Anda di halaman 1dari 16

Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi

Program Studi Ilmu Komunikasi dan Magister Ilmu Komunikasi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Jakarta

PENGARUH DESAIN PESAN DUA SISI PADA VIDEO TERHADAP


PENGETAHUAN DAN PENILAIAN PETANI PADA GOOD
AGRICULTURAL PRACTICES (GAP) BAWANG MERAH DI BANTEN

Vina Mahdalena, Pudji Muljono & Cahyono Tri Wibowo

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, Indonesia; Institut Pertanian Bogor, Indonesia

vinamahdalena@gmail.com

Abstrak
Struktur pesan memiliki peran penting dalam komunikasi persuasi yang dapat mengubah pengetahuan dan
penilaian petani mengenai inovasi Good Agricultural Practices (GAP) bawang merah di Banten. Desain pesan
dua sisi dinilai efektif dalam mengubah dan mempertahankan sikap seseorang sesuai dengan tujuan isi pesan
karena memiliki informasi berimbang antara keunggulan (sisi positif pesan) dan kekurangan (sisi negatif pesan).
Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis seberapa besar pesan dua sisi dapat meningkatkan pengetahuan dan
mengubah penilaian petani pada inovasi GAP bawang merah. Metode yang digunakan yaitu eksperimen model
Solomon desain empat kelompok karena dinilai memiliki akurasi paling tinggi dibanding jenis eksperimen
lainnya. Penelitian ini dilakukan di Desa Gempol Sari dengan melibatkan 48 petani yang dibagi ke dalam empat
kelompok observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara perlakuan dan tes awal
sehingga dapat dipastikan bahwa perubahan yang terjadi akibat dari perlakuan. Selanjutnya, desain pesan dua
sisi yang ditayangkan kepada petani dengan media video terbukti efektif meningkatkan pengetahuan petani
namun tidak terbukti mengubah penilaian petani. Hal tersebut disebabkan karena penilaian awal petani pada
inovasi GAP bawang merah sudah berada pada kategori mendukung (favorable) sehingga ketika diberi
perlakuan, penilaian masih tetap berada pada kategori tersebut. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa
video pesan dua sisi dapat meningkatkan pengetahuan petani, sementara penilaian yang awalnya sudah berada
pada kategori mendukung semakin tinggi nilainya karena diberi perlakuan.

Kata kunci: GAP, pengetahuan, penilaian pada inovasi, pesan dua sisi, solomon desain

THE EFFECTS OF TWO-SIDED MESSAGE DESIGN TO FARMER’S


KNOWLEDGE AND PERCEIVED ON GOOD AGRICULTURAL PRACTICES
(GAP) OF SHALLOT IN BANTEN

Abstract
The structure of the message has an important role in communication persuasion that can change farmer’s
knowledge and their perceived attributes of innovations about Good Agricultural Practices (GAP) of shallot in
Banten. Two-sided message design is effective in changing and strengthening one’s attitude according to the
purpose of the message content because it has a balanced information between the advantages (positive) and the
weaknesses (negative). The purpose of study is to analyze the two-sided message can improve farmer’s
knowledge and change their perceived attributes of innovations about GAP of shallot. The method used is
experimental model Solomon four-group design because of the highest accuracy. This study was conducted in
Gempol Sari Village involving 48 farmers divided into four groups observation. The results showed that there
was no interaction between treatment and pretest, it can be ascertain that the changed by treatment. Furthermore,
the design of a two-sided message in farmer video has proven to be effective improving their knowledge but has
not been proven to change perceived of innovations. This is because farmer’s perceived on the innovations
pretest already in the favorable category, so that when given the treatment, their perceived still remain in that
category. The conclusion of the study shows that two-sided message video can improve farmer’s knowledge,
while the pretest of perceived that originally was in the favorable category reach more higher score on posttest
because of the treatment effect.

Keywords: GAP, knowledge, perceived attributes of innovations, solomon design, two-sided message

Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi UMJ Vol. 1 No. 2 Juli - Desember 2017


Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi dan Magister Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Jakarta

PENDAHULUAN

Daya saing pertanian di era globalisasi Pertanian yang ada saat ini belum
memaksa petani kita sebagai produsen bahan banyak yang memenuhi standar budidaya
pangan untuk dapat berkompetisi dengan ramah lingkungan yang dikenal dengan Good
importir besar yang dengan mudah masuk di Agriculture Practices (GAP), yaitu panduan
pasar lokal. Produk-produk pertanian tidak umum dalam melaksanakan budidaya tanaman
hanya bersaing di pasar domestik dengan buah, sayur, biofarmaka dan tanaman hias
petani lokal lainnya, namun juga secara global secara benar dan tepat. Fokus penelitian ini
dengan hasil pertanian hasil budidaya luar adalah budidaya yang dilakukan petani
negeri yang kelasnya berstandar Internasional. diarahkan pada pertanian ramah lingkungan
Desakan tidak hanya datang dari luar tetapi berdasarkan GAP karena penerapan pertanian
konsumen saat ini juga menuntut petani agar organik di Indonesia masih melambat, hal ini
dapat menyediakan bahan pangan yang sehat, dikemukakan oleh hasil penelitian Mayrowani
aman dan berkualitas serta peduli terhadap (2012). GAP yang akan disajikan dalam
lingkungan hidup. Konsumen telah merubah penelitian ini adalah GAP Bawang Merah yang
konsep produk-produk pangan yang mereka merupakan salah satu komoditas unggulan
konsumsi, yang awalnya kurang peduli dengan yang sedang dikembangkan di Indonesia selain
asal-muasal bahan dasar/mentah hasil cabai, jagung dan kedelai.
pertanian menjadi sangat concern tentang Pemerintah mengembangkan
apakah bahan makanan yang akan dimakan komoditas pertanian bawang merah ke
aman, sehat dan dihasilkan dari pertanian yang berbagai daerah dengan menerapkan sistem
berkualitas. Kunci dari kualitas pertanian budidaya yang mendukung pertanian
adalah keamanan produk pangan tersebut berkelanjutan (GAP). Banten menjadi salah
(BBPP, 2011). satu wilayah yang mengembangkan budidaya
Keamanan produk pertanian dalam bawang merah yang besar potensinya untuk
perdagangan dunia berdasarkan Undang- mencukupi kebutuhan lokalnya. Pasokan dari
Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun Banten sendiri baru berkisar 33% dari
1994 tentang Persetujuan Pembentukan kebutuhan lokalnya. Menurut Suherman,
Organisasi Perdagangan Dunia, menginginkan kepala Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan
adanya jaminan jaminan kualitas dan Swadaya (P4S) Gempol Sari, pengetahuan
keamanan produk pertanian dan hak untuk tentang GAP bawang merah ternyata belum
menerapkan aturan dalam rangka perlindungan merata di kalangan petani di Desa Gempol
kesehatan Manusia, Hewan dan Tanaman Sari, hal ini dikarenakan kurangnya jumlah
(Sanitary and Phytosanitary). Hal ini sejalan tenaga penyuluh pertanian, dalam hasil
dengan program Rencana Strategis (Renstra) wawancara awal ditemukan bahwa satu tenaga
Kementerian Pertanian tentang Program penyuluh bertanggung jawab setidaknya empat
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu desa binaan. Hambatan lainnya yaitu sangat
Hasil Hortikultura Ramah Lingkungan. Isu jarang dilakukan pertemuan antarpetani untuk
pertanian ramah lingkungan diharapkan saling bertukar informasi mengenai budidaya
menjadi materi penting dalam penyuluhan pertanian dan kesibukan para petani di lahan
karena yang mendominasi materi penyuluhan telah menguras energi dan waktu mereka untuk
kurun waktu tiga dekade lebih adalah tentang mencaritahu inovasi baru di bidang pertanian.
teknik-teknik budidaya suatu komoditas untuk Keterbatasan komunikasi interpersonal
peningkatan produksi (Indraningsih et al., menjadi hambatan petani mendapat informasi
2010). mengenai inovasi, maka harus dicari alternatif

Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi UMJ Vol. 1 No. 2 Juli - Desember 2017


Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi dan Magister Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Jakarta

media lain untuk menyebarluaskan informasi menyebutkan bahwa pentingnya komponen


pertanian. Sejalan dengan hal tersebut, penolakan dari suatu inokulasi (suntikan)
Indraningsih et al. (2010) mengungkapkan pesan sangat berkaitan dengan penelitian
kondisi aktual pada proses transfer informasi mengenai keberpihakan pesan. Penelitian
dari penyuluh kepada petani masih didominasi tersebut menanyakan apakah pembujuk harus
dengan komunikasi interpersonal (face to face menghadirkan argumen dari sisi mereka atau
communication). Penggunaan multimedia yang menghadirkan argumen yang menentang juga.
proporsional dapat menjadi solusi untuk proses Menurut Kriyantono (2008) pesan dua
pembelajaran yang serempak, efektif dan sisi adalah penekanan pesan pada kepentingan
efisien. Oleh karena itu, dibutuhkan media kedua pihak yang berkomunikasi; yang
belajar kelompok untuk membantu dalam ditonjolkan kelebihan/kekuatan/aspek positif
sosialisasi GAP Bawang Merah kepada petani. maupun kekurangan/aspek negatif; pesan
Solusi dari permasalahan di atas, seperti ini cocok untuk khalayak dengan
pelatihan dengan media video dapat digunakan tingkat pendidikan tinggi dan telah mempunyai
sebagai media pembelajaran kelompok tani pengetahuan dan pengalaman atas ide, hal-hal
untuk mentransfer informasi secara efektif dan atau produk yang dikomunikasikan; terdapat
efisien. Video (media audio visual) terbukti pro dan kontra tentang hal yang
lebih efektif daripada media pembelajaran lain, dikomunikasikan.
seperti: brosur (Sari et al., 2016), lokakarya Beberapa penelitian sebelumnya
(workshops) (Zossou et al., 2009), pertemuan membuktikan bahwa pesan dua sisi dengan
petani (farmer meeting) dan sehari di lahan penyangkalan lebih efektif karena
petani (farmer field day) (Murdiyanto, 2011), menunjukkan secara jelas keunggulan dari satu
modul (Rahmawati et al., 2007). Selanjutnya posisi dibanding yang lainnya. Komunikator
penelitian mengenai efek yang timbul karena sebaiknya menyampaikan pesan secara
penggunaan media audio visual membuktikan lengkap hingga penerima tidak akan mengisi
bahwa video dapat meningkatkan pengetahuan sendiri kekosongan jawabannya “fill in the
(Alif et al., 2008; Murdiyanto, 2011; Sasmita, blank”. Maka, perlu kesimpulan akhir yang
2015; Sari et al., 2016; Nirwana et al., 2016), jelas (eksplisit) dalam penyampaian pesan
kemampuan mengingat pesan (Arsyad et al., (Stiff & Mongeau, 2016). Kemudian, Kao
2015), mempengaruhi penilaian (Murdiyanto, (2011) menyatakan bahwa pesan dua sisi
2011). Video menunjukkan keterbukaan dalam sangat memotivasi orang untuk teliti dan
meningkatkan pembelajaran, eksperimentasi, memerlukan sejumlah besar sumber daya
keyakinan, kepercayaan dan kohesi kelompok kognitif untuk diproses lebih lanjut. Cornelis et
diantara masyarakat pedesaan. Video al. (2012) justru membuktikan pesan dua sisi
memperkuat kapasitas (tingkat kemampuan dengan penyangkalan dianggap tidak berarti
berproduksi secara optimum) lebih dari 500 jika keterlibatan target terhadap isu dinilai
organisasi dan ratusan ribu petani (Van Mele, tinggi. Suatu fakta yang sudah diketahui
2010). banyak orang tidak lagi relevan untuk
Selanjutnya, untuk mempersuasi petani disangkal.
agar mendukung dan menerima teknik GAP Pada pesan dua sisi dalam tayangan
pada bawang merah dibuat manipulasi video, tidak hanya menampilkan argumentasi
keberpihakan pesan yang terdiri dari pesan dua yang mendukung tetapi juga yang
sisi, yaitu menggabungkan informasi positif bertentangan. Maka, dipaparkan tantangan
dan negatif dalam suatu daya tarik pesan yang akan dihadapi petani dalam praktek GAP
(Hovland et al., 1953). Terkait dengan dan kesulitan menerapkannya. Argumentasi
penelitian ini, Gass dan Seiter (2009)

Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi UMJ Vol. 1 No. 2 Juli - Desember 2017


Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi dan Magister Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Jakarta

yang disampaikan Bapak Suherman (Petani) dua sisi terhadap peningkatan pengetahuan dan
dalam video: perubahan penilaian petani pada inovasi GAP
“Menggunakan teknik GAP dapat bawang merah.
meningkatkan pendapatan dan hasil panen.
Kemudian, GAP itu mempengaruhi lingkungan METODE
karena kita meminimalisir residu dari bahan
kimia pertanian. Tidak hanya untuk menjaga Lokasi penelitian berada di Desa Gempol Sari
lingkungan, tapi juga untuk kesehatan bagi yang dilakukan secara purposive berdasarkan
kita, petani. Penyakit yang banyak menyerang karena wilayah tersebut merupakah salah satu
petani, seperti stroke, darah tinggi adalah binaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
hasil makanan yang terkontaminasi zat kimia (BPTP) Banten untuk mengembangkan
yang berlebihan dalam pupuk dan pestisida. komoditas unggulan Bawang Merah. Populasi
Oleh karena itu, kita harus menerapkan GAP dalam penelitian ini adalah petani sayuran
bawang merah untuk menjaga keamanan yang terdaftar dalam tiga kelompok tani
pangan. Hambatan yang akan dihadapi petani berjumlah 310 orang. Pada proses penarikan
selama pelaksanaan GAP, bawang merah sampel ditemukan permasalahan yaitu tidak
harus mendapat perhatian lebih, dari hama semua petani yang terpilih sebagai sampel
dan bagaimana cara membasminya dengan bersedia untuk menjadi responden penelitian.
menggunakan agensi hayati. Setelah lahan Oleh karena itu, dilakukan konfirmasi ulang
ditanam bawang merah, lahan tersebut tidak kepada ketua kelompok tani sehingga
boleh ditanami bawang merah lagi dan harus mendapat 48 petani yang bersedia menjadi
ditanami dengan tanaman lain, seperti terong, responden penelitian. Selanjutnya, jumlah
ketimun, kubis, bayam, kangkung, selada dan tersebut dibagi ke dalam empat kelompok
berbagai sayuran daun lainnya. Dalam proses perlakuan sehingga setiap kelompoknya terdiri
pembibitan GAP, biji bawang merah tidak dari 12 orang.
boleh disemprot dengan fungisida tetapi Metode yang digunakan yaitu
dilakukan dengan cara diuap sambil eksperimen model Solomon desain empat
menggantung di para-para (rak, tumpukan kelompok, desain ini dinilai memiliki prestige
bambu untuk menyimpan bawang merah). tinggi karena sudah mencakup semua
Penanaman bawang merah dengan GAP kelompok dari dua desain lainnya, serta dapat
memang agak ribet.” menunjukkan pertimbangan pertama pada
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, faktor kesahihan eksternal (external validity).
belum ditemukan aspek penggunaan Tabel 1 menunjukkan bagaimana perlakuan
keberpihakan pesan pada video dalam pada desain Solomon diuji dengan empat
meningkatkan pengetahuan petani dan kelompok. Terdapat dua kelompok eksperimen
penilaian pada atribut inovasi. Dengan dan dua kelompok kontrol, satu kelompok
demikian, penelitian ini memiliki kebaruan eksperimen diberi tes awal dan yang lainnya
(novelty) dalam objek dan fokus penelitian. tidak, begitupun yang dilakukan pada
Penggunaan keberpihakan pesan dalam kelompok kontrol. Perlakuan (X) pada
penyampaian pesan belum banyak diteliti penelitian ini adalah desain pesan dua sisi yang
dalam bidang pertanian untuk mempersuasi dikemas dalam bentuk tayangan video. O1 dan
petani, sehingga tujuan penelitian ini adalah O3 merupakan tes awal, kemudian O2, O4, O5
menganalisis seberapa besar pengaruh pesan dan O6 merupakan tes akhir.

Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi UMJ Vol. 1 No. 2 Juli - Desember 2017


Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi dan Magister Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Jakarta

Tabel 1 Pembagian kelompok observasi pada solomon desain empat kelompok

Kelompok Observasi Desain Perlakuan


Eksperimen 1 (E1) R O1 → X → O2
Kontrol 1 (K1) R O3 → X → O4
Eksperimen 2 (E2) R O1 → X → O5
Kontrol 2 (K2) R O1 → X → O6
Sumber: Campbell dan Stanley (1963)

Data primer penelitian diperoleh dari lahan, penanaman, pemeliharaan dan


kuesioner, sedangkan data sekunder berasal pemanenan.
dari literatur buku, jurnal hasil penelitian dan 2. Data penilaian pada inovasi dilakukan
wawancara dengan narasumber Bapak sesuai metode solomon. Skor yang
Suherman (Ketua P4S Gempol Sari), Bapak diberikan untuk jawaban tertinggi
Malik (penyuluh) dan beberapa petani di Desa bernilai 4 dan terendah bernilai 1. Data
Gempol Sari. Kategorisasi data dijelaskan, ini diukur menggunakan skala ordinal
sebagai berikut: berbentuk empat pilihan jawaban
1. Data pengetahuan diambil sesuai sangat setuju, setuju, tidak setuju,
metode solomon. Skor yang diberikan sangat tidak setuju yang kemudian
untuk jawaban benar bernilai 1 dan ditransformasikan ke dalam skala
salah bernilai 0. Hasil dari tes interval. Untuk kepentingan analisis
pengetahuan adalah skala interval serta deskriptif terbagi ke dalam dua
untuk kepentingan analisis deskriptif kategori yaitu kurang mendukung
terbagi dalam kategori rendah, sedang (unfavorable) (<46) dan mendukung
dan tinggi. Kategori rendah (<6), (favorable) (>46). Variabel ini diukur
sedang (6-9) dan tinggi (>9). Tingkat berdasarkan atribut penilaian dan
pengetahuan diukur berdasarkan keyakinan petani pada inovasi
pemahaman yang dimiliki petani budidaya bawang merah dengan teknik
sebelum dan setelah diberikan video GAP. Indikator pengukuran dapat
mengenai pengertian GAP, komponen dilihat pada Tabel 2.
GAP, cara pembibitan, persiapan

Tabel 2 Indikator dan parameter penilaian atribut pada inovasi

Indikator Parameter
A. Keuntungan 1. Ekonomi
2. Lingkungan
3. Kesehatan
4. Keamanan pangan
B. Kompatibilitas 1. Kesesuaian dengan sarana
2. Kesesuaian dengan modal
3. Kesesuaian dengan kebutuhan
4. Kesesuaian dengan metode
C. Kompleksitas 1. Kerumitan dalam penerapan
D. Triability 2. Dapat diuji coba oleh petani

Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi UMJ Vol. 1 No. 2 Juli - Desember 2017


Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi dan Magister Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Jakarta

3. Dapat dicoba pada skala kecil


4. Resiko
E. Observabilitas 1. Kualitas bawang dari teknik GAP
2. Peluang pasar bagi bawang merah
GAP
Sumber: Rogers (1983)

Langkah-langkah analisis solomon yang ditunjukkan pada Tabel 18. Setiap


berdasarkan data meta-analisis Braver dan perubahan skor terjadi antara tes awal dan tes
Braver (1988) yaitu dimulai dari Two ways akhir. Untuk K2 akan dikaitkan dengan
ANOVA (Analisis sidik ragam dua arah) dampak peristiwa (P) karena semua kelompok
dengan 2x2 faktorial. Faktor pertama terkena kejadian ini, pernyataan berikut dapat
perlakuan (dengan video dan tanpa video), dilakukan: 1) d4=f(P), perubahan yang terjadi
faktor kedua tes (dengan tes awal dan tanpa tes pada K2 adalah fungsi dari peristiwa, kejadian
awal). Interaksi kedua faktor berguna untuk luar yang tidak terkendali (seperti sejarah dan
mengindikasi adanya sensitivitas pada tes kematangan); 2) d3=f(P+X), perubahan yang
awal. Keuntungan dari penggunaan desain ini terjadi pada E2 adalah fungsi dari peristiwa
yaitu peneliti dapat mengetahui besaran dan perlakuan; 3) d2=f(P+DA), perubahan
masing-masing efek yang ditimbulkan, cara yang terjadi pada K1 adalah fungsi dari
menghitungnya dapat dilihat pada Tabel 3. peristiwa dan tes awal; 4) d1=f(P+X+DA+I),
Berdasarkan Tabel 3 rataan tes awal perubahan yang terjadi pada E1 adalah fungsi
pada E2 dan K2 diasumsikan dengan i dari peristiwa, perlakuan, tes awal dan
(inferred) yang formulanya adalah mencari interaksi.
rata-rata antara tes awal E1 dan K1 seperti

Tabel 3 Rumus besaran efek yang dihasilkan solomon desain empat kelompok

Eksperimen 1 (E1) Kontrol 1 (K1) Eksperimen 2 (E2) Kontrol 2 (K2)


Rataan Tes
Awal (DA) O1 O3 i = (O1 + O3) / 2 i = (O1 + O3) / 2
Peristiwa (P) ada ada ada ada
Rataan Tes
Akhir O2 O4 O5 O6
Perubahan d1 = O2 - O1 d2 = O4 - O3 d3 = O5 - i d4 = O6 - i
I = d1 - (d2 + d3 -
Interaksi d4)
Sumber: Solomon (1949)

