olahan dikarenakan komoditas ini merupakan komoditas unggulan sekaligus ikon
Kota Pontianak yang memiliki potensi cukup tinggi untuk mengembangkan ekonomi
lokal. Perkembangan ekonomi lokal dari tanaman lidah buaya ini dapat disebabkan
karena adanya kegiatan ekonomi dari hulu, berupa pertanian lidah buaya, hingga ke
hilir, dalam bentuk pengolahan produk lidah buaya, yang menyebabkan terciptanya
lapangan pekerjaan bagi masyarakat di Kota Pontianak. Usaha untuk meningkatkan
nilai tambah komoditas lidah buaya perlu mendapatkan perhatian sehingga
kesejahteraan masyarakat yang berkecimpung di dalamnya dapat ditingkatkan.
Bentuk intervensi pemerintah Kota Pontianak dalam meningkatkan pengembangan
ekonomi lokal khususnya ekonomi kreatif dalam bidang pertanian adalah dalam
bentuk pemberdayaan usaha pengolahan lidah buaya di Kota Pontianak.
Metode yang digunakan untuk merumuskan strategi dan kebijakan
pemberdayaan ekonomi kreatif usaha pengolahan lidah buaya di Kota Pontianak
menggunakan analisis SWOT untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kondisi ekonomi kreatif dengan membandingkan faktor internal yaitu Strength
(kekuatan) dan Weakness (kelemahan) dengan faktor eksternal yaitu Opportunity
(peluang) dan Threat (ancaman) yang dimiliki sektor ini.

Berikut identifikasi faktor internal dan eksternal UPH lidah buaya di Kota
Pontianak :

1. Strengths (Kekuatan)
a. Berbahan Baku Berbasis Lokal
Bahan baku utama yang digunakan dalam produksi olahan lidah buaya
merupakan komoditas lokal yang banyak ditanam petani setempat. Sehingga untuk
pengadaannya tidak tergantung pasokan dari luar daerah.

b. Memiliki Merk
Produk olahan lidah buaya yang diusahakan oleh para UPH di Kota Pontianak
sudah memiliki merk. Beberapa merk sudah cukup dikenal masyarakat.
c. Harga Terjangkau
Harga dari produk olahan lidah buaya yang dijual di pasaran dapat terjangkau
masyarakat tidak hanya masyarakat kalangan menengah ke atas, namun juga
masyarakat golongan menengah ke bawah.

d. Makanan Khas
Kota Pontianak merupakan sentra produksi lidah buaya di Indonesia. Lidah
buaya dikenal sebagai salah satu produk khas Kota Pontianak karena memiliki banyak
keunggulan bila dibandingkan dengan lidah buaya yang diproduksi di daerah lain.

2. Weaknesses (Kelemahan)
a) Keterbatasan Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi sebagian besar UPH Lidah Buaya di Kota Pontianak masih
sangat terbatas jumlahnya. Kebanyakan dari UPH ini masih berusaha pada skala
rumahan yang produksinya masih rendah dan tidak kontinyu.

b) Teknologi Sederhana
Tidak seperti halnya dengan negara-negara maju, UMKM di Indonesia
khususnya di Kota Pontianak umumnya masih menggunakan teknologi yang sangat
sederhana dalam bentuk alat-alat produksi yang sifatnya manual, demikian pula yang
dialami UPH lidah buaya.

c) Kemasan Kurang Menarik


Umumnya, kemasan produk olahan UPH lidah buaya kurang memenuhi
standar, seperti tidak memenuhi aspek estetika atau keindahan, ergonomis, dan faktor
keamanan produk.

3. Opportunities (Peluang)
a. Permintaan Produk dari Masyarakat
Lidah buaya merupakan produk yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat
berkhasiat tinggi bagi kesehatan sehingga permintaan konsumen akan produk ini pun
cukup tinggi.
b. Pertumbuhan Sektor Pariwisata
Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan sektor pariwisata di Kota
Pontianak berdampak pada meningkatnya potensi produk sektor pangan, salah
satunya produk olahan lidah buaya, dalam pengembangan usaha menjadi wisata
kuliner.

c. Pertumbuhan Industri UMKM Produk Khas Lokal


Keberadaan UMKM di Indonesia sangat besar pengaruhnya terhadap
perekonomian Indonesia. UMKM tersebar di seluruh penjuru nusantara dan
menguasai sebagian besar aktivitas bisnis di Indonesia.

4. Threats (Ancaman)
a) Banyaknya Produk Makanan Asing
Provinsi Kalimantan Barat merupakan provinsi yang berbatasan langsung
dengan negara tetangga, Malaysia. Kota Pontianak sebagai salah satu kota di
Kalimantan Barat juga merasakan dampak tersebut berupa membanjirnya produk-
produk makanan asal Malaysia di pasaran.

b) Pesaing Memasang Harga Lebih Rendah


Tidak hanya persaingan dari negara lain, ancaman juga datang dari produk-
produk serupa yang berasal dari daerah lain di Indonesia, sebagai contoh produk
minuman dari jenis komoditas lain.

