Disusun Oleh :
Oktavia Yesa
NPM. 22613282
BAB I.............................................................................................................................3
PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................4
BAB II............................................................................................................................5
KAJIAN TEORI...........................................................................................................5
BAB III..........................................................................................................................7
ANALISIS.....................................................................................................................7
BAB IV........................................................................................................................13
KESIMPULAN...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pontianak, sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Barat, merupakan salah satu
kota yang terus berkembang di Indonesia. Dengan pertumbuhan ekonomi dan
perkembangan teknologi yang pesat, kota ini menawarkan potensi yang besar untuk
inovasi pemasaran produk atau jasa yang revolusioner. Menurut sebuah jurnal yang
diterbitkan oleh Universitas Widya Dharma Pontianak, kegiatan pemasaran produk
memerlukan kekreatifan dan inovasi yang tinggi. Hal ini sejalan dengan upaya
pemerintah dalam mendorong pelaku usaha, terutama UMKM, untuk terus berinovasi
dan meningkatkan kualitas produk dan layanan mereka. Salah satu contohnya adalah
dorongan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk meningkatkan
kualitas produk kuliner di Kota Pontianak melalui inovasi, kreativitas, dan kolaborasi.
Di era digital saat ini, pemasaran produk melalui platform online menjadi
semakin penting. Pemerintah Kota Pontianak melalui Dinas Koperasi, UKM,
Perindustrian, Perdagangan, Perikanan, dan Pariwisata (Disperindagin) terus
mendorong pelaku ekonomi kreatif untuk memanfaatkan digitalisasi dalam
memasarkan produk dan layanan mereka. Pelatihan-pelatihan mengenai pemasaran
digital juga terus dilakukan untuk meningkatkan keterampilan pelaku usaha dalam
menciptakan konten promosi yang menarik dan kreatif.
Pada tahun 2016, tercatat 52 gerai kerajinan tangan, dan angka ini meningkat
menjadi 77 gerai pada tahun 2017, menunjukkan pertumbuhan sebesar 48,08 persen
dibandingkan tahun sebelumnya. Dari 52 gerai pada tahun sebelumnya, jumlah gerai
kerajinan tangan di kota Pontianak bertambah 25 gerai. Sementara itu, pada tahun
2018, terjadi peningkatan yang lebih signifikan dengan pertumbuhan sebesar 55,84
persen. Jumlah gerai kerajinan tangan melonjak dari 77 menjadi 120 gerai, mengalami
peningkatan sebanyak 43 gerai di Pontianak (Gunawan, Sholikhah, Yulita, 2021).
BAB II
KAJIAN TEORI
Dalam era revolusi industri 4.0, inovasi produk juga menjadi kunci dalam
menghadapi persaingan yang semakin ketat. Pemanfaatan teknologi digital, seperti e-
commerce, social media marketing, dan big data analytics, dapat menjadi sarana yang
efektif dalam mendukung inovasi produk UMKM. Dengan memanfaatkan teknologi,
UMKM dapat memperluas jangkauan pasar, memahami kebutuhan konsumen, dan
merespons perubahan pasar dengan cepat. Selain itu, inovasi produk juga dapat
menjadi strategi untuk menciptakan keunggulan bersaing produk dan menetapkan
harga kompetitif. Dengan adanya inovasi produk, UMKM dapat menciptakan
diferensiasi produk, meningkatkan kualitas, dan menyesuaikan harga dengan nilai
tambah yang ditawarkan.
Wirausaha adalah hasil dari suatu proses yang terarah dan sistematis dalam
menerapkan kreativitas dan inovasi terhadap kebutuhan serta peluang yang ada di
pasar. Dengan kata lain, orientasi kewirausahaan mencerminkan tindakan perusahaan
yang memiliki keberanian untuk mengambil risiko demi mengejar peluang menuju
kesuksesan. Orientasi kewirausahaan memiliki peran krusial dalam menjaga
kelangsungan usaha.
BAB III
ANALISIS
Berikut identifikasi faktor internal dan eksternal UPH lidah buaya di Kota
Pontianak :
1. Strengths (Kekuatan)
a. Berbahan Baku Berbasis Lokal
Bahan baku utama yang digunakan dalam produksi olahan lidah buaya
merupakan komoditas lokal yang banyak ditanam petani setempat. Sehingga untuk
pengadaannya tidak tergantung pasokan dari luar daerah.
b. Memiliki Merk
Produk olahan lidah buaya yang diusahakan oleh para UPH di Kota Pontianak
sudah memiliki merk. Beberapa merk sudah cukup dikenal masyarakat.
c. Harga Terjangkau
Harga dari produk olahan lidah buaya yang dijual di pasaran dapat terjangkau
masyarakat tidak hanya masyarakat kalangan menengah ke atas, namun juga
masyarakat golongan menengah ke bawah.
d. Makanan Khas
Kota Pontianak merupakan sentra produksi lidah buaya di Indonesia. Lidah
buaya dikenal sebagai salah satu produk khas Kota Pontianak karena memiliki banyak
keunggulan bila dibandingkan dengan lidah buaya yang diproduksi di daerah lain.
2. Weaknesses (Kelemahan)
a) Keterbatasan Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi sebagian besar UPH Lidah Buaya di Kota Pontianak masih
sangat terbatas jumlahnya. Kebanyakan dari UPH ini masih berusaha pada skala
rumahan yang produksinya masih rendah dan tidak kontinyu.
b) Teknologi Sederhana
Tidak seperti halnya dengan negara-negara maju, UMKM di Indonesia
khususnya di Kota Pontianak umumnya masih menggunakan teknologi yang sangat
sederhana dalam bentuk alat-alat produksi yang sifatnya manual, demikian pula yang
dialami UPH lidah buaya.
