Anda di halaman 1dari 9

PERIWAYATAN DAN PEMBUKUAN HADITS SEJAK PERIODE

SAHABAT NABI HINGGA PERIODE MODERN


(Tugas Individu Mata Kuliah Materi Pembelajaran Al-Qur’an Hadits)

Dosen Pengampu:
Reza Agusta, M. Pd.

Disusun Oleh:
Sem. 5/S1 PAI I

Nissa Arsytha (1811010236)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2020
SOAL

1. Jelaskan periode pembukuan hadits sejak masa Khulafaur Rasyidin sampai periode
Abbasiyyah!
2. Tuliskan 20 hadits tentang pendidikan!

JAWABAN

1. Pembukuan Hadits Sejak Masa Khulafaur Rasyidin sampai Periode


Abbasiyyah

Masa pembukuan hadist terjadi pada periode keempat Periode ini disebut
Ashr Al-Kitabah wa Al-Tadwin (masa penulisan dan pembukuan). Maksudnya,
penulisandan pembukuan secara resmi, yakni yang diselenggarakan oleh atau atas
inisiatif pemerintah. Adapun kalau secara perseorangan, sebelum abad II H hadis
sudah banyak ditulis, baik pada masa tabiin, sahabat kecil, sahabat besar, bahkan
masa Nabi SAW. Masa pembukuan secara resmi dimulai pada awal abad II H, yakni
pada masa pemerintahan Khalifah Umar Ibn Abdul Aziz tahun 101 H. Sebagai
khalifah, Umar Ibn Aziz sadar bahwa para perawi yang menghimpun hadis dalam
hafalannya semakin banyak yang meninggal. Beliau khawatir apabila tidak
membukukan dan mengumpulkan dalam buku-buku hadis dari para perawinya, ada
kemungkinan hadis-hadis tersebut akan lenyap dari permukaan bumi bersamaan
dengan kepergian para penghafalnya ke alam barzakh.

Umar mengirimkan surat-surat kepada gubernur yang ada di bawah


kekuasaannya untuk membukukan hadist yang ada pada ulama yang tinggal di
wilayah mereka masing-masing. Di antara ulama besar yang membukukan hadis atast
kemauan Khalifah adalah Abu Bakr Muhammad Ibn Muslim ibn Ubaidillah Ibn
Syihab Az-Zuhri, seorang tabiin yang ahli dalam urusan fiqh dan hadits. Mereka
inilah ulama yang mula-mula membukukan hadis atas anjuran Khalifah. Pembukuan
seluruh hadist yang ada di Madinah dilakukan oleh Imam Muhammad Ibn Muslim
Ibn Syihab Az-Zuhri, yang memang terkenal sebagai seorang ulama besar dari ulama-
ulama hadist pada masanya. Setelah itu, para ulama besar berlomba-lomba
1
membukukan hadist atas anjuran Abu `Abbas As-Saffah dan anak- anaknya dari
khalifah-khalifah Abbasiyah. Berikut tempat dan nama-nama tokoh dalam
pengumpulan hadits:

a. Pengumpul pertama di kota Mekah, Ibnu Juraij (80-150 H).

b. Pengumpul pertama di kota Madinah, Ibnu Ishaq (w. 150 H).

c. Pengumpul pertama di kota Bashrah, Al-Rabi' Ibrl Shabih (w. 160 H).
d. Pengumpul pertama di Kuffah, Sufyan Ats-Tsaury (w. 161 H.).
e. Pengumpul pertama di Syam, Al-Auza'i (w. 95 H).
f. Pengumpul pertama di Wasith, Husyain Al-Wasithy (104-188 H).
g. Pengumpul pertama diYaman, Ma'mar al-Azdy (95-153 H).
h. Pengumpul pertama di Rei, Jarir Adh-Dhabby (110-188 H).
i. Pengumpul pertama di Khurasan, Ibn Mubarak (11 -181 H).
j. Pengumpul pertama di Mesir, Al-Laits Ibn Sa'ad (w. 175 H).

Hadis pada masa awal sampai akhir abad III H yaitu masa kodifikasi
dilanjutkan dengan masa seleksi hadis yaitu upaya mudawwin hadis menyeleksi hadis
secara ketat. Masa ini dimulai ketika pemerintahan dipegang oleh dinasti bani
Abbasiyah khususnya pada masa Al-Makmun. Hadis pada abad IV sampai
pertengahan abad VII adalah masa seleksi di lanjutkan pengembangan dan
penyempurnaan sistem penyusunan kitab-kitab hadis. Masa ini disebut dengan masa
pemeliharaan, penerbitan, penambahan, dan penghimpunan. Maka muncul kitab Al-
Muwattha’ karya imam Malik Ibn Anas. Hadis pada masa pertengahan abad VII
sampai sekarang masa ini disebut dengan masa pensyarahan, penghimpunan,
pentakhrijan, dan pembahasan. Pada masa ini ulama berupaya mensyarahi kitab hadis
yang sudah ada.

