Anda di halaman 1dari 16

Abdurrahman Navis

‫‪DALIL FIRQAH‬‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم لَيَأْتِيَ َّن َعلَى أُ َّم ِتي َما أَتَى َعلَى بَنِي إِ ْس َرا ِئي َل‬ ‫‪‬قَا َل َرسُو ُل هَّللا ِ َ‬
‫ان فِي أُ َّم ِتي َم ْن‬ ‫ان ِم ْنهُ ْم َم ْن أَتَى أُ َّمهُ َعاَل نِيَةً لَ َك َ‬
‫َح ْذ َو النَّ ْع ِل ِبالنَّ ْع ِل َحتَّى إِ ْن َك َ‬
‫ق أُ َّمتِي‬ ‫ين ِملَّةً َوتَ ْفتَ ِر ُ‬
‫ت َعلَى ثِ ْنتَي ِْن َو َس ْب ِع َ‬‫ك َوإِ َّن بَنِي إِ ْس َرائِي َل تَفَ َّرقَ ْ‬‫يَصْ نَ ُع َذلِ َ‬
‫ار إِاَّل ِملَّةً َوا ِح َدةً قَالُوا َو َم ْن ِه َي يَا َرسُو َل‬ ‫ين ِملَّةً ُكلُّهُ ْم فِي النَّ ِ‬
‫ث َو َس ْب ِع َ‬ ‫َعلَى ثَاَل ٍ‬
‫هَّللا ِ قَا َل َما أَنَا َعلَ ْي ِه َوأَصْ َحا ِبي) سنن الترمذي(‬
‫‪‬‬
‫‪‬ستفترق أمتي علئ نيف وسبعين فرقة كلها في الجنة اال واحدة ( رواه‬
‫الشعراني عن ابن النجار وصححه الحا كم )‬
‫‪Firqah: aqidah, fiqh , ijtimaiyah. Umat: dakwah/ijabah‬‬
‫ " ان بني اســرائيل‬: ‫ قال رســول هللا صــلى هللا عليه وســلم‬: ‫ عن أنس بن مــالك قال‬
‫ وان أمتي ستفترق على ثنــتين وسبعين فرقــة كلها في‬, ‫افترقت على احدى وســبعين فرقة‬
‫ هذا اســـناد‬.‫ وهي الجمــاعة " ( ابن ماجه وأحمد والال لكائي وغيرهم‬,‫النار اال واحدة‬
) ‫جيد‬
Artinysa: Dari Anas bin Malik berkata, rasulullah SAW 
bersabda; “ Sesungguhnya bani Israil akan berkelompok
menjadi 71 golongan dan sesungguhnya umatku akan
berkelompok menjadi 72 golongan, semua di neraka kecuali 1
yaitu al-jamaah”. ( HR.Ibn Majah, Ahmad, al-lakai dan lain.
Hadits sanad baik
  
  
DEFINISI
AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH
Ahl adalah keluarga, golongan atau pengikut
As-Sunnah secara bahasa adalah jalan yang ditempuh atau
cara pelaksanaan suatu amalan, baik dalam perkara
kebaikan maupun kejelekan. (Fathul Bari, karya Al-Hafizh
Ibnu Hajar Al-‘Asqolany rahimahullah, jilid 13)

