Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS KEBERLANGSUNGAN USAHA MIKRO MALANG RAYA

(Tinjauan Perspektif Ekonomi Islam)


Ali Akbar Rosyad#, Atu Bagus Wiguna ,S.E., M.E*
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
Email : aliakbarrosyad94@gmail.com

ABSTRAK

Usaha mikro merupakan salah satu sektor yang berkontribusi penting dalam perekonomian nasional.
Kontribusi usaha mikro dapat dilihat dari besarnya sumbangsih terhadap PDB dan penyerapan
tenaga kerja. Malang Raya merupakan salah satu wilayah dengan jumlah kemiskinan dan
pengangguran terbesar di Jawa Timur. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah tersebut melalui pengembangan usaha mikro malang raya. Dengan pengembangan usaha
mikro diharapkan mampu mengatasi permasalahan kemiskinan dan pengangguran. Namun seperti
yang telah kita ketahui untuk menjadi pelaku usaha mikro yang dapat menjaga kelangsungan usaha
dalam jangka panjang bukanlah hal yang mudah. Sehingga perlu di lakukan analisis faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi keberlangsungan usaha mikro malang raya. dalam penelitian ini analsis
keberlangsungan usaha menggunakan tinjauan perspektif persepktif ekonomi islam (jumlah karyawan,
jumlah modal, inovasi produk, program inkubator bisnis, penggunaan website, kepatuhan membayar
zakat mal, etika kejujuran dan etika transparansi). Penelitian ini menggunakan metode kuantitaif
deskriptif. Dengan menggunakan teknik pengambilan data primer (kuisioner terbuka) dan data
sekunder (penelitian terdahulu, kajian pustakan dan penelitian terdahulu). Dalam penelitian ini
ditemukan bahwa variable (jumlah karyawan, jumlah modal, inovasi produk, kepatuhan membayar
zakat dan etika kejujuran) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberlangsungan usaha.
sedangkan untuk variable (program inkubator bisnis, penggunaan website dan etika transparansi)
tidak berpengaruh signifikan terhadap keberlangsunagn usaha mikro Malang Raya.

Kata Kunci : Keberlangsungan usaha, Usaha Mikro, Perspektif Ekonomi Islam

A. PENDAHULUAN
Sektor usaha mikro merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam
perekonomian nasional (Utomo, 2013). Salah satu peran kontribusinya adalah kontribusinya
terhadap PDB. Tabel 1 menunjukkan perkembangan kontribusi usaha mikro terhadap PDB.
Pada tahun 2013 usaha mikro memiliki kontribusi yang cukup besar, yaitu sekitar 57,56
persen. dimana usaha mikro berkontribusi menyumbang Rp. 3.326.564 (Badan Pusat
Statistik, 2014)..
Tabel 1:PerkembanganKontribusi usaha mikroterhadap PDB (Harga Berlaku dalam
MiliaranRupiah) Tahun 2011-2013)

Jenis Usaha 2011 2012 2013

Usaha MIkro 2.579.388,4 2.951.120,6 3.326.564,8

Usaha Kecil 740.271,3 798.122,2 876.385,3

Usaha Menengah 1.002.170,3 1.120.170,3 1.237.057,8


Sumber: Kementerian Koperasi dan UMKM, 2017 (data diolah).

Selain peran kontribusi terhadap PDB, usaha mikro juga berperan terhadap
penyerapan tenaga kerja. Penyerapan tenaga kerja Sektor usaha mikro tiap tahun mengalami
peningkatan. Hal ini dibuktikan Pada tahun 2011 sektor ini menyerap tenaga kerja sebanyak
94.957.797 juta orang, dan pada tahun 2013 meningkat sebanyak 104.6244.466 juta
orang(Badan Pusat Statistik. 2014).Hal ini menunjukkan bahwa peran usaha mikro dalam
penyerapan tenaga kerja di Indonesia sangat penting.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik,jumlah penduduk di Indonesia tahun 2014
sampai 2016 semakin bertambah. Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2016 Jawa
Timur menjadi provinsi dengan penduduk miskin paling banyak di pulau jawa per Maret
2016. Dari total 27,77 juta penduduk miskin yang ada di Indonesia, penduduk miskin yang
ada di Jawa Timur mencapai 4,638 juta (Badan Pusat Statistik.2016).
Tabel 2 : Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Jawa tahun 2014-2016
Provinsi 2014 2015 2016

Jawa Timur 4.748,42 4.775,97 4.638,53

DKI Jakarta 412,79 368,67 384,30

Jawa Barat 4.238,96 4.485,65 4.170,00

Jawa Tengah 4.561,83 4.505,78 4.493,75

Sumber : Data diolah BPS Jawa Timur, 2016.