Semua ulama yang membukukan hadis ini terdiri dari ahli-ahli pada abad kedua
Hijriah. Kitab-kitab hadis yang telah dibukukan dan dikumpulkan cukup banyak. Akan
tetapi, yang termasyhur di kalangan ahli hadist adalah:

a. Al-Muwaththa', susunan Imam Malik (95 H-179 H).

b. Al-Maghazi wal Siyar, susunan Muhammad ibn Ishaq (150 H).


2
c. Sahih al-Bukhari karya al-Imam abu Abdillah muhammad bin Ismail al-Bukhari
(256 H).

d. Sahih Muslim karya al-Imam abu al-Husain muslim bin al- Hajjad (261 H).

e. Al-jami', susunan Abdul Razzaq As-San'any (211 H).

f. Al-Mushannaf, susunan Sy'bah Ibn Hajjaj (160 H).

g. Al-Mushannaf, susunan Sufyan ibn 'Uyainah (198 H).

h. Al-Mushannaf, susunan Al-Laits Ibn Sa'ad (175 H).

i. Al-Mushannaf, susnan Al-Auza'i (150 H).

j. Al-Mushannaf, susunan Al-Humaidy (219 H).

k. Al-Maghazin Nabawiyah, susunan Muhammad Ibn Waqid Al¬Aslamy.

l. A1-Musnad, susunan Abu Hanifah (150 H).

m. Al-Musnad, susunan Zaid Ibn Ali.

n. Al-Musnad, susunan Al-Imam Asy-Syafi'i (204 H).

o. Mukhtalif Al-Hadis, susunan Al-Imam Asy-Syafi'i.

Tokoh-tokoh yang masyhur pada abad kedua hijriah adalah Malik,Yahya ibn
Sa'id AI-Qaththan, Waki Ibn Al-Jarrah, Sufyan Ats-Tsauri, Ibnu Uyainah, Syu'bah
Ibnu Hajjaj, Abdul Ar-Rahman ibn Mahdi, Al-Auza'i, Al-Laits, Abu Hanifah, dan
Asy-Syafi'i. Hasil jerih payah itu, yang sekarang telah menjadi khazanah yang telah
menyebar keberbagai dunia dan siap diuji baik dilihat dengan melihat kedata
muktahir maupun ke naskah lamanya (manuskrib) yang tersedia disejumlah negara
maju yang memang menyimpangnya. Dari keseluruhan kitab hadis diatas, yang sudah
menyebar ke negeri-negeri muslim, menjadi jelas bahwa penulisan hadis yang
berlanjut dengan pembukuannya, membuahkan manfaat besar dikalangan dunia Islam
terutama dalam rangka untuk menjadikan pembacanya beramal dengan hadist nabi.

3
2. Hadits Tentang Pendidikan
Berikut adalah 20 hadis tentang pendidikan yang disampaikan Rasulullah
Saw:

‫ َو َم ْن أَ َرادَهُ َما فَ َعلَ ْي ِه باِلع ِْل ِم‬،‫ َو َم ْن أ َ َرادَ اآلخِ َر َه فَ َعلَ ْي ِه ِب ْالع ِْل ِم‬،‫َم ْن أ َ َرادَ الدُّ ْنيَا فَ َعلَ ْي ِه ِباْلع ِْل ِم‬

"Barangsiapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia


menguasai ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat, hendaklah ia
menguasai ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan keduanya (dunia dan
akhirat), hendaklah ia menguasai ilmu." (HR. Ahmad)

ِ َ‫َار اْلع ِْل ِم قَ ْب َل ِكب‬


‫ار ِه‬ ِ ‫صغ‬ َ ‫ي الَّذِى ي‬
َ َّ‫ُــر ِبــّى الن‬
ِ ‫اس ِب‬ َّ َ ‫علَ َما َء َويُقَا ُل ا‬
ُّ ِ‫لربَّان‬ ُ ‫ُك ْونـ ُ ْـوا َربَّانِ ِيّ ْـينَ ُحلَ َما َء فُقَ َها َء‬

