PERTAMA:
PENGANTAR ILMU
MUSTHALAH
HADIS
- Perkataan Nabi
- Perbuatan Nabi
- Ketetapan Nabi
- Sifat Nabi
- Periwayatan
- Keshahihan riwayat
Sejarah Awal Kemunculan Ilmu
Musthalah Hadis
– Imam Muslim (w. 261 H) dalam Shahih-nya mengutip perkataan Ibnu Sirin (w. 110 H) sebagai berikut :
فينظر إلى أهل السنة فيؤخذ حديثهم وينظر إلى أهل البدع فال يؤخذ، سموا لنا رجالكم: فلما وقعت الفتنة قالوا،لم يكونوا يسألون عن اإلسناد
حديثهم.
“Para sahabat (awalnya) tidak pernah menanyakan tentang isnad (silsilah berita). Ketika
fitnah mulai tersebar, merekapun berkata (kepada setiap pembawa berita) : Sebutkan
kepada kami silsilah keilmuan kalian! Lalu mereka memilah informasi dari ahli sunah dan
ahli bid’ah. Hadis yang disampaikan oleh para ahli sunah mereka terima. Sementara itu
hadis yang bersumber dari ahli bid’ah (yang suka berbohong) mereka tolak”.
Kitab-kitab Populer dalam Ilmu Hadis
– Kitab al-Muhaddits al-Fashil bayn al-Rawi wa al-Wa’i karya al-Qadhi al-Ramahurmuzi (360 H).
– Kitab Ma’rifah ‘Ulum al-Hadits karya al-Hakim al-Naisaburi (405 H).
– Kitab al-Mustakhraj ‘ala Ma’rifah ‘Ulum al-Hadits karya Abu Nu’aim al-Asbahani (430 H).
– Kitab al-Kifayah fi ‘Ilm al-Riwayah karya al-Khatib al-Baghdadi (463 H).
– Kitab ‘Ulum al-Hadits atau yang lebih dikenal dengan sebutan Muqaddimah Ibn Shalah yang ditulis oleh
Imam Ibn Shalah (643 H).
– Kitab al-Taqrib wa al-Taysir li Ma’rifah Sunan al-Basyir al-Nadzir karya Imam al-Nawawi (676 H).
– Kitab Tadrib al-Rawi fi Syarh Taqrib al-Nawawi karya Imam Jalaluddin al-Suyuthi (911 H).
– Kitab Taisir Mushthalah al-Hadis karya Mahmud Thahhan
Pengertian dan Urgensi
Ilmu Musthalah Hadis
Pertama: Nama Ilmu
Mahmud Thahhan :
ث لقبولوا لرد
ف ها أحوا ال لسند وا لمتنمنحي ا
علم ب أصولوقواعد ي ع ر ب.
Maka tidak sedikit orang yang membawa berita itu lebih mengerti daripada orang
yang menerima berita tersebut, begitu pula tidak sedikit orang yang membawa
berita itu tidak lebih mengerti daripada orang yang menerima berita tersebut.”
(H.R. At-Tirmidzi)
Kedelapan: Keutamaannya
– pengertian hadis
– pembagiannya berdasarkan kualitas dan kuantitas
sanadnya
– metode penyampaian hadis
– kaedah-kaedah jarh dan ta’dil
– dan lain sebagainya.
Unsur-unsur Dasar Sebuah Hadis
shiyaghul
matan
ada’
– Rawi adalah informan yang menyampaikan hadis dari Nabi Muhammad Saw yang
terdiri dari sahabat, tabi’in, tabi’ tabi’in, dan seterusnya.
– Sanad adalah silsilah atau kumpulan rawi dari sahabat hingga kepada orang
terakhir yang meriwayatkannya.
– mukharrij adalah rawi terakhir yang menuliskan riwayat yang ia dapat dalam
sebuah catatan/karya pribadinya.