 Sedangan pengertian Sunnah secara terminlogi yaitu


nama suatu jalan yang mendapakan ridlo yang telah
ditempuh oleh Rasulullah SAW, para khulafa’ al Rosyidin
dan Salaf Al Sholihin. Seperti yang telah disabdakan oleh
Nabi :
ِ ‫َعلَي ُك ْم بِ ُسنَّ ِتي َو ُسنَّ ِة ا ل ُخلَفَا ِء ا لر‬
‫َّاش ِد َين ِمْنبَ ْع ِدي‬
)
Al-Jama’ah, secara bahasa, berasal dari kata “Al-
Jam’u” dengan arti mengumpulkan yang bercerai-
berai. (Qamus Al-Muhith, karya Al-Fairuz Abadi
rahimahullah)
Adapun secara istilah syari’ah berarti orang-orang
terdahulu dari kalangan shahabat Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in dan para
pengikut mereka hingga Hari Kiamat. Mereka
berkumpul dan bersatu di atas Al-Haq (kebenaran)
yang bersumber dari Al-Kitab dan As-Sunnah, serta
para imam mereka. (Al-I’tisham, karya Al-Imam Asy-
Syathibi rahimahullah, I/28)
Dari penjelasan diatas, maka Ahlus Sunnah wal
Jama’ah adalah orang-orang yang konsisten berpegang
teguh dengan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam. Mereka adalah dari kalangan shahabat Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam, Tabi’in (murid para
shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam), Tabi’ut
Tabi’in (murid para Tabi’in), dan para imam yang
mengikuti mereka, serta orang-orang yang mengikuti
jalan mereka hingga hari Kiamat dalam perkara
‘aqidah, ucapan, dan amalan. (Syarh Al-‘Aqidah Ath-
Thahawiyah, karya Ibnu Abil ‘Izz Al-Hanafy
rahimahullah, hal. 33)
 Syaikhul Islam Ibn Taimiyah dalam kitabnya yang berjudul Majmu' Fatawa
3/129 berkata bahwa inilah aqidah Al-Firqatun Najiyah Al-Manshurah sampai
tegaknya hari kiamat. Dalam tempat yang lain (3/159) dia menjelaskan bahwa 
jalan mereka (Ahlus Sunnah) adalah agama Islam yang Allah Subhanahu wa
Ta'ala telah mengutus nabi Muhammad SAW. Menurut dia, ketika Nabi
meng-khabar-kan bahwa Umatnya akan berpecah belah menjadi tujuh puluh
tiga golongan, semuanya di neraka kecuali satu yaitu Al-Jama'ah. Dalam
hadits yang lain Beliau bersabda : mereka (al Jama’ah) adalah yang berada
seperti yang aku dan para sahabatku ada sekarang. Dengan alasan inilah,
maka orang-orang yang berpegang teguh kepada Islam yang murni dan bersih
dari campuran adalah Ahlus Sunnah wal Jama'ah, dimana diantara mereka
terdapat orang-orang Shiddiq, Syuhada dan orang-orang Shalih.
 Selanjutnya Ibn Taimiyah menambahkan bahwa orang yang paling berhak
dijadikan sebagai Al-Firqatun Najiyah adalah Ahlul Hadits dan As-Sunnah
yang tidak memiliki satu tokohpun yang diikuti secara fanatik kecuali
Rasulullah,
tabi’in kemudian Ashhabul Hadits dan siapa yang mengikuti mereka dari para
ahli fiqh zaman demi zaman sampai hari kita ini dan orang-orang yang men

Ibnu Hazm dalam Al-Fishal jilid 2 hal. 281 : “Dan Ahlus Sunnah -yang
kami sebutkan- adalah ahlul haq (pengikut kebenaran) dan selain
mereka adalah ahlul bid’ah (pengikut perkara-perkara baru dalam agama),
maka mereka (ahlus sunnah) adalah para sahabat -radhiyallahu ‘anhum- dan
siapa saja yang menempuh jalan mereka dari orang-orang pilihan di kalangan
gikuti mereka dari orang awam di Timur maupun di Barat bumi -rahmatullahi
’alaihim- ”.