Tingginya angka penduduk miskin di Jawa Timur mengakibatkan meningkatnya


jumlah pengangguran. Dapat diketahui di Jawa Timur terdapat sekitar 840 ribu jiwa
penduduk usia kerja yang termasuk dalam angkatan kerja belum memiliki pekerjaan.dari
beberapa wilayah yang ada di Jawa Timur daerah Malang Raya merupakan salah satu
wilayah dengan jumlah pengangguran tertinggi di Jawa Timur. Melihat fenomena tersebut,
maka diperlukan adanya pemberdayaan ekonomi, yang dapat dilakukan melalui
pemberdayaan bagi pelaku usaha mikro di wilayah Malang Raya.
Sebagai pelaku usaha mikro tentunya merupakan suatu tuntutan untuk dapat terus
bertahan, meskipun banyak permasalahan yang dihadapi. Usaha yang baik adalah usaha
yang dapat terus berkembang dan bertahan di berbagai kondisi yang terjadi di usahanya
(Ardhi,2011). Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Verdú et al, 2015)menjelaskan bahwa
salah satu variabel/ indikator untuk dapat melihat tingkat keberlangsungan dalam
menjalankan usaha, salah satu indikatornya adalah banyaknya penjualan (sales) yang mampu
dilakukan oleh suatu usaha. Semakin banyak tingkat penjualan yang mampu diperoleh,maka
akan semakin berdampak baik terhadap kelangsungan usaha dalam jangka panjang.
Untuk dapat menigkatkan penjualan tersebut, maka usaha mikro perlu menigkatkan
kinerja usaha agar penjualan dapat terus bertumbuh dari tahun ke tahun.Penyebab
meningkatnya kinerja suatu perusahaan/usaha dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
adalah faktor ukuran usaha (jumlah karyawan dan jumlah modal), inovasi produk,program
inkubator bisnis dan akses teknologi(penggunaan website). Semakin baik kinerja dari usaha
maka akan berpengaruh langsung terhadap keberlangsungan usaha(Verdú et al., 2015). Selain
dari segi ekonomi secara umum, pada penelitian ini juga ingin membuktikan konsep islam
sebagi rahmatan lilalamin terkait dengan aspek muamalah yang telah di atur dalam islam
melalui alquran dan hadist melalui variable pembayaran zakat perniagaan, etika kejujuran dan
etika keterbukaan (transparansi).

B. KAJIAN PUSTAKA
Usaha Mikro
Pengertian usaha mikro dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
UMKM Pasal 1 ayat 1 yang dimaksud dengan Usaha Mikro adalah usaha produktif milik
orang atau perseorangan dan/atau badan usaha perseorangan yang mempunyai kriteria
sebagai berikut: memiliki kekayaan paling banyak Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan
paling banyak Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Keberlangsungan Usaha
Keberlangsungan usaha merupakan suatu bentuk konsistensi dari kondisi suatu
usaha, dimana keberlangsungan ini merupakan suatu proses berlangsungnya usaha baik
mencakup pertumbuhan, perkembangan, strategi untuk menjaga kelangsungan usaha dan
pengembangan usaha dimana semua ini bermuara pada keberlangsungan dan eksistensi usaha
(Verdú et al., 2015).
Ukuran Perusahaan
Menurut (Longenceker, 2001) mengemukakan bahwa terdapat banyak cara untuk
mendefinisikan skala perusahaan, yaitu dengan menggunakan berbagai kriteria, seperti
jumlah karyawan dan nilai modal. Adapun definisi dari karyawan menurut (Soedaryono,
2006) karyawan adalah seseorang yang melakukan penghidupan dengan bekerja
dalam kesatuan organisasi baik kesatuan pemerintah maupun kesatuan kerja
swasta dan definisi Modal merupakan hal yang utama dalam menjalankan suatu
usaha, termasuk berdagang. Modal adalah semua bentuk kekayaan yang digunakan
dalam proses produksi atau menghasilkan output.
Inovasi Produk
Inovasi produk merupakan salah satu dampak dari perubahan teknologi yang cepat
dan variasi produk yang tinggi akan menentukan kinerja organisasi (Hurley & Hult, 1998).
Inovasi produk didefinisikan sebagai produk atau jasa baru yang diperkenalkan kepasar untuk
memenuhi kebutuhan pasar (Damanpour, 1991).
Inkubator Bisnis
(Departemen Pengembangan usaha mikro Bank Indonesia, 2016) mendefinisikan
inkubator sebagai berikut: “inkubator sebagai suatu lembaga intermediasi yang melakukan
proses inkubasi terhadap peserta inkubasi (tenant, klien inkubator, atau inkubasi) dan
memiliki bangunan fisik untuk ruang usaha sehari-hari bagi peserta inkubasi. Inkubasi adalah
suatu proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan yang diberikan oleh inkubator
wirausaha kepada peserta inkubasi. Kegiatan usaha tenant dapat dilakukan di dalam gedung
inkubator sebagai tenant inwall dengan menyewa ruangan yang disediakan inkubator. Jika
tenant melakukan kegiatan usahanya di luar inkubator maka disebut sebagai tenant outwall.
Website
Menurut (Widajanti, 2011) untuk dapat sukses (tetap survive) dalam dunia yang
dinamis ini, usaha mikro seharusnya tidak hanya melakukan tindakan-tindakan tradisional
seperti lowering cost, tetapi juga melakukan aktivitas-aktivitas inovasi seperti merubah
struktur atau proses yang disebut sebagai critical responses activities. Aktivitas-aktivitas
tersebut dapat dilakukan di beberapa atau semua proses organisasi. Respon dapat bereaksi
terhadap tekanan yang terjadi atau respon dapat menjadi inisiatif yang terencana untuk
mempertahankan organisasi dengan melawan atau bertentangan dengan tekanan tekanan
dimasa yang akan datang. Respon dapat juga merupakan aktivitas yang mengekploitasi
peluang yang diciptakan oleh kondisi yang berubah. Kebanyakan aktivitas-aktivitas respon
ini dapat difasilitasi dengan baik dengan teknologi informasi (TI) atau Information
Technology (IT). Dengan memiliki, menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi,
perusahaan dapat merespon perubahan lingkungan yang terjadi melalui beberapa kegiatan,
antara lain ( turban et.all, 2001)
Zakat Mal
Zakat secara etimologis berasal dari kata yang berarti tumbuh, kesuburan dan
pensucian. Kata zakat digunakan untuk pemberian harta tertentu karena di dalamnya terdapat
suatu harapan mendapat berkah, mensucikan diri dan menumbuhkan harta tersebut untuk
kebaikan (sabiq.1995) Adapun menurut terminologis, zakat diartikan sebagai pemberian
sesuatu yang wajib diberikan dari sekumpulan harta tertentu, menurut sifat sifat dan ukuran
tertentu kepada golongan tertentu yang berhak menerimanya (Wahbah.2002).
Etika Bisnis
Definisikan etika bisnis adalah seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar dan salah
dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip moralitas. Dalam arti lain etika bisnis berarti
seperangkat prinsip dan norma dimana para pelaku bisnis harus komit padanya dalam
bertransaksi, berperilaku dan berelasi guna mencapai tujuan-tujuan bisnisnya (Ismail, 2002).
Pada penelitian ini etika bisnis di ukur melalui 2 prilaku (kejujuran dan keterbukaan) dimana
kejujuran di ukur melalui prilaku pelaku bisnis dalam menakar/mengukur kuantitas barang
kepada konsumen, sedangkan etika keterbukaan di ukur melalui prilaku konsumen dalam
memberikan informasi bahan/kandungan yang terdapat di dalam barang tersebut.
Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan
sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang deperolah melalui pengumpulan data
(Sugiyono,2009). Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini ialah : Diduga ukuran
usaha, inovasi produk, inkubator bisnis, penggunaan website, zakat mal dan etika bisnis
berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha mikro Malang Raya.

C. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan
deskriptif. Penelitian kuantitatif ditujukan untuk mengetahui berapa besarnya variabel-
variabel (berupa angka). Variabel-variabel tersebut disusun menjadi sebuah model yang
diestimasi dengan alat analisis regresi.Pendekatan deskripsi ditujukan untuk mendeskripsikan
hasil tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan sampel penelitian usaha mikro. Adapun
jumlah populasi usaha mikro sebesar 65.493. Untuk menentukan sampel dapat menggunakan
rumus :

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka jumlah sampel yang harus diteliti sebanyak 100
pelaku usaha mikro, untuk mewakili jumlah populasi dan akurasi data yang didapat.
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber dan bersifat mentah atau
belum diolah (Wijaya,2013). Data primer ini belum mampu memberikan informasi data
primer, penulis menggunakan teknik kuisioner. Kuisioner adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaanatau pernyataan secara tertulis
kepada responden untuk dijawabnya, (sugiyono, 2009). Sedangkan data sekunder diperoleh
melalui kajian pustaka yang bersumber dari buku,jurnal, atau penelitian lainya yang terkait
dengan tema penelitian ini. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan
program SPSS 20.0 dengan teknik pengolahan data uji analisis regresi berganda. Berikut
merupakan fungsi persamaan umum yang akan diamati dalam penelitian ini :

Yi= a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4D1+ β5D2+β6D3+β7D4 +β8D5е

Dimana Y (Jumlah Penjualan), X1(Jumlah Karyawan) , X2(Jumlah Modal), X3(Inovasi


Produk), D1(PenggunaanWebsite), D2(Program Inkubator Bisnis), D3(Zakat Mal), D4(Etika
Kejujuran), D5(Etika Transparansi).

Hasil dari regresi berganda dapat digunakan sebagai alat prediksi yang baik dan tidak
bias bila memenuhi asumsi yang disebut sebagai asumsi klasik. Uji asumsi klasik dilakukan
untuk mengetahui ketepatan model yang akan digunakan untuk pengujian. Dalam uji asumsi
klasik terdapat empat uji yang akan digunakan, yaitu: Uji Normalitas, Multikolinearitas,
Heterokedastisitas, Autokorelasi (Ghozali, 2005). Kemudian untuk membuktikan Hipotesis
yang di rumuskan perlu dilakukan beberapa pengujian diantaranya (Uji Signifikansi F
simultan,Uji signifikansi T Parsial dan Koefisien determinasi R ).

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Responden


Responden penelitian ini adalah para pelaku usaha yang masuk dalam usaha mikro.Pada
penelitian yang berjudul Analisis Keberlangsungan Usaha Mikro di Malang Raya ( Tinjauan
Studi dengan Perspektif Ekonomi dan Perspektif Islam) menggunakan responden penelitian
dengan kriteria profil responden sebagai berikut:
1. Pelaku usaha mikro berdomisili / menjalankan usahanya di Malang Raya.
2. Menjalankan Usaha lebih dari satu tahun (minimal memulai pada bulan January
2017)
3. Komposisi responden usaha mikro 60% bergerak di bidang usaha Industri Kreatif,
30% Fashion dan 10% Kuliner (makanan & minuman )
4. Usia responden minimal 20 tahun
5. Responden Beragama Islam
6. Tergabung dalam komunitas wirausaha Malang Raya (RKB BRI, Mahasiswa
Wirausaha UB, Tangan Di Atas Malang)