HASIL DAN PEMBAHASAN semua kelompok pengamatan, yaitu: 1)


Kelompok eksperimen dengan tes awal (E1);
Efek dari perlakuan yang diberikan, diukur 2) Kelompok kontrol dengan tes awal (K1); 3)
dengan melihat skor pengetahuan dan Kelompok eksperimen tanpa tes awal (E2); 4)
penilaian petani pada inovasi. Pada Tabel 4 Kelompok kontrol tanpa tes awal (K2).
dapat diketahui rataan yang dihasilkan pada

Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi UMJ Vol. 1 No. 2 Juli - Desember 2017


Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi dan Magister Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Jakarta

Tabel 4 Skor rataan dan signifikansi pada video pesan dua sisi

Kelompok Tes Awal Tes Akhir Hanya Tes Akhir


Rataan Rataan Rataan
Pengetahuan
Perlakuan 6.17 9.42* 8.92*
Kontrol 6.42 7.33 6.92
Penilaian
Perlakuan 46.58 46.83 46.33
Kontrol 44.58 45.58 45.50
*p<.05 (berbeda nyata); **p<.01 (berbeda sangat nyata)
Sumber: Peneliti (2017)

Pengetahuan Pengetahuan awal responden


Pengetahuan awal petani sebelum diberikan mengenai GAP bawang merah dapat dilihat
perlakuan berdasarkan Tabel 4 pada kelompok pada Tabel 5 berdasarkan jumlah responden
E1 menunjukkan angka 6.17 dan kelompok K1 yang menjawab benar pada masing-masing
sebesar 6.42, keduanya berada pada kategori kelompok perlakuan dan kontrol. Tiga skor
sedang. Selanjutnya, perlu dilakukan terendah ada pada pertanyaan mengenai
Independent Sample T-Test untuk mengetahui komponen GAP yang berisikan tujuan utama
apakah perbedaan pengetahuan awal responden dari budidaya bawang merah yang baik dan
signifikan atau tidak. benar (pernyataan butir 2). Selanjutnya, pada
Hasil uji-T menunjukkan bahwa tidak tahap persiapan lahan, sebagian besar petani
terbukti adanya perbedaan yang nyata antara kurang memahami seberapa besar lebar
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol selokan pada bedengan (pernyataan butir 5).
karena nilai -thitung > -ttabel sebesar -.273 > -2.07 Pada bagian teknik penanaman (pernyataan
dengan p .787 > .05. Hal tersebut butir 7), jarak tanam pada bawang merah juga
menggambarkan bahwa tingkat pengetahuan tidak diketahui sebagian besar responden.
antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol adalah homogen.

Tabel 5 Jumlah responden yang menjawab benar pada video pesan dua sisi

Jumlah Skor Tiap Butir Pertanyaan


Kelompok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
E1 5 2 2 7 2 9 1 5 6 6 10 4 7 4 4
K1 3 2 7 8 2 10 5 5 5 6 8 4 4 4 4
Sumber: Peneliti (2017)

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui responden mengetahui bahwa persiapan lahan


bahwa beberapa responden sudah memiliki pada bawang merah membutuhkan waktu
pengetahuan mengenai budidaya bawang sekitar 10 hari (pernyataan butir 4).
merah, pengetahuan awal diuraikan Selanjutnya, waktu tanam yang tepat adalah
berdasarkan tiga skor tertinggi pada kelompok pagi/sore hari (pernyataan butir 6), hal ini
perlakuan dan kontrol. Sebagian besar dikarenakan waktu tanam sayuran juga tidak

Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi UMJ Vol. 1 No. 2 Juli - Desember 2017


Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi dan Magister Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Jakarta

berbeda dengan waktu tanam bawang merah. seberapa besar peningkatan pengetahuan
Sebagian besar responden mengetahui jadwal responden dalam kelompok perlakuan dan
melakukan ngamoh ketika umur tanaman 25 kontrol.
hari (pernyataan butir 11). Ngamoh merupakan Keuntungan dari penggunaan desain
proses pendangiran atau meninggikan Solomon yaitu peneliti dapat mengetahui
bedengan sekaligus membasmi gulma yang besaran masing-masing efek yang ditimbulkan.
tumbuh disekitar tanaman. Pada Tabel 6 nilai tes awal pada E2 dan K2 (i)
Pengetahuan awal petani mengenai diasumsikan dengan nilai rataan dari tes awal
teknik GAP bawang merah secara keseluruhan E1 dan K1, didapat nilai 6.29 untuk nilai i.
sangat diperlukan untuk mengembangkan Besarnya efektivitas video pesan satu sisi
usaha tani yang mendukung pertanian dalam meningkatkan pengetahuan petani
berkelanjutan. Oleh karena itu, media massa sebesar 3.25 (d1). Nilai tersebut didapat dari
seperti video yang dapat digunakan untuk selisih tes akhir dikurangi tes awal yang
pembelajaran kelompok sangat membantu merupakan efek kombinasi dari tes awal,
mempercepat jalannya informasi tersebut. perlakuan, peristiwa yang tidak dapat dikontrol
Kesadaran pada suatu pengetahuan dapat (sejarah dan kematangan) serta interaksi (Isaac
diciptakan dari media massa (Rogers 1983). dan Michael 1982). Selanjutnya, d2 didapat
Setelah dilakukan tes pengetahuan hasil sebesar 0.92 yang merupakan efek dari
awal pada responden, kelompok perlakuan peristiwa dan tes awal. Kemudian, d3
diberi tayangan video dan kelompok kontrol menghasilkan 2.63 yang merupakan efek dari
tidak. Selanjutnya dilakukan tes akhir peristiwa dan perlakuan. Terakhir, d4 yang
pengetahuan untuk mengetahui apakah ada berkaitan dengan peristiwa yang tidak
perbedaan skor tes pada kelompok perlakuan terkontrol didapat hasil sebesar 0.63. Peristiwa
dan kelompok kontrol. Pada metode Solomon yang terjadi pada selang waktu antara
four group design membandingkan kedua skor pemberian tes awal dan tes akhir dapat
tes awal dan akhir merupakan tes yang kuat dikatakan kombinasi efek sejarah dan
agar dapat memberi pernyataan yang jelas kematangan karena keduanya ada di luar
apakah efek yang dihasilkan diakibatkan dari kontrol peneliti sehingga dapat mengganggu
perlakuan yang diberikan. Hasil dari selisih hasil penelitian eksperimen.
skor tes akhir dan tes awal, maka didapatkan

Tabel 6 Hasil hitung besaran efek video pesan dua sisi terhadap pengetahuan

Eksperimen 1 (E1) Kontrol 1 (K1) Eksperimen 2 (E2) Kontrol 2 (K2)


Rataan Tes i = (6.17 + 6.42) / 2 i = (6.17 +
Awal (DA) 6.17 6.42 = 6.29 6.42)/2 = 6.29
Peristiwa (P) Ada Ada Ada ada
Rataan Tes
Akhir 9.42 7.33 8.92 6.92
d1 = 9.42 – 6.17 = d2 = 7.33 – 6.42 d3 = 8.92 – 6.29 = d4 = 6.92 – 6.29
Perubahan 3.25 = 0.92 2.63 = 0.63
I = 3.25 - (0.92 +
Interaksi 2.63 – 0.63) = 0.33
Sumber: Peneliti (2017)

Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi UMJ Vol. 1 No. 2 Juli - Desember 2017


Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi dan Magister Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Jakarta

Berdasarkan hasil penghitungan Tabel eksperimen. Waktu penelitian dilakukan pada


6 petani yang melakukan dua kali tes tanpa hari yang sama dan perlakuan berupa tayangan
diberi perlakuan justru ikut meningkat video pesan dua sisi berlangsung sekitar 11
pengetahuannya. Peneliti melakukan menit.
wawancara dengan enumerator yang bertugas, Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa
peningkatan hasil tes akhir disebabkan karena peningkatan pengetahuan akhir responden
responden justru penasaran ketika mengisi mengenai GAP bawang merah dapat dikaji dari
kuesioner kedua dan semakin menyimak tiga skor tertinggi peningkatan pengetahuan
pertanyaan yang diberikan sehingga jawaban pada setiap kelompok yang diberi tes awal.
kedua lebih banyak yang benar. Peristiwa Pada kelompok perlakuan, responden yang
tersebut sulit untuk dikontrol oleh peneliti, awalnya kurang paham mengenai perompesan
namun karena persentasenya kecil sekitar bawang merah jadi lebih banyak lagi yang
8.97% dapat dikatakan tidak terlalu mengetahui bahwa proses pemotongan tersebut
mempengaruhi validitas internal dalam bukan dilakukan setengah bagian bawang
penelitian eksperimen yang dilakukan. namun sepertiganya (pernyataan butir 3). Pada
Kecilnya persentase pada peristiwa yang sulit tahap persiapan lahan harus dilakukan selama
dikendalikan karena peneliti tidak 10 hari (pernyataan butir 4). Terakhir, pada
membutuhkan selang waktu yang lama antara proses pelayuan bawang merah dengan umbi
tes awal dan tes akhir pada kegiatan yang harus tertutup daun (pernyataan butir 13).

Tabel 7 Skor rata-rata peningkatan pengetahuan

Peningkatan Skor Tiap Butir Pertanyaan


Kelompok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
E1 2 3 4 5 2 0 2 2 1 2 2 2 5 0 1
K1 0 0 0 -1 0 -2 -1 0 2 0 0 1 -1 0 -1
Sumber: Peneliti (2017)

Untuk melihat adanya sensitivitas tes eksperimen. Artinya dampak dari interaksi
awal, maka diperlukan analisis sidik ragam dua dapat dikatakan kecil dan tidak mempengaruhi
arah dengan indikasi adanya interaktivitas peningkatan pengetahuan secara signifikan.
antara perlakuan dan tes awal. Hasil analisis Campbell dan Stanley (1963)
sidik ragam dua arah menunjukkan bahwa menyebutkan jika main effect (efek utama) dan
secara statistik interaksi antara perlakuan dan interaksi pada tes awal diabaikan, maka
tes awal tayangan video pesan satu sisi tidak diperlukan uji ANCOVA (analisis kovarian)
berbeda nyata atau tidak signifikan, nilai yang dapat meningkatkan presisi (ketepatan)
p .949 > .05. Hal ini ditunjukkan oleh sebuah penelitian eksperimen karena dilakukan
Fhitung .004 < Ftabel 2.82 artinya bahwa pengaruh pengaturan terhadap peubah bebas lain yang
perlakuan dan tes awal tidak terkait satu sama tidak terkontrol. Dalam analisis statistik pada
lain terhadap peningkatan pengetahuan metode Solomon dilakukan analisis kovarian
responden. Sehingga, sensitivitas terhadap tes pada kedua kelompok yang memiliki tes awal.
awal dalam perlakuan pertama terhadap Selanjutnya, tes awal tersebut yang menjadi
pengetahuan tidak terbukti. Nilai interaksi kovarian.
ditunjukkan pada Tabel 6 sebesar 0.33. Hasil analisis kovarian antara E1 dan
Persentase nilai interaksi sekitar 10.26% dari K1 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
keseluruhan efek yang terjadi pada yang nyata dengan nilai p .021 < .05 dan nilai

Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi UMJ Vol. 1 No. 2 Juli - Desember 2017


Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi dan Magister Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Jakarta

Fhitung 6.204 > Ftabel 3.47 artinya efek yang video pesan dua sisi terhadap peningkatan
terjadi telah terbukti akibat dari perlakuan yang pengetahuan petani sebesar 61.54%. Persentase
diberikan. Maka, hipotesis yang menyatakan tersebut menunjukkan bahwa video pesan dua
bahwa: Terdapat pengaruh perlakuan terhadap sisi yang dirancang peneliti sudah baik dalam
peningkatan pengetahuan petani tentang GAP meningkatkan pengetahuan petani.
Bawang Merah. Diterima
Hasil pengujian statistik baik dari Penilaian pada Atribut Inovasi
analisis varians dua arah maupun analisis Penilaian awal responden mengenai GAP
kovarian menunjukkan bahwa video yang bawang merah dapat dilihat pada Tabel 8
dikemas dengan pesan satu sisi dapat berdasarkan jumlah skor tiap butir pertanyaan
meningkatkan pengetahuan petani. Dugaan pada masing-masing kelompok perlakuan dan
awal bahwa media video efektif dalam kontrol. Tiga skor terendah yang
meningkatkan pengetahuan awal responden mencerminkan penilaian kurang mendukung
ternyata terbukti. Skor peningkatan (unfavorable) bagi petani ada pada pernyataan
pengetahuan berubah secara signifikan setelah mengenai dampak kesehatan (pernyataan butir
petani diberikan tayangan video pesan dua sisi. 4). Responden merasa bahwa tidak ada
Pertanyaan selanjutnya, seberapa besar dampak kesehatan yang akan didapatnya jika
perlakuan video pesan dua sisi memberikan menerapkan teknik GAP pada bawang merah.
pengaruh pada peningkatan pengetahuan petani Selanjutnya, kesesuaian teknik budidaya
tentang GAP bawang merah? Pada desain bawang biasa dengan GAP (pernyataan butir
Solomon, peneliti bisa mencari nilai efek 9). Responden menilai bahwa budidaya
perlakuannya saja dengan cara mencari selisih bawang merah GAP sangat berbeda dengan
dari kombinasi efek peristiwa dan perlakuan bawang biasa. Terakhir, responden merasa
(d3) dikurangi efek peristiwa saja (d4). bawang merah GAP tidak bisa diterapkan pada
Berdasarkan hasil penghitungan menunjukkan lahan yang sempit (pernyataan butir 12).
angka 2.00, yang berarti besarnya pengaruh

Tabel 8 Skor rata-rata tes awal penilaian pada video pesan dua sisi

Jumlah Skor Tiap Butir Pertanyaan


Kelompok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
E1 41 43 38 36 41 39 40 39 29 38 42 29 34 35 35
K1 42 45 35 27 39 38 38 36 27 31 39 33 35 26 44
Sumber: Peneliti (2017)