SALAF VS KHOLAF
SEJARAH ASWAJA
 Terminologi ahlussunnah wal jamaah secara baku tidak ditemui dalam
referensi lama (marajiy awwaliyah), bahkan pada masa al-Asy’ari -yang
dianggap oleh kebanyakan orang sebagi pendiri madzhab aswaja
belum ditemukan istilah tersebut. Dengan demikaian, Abu Hasan al-
Asyari hanyalah meneruskan madzhab-madzhab sebelumnya yang
sanadnya berujung pada Nabi Saw.
 Pengenalan istilah ahlussunnah wal jamaah sebagai suatu aliran dalam
Islam baru nampak pada para pengikut al-Asy’ari, seperti Al-Baqillani
(w. 403H) Al-Baghdadi (w. 249) Al-Juwaini, Al-Ghazali As-Syahrastani
dan Ar-Razi. Akan tetapi pendapat mereka tentang aswaja bukan
dalam kerangka madzhab. Baru pada pendapat az-Zabidi (w.1205 H)
beliau secara tegas menyatakan bahwa yang dimaksud aswaja adalah
mereka yang mengikuti Asy’ari dan al-Maturidi. (Siradj, 2007:7).
‫‪ASWAJA VERSI NU‬‬
‫‪‬السنة لغة الطريقة ولو غير مرضية‪ ،‬وشرعا اسم للطريقة المرضية المسلوكة في‬
‫الدين سلكها رسول اهلل ‪ ‬أو غيره ممن هو علم في الدين كالصحابة ‪ ،‬لقوله ‪:‬‬
‫عليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين من بعدي‪ ،‬وعرفا ما واظب عليه مقتدى‬
‫نبيا كان أو وليا‪ ،‬والسني منسوب إلى السنة اهـ (حضرة الشيخ حممد هاشم‬
‫أشعري‪ ،‬رسالة أهل السنة واجلماعة ص‪/‬‬
‫‪ata :‬‬
‫‪Dalam kitab Miftah Assa`adah Wa Mishbah‬‬
‫‪Assiyadah, Syeikh Tasy Kauthari Zadah berk‬‬
‫سنَّ ِة َوا ْل َج َما َع ِة فِى ِع ْل ِم ا ْل َكالَ ِم‬ ‫س أَ ْه ِل ال ُّ‬ ‫‪‬ا ْعلَ ْم أَ َّن َرئِ ْي َ‬
‫صو ِر ُم َح َّم ُد‬ ‫شافِ ِع ٌّي ‪ ،‬أَ َّما ا ْل َحنَفِ ُّي فَهُ َو أَبُو َم ْن ُ‬ ‫اآلخ ُر َ‬ ‫‪َ ‬ر ُجالَ ِن ‪ :‬أَ َح ُدهُ َما َحنَفِ ٌّي َو َ‬
‫ي ‪ ،‬إِ َما ُم ا ْل ُه َدى ‪َ ...‬وأَ َّما اآلَ َخ ُر الشَّافِ ِع ُّي فَ ُه َو‬ ‫ْب ُن ُم َح َّم ِد ْب ِن َم ْح ُمو ِد ا ْل َماتُ ِر ْي ِد ُّ‬
‫سيِّ ِد ا ْل ُم ْر َ‬
‫سلِ ْي َن‬ ‫سنَّ ِة َ‬
‫اص ُر ُ‬ ‫س ا ْل َج َما َع ِة إِ َما ُم ا ْل ُمتَ َكلِّ ِم ْي َن َونَ ِ‬ ‫سنَّ ِة َو َرئِ ْي ُ‬
‫ش ْي ُخ ال ُّ‬ ‫َ‬
‫ي‬ ‫ش َع ِر ُّ‬ ‫س ِن األَ ْ‬ ‫سلِ ِم ْي َن أَبُو ا ْل َح َ‬‫اعي فِي ِح ْف ِظ َعقَائِ ِد ا ْل ُم ْ‬ ‫س ِ‬ ‫اب َعنْ ال ِّد ْي َن َوال َّ‬ ‫الذ ُ‬‫َو َّ‬
‫ي‬
‫ص ِر ُّ‬‫البَ ْ‬
ASWAJA KH HASYIM ASYARI
Hadlratusysyaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari (1287-1336
H/1871-1947) menyebut-kan dalam kitabnya Ziyadat Ta’liqat
(hal. 23-24) sebagai berikut: ‫ير َوا ْل َح ِدي ِْث َوا ْل ِف ْق ِه‬ ِ ‫أَ َّما أَ ْه ُلا ل ُّسنَ ِة فَ ه ُْم أَ ْه ُلا لتَّ ْف ِس‬
ِ ‫هللا َعلَي ِْه َو َسلَّ َم وا ْل ُخلَفَا ِء بَ ْع َدهُ ا لر‬
‫َّاش ِدي َْن‬ ُ ‫ص لَّى‬ َ ‫فَ إِنَّه ُْم ا ْل ُم ْهتَ ُد ْو َنا ْل ُمتَ َم ِّس ُك ْو َنبِ ُسنَّ ِة ا لنَّبِ ْي‬
‫بَرْ بَ َع ٍة ا ل َحنَفِي ُّْو َن َوا ل َّشافِ ِعي ُّْو َن‬
‫ت ْليَ ْو َم فِ ي َم َذا ِه َ أ‬
‫اجيَ ُة قَ ا ُل ْوا َوقَ ْد اجْ تَ َم َع ْ ا‬ ِ َّ‫َو ُه ْم ا لطَّائِفَ ُة ا لن‬
‫عن َه ِذ ِه ا َألرْ بَ َع ِة فِ ي َه َذا ا ل ََْْز َم ِانفَ هُ َو ِم َنا ْل ُم ْبتَ ِد َع ِة‬ ْ َ ‫ارجًا‬ِ ‫َوا ْل َما ِل ِكي ُّْو َن َوا ْل َح ْنبَ ِلي ُّْو َن َو َم ْن َك َان َخ‬