Dari hasil pembagian kuisioner responden tersebut di dapatkan hasil dalam Statistik
deskriptif seperti ada di tabel di bawah ini :

Tabel 3 : Analisis Deskriptif

Variable Hasil
Jumlah Karyawan 4 orang Karyawan

Jumlah Modal Rp. 5.602.475

Inovasi Produk 4 kali dalam 1 tahun

Program Inkubator Bisnis 78% tidak mengikuti program inkubator bisnis

Penggunaan Website 65% tidak menggunakan website

Zakat Mal 80% menunaikan zakat mal

Etika Kejujuran 85% menerapkan etika kejujuran

Etika Keterbukaan 55%

Sumber : Data primer diolah

Uji Normalitas
Gambar 1 : Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz
ed Residual
N 100
Normal Parameters a,b Mean .0000000
Std. Dev iat ion 1.11590943
Most Extrem e Absolute .065
Dif f erences Positiv e .065
Negativ e -.031
Kolmogorov -Smirnov Z .655
Asy mp. Sig. (2-tailed) .785
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated f rom data.

Sumber : Data Primer Diolah

Dari hasil perhitungan didapat nilai sig.sebesar 0.785dapat dilihat pada Tabel 4.13) atau
lebih besar dari 0.05; maka ketentuan H0 diterima yaitu bahwa asumsi normalitas terpenuhi.
Uji Multikolinieritas

Gambar 2: Hasil Uji Multikolinieritas

Sumber : Data Primer Diolah


Berdasarkan Tabel 4.15diketahui bahwa seluruh variable menghasilkan nilai VIF
lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa model regresi tidak terdapat gejala multikolonieritas. Dengan demikian uji asumsi
tidak adanya multikolinearitas dapat terpenuhi.

Uji Heterokedastisitas

Gambar 3: Hasil Heterokedastisitas

Sumber : Data Primer Diolah

Dari hasil pengujian tersebut didapat bahwa diagram tampilan scatterplot menyebar
dan tidak membentuk pola tertentu maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga dapat
disimpulkan bahwa residu mempunyai ragam homogen (konstan) atau dengan kata lain tidak
terdapat gejala heterokedastisitas.
Dengan terpenuhi seluruh asumsi klasik regresi di atas maka dapat dikatakan model
regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah sudah layak atau tepat.
Sehingga dapat diambil interpretasi dari hasil analisis regresi berganda yang telah dilakukan.
Hasil Penelitian
Tabel 4: Pengaruh variable independen terhadap variable dependent
Variable Pengaruh Hipotesis Signifikansi
Karyawan (X1) Positif(+) Diterima Ya (0.007%)

Modal (X2) Positif(+) Diterima Ya (0.004%)

InovasiProduk (X3) Positif(+) Ditrima Ya (0.021%)

Inkubator BIsnis(D1) Positif(+) Ditolak Tidak (0.294%)

Penggunaan Website (D2) Positif(+) Ditolak Tidak (0.552%)

Zakat Niaga(D3 ) Positif(+) Diterima Ya (0.02%)

Prilaku Jujur (D4) Positif(+) Diterima Ya (0.014%)

Peilaku Transparan (D5) Positif(+) Ditolak Tidak (0.391%)