Di Kota Pontianak, implementasi strategi yang berasal dari analisis SWOT


melibatkan beberapa langkah kunci. Pertama, pemerintah kota berupaya menjamin
ketersediaan bahan baku, terutama lidah buaya, sebagai komoditas utama dalam
sektor kerajinan tangan. Langkah ini melibatkan bantuan sarana prasarana kepada
petani, penyuluhan, dan pembinaan guna mencegah penurunan produksi. Selanjutnya,
diversifikasi produk menjadi fokus strategi lainnya. UPH lidah buaya menciptakan
variasi baru, seperti jelly, coklat, jus, teh, stick, nastar, rendang, dan bakso lidah
buaya, untuk memperkaya pasar dan mengatasi krisis pendapatan. Uji coba inovasi
produk, lomba masak, dan festival kuliner menjadi kegiatan yang mendukung upaya
diversifikasi ini.
Pemerintah turut memberikan bantuan teknologi dan sarana prasarana
produksi, seperti water purifier, genset, mesin sealer, kompor gas, dan peralatan
lainnya, untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi UPH lidah buaya.
Sinergitas dengan perguruan tinggi, praktisi, dan pelaku industri pengolahan hasil
pertanian menjadi strategi lain dalam meningkatkan kualitas produk.

Upaya pendampingan oleh tenaga ahli, baik dalam hal pertanian maupun
pengolahan hasil, membantu UPH lidah buaya mengatasi berbagai kendala produksi.
Selain itu, penerapan manajemen mutu dan keamanan pangan menjadi fokus untuk
memastikan produk olahan lidah buaya aman, bermutu, dan layak konsumsi.
Kemudian, peningkatan kualitas SDM di sektor ini diwujudkan melalui kegiatan
pelatihan pengolahan dan kewirausahaan, serta bimbingan magang. Fasilitasi dalam
promosi pemasaran produk olahan lidah buaya, kerjasama dengan lembaga keuangan,
pengajuan izin usaha, dan kemitraan dengan pelaku bisnis besar turut mendukung
pertumbuhan sektor UPH lidah buaya di Kota Pontianak.

Melalui implementasi berbagai strategi ini, Kota Pontianak berhasil mencapai


beberapa capaian kinerja yang signifikan. Pemanfaatan teknologi yang lebih maju,
terciptanya beragam variasi produk, peningkatan kualitas kemasan, akses permodalan
yang lebih mudah, perluasan pangsa pasar, dan peningkatan standar keamanan serta
mutu menjadi bukti kesuksesan dari langkah-langkah yang telah diambil. Adanya
penghargaan di tingkat lokal dan nasional juga menjadi cermin keberhasilan
kerjasama antara pelaku usaha, pemerintah, dan lembaga terkait dalam memajukan
sektor UPH lidah buaya di Kota Pontianak.

3.2 Produk atau Jasa terkait dengan Pariwisata


Kota Pontianak memiliki potensi pariwisata yang besar, sehingga produk atau
jasa yang terkait dengan pariwisata dapat menjadi pilihan yang menarik bagi
konsumen. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan sektor pariwisata di Kota
Pontianak, terdapat peluang yang besar untuk mengembangkan produk sektor pangan,
salah satunya produk olahan lidah buaya, dalam pengembangan usaha menjadi wisata
kuliner. Konsep wisata kuliner saat ini banyak dikembangkan oleh daerah, baik
disantap secara langsung maupun sebagai oleh-oleh, sehingga dapat meningkatkan
pembangunan ekonomi lokal sekaligus potensi UMKM sektor pangan di daerah
tersebut, salah satunya adalah industri olahan lidah buaya di Kota Pontianak. Dengan
adanya perkembangan internet dan sosial media, UMKM juga dapat memanfaatkan
teknologi informasi untuk memperluas jangkauan pemasaran produk mereka. Namun,
terdapat ancaman dari banyaknya produk makanan asing yang masuk ke pasaran,
serta pesaing yang memasang harga lebih rendah, sehingga diperlukan strategi yang
tepat untuk menghadapi ancaman tersebut dan memanfaatkan peluang yang ada.

Kota Pontianak memiliki potensi pariwisata yang besar, sehingga produk atau
jasa yang terkait dengan pariwisata dapat menjadi inovasi pemasaran produk UMKM
yang menarik. Contohnya, produk atau jasa yang terkait dengan kuliner khas
Pontianak, seperti makanan atau minuman khas, dapat menjadi daya tarik bagi
wisatawan yang berkunjung ke Kota Pontianak. Selain itu, produk atau jasa yang
terkait dengan pariwisata juga dapat berupa souvenir atau kerajinan tangan yang
memiliki ciri khas Pontianak. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan sektor
pariwisata di Kota Pontianak, terdapat peluang yang besar untuk mengembangkan
produk sektor pangan, salah satunya produk olahan lidah buaya, dalam
pengembangan usaha menjadi wisata kuliner. Konsep wisata kuliner saat ini banyak
dikembangkan oleh daerah, baik disantap secara langsung maupun sebagai oleh-oleh,
sehingga dapat meningkatkan pembangunan ekonomi lokal sekaligus potensi UMKM
sektor pangan di daerah tersebut, salah satunya adalah industri olahan lidah buaya di
Kota Pontianak. Dengan adanya perkembangan internet dan sosial media, UMKM
juga dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk memperluas jangkauan
pemasaran produk mereka. Namun, terdapat ancaman dari banyaknya produk
makanan asing yang masuk ke pasaran, serta pesaing yang memasang harga lebih
rendah, sehingga diperlukan strategi yang tepat untuk menghadapi ancaman tersebut
dan memanfaatkan peluang yang ada.

