Anda di halaman 1dari 5

Sabun mandi komersial yang biasa digunakan sebenarnya adalah deterjen.

Sedangkan bahan dasar detergent adalah Sodium Lauryl Sulfate (SLS). Sodium
Laureth Sulfate (SLS) merupakan bahan dasar pembuatan deterjen. SLS berfungsi
sebagai surfactant (surface active agent) atau agen pembersih. Karena bersifat
pembersih, maka lemak lemak yang berfungsi untuk melindungi kulit juga ikut
larut, sehingga kulit menjadi kering dan mengakibatkan iritasi kulit.
Sabun mandi komersial pada umumnya mengandung banyak senyawa kimia
seperti kandungan petroleum, synthetic chemical, dan petrochemical (chemicals
harmful) yang dapat merusak kulit dan lingkungan (menjadikan kulit kering dan
tidak sehat). Dari sekian banyak gabungan bahan kimia sintetis di dalam deterjen,
hampir semuanya membawa bahaya pada penggunanya. Menurut penelitian yang
dilakukan University of Washington melaporkan bahwa semua deterjen yang
melepaskan, setidaknya, satu karsinogen, yang menurut EPA akan masuk kedalam
kategori berbahaya atau beracun (hazardous dan toxic).
Produsen sabun mandi komersial mencampur larutan kimia. Ini dilakukan agar
produsen sabun dapat menghasilkan sabun dengan biaya yang serendah mungkin
dan dapat menghasilkan sabun sebanyak mungkin dalam waktu yang sesingkat
mungkin. Gliserin yang dihasilkan dalam pembuatan sabun komersial diambil
untuk dijual terpisah karena gliserin mempunyai nilai ekonomis yang tinggi,
padahal, gliserin sangat dibutuhkan untuk melembutkan dan merawat kulit.
1.2. Sabun Herbal
Sabun herbal atau organik adalah sabun yang bahan dasarnya berupa sabun
natural tanpa deterjen sintentik, kemudian ditambahkan bahan aditif berupa zat
organik yaitu buah, daun, bunga, akar, biji, dan minyak. Bahan organik tersebut
berasal dari tumbuhan yang bermanfaat bagi kesehatan kulit.Proses pembuatan
sabun herbal ini dapat melalui proses pelelehan dan penuangan . Proses pelelehan
dan penuangan ini berfungsi agar zat aditif yang berupa bahan-bahan herbal tidak
akan rusak nilai gunanya. Pelarut yang dapat digunakan untuk melelehkan sabun
dapat menggunakan alkohol, gliserol atau propilen glikol. Pada sabun herbal
terjadi dari reaksi kimia antara fatty acid dan alkali. Fatty acid adalah lemak yang
diperoleh dari lemak hewani atau nabati.
Ada beberapa jenis minyak yang dipakai dalam pembuatan sabun adalah
minyak zaitun (olive oil), minyak kelapa (coconut oil), minyak sawit (palm oil),
minyak dan kedelai (soy bean oil) . Masingmasing mempunyai karakter dan
fungsi yang sangat baik bagi kesehatan kulit. Produk sabun ini bebas dari alkali
(melalui proses pendinginan kurang lebih 4-6 minggu). Karena bahan utama
sabun herbal adalah olive oil, coconut oil, palm oil dan soybean oil, ketika
memakai sabun herbal akan mengangkat kotoran dan bakteri oleh molekulnya.
Minyak nabati akan melekat dikulit dan juga dapat membuat kulit lebih
halus dan bersinar. Gliserin yang dihasilkan sangat berguna sebagai zat pelembab.
Karena glierin menyerap air, maka gliserin dapat melembabkan kulit dan
melindunginya dari kekeringan. Gliserin juga digunakan untuk mengentalkan
larutan dan untuk melembabkan permukaan ketika sabun itu dioleskan pada kulit.
1.3. Proses Pembuatan Kopi Sebagai Sabun Herbal
.Kopi merupakan sumber zat antioksidan. Zat antioksidan ini berguna untuk
melindungi kulit dari radikal bebas. Selain itu, kopi juga dapat berperan sebagai
exfoliator. Exfoliator berarti agen di permukaan kulit yang berfungsi
menghilangkan sel kulit mati. Atau biasa juga disebut scrub. Kopi akan
mengelupas sel kulit mati dan membuat kulit menjadi lebih lembut. Dibandingkan
dengan exfoliator yang lain seperti gula, kopi lebih lembut sebagai exfoliator.
Pada metode cold process minyak dan alkali dicampur pada suhu yang rendah
(3235 derajat celcius). Jika sudah tercampur semua atau mencapai trace, sabun
yang masih mentah dituangkan ke dalam cetakan. Kemudian sabun memasuki
masa curing hingga 4-6 minggu. Kelemahan dari metode cold process adalah
waktu curing sampai aman digunakan dan cukup keras cenderung lama.
Ada sebuah metode pembuatan sabun yang langsung aman untuk digunakan
adalah dengan enggunakan metode hot process. Metode hot process ini
sebenarnya merupakan perpanjangan dari metode cold process. Perpanjangan
yang dimaksud yaitu saat campuran sabun mencapai trace, maka dilanjutkan
dengan cara memanaskannya. Sabun yang masih mentah dipanaskan hingga
netral, alkali sudah bereaksi semua dengan asam lemak. Sehingga saat selesai
dilakukan pemanasan, sabun sudah dalam kondisi netral dan siap digunakan.