Sumber : Data Primer Diolah


Pembahasan
Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa variable jumlah karyawan
(X1), Jumlah modal (X2), inovasi produk (X3), Pembayaran Zakat Niaga (D3), Etika
Kejujuran (D4) berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha (jumlah penjualan (Y)),
sedangkan variable program inkubator bisnis (D1), Penggunaan Website(D2) dan
Transparansi(D5) tidak berpengaruh.Keberlangsungan usaha (jumlah penjualan (Y)) 56,2% di
pengaruhi oleh variable tersebut sedangkan 43,8% dipengaruhi oleh variable lain.
Dari tabel 4dapat kita lihat meskipun (X1), Jumlah modal (X2), inovasi produk (X3),
program inkubator bisnis (D1), Penggunaan Website(D2), Pembayaran Zakat Niaga (D3 ),
Etika Kejujuran (D4) dan EtikaTransparansi(D5) memiliki hubungan positif terhadap
keberlangsungan usaha , masing masing variable memiliki kekuatan pengaruh yang berbeda-
beda. Berikut ini penjelasan untuk masing-masing variable berdasarkan uji hipotesis yang
dilakukan.
Pengaruh Jumlah Karyawan
Karyawan merupakan salah satu komponen penting yang dapat berpengaruh terhadap
keberlagsungan usaha. karyawan tidak dapat terpisahkan dalam aktivitas usaha. sejatinya
karyawan berfungsi untuk membantu pemilik usaha untuk dapat memperluas skala usaha dan
menjalankan kegiatan operasional usaha. salah satu karakteristik usaha mikro adalah sifatnya
yang lebih padat karya dibandingkan dengan usaha skala besar (UMB).
Hal ini di dukung oleh (Ardiana, 2010) yang mengatakan jumlah karyawan mampu
meningkatakn aktifitas penjualan, apabila pemilik usaha dapat memanfaatkan (me-manage)
karyawan yang ada secara efektif sesuai dengan kebutuhan usaha, sehingga karyawan yang
ada dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan untuk usaha mikro dan tidak menjadi beban
operasional usaha.
Pengaruh Jumlah Modal Usaha
Modal merupakan salah satu komponen penting yang dapat berpengaruh terhadap
keberlagsungan usaha. Modal tidak dapat terpisahkan dalam aktivitas usaha. hal itu
dikarenakan modal merupakan salah satu aspek yang harus dimiliki oleh pelaku usaha
sebelum memulai usaha. untuk memulai usaha tidaklah harus memiliki modal berupa uang
dalam jumlah banyak, tapi juga bisa terpenuhi melalui hal lain seperti keahlian, tenaga dan
ketrampilan yang dimiliki. Tetapi tidak bisa dipungkiri untuk memulai usaha pasti juga
membutuhkan modal berupa uang. Meskipun untuk jumlahnya tidak ada batasan maksimal
dan minimal tetapi modal berupa uang merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kebelangsungan usaha di masa yang akan datang.
Hal ini di dukung oleh (Khoirul,2010) yang mengatakan usaha mikro memulai usaha
dengan jumlah modal cukup besar memiliki pelung lebih lama untuk menjaga
keberlangsungan usaha yang dijalankan. Hal itu dikarenakan dengan jumlah modal besar
usaha mikro dapat terus melakukan berbagai upaya (promosi, distribusi dan inovasi) agar
produk yang dijual dapat dikenal dan disukai oleh konsumen.
Pengaruh Inovasi Produk
Pekembangan lingkungan bisnis terjadi secara dinamis mempengaruhi setiap usaha.
perubahan teknologi dan variasi produk yang cepat mempengaruhi perkembangan semua
industri. Era perdagangan bebas dunia akan mereduksi bea masuk antar negara. Tantangan
yang akan dihadapi adalah terbukanya batas wilayah dan batas persaingan, sehingga kegiatan
ekonomi bergantung pada persaingan global yang bebas dan terbuka. Hanya pelaku bisnis
yang kuat yang akan menang dan bertahan. Kemajuan teknologi yang cepat dan tingginya
tingkat persaingan menuntut perusahaan untuk terus menerus melkukan inovasi produk yang
pada akhirnya akan meningkatkan keberlangsungan usaha.
kegiatan Inovasi produk yang dilakukan secara tepat akan menjadikan produk
tersebut terus diterima oleh masyarakat, hal ini di dukung oleh (Hutagalung,2010) yang
menemukan bukti bahwa usaha yang tidak melakukan inovasi produk mengalami kesulitan
bersaing dalam menjalankan usahanya yang berakibat pada kegagalan mempertahankan
usahanya.

Inkubator Bisnis
Menurut (Susilo.2013) inkubator bisnis adalah suatu organisasi yang menawarkan
berbagai pelayanan pengembangan bisnis dan memberikan akses terhadap ruang/lokasi usaha
dengan aturan yang fleksibel. Konsep dasar dari pembentukan inkubator bisnis adalah
berorientasi teknologi atau non teknologi, mencari keuntungan atau tidak, milik masyarakat
atau swasta, berdiri sendiri ataupun merupakan bagian dari siatu mata rantai tertentu semua
itu ditujukan untuk meningkatkan keterampilan dalam menyelesaikan permasalahan untuk
menjaga keberlangsungan usahanya Adapun cara pengukuran variable ini yaitu melalui
variable dummy (ikut/tidak ikut). Dari hasil yang didapatkan bahwa mayoritas responden
dalam penelitian ini tidak mengikuti program inkubator bisnis. Hal itu dikarenakan masih
banyak usaha mikro yang belum mengetahui program tersebut dan program inkubator masih
jarang diadakan di Malang Raya. Hal ini berakibat pada minimnya pengaruh program
keberlangsungan usaha terhadap keberlangsungan usaha responden.

Penelitian ini tidak dapat menemukan bukti adanya pengaruh pengaruh program
inkubator bisnis terhadap keberlangsungan usaha. hal ini tidak konsisten dengan hasil
penelitian (Mas-verdú et al., 2015) yang menemukan bukti bahwa program inkubator bisnis
berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha usaha mikro.Perbedaan tersebut muncul karena
adanya faktor kurangnya sosialisasi mengenai program inkubator bisnis untuk usaha mikro di
Malang Raya. Sebagai contoh, berdasarkan dari hasil survey di lapangan masih banyak
responden tidak mengetahui program inkubator bisnis sehingga mengakibatkan minimnya
partisipasi masyarakat terhadap program tersebut. selain itu di Malang Raya juga masih
belum banyak komunitas / kegiatan pemerintah yang menyelenggarakan program inkubator
bisnis.

Penggunaan Website
Variable penggunaan website merupakan variable yang mewakili fungsi
penggunaaan teknologi yang telah di gunakan oleh usaha mikro di Malang Raya. Alasan
pemilihan variable ini dikarenakan ditengah pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
yang terjadi saat ini telah merubah sistem kegiatan transaksi yang dilakukan oleh konsumen.
Pada era digitalisasi yang terjadi saat ini, banyak pelaku usaha yang telah memperluas pasar
dari yang awalanya hanya melakukan transaksi secara langsung (offline) sekarang sudah
mulai berubah menjadi sistem online. Salah satu cara agar pelaku usaha tetap bisa menjaga
eksistensinya adalah melalui penggunaan website dalam menjalankan usahanya. melalui
penggunaan website konsumen akan semakin merasa lebih mudah untuk melakukan transaksi
tanpa harus bertemu secara langsung ke penjual.