“Jadilah pendidik yang penyantun, ahli fikih, dan ulama. Disebut pendidik
apabila seseorang mendidik manudia dengan memberikan ilmu sedikit-
sedikit yang lama-lama menjadi banyak." (HR. Bukhari)

‫سانِ ِه َك َمث َ ِل ْالبَ ِهي َم ِة ت ُ ْنت َ ُج ْالبَ ِهي َمةَ ه َْل ت ََرى فِي َها‬
َ ‫ص َرانِ ِه أ َ ْو يُ َم ِ ّج‬ ْ ‫علَى ْالف‬
ّ ِ َ‫ِط َرةِ فَأَبَ َواهُ يُ َه ّ ِودَانِ ِه أ َ ْو يُن‬ َ ُ‫ُك ُّل َم ْولُو ٍد يُولَد‬
َ ْ‫َجد‬
‫عا َء‬

"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Kemudian kedua orang
tunyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nasrani, atau
Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak
dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya?" (HR.
Bukhari)

‫علَى ُك ِّل ُم ْسل ٍِم‬ َ ‫طلَبُ ْالع ِْل ِم فَ ِري‬


َ ٌ ‫ضة‬ َ

"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim." (HR. Ibnu Majah)

4
‫ط ِر ْيقًا إِلَى ْال َجنَّ ِة‬ َ ‫س فِ ْي ِه ع ِْل ًما‬
َ ‫س َّه َل هللاُ بِ ِه‬ ُ ِ‫ط ِر ْيقًا يَ ْلتَم‬
َ َ‫سلَك‬
َ ‫َم ْن‬

"Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah
Swt akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

‫َارا َو ََل د ِْر َه ًما ِإنَّ َما َو َّرثُوا ْالع ِْل َم فَ َم ْن أ َ َخذَ ِب ِه أ َ َخذَ ِب َحظٍ ّ َواف ٍِر‬
ً ‫ِإ َّن ْاْل َ ْن ِب َيا َء لَ ْم ي َُو ِ ّرثُوا دِين‬

“Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham,


sesungguhnya mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang
telah mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR.
Abu Dawud dan At-Tirmidzi).

ُ‫ص ْب َيانَ ُك ْم أ َ َّو َل َك ِل َم ٍة ِبالَ ِإلَ َه اَِلَّ هللا‬ َ ‫اِ ْفت َ ُح ْوا‬
ِ ‫علَى‬

“Ajarkanlah kalimat pertama kepada anak-anak kalian 'La ilaha Illallah."


(HR. Al-Hakim)

َ ‫س ِك ْينَةَ َو ْال َوقَا َر َوت ََوا‬


ُ‫ضعُ ْوا ِل َم ْن تَت َ َع ّل ُموانَ مِ ْنه‬ ّ ‫ت َ َعلّ ُمواالع ِْل َم َوت َ َعلّ ُم ْوا ل ِْلع ِْل ِم ال‬

"Belajarlah kalian ilmu untuk ketenteraman dan ketenangan, serta rendah


hatilah pada orang yang kamu belajar darinya." (HR. Ath-Thabrani)

‫علَى ع ِْلمِ ِه‬


َ َ‫علَى َج ْه ِل ِه َو ََل ل ِْلعَال ِِم ا َ ْن يَ ْس ُكن‬
َ َ‫ََل يَتْبَ ِغ ل ِْل َجا ِه ِل ا َ ْن يَ ْس ُكن‬

"Tidak pantas bagi orang yang bodoh itu mendiamkan kebodohannya dan
tidak pantas pula orang yang berilmu mendiamkan ilmunya." (HR. Ath-
Thabrani)

5
‫س ٍن‬ ٍ َ‫ض َل مِ ْن أَد‬
َ ‫ب َح‬ َ ‫َما نَ َح َل َوا ِلدٌ َولَدًا مِ ْن نَ ْح ٍل أ َ ْف‬

"Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya
selain pendidikan yang baik. (HR. Al-Hakim)

ْ ‫علَى ْالف‬
ُ‫ِط َر ِة فَا َ َب َواه‬ َ ُ‫ ُك ُّل َم ْولُ ْو ٍد ي ُْولَد‬: ‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫هللا‬ ُ ‫ قَا َل َر‬: ‫ع ْنهُ قَا َل‬
ِ ‫س ْو ُل‬ َ ُ‫ي هللا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ع ْن ا َ ِب ْى ه َُري َْرةَ َر‬ َ
ِ ‫(ر َواهُ ْالبُخ‬
ْ) ‫َارى َو ُم ْس ِل ْم‬ َ ‫سنِ ِه‬ َ ‫َص َرنِ ِه اَو يُ َم ِ ّج‬
ّ ِ ‫يُ َه ّ ِودَانِ ِه ا َ ْو يُن‬