– Sementara itu shiyaghul ada’ adalah redaksi yang dipakai oleh seorang rawi
dalam meriwayatkan sebuah hadis.
– matan adalah redaksi dari riwayat yang disampaikan oleh masing-masing rawi.
ص ِحي ِْح ِه:
اري فِ ْي َ
ِ َ
ُخ ب ْ
ال قَا َل ِ
اال َما ُم
ض َي هَّللا ُ
س َر ِ ٍ َ نَأ َح َّدثَنَا ُم َس َّد ٌد قَا َل َح َّدثَنَا يَ ْحيَى َع ْن ُش ْعبَةَ َع ْن قَتَا َدةَ َع ْن
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َو َع ْن ُح َس ْي ٍن ْال ُم َعلِّ ِم قَا َل َح َّدثَنَا قَتَا َدةُ َع ْنهُ َع ْن النَّبِ ِّي َ
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل اَل يُْؤ ِم ُن َأ َح ُد ُك ْم َحتَّى ي ُِحبَّ س َع ْن النَّبِ ِّي َ َع ْن ٍ
َ نَأ
َ.أِل ِخي ِه َما ي ُِحبُّ لِنَ ْف ِس ِه
– -Musaddad, Yahya, Syu’bah, Qatadah, Husayn al-Mu’allim, dan Anas disebut dengan rawi atau
informan hadis.
– Kumpulan silsilah atau rangkaian nama-nama rawi dari Musaddad hingga kepada Anas ibn Malik
disebut dengan sanad.
– Imam al-Bukhari dalam hadis ini berstatus sebagai mukharrij atau rawi terakhir yang membukukan
hadis ini dalam kitab beliau sendiri yaitu Kitab Shahih al-Bukhari.
– Shiyaghul ada’ dalam hadis di atas adalah lafadz-lafadz seperti haddatsana, ‘an, qala, dan lain-lain.
Redaksi-redaksi ini nantinya akan mempengaruhi kualitas sebuah sanad, khususnya dalam hal
apakah sanad tersebut bersambung sampai kepada Nabi atau terputus.
– Matan hadis pada hadis di atas adalah redaksi “Tidak sempurna iman salah seorang kalian
sehingga ia mencintai saudaranya sama seperti dia mencintai dirinya sendiri”. Redaksi inilah yang
nantinya akan diamalkan sebagai hadis Nabi, tentunya setelah menganalisa kualitas sanad-nya
apakah berstatus shahih, hasan atau dhoif.
Istilah-istilah Dasar dalam
Ilmu Hadis
Hadis
Bahasa:
- Al-Qur’an (Q.S. An-Najm: 59), Kisah/kabar (Q.S. Thaha: 9), percakapan
(Q.S. Al-Ahzab: 53), mimpi (Q.S. Yusuf: 4), dan baru
Istilah:
ما اضيف الى النبي صلى هللا عليه وسلم من قول اوفعل اوتقرير اوصفة.
Segala sesuatu yang dinisbatkan kepada Rasulullah saw. dari
perkataan/sabda, perbuatan, ketetapan, serta sifat-sifat beliau saw.
(akhlak dan jasmani). Juga dinisbatkan kepada sahabat (hadis mauquf)
atau tabiin (hadis maqthu').
Khabar/بر/خ
2. “Khabar” berbeda dengan hadis. Hadis digunakan untuk segala sesuatu yang dinisbatkan
kepada Rasulullah saw., sedangkan Khabar digunakan untuk segala sesuatu yang dinisbatkan
kepada selain Rasulullah saw.
3. Pengertian “Khabar” lebih umum pengertian yang di atas, yaitu segala sesuatu yang
dinisbatkan kepada Rasulullah saw. dan selain beliau, sedangkan Hadis penggunaannya khusus
untuk segala sesuatu yang dinisbatkan kepada Rasulullah saw. saja.