Penelitian ini tidak dapat menemukan bukti adanya pengaruh pengaruh penggunaan Website
terhadap keberlangsungan usaha. hal ini tidak konsisten dengan hasil penelitian (Mas-verdú
et al., 2015) yang menemukan bukti bahwa penggunaan Website berpengaruh terhadap
keberlangsungan usaha usaha mikro. Perbedaan tersebut muncul karena mayoritas pelaku
usaha mikro di Malang Raya masih sedikit kesadaranya untuk menjadikan website sebagai
alat bantu memaksimalkan pemasaran usaha yang dijalankan. selain itu variable website
penggunaan website pada penelitian ini juga tidak sesuai dengan penelitian
(Khristianto.2012) menjelaskan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara intensitas
penggunaan website terhadap keputusan pembelian, dengan semakin sering intensitas
penggunaan website maka akan semakin tinggi keputuasan pembelian secara online.

Zakat Mal
Zakat mal merupakan zakat yang dikeluarkan atas kepemilikan harta yang digunakan
untuk jual beli. Adapun cara pengukuran untuk mengetahui variable pembayaran zakat ini
adalah dengan menggunakan variable dummy (membayar zakat atau tidak). Dari hasil
penelitian melalui kuisioner yang telah disebar mendapatkan hasil bahwa mayoritas usaha
mikro yang menjadi responden penelitian ini menunaikan zakat perniagaan. Dimana
mayoritas pelaku usaha mikro menyalurkan dana zakatnya melalui lembaga zakat yang ada
disekitarnya. Adapun pengaruh dari pembayaran zakat tersebut tersignifikan memberikan
dampak terhadap meningkatnya jumlah penjualan yang diperoleh pada tahun 2017.
Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa dengan berzakat tidak akan mengurangi harta
dalam kaitanya dengan kinerja perusahaan. Karena dengan berzakat harta akan semakin
bertambah dan akan meningkatkan kinerja perusahaan (hafifudin.2007). Harta tidak akan
berkurang karena sedekah dan tidaklah Allah menambah bagi hamba yang pemaaf kecuali
kemuliaan dan tidaklah seorang yangberlaku tawadhu karena Allah melainkan dia akan
meninggikanya (HR Muslim).

Etika Kejujuran
Penelitian ini berhasil menemukan bukti adanya pengaruh etika kejujuran terhadap
keberlangsungan usaha. hasil penelitian ini serupa dengan hasil penelitian (Choirunnisa.2009)
adanya bukti empiris pengaruh etika kejujuran terhadap kepecayaan konsumen setelah
melakukan transaksi. Menurut (Warisno.2012) etika kejujuran dapat menumbuhkan kasih
sayang terhadap sesama manusia, sebagaimana orang tersebut mencintai dirinya sendiri, hal
ini sesuai dengan diajarkan Rasulullah SAW tentang kesempurnaan seorang muslim, sifat
jujur dalam mengelola usaha dapat mengarah pada kejujuran pada kehidupan sehari-hari,
terutama dalam melakukan transaksi jual beli dan berinteraksi. dengan menerapkan etika
kejujuran ketika menjalankan usaha akan menjaga keberlangsungan usaha usaha
mikroMalang Raya. Hal ini juga di dukung (Irmasari.2013) menemukan bukti bahwa usaha
mikro yang tidak menerapkan etika kejujuran mengalami kesulitan untuk menjaga
keberlangsungan usahanya dikarenakan konsumen tidak percaya dengan pelaku usaha
tesebut.

Etika Keterbukaan
Transparansi terhadap konsumen adalah ketika seorang produsen terbuka mengenai
mutu, kuantitas, komposisi, unsur-unsur kimia dan lain-lain agar tidak membahayakan dan
merugikan konsumen (Norvadewi.2011).Cara mengukur variable ini dengan menggunakan
variable dummy yang di interpretasikan melalui pertanyaan menunjukkan kebiasaan bersikap
transparansi (keterbukaan) dalam bertransaksi. dari hasil penelitian yang didapatkan
menerangkan bahwa mayoritas pelaku usaha belum menerapkan etika keterbukaan ketika
bertransaksi kepada konsumen. hal ini terbukti melalui jawaban kuisioner, bahwa masih
banyak responden yang tidak mencantumkan informasi detail produk yang dijual (komposisi
/informasi bahan baku). Mayoritas responden hanya mencantumkan foto produk dan harga
pada katalog produk. Hal ini berakibat pada rendahnya keterbukaan responden terhadap
konsumen yang ingin membeli produk yang di inginkan.
Penelitian ini tidak mampu memberikan bukti adanya pengaruh Etika Transparansi
dengan keberlangsungan usaha usaha mikroMalang Raya. Hal ini tidak sesuai dengan
konsep yang mesignifikankan bahwa transparansi bahan baku dan cara pembuatan produk
yang dijual akan meningkatkan keberlangsungan usaha, sebagaimana (Irmasari.2013) yang
menemukan bukti adanya pengaruh etika transparansi terhadap keberlangsungan usaha .