Dari Abu Hurairah R.A, Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda : “Setiap


anak dilahirkan dalam keadaan suci, ayah dan ibunyalah yang menjadikan
Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhori dan Muslim)

‫ب‬
ِ ّ ‫ ُح‬: ‫صا ٍل‬ َ ِ‫ث خ‬ ِ ‫علَى ث َ َال‬ َ ‫ ا َ ِدّبُ ْوا اَ ْو ََلدَ ُك ْم‬: ‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ِ ‫س ْو ُل‬
َ ‫هللا‬ ُ ‫ قَا َل َر‬: ‫ع ْنهُ قَا َل‬ َ ُ‫ي هللا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ي ٍ َر‬ َ ‫ع ْن‬
ّ ‫ع ِل‬ َ
ُ‫(ر َواه‬ ْ َ ‫نَبِيِّ ُك ْم َوحُبّ ِ ا َ ْه ِل بَ ْيتِ ِه َو ق َِرأَة ُ ْالقُ ْرأ َ ِن فَإِ َّن َح ْملَةَ ْالقُ ْرأَ ُن فِ ْي ظِ ِّل هللاِ يَ ْو َم ََل ظِ ٌّل ظِ لَّهُ َم َع ا َ ْنبِيَائِ ِه َوا‬
َ ‫ص ِفيَائِ ِه‬
) ‫الدَّ ْيلَ ِم‬

Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Didiklah anak-anak


kalian dengan tiga macam perkara yaitu mencintai Nabi kalian dan
keluarganya serta membaca Al-Qur’an, karena sesungguhnya orang yang
menjunjung tinggi Al-Qur’an akan berada di bawah lindungan Allah,
diwaktu tidak ada lindungan selain lindungan-Nya bersama para Nabi dan
kekasihnya” (H.R Ad-Dailami)

ِ ‫(ر َواهُ ْالبَ ْي َه‬


)‫ق‬ ً ِ‫عا ِل ًما ا َ ْو ُمتَ َع ِلّ ًما ا َ ْو ُم ْستَمِ عًا ا َ ْو ُمحِ بًا َو ََل ت َ ُك ْن َخام‬
َ َ‫سا فَت ُ ْهلِك‬ َ ‫ ُك ْن‬:‫سلَّم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُّ ‫قَا َل النَّ ِب‬
َ ‫ي‬

Telah bersabda Rasulullah SAW :”Jadilah engkau orang yang berilmu


(pandai) atau orang yang belajar, atau orang yang mendengarkan ilmu atau
yang mencintai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima
maka kamu akan celaka (H.R Baehaqi)

6
ِ ‫(ر َواهُ ْالبُخ‬
) ‫َارى َو ُم ْس ِل ٌم‬ َ ‫َم ْن ا َ َرادَ الدُّ ْنيَا فَعَلَ ْي ِه بِ ْالع ِْل ِم َو َم ْن ا َ َرادَ ْاْلَخِ َرةَ فَعَلَ ْي ِه بِ ْالع ِْل ِم َو َم ْن ا َ َرادَهُمِ ا فَعَلَ ْي ِه بِ ْالع ِْل ِم‬

“Barangsiapa yang menghendaki kebaikan di dunia maka dengan ilmu.


Barangsipa yang menghendaki kebaikan di akhirat maka dengan ilmu.
Barangsiapa yang menghendaki keduanya maka dengan ilmu” (HR.
Bukhori dan Muslim)

َ ِ‫ ْالعَا ِل ُم يَ ْنت َ ِف ُع بِع ِْلمِ ِه َخي ٌْر مِ ْن ا َ ْلف‬: ‫سلَّ َم‬


‫عابِ ٍد‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ قَا َل َر‬: ‫ع ْنهُ قَا َل‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ َ ُ‫ي هللا‬
َ ‫ض‬
ِ ‫ي ٍ َر‬ َ ‫ع ْن‬
ّ ‫ع ِل‬ َ
) ‫(ر َواهُ الدَّ ْيلَ ِم‬
َ

Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Orang-orang yang


berilmu kemudian dia memanfaatkan ilmu tersebut (bagi orang lain) akan
lebih baik dari seribu orang yang beribadah atau ahli ibadah. (H.R Ad-
Dailami)