Kelebihan dari hot process adalah waktu curing yang lebih pendek. Saat
memanaskan sabun yang masih mentah, air yang terkandung di dalamnya juga
ikut menguap. Sehingga kandungan air dalam sabun menjadi berkurang dan
menyebabkan sabun lebih cepat untuk mengeras. Waktu curing pada metode hot
process ini juga tergantung dari air yang ditambahkan setelah pemanasan.
Semakin banyak air yang digunakan semakin lama waktu curing nya. Biasanya
hanya memakan waktu curing selama 2 minggu dengan metode hot process.
Dalam metode cold process penambahan aditif sangat terbatas. Aditif
ditambahkan saat trace atau dengan mengganti air pelarut alkali. Aditif alami
sangat terpengaruh oleh alkali. Kadang aditif tersebut mempengaruhi hasil sabun
mandi atau malah kandungan nutrisi dari aditif tersebut rusak. Permasalahan
tersebut dijumpai pada pembuatan sabun dengan metode cold process. Pada
metode hot process dapat menambahkan aditif yang tanpa kehilangan manfaatnya.
Karena aditif yang ditambahkan tidak akan bereaksi dengan alkali.
Metode hot process menghasilkan sabun yang wanginya lebih tahan lama
dibandingkan dengan metode cold process. Pada metode cold process pewangi
ditambahkan saat trace. Ada beberapa pewangi yang bisa mempercepat trace.
Metode hot process tidak terpengaruh oleh sifat pewangi yang bisa mempercepat
trace. Pewangi yang ditambahkan setelah pemanasan tidak berpengaruh terhadap
sabun. Sabun akan mengalami gel phase pada cold process, yang menyebabkan
suhu sabun menjadi meningkat. Pewangi khususnya essential oil merupakan
minyak yang sangat sensitif terhadap suhu tinggi. Wangi yang dihasilkan akan
berkurang setelah 24 jam. Gel phase berlangsung saat memanaskan sabun pada
metode hot process. Pewangi ditambahkan setelah selesai memanaskan.
Metode hot process juga memiliki kekurangan. Kekurangan yang sering
muncul pada metode hot process yaitu sangat sulit untuk menghasilkan sabun
yang indah dan menggunakan pewarna pada metode ini agak sulit. Sabun yang
masih mentah pada metode hot process berbentuk gumpalan. Sehingga
membutuhkan tenaga ekstra untuk mengaduknya. Gumpalan tersebut juga jika
suhunya dingin maka akan mengeras. Jika sudah mengeras maka akan
menyulitkan untuk menambahkan aditif dan memasukkannya ke cetakan.
Pada proses pembuatan sabun dengan bahan dasar kopi, ada beberapa bahan
yang digunakan. Bahan utama yang dipakai adalah minyak kelapa sawit sebanyak
400 gram, minyak kelapa dan minyak zaitun pomace sebanyak 300 gram,
aquadest sebanyak 290 gram dan NaOH sebanyak 45 gram. Sedangkan aditif
yang digunakan adalah kopi bubuk dan peppermint essential oil sebanyak 20
gram. Alat yang dibutuhkan untuk membuat sabun dengan metode hot process
hampir sama dengan cold process. Perbedaannya adalah hanya perlu
menambahkan tempat untuk memanaskan pada hot process. Tempat untuk
memanaskan ini ada dua alternatif. Pertama menggunakan crockpot dan kedua
dengan menggunakan double boiler karena alat ini lebih ekonomis.
Tahap pertama proses pembuatan sabun adalah dengan pemanasan air sampai
mendidih. Kemudian, campurkan larutan alkali ke dalam minyak. Tidak perlu
untuk menunggu larutan menjadi dingin. Asalkan semua alkali sudah larut. Lalu,
aduk campuran minyak dan alkali hingga mencapai trace. Setelah mencapai trace,
campuran jangan langsung dimasukkan ke dalam cetakan. Lanjutkan dengan
memanaskan sabun yang masih kental tersebut dengan double boiler. Pemanasan
dilakukan 2 sampai 3 jam, periksa dan aduk campuran tersebut setiap 30 menit.
Pada 30 menit pertama, jika sabun mengalami gel phase sebagian (partial),
jangan diaduk dahulu. Biarkan dipanaskan lagi selama 30 menit supaya seluruh
bagian sabun mencapai gel phase. Saat sabun sudah mencapai gel phase
keseluruhan (full), aduk secara merata. Ukur pH juga setelah 1 jam pemanasan.
Pengukuran pH sabun menggunakan larutan phenolphthalein. Pada saat
pengukuran pH, jika masih menunjukkan warna pink gelap maka lanjutkan
pemanasan karena menandakan alkali masih belum bercampur sempurna dengan
minyak. Kemudian tambahkan air panas ke dalam sabun untuk memudahkanmu
mengaduk. Kemudian tambahkan juga kopi bubuk dan aduk hingga merata.
Tunggu suhu sabun hingga mencapai suhu dibawah titik uap (flash point)
pewangi. Jika suhu sabun sudah mencapai suhu di bawah flash point essential oil,
masukkan essential oil dan aduk hingga rata. Masukkan sabun ke cetakan, ratakan
dan tekan semua bagian supaya tidak menyisakan ruang kosong. Biarkan dalam
cetakan hingga 12-24 jam. Setelah 12-24 jam keluarkan sabun dari cetakan.

Anda mungkin juga menyukai