E.KESIMPULAN
Kesimpulan
Lebih lanjut penelitian ini membawa pada beberapa kesimpulan yakni :
1. Jumlah karyawan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
keberlangsungan usaha mikro Malang Raya. Semakin banyak jumlah karyawan
dimiliki oleh responden dapat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah penjualan.
hal ini dikarenakan fungsi utama dari karyawan adalah untuk membantu operasional
usaha guna mencapai target dan harapan usaha yang dijalankan dapat lebih mudah
untuk dicapai.
2. Jumlah modal usaha memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
keberlangsungan usaha mikro Malang Raya. Modal berperan besar bagi pelaku usaha
mikro sebagai alat bantu untuk meperbesar, meperluas usaha yang sedang dijalankan.
selain itu modal juga dapat berfungsi sebagai operasional untuk awal mula memulai
usaha.
3. Inovasi Produk memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keberlangsungan
usaha mikro Malang Raya. Inovasi produk berperan untuk meningkatkan daya saing
dari produk yang di jual oleh responden kepada konsumen.pada penelitian ini
mayoritas responden melakukan inovasi produkdalam kategori inovasiMee to
product (produk yang relative baru bagi perusahaan namun relative sudah dikenal di
pasar).
4. Zakat Mal memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keberlangsungan usaha
mikro Malang Raya. Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan responden yang
menunaikan zakat mal memiliki tingkat keberlangsungan usaha (penjualan) lebih
tinggi dibandingkan responden tidak menunaikan zakat. Hal ini sesuai dengan konsep
zakat sebagai media mensucikan harta diamana harta yang kita miliki terdapat hak
orang lain. Dengan sikap kedermawanan tersebut mampu menciptakan keberkahan
dalam menjalankan usaha.
5. Etika Kejujuranmemiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keberlangsungan
usaha mikro Malang Raya. Menurut responden dalam penelitian ini mengungkapkan
bahwa kejujuran merupakan modal utama yang harus ditegakkan oleh pelaku
usaha.dengan menjunjung nilai kejujuran dapat meningkatkan reputasi dan
kepercayaan konsumen terhadap penjual sehingga berdampak pada meningkatnya
keberlangsungan usaha (penjualan).
6. Program Inkubator bisnis tidak berpengaruh signifikan terhadap keberlangsungan
usaha mikro Malang Raya. Hal ini di karenakan program inkubator bisnis masih
jarang di adakan di wilayah Malang Raya. Sehingga masih banyak pelaku usaha
mikro tidak mengikuti program inkubator bisnis.
7. Penggunaan website tidak berpengaruh signifikan tehadap keberlangsungan usaha
mikro Malang Raya. Hal ini dikarenakan mayoritas pelaku usaha mikro belum
memiliki website untuk menunjang operasional usaha.
8. Etika keterbukaan tidak berpengaruh signifikan terhadap keberlangsungan usaha
mikro Malang Raya. Hal ini dikarenakan mayoritas pelaku usaha mikro tidak mampu
memberikan informasi produk secara lengkap (kuantitas, unsur dan kandungan)
kepada konsumen.

Saran
Beberapa saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Pelaku usaha mikro Malang Raya
a. Pelaku usaha mikroMalang Raya hendaknya peka terhadap perkembangan bisnis
yang terjadi di lingkungannya, sehingga bisnsi yang dijalankan dapat terus
berkembang
b. Pelaku usaha mikro hendaknya bersifat aktif mengikuti berbagai macam kegiatan
pelatihan/seminar bisnisis yang diadakan pemerintah yang dapat memberikan
manfaat edukasi yang bermanfaat untuk kelangsungan usahanya
c. Pekau usaha mikro diharapkan mengikuti perkembangan teknologi dan informasi
yang dapat memberikan manfaat bagi perkembangan bisnisnya
2. Bagi peneliti selanjutnya
a. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya fokus terhadap responden dengan bisnis
yang lebih spesifik sesuai kategori usaha yang telah ditentukan.
b. Variable etika dalam penelitian ini tidak bisa di hitung secara langsung,
dikarenakan penelitian ini mengukur variable tersebut menggunakan pertanyaan
perwakilan.

UCAPAN TERIMAKASIH
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. Ucapan terimakasih khusus kami sampaikan
kepada Asosiasi Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya dan Jurusan Ekonomi Islam
Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya yang memungkinkan jurnal ini bisa di terbitkan.
DAFTAR PUSTAKA

Adeosun&Adetunde, I.A.2009.Strategic Application ofInformation and


Communication Technology for Effective Service Deliveryin Banking Industry.
Journal of Social Science: 47-51.
Arijanto, Agus.2012. Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Badan Pusat Statistik. 2015.Statistik UMKM tahun 2012 – 2013. diakses dari
www.bps.go.id pada tanggal 23 Februari 2018 pukul 10.00 WIB.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. 2016. Analisis Sensus Ekonomi 2016.
Diakses dari www.bpsjatim.co.id pada tanggal 12 Februari 2018 pukul 15.00
WIB.

Badan Pusat Statistik Kota Surabaya.2016. Berita Hasil Pendaftaran ( Listing )


Usaha / Perusahaan.Diakses dari www.bpssurabaya.go.idpada tanggal 10
Januari 2018 pukul 13.00 WIB.
Badan Pusat Statistik Jawa Timur. Data Dinamis Provinsi Jawa Timur Triwulan 1-
2017.Diakses dari www.bappeda.jatim.go.id pada tanggal 12 Februari 2018
pukul 15.00 WIB.