‫ َم ْن ي ُِر ِد هللاُ بِ ِه َخي ًْرا يُفَ ِقّ ْههُ فِ ْي ال ِدّي ِْن‬: ‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ قَا َل َر‬: ‫ع ْنهُ قَا َل‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ َ ُ‫ي هللا‬
َ ‫ض‬
ِ ‫َّاس َر‬
ِ ‫عب‬ َ ُ‫ع ْن اِبْن‬ َ
)‫ى‬ ِ ‫(ر َواهُ ْالبُخ‬
ْ ‫َار‬ َ …… ‫َو اِنَّ َما ْالع ِْل ُم ِباالت َّ َع ُّل ِم‬

Dari Ibnu Abbas R.A Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa
yang dikehendaki Allah menjadi baik, maka dia akan difahamkan dalam hal
agama. Dan sesungguhnya ilmu itu dengan belajar” (HR. Bukhori)

َ ‫علَى ع ِْلمِ ِه‬


‫(ر َواُه‬ َ َ‫علَى َج ْه ِل ِه َو ََل ل ِْلعَال ِِم اَ ْن يَ ْس ُكن‬
َ َ‫ ََل يَتْبَ ِغ ل ِْل َجا ِه ِل ا َ ْن يَ ْس ُكن‬: ‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ ‫قَا َل َر‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬
)‫ى‬ َّ ‫ال‬
ُّ ِ‫طب َْران‬

Rasulullah SAW bersabda : “Tidak pantas bagi orang yang bodoh itu mendiamkan
kebodohannya dan tidak pantas pula orang yang berilmu mendiamkan ilmunya”
(H.R Ath-Thabrani)

7
‫ع ْن‬ َ ‫ بَ ِلّغُ ْوا‬: ‫سلَّ َم‬
َ ‫عنِّى َولَ ْو اَيَةً َو َح ِدّث ُ ْوا‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ قَا َل َر‬: ‫ع ْنهُ قَا َل‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ َ ُ‫ي هللا‬
َ ‫ض‬
ِ ‫ع َم َر َر‬ َ ‫ع ْن‬
ُ ‫ع ْب ِدهللاِ اب ِْن‬ َ
ِ ‫(ر َواهُ ْالبُخ‬
)‫َارى‬ ِ َّ‫ي ُمتَعَ ِ ّمدًا فَ ْليَتَبَ َّوا ْء َم ْقعَدَهُ مِ نَ الن‬
َ ‫ار‬ َّ َ‫عل‬ َ َّ‫ َو َم ْن َكذ‬: ‫بَنِ ْي إِس َْرائِ ْي َل َو ََل خ ََر َج‬
َ ‫ب‬

Dari Abdullah bin Umar R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :


“Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat, dan ceritakanlah apa yang datang dari
bani Israil dan tidak ada dosa, dan barangsiapa berdusta atasku dengan sengaja,
maka hendaklah ia menyiapkan tempat duduknya di dalam neraka”. (HR. Bukhori)

‫ عليكم بالئلم قبل ان يرفع ور فعه موت رءاته فوالذي نفس بيده ليعدن رجا‬: ‫وقال ابن مسعود رضي هللا عنه‬
‫ل قتلوا في سبيل هللا شهداء انتبشهم هللا علماء لما يرون من كرا مثهم فان احدا لم يعلد عا لما وانما الئلم‬
)‫ (رواه الترمذ‬.‫باالتعلم‬

Artinya:“Ibnu Mas’ud RA berkata: kalian mesti berilmu (menguasai ilmu) sebelum


mati menjemput. Maka demi “dzat” yang menguasai diri yang menyayangi
seseorang yang meninggal di jalan Allah dengan mati syahid. Sesungguhnya Allah
akan membangkitkannya (ulama) karena kemuliaannya. Sesungguhnya seorang
dilahirkan tanpa ilmu dan ilmu bisa di dapat melalui dipelajari”. (H.R. Tirmidzi)

‫ والمحب‬،‫ والمستمع‬،‫ فانه يؤجر فيه اربعة – السا ئل‬،‫ فاسألوا يرحمكما هللا‬،‫ ومفتا حها السؤال‬،‫العلم خازائن‬
)‫لهم (رواه ابو نعيم عن على‬

Artinya:Ilmu adalah gudang dan kuci pembuka gudang tersebut adalah pertanyaan/
permintaan. Maka kalian bertanyalah (pada guru / ulama) maka kalian akan di
rahmat Allah, sesungguhnya ada empat orang yang akan pendapat / diberi pahala
yaitu, orang yang bertanya, yang mengajarkan, yang mendengarkan, dan yang
mencintai pada orang-orang tersebut. (H.R. Abu Nua’im dari Ali)

Anda mungkin juga menyukai