BAB IV
KESIMPULAN
Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengoptimalkan
potensi pariwisata di Kota Pontianak, inovasi pemasaran produk atau jasa yang
revolusioner menjadi suatu keharusan. Dalam analisis SWOT terhadap sektor
UMKM, terdapat kekuatan signifikan dalam berbahan baku lokal, keberadaan merk
yang dikenal, harga terjangkau, dan eksistensi lidah buaya sebagai produk khas.
Meskipun demikian, terdapat kelemahan seperti keterbatasan kapasitas produksi,
teknologi sederhana, dan kemasan kurang menarik yang perlu diperbaiki. Peluang
dalam permintaan tinggi dari masyarakat, pertumbuhan sektor pariwisata, dan industri
UMKM produk khas lokal menjadi landasan strategi pemasaran.

Strategi pemasaran produk atau jasa yang revolusioner dapat difokuskan pada
dua bidang utama. Pertama, melalui pengembangan produk makanan dan minuman
ramah lingkungan yang berbasis pada lidah buaya. Dengan memanfaatkan potensi
lokal, produk ini tidak hanya dapat menjawab permintaan pasar yang semakin
meningkat terhadap produk sehat dan ramah lingkungan, tetapi juga dapat
memperkaya pengalaman wisata kuliner di Kota Pontianak. Keberlanjutan dan
diversifikasi produk, didukung oleh teknologi modern dan peningkatan kualitas, dapat
memperkuat daya saing UMKM dalam menghadapi ancaman produk makanan asing.

Kedua, melalui pengembangan produk atau jasa terkait dengan sektor


pariwisata. Produk olahan lidah buaya dapat diangkat sebagai bagian dari pengalaman
wisata kuliner, baik sebagai hidangan langsung maupun oleh-oleh khas Pontianak.
Pemanfaatan internet dan sosial media dapat menjadi alat efektif untuk
mempromosikan produk kepada wisatawan lokal maupun mancanegara. Namun,
perlunya strategi yang cerdas dalam menghadapi ancaman produk makanan asing dan
persaingan harga yang lebih rendah perlu menjadi perhatian serius.

Dalam upaya menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang, peran


pemerintah dan lembaga terkait menjadi sangat penting. Pendampingan teknis,
pelatihan, dan bantuan dalam hal permodalan dan perizinan dapat memberikan
dorongan signifikan terhadap pertumbuhan UMKM. Sinergi antara pemerintah,
pelaku usaha, dan perguruan tinggi perlu ditingkatkan untuk menciptakan ekosistem
yang mendukung inovasi dan kewirausahaan. Dengan demikian, inovasi pemasaran
produk atau jasa yang revolusioner dapat menjadi pendorong utama dalam
memajukan sektor UMKM dan memperkuat posisi Kota Pontianak sebagai destinasi
wisata yang unik dan menarik.
DAFTAR PUSTAKA

Djodjobo, Cynthia Vanessa dan Hendra N. Tawas. 2015. “Pengaruh Orientasi


Kewirausahaan, Inovasi Produk, dan Keunggulan Bersaing Terhadap Kinerja
Pemasaran Usaha Nasi Kuning di Kota Manado”. Jurnal EMBA, vol 2 no 3,
September, hal 1214-1224

Ferdinand, Augusty. 2014. Metode Penelitian Manajemen (Pedoman Penelitian untuk


Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang:
Universitas Diponegoro.

Heng, L., Ferdinand, A.T., Afifah, N., dan Ramadania. (2020). Service Innovation
Capability for Enhancing Marketing Performance: An SDL Perspectives.
Business: Theory and Practice, 21(2), 623-632.

Lumpkin dess, Gregory G.,and G. tom. “The Role Of Entrepreneurial Orientation In


Stimulating Effective Corporate Entrepreneurship.” The Academy Of
Management Executive 19.1 hal. 147-156, 2005.

Suryaningsih, Luh Pande, I Putu Gde Sukaatmadja, dan Ni Nyoman Kerti Yasa. 2018.
“Peran Keunggulan Bersaing Mediasi Pengaruh Inovasi Produk Terhadap
Kinerja Pemasaran UMKM Produk Endek di Denpasar”. Juima, vol 8 no 1,
Maret.

Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran, edisi 4. Yogyakarta: Andi 2015


Tjiptono, Fandy. Pemasaran Strategik, edisi 3. Yogyakarta: Andi 2017

Urbancova,H. “Competitive Advantage Achievement through Innovation and


Knowledge, Journal of Competitiveness”. Hal.82-96, 2013.

Anda mungkin juga menyukai