Anda di halaman 1dari 18

F

IN

I
T
T
E
G K
R
R
A
T O
N EW
O M
I
T
A
A
R
L F

G
N

Disusun Oleh :
PE 12 A
1.Ira Kusuma W 128554002
2.Nur Anisa M. 128554006
3.Putri Ulfa K 128554019
4.Nensy R
128554027
5.Rizky Putra P 128554028
6.Angga Julianto
128554030
7.Sri Utami
128554034
8.Erdin P.K
128554041
9.Tony Sugiarto 128554042

APA

Inflation targeting
Framework

Merupakan kerangka kerja kebijakan moneter yang


secara transparan dan konsisten diarahkan untuk
mencapai sasaran inflasi beberapa tahun ke depan
yang secara eksplisit ditetapkan dan diumumkan .

INFLATION TARGETING FRAMEWORK


(ITF)
Struktur kebijakan yang dianggap optimal dan telah berhasil
di berbagai negara yang menerapkannya adalah dengan
menerapkan Inflation Targetting Framework. Dimana ITF
merupakan
sebuah
kerangka
kebijakan
moneter
menyeluruh yang dicirikan paling tidak oleh tiga hal.
Ciri Khusus ITF :
Pertama, kebijakan moneter diarahkan secara eksplisit pada
pencapaiantarget inflasi yang diumumkan secara eksplisit kepada
publik.
Kedua, dalam framework ini, kebijakan moneter dilakukan dengan
merespon perkembangan inflasi ke depan (forward looking).
Ketiga, kebijakan moneter dilakukan secaratransaparan dengan
akuntabilitas yang terukur.
3

MENGAPA ITF.......????
-Kebijakan moneter dalam jangka menengah-panjang hanya
berpengaruh langsung terhadap inflasi dan bukan pertumbuhan
ekonomi. Inflasi yang tinggi dalam jangka menengah-panjang
social cost (penurunan daya beli dan uncertainty) dan menekan nilai
tukar memperburuk perekonomian.
Jadi, kebijakan moneter yang baik adalah pencapaian inflasi yang
rendah dan stabil dalam jangka menengah-panjang.
-Inflation targeting mendorong peningkatan good governance dari
sebuah bank sentral, terutama dengan adanya elemen transparansi
dan akuntabilitas.
-terdapat jangkar nominal yang jelas, yaitu inflasi.
-Dapat memperkuat akuntabilitas bank sentral, karena adanya
publikasi target
inflasi maka publik dapat menilai kesuksesan atau kegagalan
pencapaian

PENERAPAN ITF DI INDONESIA

Penerapan ITF di
Indonesia,sejak tahun
2000 BI menggunakan
indikator inflasi berupa
IHK (Indeks Harga
Konsumen).

Sedangkan penetapan
inflasi pada awalnya
dilakukan sendiri oleh
BI, namun sejak
berlakunya UU No. 3
Tahun 2004 dilakukan
bersama dengan
pemerintah.

KENAPA
Ada empat prinsip pokok rezim kebijakan
moneter dengan ITF
1. Memiliki sasaran utama, yaitu Sasaran Inflasi, yang
dijadikan sebagai prioritas pencapaian (overriding
objective) dan acuan (nominal anchor) kebijakan
moneter.
2. Bersifat antisipatif (preemptive atau forward looking)
dengan mengarahkan respon kebijakan moneter saat ini
untuk pencapaian sasaran inflasi ke depan.
3. Mendasarkan pada analisis, prakiraan, dan kaidah
kebijakan tertentu dalam menetapkan pertimbangan
respon kebijakan moneter (constrained discretion).
4. Sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola yang sehat
(good governance), yaitu berkejelasan tujuan, konsisten,
transparan, dan berakuntabilitas.

OPERASI PENGENDALIAN MONETER

Pada awal penerapan


ITF, BI menggunakan
besaran
moneter
namun
mulai
tahun
2004, BI menggunakan
suku
bunga
sebagai
instrumen operasional
kebijakan moneter.

Penggunaan instrumen
suku
bunga
yang
bernama
BI
rate
mempunyai
patokan
terhadap SBI 1 bulan
dan
perubahannya
dilakukan
dalam
kelipatan
25
basis
point.

4 LANGKAH PENGUATAN KEBIJAKAN MONETER MELALUI ITF

.
1. Penggunaan suku bunga (disebut BI Rate)
Rate sebagai reference
rate dalam pengendalian moneter, sebagai pengganti
sasaran operasional uang primer.
2. Penguatan proses perumusan kebijakan moneter dengan
strategi antisipatif (forward looking strategy) dalam
mengarahkan respon kebijakan moneter saat ini untuk
pencapaian sasaran inflasi ke depan
3.