Dari Tabel 8 juga dapat diketahui memerlukan banyak pupuk kimia dan pestisida
bahwa beberapa responden menilai positif sehingga hanya membutuhkan sedikit
(favorable) mengenai budidaya bawang merah pengeluaran. Terakhir, responden
GAP, penilaian awal diuraikan berdasarkan berkeyakinan baik bahwa bawang merah dapat
tiga skor tertinggi pada kelompok perlakuan dicoba oleh petani (pernyataan butir 11).
dan kontrol. Sebagian besar responden menilai Setelah dilakukan tes penilaian awal
bahwa dengan menerapkan teknik GAP akan pada responden, kelompok perlakuan diberi
meningkatkan pendapatan (pernyataan butir 1). tayangan video dan kelompok kontrol tidak.
Budidaya dengan teknik GAP lebih hemat Selanjutnya dilakukan tes akhir pengetahuan
biaya (pernyataan butir 2), kemungkinan besar untuk mengetahui apakah ada perbedaan skor
responden mengetahui bahwa GAP tidak tes pada kelompok perlakuan dan kelompok

Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi UMJ Vol. 1 No. 2 Juli - Desember 2017


Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi dan Magister Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Jakarta

kontrol. Pada metode Solomon dilakukan penghitungan pada Tabel 9, sebagai


membandingkan kedua skor tes awal dan akhir berikut:
akan didapatkan kombinasi efek. Maka,

Tabel 9 Hasil hitung besaran efek video pesan dua sisi terhadap penilaian

Eksperimen 1 (E1) Kontrol 1 (K1) Eksperimen 2 (E2) Kontrol 2 (K2)


i = (46.58 +
Rataan Tes i = (46.58 + 44.58) / 44.58) / 2 =
Awal (DA) 46.58 44.58 2 = 45.58 45.58
Peristiwa (P) Ada Ada Ada Ada
Rataan Tes
Akhir 46.83 45.58 46.33 45.50
d1 = 46.83 – 46.58 d2 = 45.58 – d3 = 46.33 – 45.58 = d4 = 45.50 –
Perubahan = 0.25 44.58 = 1.00 0.75 45.58 = -0.08
I = 0.25 - (1 + 0.75
Interaksi – (-0.08) = -1.58
Sumber: Peneliti (2017)

Pada Tabel 9 nilai tes awal pada E2 kematangan karena keduanya ada di luar
dan K2 (i) diasumsikan dengan nilai rataan kontrol peneliti sehingga dapat mengganggu
dari tes awal E1 dan K1, didapat nilai 45.58 hasil penelitian eksperimen. Responden yang
untuk nilai i. Besarnya efektivitas video pesan ada pada K1 mengalami peningkatan sebesar
satu sisi dalam mengubah penilaian petani yang disebabkan karena petani lebih
sebesar 0.25 (d1). Nilai tersebut didapat dari menyimak pernyataan kuesioner ketika
selisih tes akhir dikurangi tes awal yang mengisi jawaban untuk yang kedua kalinya.
merupakan efek kombinasi dari tes awal, Peristiwa tersebut sulit untuk dikontrol oleh
perlakuan, peristiwa yang tidak dapat dikontrol peneliti.
(sejarah dan kematangan) serta interaksi (Isaac Berdasarkan Tabel 10 untuk perubahan
dan Michael 1982). Selanjutnya, d2 didapat penilaian pada video pesan dua sisi, terjadi
hasil sebesar 1.00 yang merupakan efek dari peningkatan yang cukup tinggi pada
peristiwa dan tes awal. Kemudian, d3 kesesuaian teknik GAP dan budidaya bawang
menghasilkan 0.75 yang merupakan efek dari biasa (pernyataan butir 9). Selanjutnya,
peristiwa dan perlakuan. Terakhir, d4 yang responden menjadi lebih berani dalam
berkaitan dengan peristiwa yang tidak menghadapi resiko ketika menerapkan GAP
terkontrol didapat hasil sebesar -0.08. bawang merah (pernyataan butir 13). Terakhir,
Peristiwa yang terjadi pada selang waktu responden semakin yakin bahwa peluang pasar
antara pemberian tes awal dan tes akhir dapat terbuka bagi bawang merah GAP (pernyataan
dikatakan kombinasi efek sejarah dan butir 15).

Tabel 10 Skor rata-rata perubahan penilaian


Skor Peningkatan Tiap Butir Pertanyaan
Kelompok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
PDDA 1 0 -3 -6 0 0 1 4 5 -1 1 -4 6 -8 7
KDDA 2 -2 1 -2 2 0 3 2 3 0 -1 0 2 3 -1
Sumber: Peneliti (2017)

Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi UMJ Vol. 1 No. 2 Juli - Desember 2017


Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi dan Magister Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Jakarta

Perubahan penilaian yang ditunjukkan Pada Tabel 4 menunjukkan hasil yang


pada butir 9 tentang kesesuaian teknik GAP berbeda di setiap data skor rataan tes akhir
dengan yang biasa, disebabkan karena responden kelompok perlakuan dan kelompok
tayangan awal video berisikan berbagai kontrol. Skor rataan tertinggi diperoleh oleh
informasi budidaya (on farm) dari mulai kelompok perlakuan dengan tes awal (E1)
pembibitan hingga pemanenan. Dengan sebesar 46.83, sedangkan skor terendah ada
bertambahnya informasi dan pengetahuan pada kelompok kontrol tanpa tes awal (K2)
responden dengan proses belajar dan berpikir sebesar 45.50. Untuk melihat adanya
maka terjadi perubahan penilaian dalam sensitivitas tes awal, maka diperlukan analisis
menilai/mengevaluasi sesuatu. sidik ragam dua arah dengan indikasi adanya
Selanjutnya, pada video yang interaktivitas antara perlakuan dan tes awal.
menayangkan pesan dua sisi terjadi perubahan Hasil analisis sidik ragam dua arah
penilaian pada aspek yang berbeda. Responden menunjukkan bahwa secara statistik interaksi
mengalami peningkatan penilaian dalam antara perlakuan dan tes awal tayangan video
menghadapi resiko penerapan GAP bawang pesan satu sisi tidak berbeda nyata atau tidak
merah. Pesan dua sisi yang menayangkan signifikan, nilai p .867 > .05. Hal ini
berbagai tantangan dan kesulitan yang akan ditunjukkan oleh Fhitung .028 < Ftabel 2.82
dihadapi pada saat penerapan ternyata dapat artinya bahwa pengaruh perlakuan dan tes awal
memotivasi responden untuk lebih berani tidak terkait satu sama lain terhadap perubahan
dalam menghadapi resiko. Hale et al. (1991) penilaian responden. Sehingga, sensitivitas
menjelaskan bahwa seseorang yang mendapat terhadap tes awal dalam perlakuan pertama
tayangan pesan dua sisi dan kemudian terhadap penilaian tidak terbukti. Berdasarkan
merubah penilaian mereka ke arah yang lebih hasil hitung Tabel 9 nilai interaksi sebesar -
positif, bisa dikatakan perubahan penilaiannya 1.58.
akan bertahan lebih lama (stabil). Tidak mudah Untuk mencari pengaruh perlakuan
bagi seseorang yang mengetahui kelemahan terhadap perubahan penilaian petani digunakan
dari sesuatu justru termotivasi untuk bisa analisis kovarian antara E1 dan K1. Hasilnya
menjalaninya. Hal tersebut terlihat dalam menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
perubahan penilaian beberapa responden yang antara hasil tes akhir perlakuan dan kontrol
pada akhirnya memilih untuk berani dalam dengan nilai p .333 > .05 dan nilai Fhitung .980 <
menghadapi resiko dalam menerapkan GAP Ftabel 3.47. Dalam meta-analisis yang
bawang merah. dipaparkan Braver dan Braver (1988) tahapan
Terakhir, responden yang mendapat selanjutnya yang harus dilakukan jika belum
tayangan video dua sisi menilai lebih positif menemukan signifikansi pada perlakuan maka
tentang keterbukaan pasar pada hasil budidaya dilakukan uji T tidak berpasangan antara
GAP bawang merah. Dari banyak kelompok E2 dan K2. Hasil uji-T
pertimbangan baik yang bersifat mendukung menunjukkan bahwa tidak terbukti adanya efek
atau tidak, responden telah mengetahui bahwa perlakuan antara kelompok E2 dan K2 karena
perubahan yang terjadi pada diri komunikator nilai thitung < ttabel sebesar .422 < 2.07 dengan p
pesan yang merupakan tokoh lokal terlihat oleh .677 > .05.
mereka (observability). Responden bisa Braver dan Braver (1988) memberikan
melihat sendiri bagaimana Bapak Suherman tahapan untuk melakukan uji lebih lanjut
memasarkan hasil produksi bawang merah karena belum ditemukan hasil yang signifikan.
GAP ke pasar-pasar lokal. Sehingga responden Rumus ini mengkombinasi dua hasil
pada akhirnya menyetujui pernyataan tersebut. sebelumnya, yaitu analisis kovarian dan uji-T.
Pada formula ini, nilai p dari setiap uji statistik

Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi UMJ Vol. 1 No. 2 Juli - Desember 2017


Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi dan Magister Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Jakarta

yang sudah dilakukan kemudian dikonversi ke penilaian masih pada kategori tersebut.
nilai normal deviasi (z). Berikut formula yang Greenwald (1989) mengemukakan bahwa
digunakan untuk perhitungan Zmeta: penilaian dimediasi oleh pemikiran-pemikiran
yang terjadi dibenak penerima pesan. Daya
Zmeta = ∑i Zpi / √k tahan sebuah pesan dan penerimaan sebuah
Kemudian disederhanakan menjadi: pesan adalah dua hal yang berbeda, seseorang
Zmeta = (Zp1 + Zp2) / √k dapat mempelajari materi dalam sebuah pesan
Zmeta : nilai Z kombinasi tanpa mengalami perubahan penilaian.
Zp1 : nilai Z konversi dari nilai p analisis Walaupun perlakuan terbukti dapat
kovarian meningkatkan pengetahuan yang signifikan,
Zp2 : nilai Z konversi dari nilai p uji-T namun tidak pada perubahan penilaian.
k : jumlah tes Penilaian dinilai memiliki kompleksitas dan
Maka, sulit untuk dikontrol karena dipengaruhi
Zmeta = (0.98 + 0.42) / √2 = 1.4 / 1.41 = 0.99 berbagai dimensi.
Kelompok E1 yang awalnya memiliki
Hasil Zmeta sebesar 0.99 dikonversi lagi penilaian yang cukup mendukung dan
ke nilai p .32 > .05, artinya tidak terjadi efek menerima (favorable) justru tidak mengalami
perlakuan terhadap perubahan penilaian petani perubahan penilaian yang signifikan. Hal
pada atribut inovasi GAP bawang merah. tersebut membuktikan bahwa video pesan dua
Maka, hipotesis yang menyatakan bahwa: sisi tidak merubah penilaian petani yang
Terdapat pengaruh perlakuan terhadap awalnya sudah berpenilaian mendukung
penilaian petani pada inovasi GAP Bawang (favorable) terhadap objek penilaian (GAP).
Merah. Ditolak Hasil penelitian Rucker (2008) membuktikan
Hasil pengujian statistik mulai dari bahwa pesan dua sisi efektif dalam
analisis varians dua arah, analisis kovarian, uji- menciptakan kepastian pada penilaian yang
T hingga Zmeta tidak menunjukkan bahwa video kemudian digunakan untuk memprediksi
yang dikemas dengan pesan dua sisi dapat perilaku. Sejalan dengan hasil tersebut,
mengubah penilaian petani. Tidak dihasilkan Lumsdaine dan Janis (1953) yang melakukan
perubahan skor penilaian secara signifikan perbandingan efektivitas dari dua bentuk
setelah petani diberikan tayangan video pesan keberpihakan pesan, membuktikan bahwa
dua sisi. Hal tersebut disebabkan karena petani setelah sebagian penonton terpapar pada
(responden) menjadi lebih hati-hati dalam counterargument (argumentasi yang sifatnya
memberikan penilaian kedua. Petani menentang/kontra) kedua. Mereka menemukan
melakukan pertimbangan antara keuntungan bahwa pesan dua sisi lebih efektif dalam
(argumentasi positif) dan tantangan jangka panjang daripada argumen satu sisi saat
(argumentasi negatif), dibutuhkan elaborasi penonton terpapar counterargument
pesan dengan penggunaan rute central. berikutnya.
Rangsangan yang diberikan berupa Petani yang terpapar video pesan dua
pembelajaran mengenai budidaya bawang sisi lebih yakin terhadap penilaian yang sudah
merah GAP dan argumentasi dua sisi ternyata diambil karena telah mengetahui dan
membuat sebagian besar responden stuck pada mempertimbangkan tidak hanya pada
penilaian yang sama. Hal tersebut ditunjukkan keuntungan yang akan didapat tetapi tantangan
oleh rataan skor awal penilaian yang telah dan kesulitan yang akan dihadapi pada saat
berada pada kategori mendukung (favorable) pelaksanaan penerapan teknik GAP bawang
pada kelompok perlakuan, setelah diberi merah. Hal tersebut terjadi karena penilaian
tayangan video, kemudian rataan skor akhir terhadap suatu objek yang didasarkan pada

Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi UMJ Vol. 1 No. 2 Juli - Desember 2017


Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi dan Magister Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Jakarta