Atsar/ ألثر/ ا
Kitab yang menghimpun hadis yang diambilkan dari salah satu kitab
hadis dengan menggunakan sanad yang berbeda dengan sanad hadis
kitab yang dirujuknya, kemudian bertemu bersama dia dalam syaikh atau
orang yang di atasnya.
Contoh: kitab Al-Mustakhraj ala al-Bukhari yang disusun oleh imam Al-
Isma’ili ( w. 371 H.), Al-Mustakhraj ala Muslim yang disusun oleh imam
Abu Awanah Al-Isfarayini (w. 310 H.), dan Al-Mustakhraj Ala Al-Shahihain
yang disusun oleh imam Abu Nu’aim Al-Ashbihani (w. 430 H.).
Sunan
– Kitab hadis yang disusun berdasarkan bab-bab fiqh. Seperti bab
thaharah (bersuci), shalat, zakat, dan lain sebagainya. Di dalamnya
hanya berisi hadis marfu’ (hadis yang bersandar pada Nabi saw.).
Namun, menurut Mahmud Thahhan di dalam Ushulut Takhrij, di
dalamnya terdapat juga hadis yang tidak marfu’ (mauquf dan
maqthu’) hanya saja sedikit sekali.
– Contoh kitab hadis populer yang disusun dengan metode sunan
adalah kitab Sunan Abi Dawud, Sunan An-Nasa’i, Sunan Ibn Majah,
Sunan Al-Baihaqi, Sunan Ad-Darimi, dan Sunan Ad-Daruquthni.
Mushannaf
– Kitab yang disusun berdasarkan bab-bab fiqh dan
mencakup hadis-hadis marfu’, mauquf, dan maqthu’.
Artinya di dalamnya terdapat hadis Nabi saw., pendapat
shahabat, fatwa tabi’in, dan kadang-kadang fatwa atba’ut
tabi’in.
– Contoh kitab Al-Mushannaf karya imam Abu Bakar Abdur
Razzaq bin Hammam As-Shan’ani (w. 211 H.).
Muwaththa’
– Kitab yang disusun berdasarkan bab-bab fiqh dan mencakup hadis-hadis marfu’,
mauquf, dan maqthu’. Al-Muwaththa’ metode penyusunannya sama seperti Al-
Mushannaf, meskipun berbeda penamaannya. Al-Muwaththa’ sendiri berarti
kitab yang disepakati/disetujui.
– Contoh kitab Al-Muwaththa’ karya imam Malik bin Anas (w. 179 H.).
– Imam Malik berkata, “Kitabku ini telah aku ajukan kepada 70 ulama fiqh di
Madinah (saat itu), lalu semuanya menyepakatinya, maka aku menamainya “Al-
Muwaththa’”.
Musnad
– 1. (/ )متفقعليهMuttafaqun ‘Alaih: Hadis yang disepakati keshahihannya oleh imam Al-Bukhari dan imam
Muslim.
– 2. (لشيخان// ا/ه/ )رواHadis diriwayatkan oleh Dua Syaikh: imam Al-Bukhari dan imam Muslim.
– 3. (لستة// ا/ه/ )رواHadis diriwayatkan oleh imam Enam: Imam Al-Bukhari, imam Muslim, imam Abu Daud,
imam At-Tirmidzi, imam An-Nasa’i, dan imam Ibnu Majah.
– 4. (لخمسة// ا/ه/ )رواHadis diriwayatkan oleh imam Lima: kecuali imam An-Nasa’i
– 5. (ة/ألربع// ا/ه/ )رواHadis diriwayatkan oleh imam empat: kecuali imam Al-Bukhari dan imam Muslim.
– 6. (لثالثة// ا/ه/ )رواHadis diriwayatkan oleh imam tiga: Imam Abu Dawud, imam Ibnu Majah, dan imam At-
Tirmidzi
– 7. (ة/لتسع// ا/ه/ )رواHadis diriwayatkan oleh imam sembilan: Semua imam enam ditambah imam Ad-Darimi,
imam Malik, dan imam Ahmad bin Hanbal.
عفوا