3. Opportunities (Peluang)
a. Permintaan Produk dari Masyarakat
Lidah buaya merupakan produk yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat
berkhasiat tinggi bagi kesehatan sehingga permintaan konsumen akan produk ini pun
cukup tinggi.
b. Pertumbuhan Sektor Pariwisata
Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan sektor pariwisata di Kota
Pontianak berdampak pada meningkatnya potensi produk sektor pangan, salah
satunya produk olahan lidah buaya, dalam pengembangan usaha menjadi wisata
kuliner.
4. Threats (Ancaman)
a) Banyaknya Produk Makanan Asing
Provinsi Kalimantan Barat merupakan provinsi yang berbatasan langsung
dengan negara tetangga, Malaysia. Kota Pontianak sebagai salah satu kota di
Kalimantan Barat juga merasakan dampak tersebut berupa membanjirnya produk-
produk makanan asal Malaysia di pasaran.
Upaya pendampingan oleh tenaga ahli, baik dalam hal pertanian maupun
pengolahan hasil, membantu UPH lidah buaya mengatasi berbagai kendala produksi.
Selain itu, penerapan manajemen mutu dan keamanan pangan menjadi fokus untuk
memastikan produk olahan lidah buaya aman, bermutu, dan layak konsumsi.
Kemudian, peningkatan kualitas SDM di sektor ini diwujudkan melalui kegiatan
pelatihan pengolahan dan kewirausahaan, serta bimbingan magang. Fasilitasi dalam
promosi pemasaran produk olahan lidah buaya, kerjasama dengan lembaga keuangan,
pengajuan izin usaha, dan kemitraan dengan pelaku bisnis besar turut mendukung
pertumbuhan sektor UPH lidah buaya di Kota Pontianak.
Kota Pontianak memiliki potensi pariwisata yang besar, sehingga produk atau
jasa yang terkait dengan pariwisata dapat menjadi inovasi pemasaran produk UMKM
yang menarik. Contohnya, produk atau jasa yang terkait dengan kuliner khas
Pontianak, seperti makanan atau minuman khas, dapat menjadi daya tarik bagi
wisatawan yang berkunjung ke Kota Pontianak. Selain itu, produk atau jasa yang
terkait dengan pariwisata juga dapat berupa souvenir atau kerajinan tangan yang
memiliki ciri khas Pontianak. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan sektor
pariwisata di Kota Pontianak, terdapat peluang yang besar untuk mengembangkan
produk sektor pangan, salah satunya produk olahan lidah buaya, dalam
pengembangan usaha menjadi wisata kuliner. Konsep wisata kuliner saat ini banyak
dikembangkan oleh daerah, baik disantap secara langsung maupun sebagai oleh-oleh,
sehingga dapat meningkatkan pembangunan ekonomi lokal sekaligus potensi UMKM
sektor pangan di daerah tersebut, salah satunya adalah industri olahan lidah buaya di
Kota Pontianak. Dengan adanya perkembangan internet dan sosial media, UMKM
juga dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk memperluas jangkauan
pemasaran produk mereka. Namun, terdapat ancaman dari banyaknya produk
makanan asing yang masuk ke pasaran, serta pesaing yang memasang harga lebih
rendah, sehingga diperlukan strategi yang tepat untuk menghadapi ancaman tersebut
dan memanfaatkan peluang yang ada.
BAB IV
KESIMPULAN
Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengoptimalkan
potensi pariwisata di Kota Pontianak, inovasi pemasaran produk atau jasa yang
revolusioner menjadi suatu keharusan. Dalam analisis SWOT terhadap sektor
UMKM, terdapat kekuatan signifikan dalam berbahan baku lokal, keberadaan merk
yang dikenal, harga terjangkau, dan eksistensi lidah buaya sebagai produk khas.
Meskipun demikian, terdapat kelemahan seperti keterbatasan kapasitas produksi,
teknologi sederhana, dan kemasan kurang menarik yang perlu diperbaiki. Peluang
dalam permintaan tinggi dari masyarakat, pertumbuhan sektor pariwisata, dan industri
UMKM produk khas lokal menjadi landasan strategi pemasaran.
Strategi pemasaran produk atau jasa yang revolusioner dapat difokuskan pada
dua bidang utama. Pertama, melalui pengembangan produk makanan dan minuman
ramah lingkungan yang berbasis pada lidah buaya. Dengan memanfaatkan potensi
lokal, produk ini tidak hanya dapat menjawab permintaan pasar yang semakin
meningkat terhadap produk sehat dan ramah lingkungan, tetapi juga dapat
memperkaya pengalaman wisata kuliner di Kota Pontianak. Keberlanjutan dan
diversifikasi produk, didukung oleh teknologi modern dan peningkatan kualitas, dapat
memperkuat daya saing UMKM dalam menghadapi ancaman produk makanan asing.
Heng, L., Ferdinand, A.T., Afifah, N., dan Ramadania. (2020). Service Innovation
Capability for Enhancing Marketing Performance: An SDL Perspectives.
Business: Theory and Practice, 21(2), 623-632.
Suryaningsih, Luh Pande, I Putu Gde Sukaatmadja, dan Ni Nyoman Kerti Yasa. 2018.
“Peran Keunggulan Bersaing Mediasi Pengaruh Inovasi Produk Terhadap
Kinerja Pemasaran UMKM Produk Endek di Denpasar”. Juima, vol 8 no 1,
Maret.