pengetahuan yang lengkap cenderung stabil tikel-pertanian/490-gap-untuk-


ketika memberikan penilaian dan berperilaku meningkatkan-mutu-produk-sayuran
(Fabrigar et al. 2006). Jadi, hasil uji yang tidak Braver, M.C.W, dan Braver, S.L. (1988).
signifikan bukan berarti buruk karena skor Statistical treatment of the Solomon
awal dan akhir perlakuan berada pada kategori four-group design: a meta-analytic
mendukung (>46), artinya petani sebenarnya approach. Psychological Bulletin Vol.
menerima dan mendukung GAP bawang 104. No. 1, Januari: 150 - 154.
merah. Campbell, D.T, dan Stanley, J.C. (1963).
Experimental and Quasi-Experimental
SIMPULAN Designs for Research. Boston:
Houghton Mifflin Company.
Penggunaan metode solomon pada penelitian Cornelis, Cauberghe, dan De Pelsmacker.
ini membuktikan bahwa tida ada interaksi yang (2012). The impact of message
terjadi antara tes awal dan perlakuan sehingga sidedness on adolescents’ binge
perubahan yang terjadi dapat dipastikan akibat drinking intentions after peer presure:
dari perlakuan yang diberikan. Video pesan the moderating role of issue
dua sisi dapat meningkatan pengetahuan involvement. Advances in Advertising
sebesar 61.54%. Pada aspek penilaian inovasi Research (Vol.III) Current Insights
tidak ditemukan perbedaan yang signifikan and Future Trends. Eisend, M,
karena pada awal dan akhir penilaian petani Langner, T, dan Okazaki, S, editor.
sudah mendukung penerapan GAP bawang Berlin: Springer Gabler.
merah. Fabrigar, L.R, Smith, S.M, Petty, R.E, dan
Crites, Jr. S.L. (2006). Understanding
DAFTAR PUSTAKA knowledge effects on attitude-behavior
consistency: the role of relevance,
Alif, M, Nasution, S.H, dan Rohadji, F. (2008). complexity, and amount of knowledge.
Pengaruh jenis bahasa narasi dan Journal of Personality and Social
bentuk pesan visual video terhadap Psychology Vol. 90. No. 4, Juli: 556 -
peningkatan pengetahuan tentang 577.
penyakit chikungunya pada siswa Gass, R.H, dan Seiter, J.S. (2009). 21st
SMAN 1 Ciampea. Jurnal Komunikasi Century Communication: A Reference
Pembangunan Vol. 6. No. 1, Februari: Handbook. Eadie, W.F, editor.
1 - 13. California: SAGE Publications, Inc.
Arsyad, A.A, Muljono, P, Matindas, K. (2015). Greenwald, A.G. (1989). Attitude Structure
Pengaruh durasi shot dan tempo narasi and Function. Pratkanis, A.R,
terhadap penyerapan informasi video Breckler, S.J, dan Greenwald, A.G,
inovasi jambu kristal. Jurnal editor. New Jersey: Lawrence Erlbaum
Komunikasi Pembangunan Vol. 13. Associates, Publishers.
No. 1, Februari. Hale, J.L, Mongeau, P.A, dan Thomas, R.M.
[BBPP] Balai Besar Pelatihan Pertanian. (1991). Cognitive processing of one
(2011). GAP untuk meningkatkan and two-sided persuasive messages.
mutu produk sayuran [Internet]. Western Journal of Speech
[diunduh 2016 Nov 1 pukul 13:04]. Communication Vol. 55. Fall: 380 -
Tersedia pada: http://www.bbpp- 389.
lembang.info/index.php/arsip/artikel/ar Hovland, C.I, Janis, I.L, dan Kelley, H.H.
(1953). Communication and

Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi UMJ Vol. 1 No. 2 Juli - Desember 2017


Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi dan Magister Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Jakarta

Persuasion. New Haven: Yale terhadap peningkatan pengetahuan.


University Press. Jurnal Komunikasi Pembangunan Vol.
Indraningsih, K.S, Sugihen, B.G, 14. No. 2, Juli.
Tjitropranoto, P, Asngari, P.S, dan Rahmawati, I, Sudargo, T, dan Paramastri, I.
Wijayanto H. (2010). Kinerja penyuluh (2007). Pengaruh penyuluhan dengan
dari perspektif petani dan eksistensi media audio visual terhadap
penyuluh swadaya sebagai peningkatan pengetahuan, penilaian,
pendamping penyuluh pertanian. dan perilaku ibu balita gizi kurang dan
Analisis Kebijakan Pertanian Vol. 8. buruk di Kabupaten Kotawaringin
No. 4, Desember: 303 - 321. Barat Propinsi Kalimantan Tengah.
Isaac, S, dan Michael, W.B. (1982). Handbook Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol. 4.
in Research and Evaluation, Second No. 2, Nopember: 69 - 77.
Edition. California: Edits Publishers. [Renstra; Kementan] Rencana Strategis;
Kao, D.T. (2011). Message sidedness in Kementerian Pertanian. (2015).
advertising: the moderating roles of Rencana strategis kementerian
need for cognition and time pressure in pertanian tahun 2015-2019 [Internet].
persuasion. Scandinavian Journal of [diunduh 2016 Nov 5 pukul 11:00].
Psychology Vol. 52. No. 4, Agustus: Tersedia pada:
329 - 340. http://www.pertanian.go.id/file/RENS
Kriyantono, R. (2008). Teknik Praktis Riset TRA_2015-2019
Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Rogers, E.M. (1983). Diffusion of Innovations,
Riset Media, Public Relations, Third Edition. New York: The Free
Advertising, Komunikasi Organisasi, Press.
Komunikasi Pemasaran. Edisi Pertama Rucker, D.D, Petty, R.E, dan Brinol, P. (2008).
Cetakan Ketiga. Jakarta: Kencana What’s in a frame anyway?: a meta-
Prenada Media Group. cognitive analysis of the impact of one
Lumsdaine, A.A, dan Janis, I.L. (1953). versus two sided message framing on
Resistance to "counterpropaganda" attitude certainty. Journal of Consumer
produced by one-sided and two-sided Psychology Vol. 18. Maret: 137 - 149.
"propaganda" presentations. Public Sari, R.Y, Yulida, R, dan Sayamar, E. (2016).
Opinion Quarterly Vol. 17: 311 - 318. Perbandingan tingkat pengetahuan
Mayrowani, H. (2012). Pengembangan petani sebelum dan sesudah
pertanian organik di Indonesia. Forum menggunakan media visual dan media
Penelitian Agro Ekonomi Vol. 30. No. audio-visual terhadap petani di
2, Desember: 91 - 108. Kelurahan Telaga Samsam Kecamatan
Murdiyanto, E. (2011). Efektivitas penyuluhan Kandis Kabupaten Siak. Jurnal Online
pada PT. Takii Seed terhadap petani Mahasiswa (JOM) Faperta Vol. 3. No.
kool di Desa Pikatan, Kecamatan 1, Januari: 1 - 10.
Wonodadi, Kabupaten Blitar. Jurnal Sasmita, H.O. (2015). Pengaruh bentuk
Sosial Ekonomi Pertanian dan visualisasi dan format narasi video
Agribisnis Vol. 8. No. 1, September: 42 terhadap peningkatan pengetahuan
- 49. tentang pengolahan yogurt rumahan
Nirwana, T.P, Saleh, A, dan Matindas, K. [Tesis]. Bogor: Institut Pertanian
2016. Pengaruh penyajian visual dan Bogor.
gaya bahasa pada video tentang
pariwisata di Kabupaten Garut

Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi UMJ Vol. 1 No. 2 Juli - Desember 2017


Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi dan Magister Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Jakarta

Solomon, R.L. (1949). An extension of control


group design. Psychological Bulletin
Vol. 46. Januari: 137 - 150.
Stiff, J.B, dan Mongeau, P.A. (2016).
Persuasive Communication. Third
Edition. New York: The Guilford
Press.
[UU; RI] Undang-Undang; Republik
Indonesia. (1994). Pengesahan
persetujuan pembentukan organisasi
perdagangan dunia [Internet]. [diunduh
2016 Nov 5 pukul 10:04]. Tersedia
pada:
http://www.dpr.go.id/dokjdih/documen
t/uu/487
Van Mele, P. (2010). Zooming-in, zooming-
out: farmer education videos: are we
getting it right?. Rural Development
News 1: 23 - 26.
Zossou, E, Van Mele, P, Vodouhe, S.D, dan
Wanvoeke, J. (2009). The power of
video to trigger innovation: rice
processing in central Benin.
International Journal of Agricultural
Sustainability Vol. 7. No. 2, Juni: 119-
129.

Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi UMJ Vol. 1 No. 2 Juli - Desember 2017

Anda mungkin juga menyukai