“Adapun Ahlussunnah Wal-Jama’ah adalah kelompok ahli
tafsir, ahli hadits dan ahli fiqih. Merekalah yang mengikuti dan
berpegang teguh dengan sunnah Nabi B dan sunnah Khulafaur
Rasyidin setelahnya. Mereka adalah kelompok yang selamat (al-
firqah al-najiyah). Mereka mengatakan, bahwa kelompok
tersebut sekarang ini terhimpun dalam madzhab yang empat,
yaitu pengikut Madzhab al-Hanafi, al-Syafi’i, al-Maliki dan al-
Hanbali. Sedangkan orang-orang yang keluar dari madzhab
empat tersebut pada masa sekarang adalah termasuk ahli
bid’ah.”
ASWAJA VERSI NU
 KH. Hasyim Asy’ari, Rais Akbar Nahdlatul
Ulama’ memberikan tashawur (gambaran)
tentang ahlussunnah waljamaah, bahwa faham
ahlussunnah waljamaah versi Nahdlatul Ulama’
yaitu mengikuti Abu Hasan al-asy’ari dan Abu
Manshur al-Maturidi secara teologis, mengikuti
salah satu empat madzhab fiqh ( Hanafi, Maliki,
Syafi’I dan Hanbali) secara fiqhiyah, dan
bertashawuf sebagaimana yang difahami oleh
Imam al-Ghazali atau Imam Junaid al-Baghdadi/
Imam Hasan Asyadzili
QANUN ASASI
 KH. M. Hasyim Asy’ari seorang pendiri NU, telah merumuskan konsep Ahlussunnah wal
Jama’ah dalam kitab al-Qânûn al-Asâsiy li Jami’yyah Nahdlah al-‘Ulamâ’. Al-Qânûn al-Asâsiy
berisi dua bagian pokok, yaitu :
(1) risalah Ahlussunnah wal Jama’ah, yang memuat tentang kategorisasi sunnah dan bid’ah dan
penyebarannya di pulau Jawa, dan
(2) keharusan mengikuti mazhab empat,(13 karena hidup bermazahab itu lebih dapat
menyatukan kebenaran, lebih dekat untuk merenungkan, lebih mengarah pada ketelitian, dan
lebih mudah dijangkau. Inilah yang dilakukan oleh salafunâ al-shâlih (generasi terdahulu yang
salih).
. Yang menarik dalam Qânûn Asâsiy adalah bahwa KH. M. Hasyim Asy’ari melakukan
serangan keras kepada Muhammad ‘Abduh, Rasyid Ridha, Muhammad Ibn ‘Abd al-Wahhab,
Ibn Taimiyah, dan dua muridnya Ibn al-Qayyim dan Ibn ‘Abd al-Hadi yang telah
mengharamkan praktek yang telah disepakati umat Islam sebagai bentuk kebaikan seperti
ziarah ke makam Rasulullah. Dengan mengutip pendapat Syeikh Muhammad Bakhit al-Hanafi
al-Muti’i dalam risalahnya Tathîr al-Fu’âd min Danas al-’Itiqâd, KH. M. Hasyim Asy’ari
menganggap kelompok ini telah menjadi fitnah bagi kaum muslimin, baik salaf maupun
khalaf. Mereka merupakan aib dan sumber perpecahan bagi kaum muslimin yang mesti segera
dihambat agar tidak menjalar ke mana-mana.
DOKTRIN ASWAJA
1. Keesaan Allah
 2. Nama dan Sifat sifat Allah
 3. Al Quran firman Allah
 4. Melihat ALLah di akhirat
 5. Perbuatan manusia
 6. Orang mukmin yang berbuat dosa besar
 7. Kenabian dan Kewalian
 8. Mukjizat dan Karomah
 9. Kepemimipinan umat
 10. Metafisika dan keakhiratan
( KH. Thalhah Hasan. Aswaja dlm persepsi dan tradisi NU )
Wallahu a’lam bisshawab
Disampaikan pada acara DAURAH ASWAJA
Pada hai Sabtu tgl 28 Desember 2013
Di Pacitan jatim

Anda mungkin juga menyukai