Strategi komunikasi yang lebih


memperkuat sinyal kebijakan moneter
upaya pembentukan ekspektasi inflasi.

transparan untuk
kepada pasar dan

4.Penguatan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah


untuk meminimalkan tekanan inflasi dari kenaikan
administered prices dan volatile foods maupun untuk
sinergi kebijakan ekonomi secara keseluruhan.

RESPON KEBIJAKAN MONETER


BI Rate sebagai Suku Bunga Kebijakan
BI rate adalah suku bunga yang diumumkan oleh bank indonesia secara periodik
untuk waktu tertentu yang berfungsi sebagai sinyal (stance) kebijakan moneter
Dalam kerangka ITF, BI Rate merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan
stance kebijakan moneter dalam merespon prospek pencapaian sasaran inflasi ke
depan.
Perubahan BI Rate dilakukan dalam kelipatan 25 basis points (bps).
BI Rate diimplementasikan dalam operasi moneter melalui pengelolaan likuiditas di
pasar uang (SBI dan PUAB) untuk mencapai sasaran operasional kebijakan
moneter.
BI Rate menjadi pedoman pelaksanaan operasi moneter :

Juli 2005 s/d awal Desember melalui lelang SBI 1 bulan.

Awal 2008 s/d sekarang melalui suku bunga PUAB O/N (Pasar Uang Antar
Bank Overnight)

SYARAT KEBERHASILAN IMPLEMENTASI ITF

Bank sentral yang independen (minimal


instrument independence).

Komitmen untuk mencapai kestabilan harga.

Tidak ada dominasi fiskal.

Transparansi dan akuntabilitas.

Tidak ada anchor yang lain (exchange rate harus


fleksibel/floating).

Kebijakan Moneter yang bersifat forward looking

Memiliki kemampuan Operasional:

Keberhasilan Implementasi ITF didukung oleh


Bank sentral yang independen (minimal instrument independence).
Komitmen untuk mencapai kestabilan harga.
Tidak ada dominasi fiskal.
Transparansi dan akuntabilitas.
Tidak ada anchor yang lain (exchange rate harus fleksibel/floating).
Kebijakan Moneter yang bersifat forward looking
Memiliki kemampuan Operasional:

Kemampuan dalam forecast inflasi

Pemahaman transmisi kebijakan moneter

Prosedur operasional kebijakan moneter

11

KERANGKA INFLATION TARGETING


FRAMEWORK (ITF)
OPERASI
MONETER
Instrumen
Moneter

RESPON
KEBIJAKAN

INDIKATOR
KEBIJAKAN

(operational target)

(intermediate target)

BI RATE

Koridor suku bunga


Struktur suku bunga
Manajemen
likuiditas

Stabilisasi nilai tukar


Kebijakan moneter
lain
Kebijakan perbankan

Koordinasi Pemerintah

KOMUNIKASI KEBIJAKAN
Komitmen & Konsistensi
Pembentukan ekspektasi

PRAKIRAAN
INFLASI

OUTPUT GROWTH
Determinan inflasi
Keterkaitan antar
variabel ekonomi
Transmisi moneter
Model, riset, statistik,
pendapat ahli,
judgement

SASARAN
AKHIR
SASARAN
INFLASI
Kesejahteraan msy
Trade off yg optimal
antara Inflasi dan
pertumbuhan ek.
Pengaruh
ekspektasi

KREDIBILITAS
KEBIJAKAN

12

EVOLUSI KERANGKA KEBIJAKAN MONETER DI


INDONESIA
Sebelum krisis moneter- tahun 2005, Bank Indonesia
menggunakan pendekatan uang primer (base money) sebagai
sasaran operasional. Namum dalam dalam pelaksanaannya
terdapat beberapa kelemahan, antara lain :

1.Hubungan antara uang primer dengan inflasi dan


pertumbuhan ekonomi semakin tidak stabil.
2.Sinyal kebijakan moneter kepada pasar dan masyarakat
kurang efektif.
3.Respon kebijakan moneter cenderung mengarah ke belakang
(backward looking) dan lebih sulit dilakukan.
4.Uang primer lebih sulit dikendalikan oleh bank sentral karena
adanya perubahan perilaku permintaan uang kartal, giral dan
kuasi masyarakat di Indonesia.
Sejak Juli 2005, Bank Indonesia melakukan perubahan regime
kebijakan moneter, dari pendekatan base money menjadi
pendekatan Inflation Targeting Framework (ITF)
13

APAKAH DI TERAPKAN DI NEGARA LAIN

Untuk saat ini tidak


kurang dari 42 negara
( maju dan emergin ) yang
telah menerapkan rezim
kebijakan moneter
dengan ITF

N
A
P
A
R
E
N A
E
P SI
I
S NE
A
U DO
L
A IN
V
E
I
L
D
E
F
B
T
I
TA

Sumber :

MANFAAT

ANALISIS SWOT INDONESIA UNTUK


MENERAPKAN ITF

Anda mungkin juga menyukai