Badan Pusat Statistik Kota Malang. 2017. Kota Malang Dalam Angka 2016.
Retrieved from https://malangkota.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Kota-
Malang-Dalam-Angka-2017.pdf. Diakses pada Tanggal 12 Desember 2017
pukul 15.00 WIB.
Badan Pusat Statistik.2017. Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus
2017.Diakses dari www.bps.go.id pada tanggal 12 Maret 2018 pukul 15.00
WIB.

Berisha Namani, M.2009.The Role of Information Technology in Small and


MediumsizedEnterprises in Kosovo. Fullbright Academy Conference Small
Places Can Change The World.

Dahwal, Sirman. 2009. Etika Bisnis Menurut Hukum Islam (Suatu Kajian
Normatif). Supremasi Hukum, 17 (1). pp. 17-30. ISSN 1693 – 766X.

Departemen Pengembangan UMKM Bank Indonesia. 2016. Pemetaan dan Strategi


Peningkatan Daya Saing UMKM Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi
Asean. Jakarta.
Departemen Koperasi. 2012. Perkembangan Data Usaha Mikro Kecil Menengah
(usaha mikro) dan Usaha Besar (UB).
Didin.2007. Zakat dalam Pereknomian Modern, Jakarta: Gema Insan Pers.
Djakfar, Muhammad.2008. Etika Bisnis Islam Tataran Teoritis dan Praktis. Malang:
UIN Malang Pers.

Ekananda, Mahyus. 2015. Ekonometrika Dasar. Yogyakarta: Mitra Wacana Media.


Fitri, Amalia. 2013. Etika Bisnis Islam : Konsep dan Implementasi pada pelaku
usaha mikro. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga.

Hapsari, Ira. 2014. Identifikasi Permasalahan Yang Dihadapi Oeh UKM dan
Peninjauan Kembali Regulasi UKM Sebagai Langkah Awal Revitalisasi UKM.
Jurnal Ekonomi UNTAR, Vol V No.2.

Hartini, S. 2012. Peran Inovasi: Pengembangan Kualitas Produk dan Kinerja Bisnis.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Yogyakarta : Rajawali Pers.

LPPI, & Bank Indonesia. 2015. Profil bisnis usaha mikro, kecil dan menengah
(umkm). Jakarta.
Lusiana. 2011. Faktor-faktor determinasi motivasi membayar zakat. Universitas
Negri Solo, Solo.
Mas-verdú, F., Ribeiro-soriano, D., & Roig-tierno, N. 2015. Firm survival : The role
of incubators and business characteristics. Journal of Business Research.68(4),
793–796. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2014.11.030.
Meitri,Tuntarina. 2004. Pengaruh faktor produksi terhadap kelangsungan usaha dan
pendapatan pengusaha Industri Kerajinan Kulit di Kecamatan Tanggulangin
Kabupaten Sidoarjo Jawa timur. Skripsi. Surakarta: Fakultas Geografi UMS.
Mildaeni, Itsna Nurrahma. 2014. Analisis Penerapan Etika Bisnis Islam Pada Para
Pedagang di Pasar Besar Palembang. Skripsi. Palembang: Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Raden Fatah.
Muslich.2010. Etika Bisnis Islami.Yogyakarta. Fakultas Ekonomi UII
Mustaq, Ahmad.2008. Bussines Ethic in Islam. Islamic Research Institute Press.
Islamabad Pakistan.
Nazir, Moh. 2011. Metodologi Penelitian. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia.

Rahmana, Arief. 2009.Peranan Teknologi Informasi Dalam Peningkatan Daya Saing


Usaha Kecil Menengah. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi
(SNATI), ISSN: 1907-5022. Yogyakarta.

Robinson, W. T. 1990. Product Innovation and Startup Business Market Share


Performance. Management Science, 36(10): 1279−1289.

Roger, E.M. Diffusion of Innovation (4th Edition). New York: The Free Press. 1995.

Rokhayati, Isnaeni. 2012. Pengukuran Kinerjapada Usaha Mikro Kecil dan


Menengah (UMKM). Hal 94–100.

Sari, Irna. 2017. Penerapan Etika Bisnis Bagi Pedagang Muslim Dalam Persaingan
Usaha. Hal 85.

Tim Penelitian dan Pengembangan Biro Kredit. 2006. Kajian Inkubator Bisnis dalam
rangka Pengembangan UMKM.
Qardhawi, Yusuf. 1979. Fiqih al-Zakat. Beirut: Dar al-Isra.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UsahaMikro.

Universitas Ciputra. 2015.Retrieved from https://www.uc.ac.id/departemen-kantor-


inkubator-bisnis/Diakses pada tanggal 12 Februari 2019 pukul 15.00 WIB.
Wibowo, Arif. 2012. Analisis Keberlanjutan Usaha dengan metode Altman pada
Koperasi Unit Desa (KUD).

Widajanti, Erni. 2011.Peranan Infrastruktur Teknologi Informasi Bagi


Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah Di Indonesia.Surakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Slamet Riyadi. Hal 1–9.
Wilson, Rodney. 2002. Bisnis Menurut Islam Teori dan Praktek. Jakarta: Intermasa.
Wood, C.M. 2004.Marketing and e-Commerce as tools of Development in the
AsiaPasific: A Dual Path.International Marketing Review. Page 301 -320.

Yusuf, Faishal. 2016. Pengaruh Penerapan Etika Bisnis Islam Terhadap


Keuntungan Usaha. Jakarta : Gema Insani Press.

Zulhadi, Wahbah.2011. Urgensi Menunaikan Zakat. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai