Anda di halaman 1dari 4

MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB

Dalam Timbangan Ulama

Pernyataan: Syekh Muhammad Abdul Wahhab (Muhammad bin Abdul Wahhab, pen)
seorang Alim pembaharu di Saudi Arabiah yang sangat loyal pada Al Qur’an & Sunnah
Rasul serta membenci hal-hal yang menyalahi keduanya, memusuhi bid’ah, khurafat,
syirik. Wahabiyah: faham orang-orang yang mengikutinya. (088808386479 tgl 7 Januari
2010)

Tanggapan: Demikian bunyi sebuah SMS dari salah seorang pengikut Muhammad bin Abdul
Wahhab. Tujuan dari SMS tersebut jelas; mengajak penerimanya agar menjadi pengikut
alirannya. Beberapa tahun terakhir ini memang banyak sekali beredar seruan dari kelompok yang
lahir di Najd ini baik melalui buku-buku, siaran Radio, SMS maupun internet. Dakwah mereka
cukup gencar, maklum didanai oleh sejumlah organisasi dari Kerajaan keluarga Sa’ud di Timur
Tengah. Sebagaimana biasanya, Qum berusaha untuk selalu menyajikan informasi secara
konprehensif untuk mengurangi kekurangan informasi yang terkadang disajikan di tengah
masyarakat secara sepihak oleh kelompok-kelompok yang berkepentingan. Adapun sikap para
pembaca setelahnya, itu tergantung masing-masing pribadi. Minimal kami telah menyampaikan
apa yang kami tahu dan dirasa perlu.

Berbeda dengan para Ulama semisal Al Imam Asy Syafi’i, Al Imam Ahmad bin Hanbal, Al Imam
An Nawawi, Al Hafizh Al Imam Ibnu Hajar Al Asqallani yang disepakati kesalehan dan
keulamaannya oleh seluruh ummat di penjuru dunia, Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab ini
merupakan tokoh kontroversial yang diperselisihkan kredibilitasnya. Sebagian menganggapnya
sebagai pembaharu namun sebagian lain menganggapnya sebagai penebar kesesatan. Mereka
yang berada pada kelompok pertama melihat bahwa kehadiran Muhammad bin Abdul Wahhab
adalah tokoh yang gigih menyelamatkan Akidah Islamiyah dari berbagai penyimpangan berupa
kemusyrikan, khurafat dan bid’ah. Ia menyaksikan bahwa kaum muslimin telah terjatuh dalam
amaliah jahiliyah berupa penyembahan terhadap kuburan, para Wali dan orang-orang saleh baik
melalui tabarruk atau tawassul mereka dalam berdo’a kepada Allah. Oleh karena itu segala
sarana yang akan mengantarkan manusia ke dalam kemusyrikan tersebut harus dimusnahkan.
Dari fatwanya inilah kemudian seluruh kuburan para sahabat Rasulullah SAW, kubah-kubah
makam keluarga beliau bahkan bangunan tempat di mana Rasulullah SAW dilahirkan
dihancurkan diratakan dengan tanah. Belakangan Syekh Albani (sebagai salah seorang pengikut
Muhammad bin Abdul Wahhab) bahkan menganjurkan agar Kubah hijau Masjid Nabawi di
Madinah yang memayungi pusaran Rasulullah SAW dihancurkan. Pendek kata semua tempat atau
benda-benda bersejarah harus dihancurkan karena khawatir disembah atau ditabarruki oleh
manusia. Berbagai kegiatan seperti peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW harus dihentikan
karena perbuatan tersebut merupakan bid’ah. Beberapa waktu yang lalu sempat berkembang
wacana untuk menghancurkan semua peninggalan sejarah Islam yang masih tersisa, namun
alhamdulillah rencana tersebut dibatalkan karena kementrian yang ditunjuk tidak bersedia
melaksanakannya karena banyak ditentang para Ulama termasuk KH Ma’ruf Amin dari Pimpinan
Pusat Majleis Ulama Indonesia (MUI). Sedangkan dalam bidang Fiqh – menurut pengakuannya –
Muhammad bin Abdul Wahhab adalah mengikuti Madzhab Imam Ahmad bin Hanbal. Missi
Muhammad binAbdul Wahhab mendapat kemudahan karena berkolaborasi dan mendapat
dukungan dari Kerajaan keluarga Sa’ud yang telah berhasil merebut kekuasaan wilayah Hijaz dari
Khilafah Islamiyah Turki Utsmani.

1
Adapun sebagian besar Ulama dan Ummat Islam berpendapat lain. Mereka menganggap
Muhammad bin Abdul Wahhab sebagai tokoh penebar kesesatan. Mereka bahkan mengaitkannya
dengan sebuah Hadis:

‫ قَ الُوا وىِف‬. » ‫ اللَّ ُه َّم بَ ا ِرْك لَنَ ا ىِف مَيَنِنَ ا‬، ‫ « اللَّ ُه َّم بَ ا ِرْك لَنَ ا ىِف َش ْأِمنَا‬- ‫ صلى اهلل عليه وسلم‬- ُّ ‫َع ِن ابْ ِن عُم ر قَ َال ذَ َك ر النَّىِب‬
َ َ ََ
ِ ِ ِ
« َ‫ول اللَّه َوىِف جَنْ دنَا فََأظُنُّهُ قَ َال ىِف الثَّالثَ ة‬ َ ‫ قَ الُوا يَ ا َر ُس‬. » ‫ اللَّ ُه َّم بَ ا ِرْك لَنَ ا ىِف مَيَننَ ا‬، ‫ قَ َال « اللَّ ُه َّم بَ ا ِرْك لَنَ ا ىِف َش ْأمنَا‬. ‫جَنْ ِدنَا‬
ِ ِ
‫رواه البخاري‬. » ‫ان‬ ِ َ‫ وهِب ا يطْلُع َقر ُن الشَّيط‬، ‫الزالَ ِزُل والْ ِف‬
ْ ْ ُ َ َ َ ُ‫اك َّ َ نَت‬ َ َ‫ُهن‬

Artinya: “Artinya: Rasulullah SAW pernah berdo’a: “Ya Allah, berkatilah untuk kami Syam
kami, ya Allah, berkatilah untuk kami Yaman kami”. Para sahabat berkata: “Untuk Najd kami
juga wahai Rasulullah”. Rasulullah SAW berdo’a lagi: ““Ya Allah, berkatilah untuk kami Syam
kami, ya Allah, berkatilah untuk kami Yaman kami”. Para sahabat berkata: “Untuk Najd kami
juga wahai Rasulullah”. Untuk yang ketiga kalinya Rasulullah SAW bersabda: “Dari Najd-lah
akan munculnya kegoncangan dan berbagai Fitnah dan di Najd itulah akan terbit tanduk Syetan”
(HR Al Bukhari).

Menurut kelompok kedua ini, terpenuhinya ramalan Rasulullah SAW ini adalah dengan
kedatangan Muhammad bin Abdul Wahhab karena secara kebetulan ia lahir di Najd dan missinya
telah menimbulkan banyak kekacauan di dunia Islam. Mufassir kenamaan Al Imam Syekh
Ahmad Shawi Al Maliki dalam tafsirnya bahkan menyebut kelompok Wahhabiyah pengikut
Muhammad bin Abdul Wahhab sebagai Khawarij zaman ini. Ketika menafsirkan firman Allah:

)6:‫السعِ ِري (فاطر‬ ِ ‫َأصح‬ ِ ِ ِ ‫ِإ‬ ِ‫خَّت‬ ‫ِإ‬


َّ ‫اب‬ َ ْ ‫َّن الشَّْيطَا َن لَ ُك ْم َع ُد ٌّو فَا ُذوهُ َع ُد ًّوا مَّنَا يَ ْدعُو ح ْزبَهُ ليَ ُكونُوا م ْن‬
Artinya: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, Maka anggaplah ia musuh(mu),
Karena Sesungguhnya syaitan-syaitan itu Hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi
penghuni neraka yang menyala-nyala” (Fathir:6).

Ash Shawi menulis:

‫ك ِد َم اءَ الْ ُم ْس لِ ِمنْي َ َواَْم َواهَلُ ْم َك َم ا ُه َو‬ ِ


َ ‫الس نَ ِة َويَ ْس تَ ِحلُّ ْو َن بِ َذل‬ ِ َ‫ت يِف اخْلَوارِِج الَّ ِذيْن حُيَِّرُف و َن تَْأ ِويْ ل الْ ِكت‬
ُّ ‫اب َو‬ َ ْ َ َ
ِِ ِ
ْ َ‫َوقْي َل َه ذه ااْل َيَةُ َن َزل‬
ِ ِ ُ ‫ض احْلِ َجا ِز يُ َق‬ ِ ‫اه ٌد ااْل َ َن يِف ْ نَظَاِئِرِه ْم َوُه ْم فِْرقَةٌ بِاَْر‬
ْ ‫ال هَلُ ْم الْ َوَّهابِيَّةُ حَيْ َسُب ْو َن اَن َُّه ْم َعلَى َش ْيٍئ اَاَل ان َُّه ْم ُه ُم الْ َك اذبُ ْو َن‬
‫اس تَ ْح َو َذ‬ َ ‫ُم َش‬
ِ ‫ان هم اخْل‬ ِ ِ َ ‫علَي ِهم الشَّيطَا ُن فََأنْساهم ِذ ْكر اللَّ ِه ُأولَِئ‬
)19:‫اس ُرو َن (اجملادلة‬ َ ُ ُ ِ َ‫ب الشَّْيط‬ ِ
َ ‫ب الشَّْيطَان َأاَل ِإ َّن ح ْز‬ ُ ‫ك ح ْز‬ َ ُْ َ ْ ُ َْ
Artinya: “Dalam satu pendapat dikatakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan kaum Khawarij
yang menyelewengkan makna Al Qur’an dan Sunnah serta menghalalkan darah kaum Musliimin
dengannya sebagaimana juga dapat disaksikan saat ini orang-orang yang seperti mereka yaitu
sebuah aliran di negeri Hijaz yang bernama Wahhabiyah. Mereka ini mengira berada dalam
kebenaran. Ketahuilah, sungguh mereka itu benar benar para pendusta. Syaitan Telah menguasai
mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka Itulah golongan syaitan.
Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya golongan syaitan Itulah golongan yang merugi”(Al
Mujadalah:19) (Lihat Tafsir Ash Shawi ‘Aala Al Jalalain terbitan Dar Ihya Al Kutub Al
‘Arabiyah Mesir pada Juz3 halaman 307-308).

Seorang Ulama terkenal dari Purwakarta Jawa Barat, Ahmad Bakri Sempur bin Tubagus Seda
Kraton yang lebih dikenal dengan nama Mama Sempur Rahimahullah menulis sebuah risalah

2
kecil berjudul: ‫اللة الوهابية‬MM‫ق بض‬MM‫ا يتعل‬MM‫ة فيم‬MM‫اح الكراطني‬MM‫( ايض‬Penjelasan Keraton Berkaitan Dengan
Kesesatan Aliran Wahhabiyah).

Hizbut Tahri Indonesia (HTI) memiliki catatan tersendiri tentang Wahhabi ini:

“perjuanagan Wahhabi akhirnya ditunggangi oleh keluarga Saud, yang nota bene antek-antek
Inggris, untuk menciptakan instabilitas dan sparatisme di dalam tubuh Khilafah Islam pada
waktu itu” (Buletin Dakwah Al Islam Edisi 468/tahun XVI halaman 3).

Seorang Muhaddits (pakar Hadis) abad ini Syekh Abdullah Al Harari mengemukakan tidak
kurang dari 83 orang Ulama besar yang menyatakan kesesatan ajaran Muhammad bin Abdul
Wahhab (Lihat kitabnya Al Maqalat As Sunniyyah halaman 250-251). Bahkan banyaknya Ulama
yang menentang Muhammad bin Abdul Wahhab ini dikemukakan oleh para pengikutnya, antara
lain Doktor Abdul Aziz bin Muhammad bin Ali Al Abd Al Aziz dalam kitabnya Da’awa Al
Munawi’in (lihat kitab tersebut terbitan Maktabah Ar Rusyd Riyad Saudi Arabia mulai halaman
47).

Kami tidak berhak menghakimi mana yang benar dan mana yang salah di antara kedua kelompok
di atas. Bagi yang hendak mendalami dan mengetahui lebih jauh silahkan bertanya kepada para
Ulama atau membaca kitab-kitab mereka. Ironis memang, ketika ada orang yang baru membaca
buku-buku terjemahan dan penjelasan dari orang-orang yang bukan Ulama sudah berani
mempromosikan sebuah ajaran seraya menganggap bahwa yang selainnya adalah salah. Mereka
mengira bahwa yang diraihnya dari atas perahu itu adalah mutiara, padahal ia berada di dasar
samudera. Mengapa mereka – sebagai orang awwam – tidak diam saja sambil mengamalkan yang
diyakininya. Hasbunallah.

H. Syarif Rahmat RA

ISTIDRAJ

Pertanyaan: Ustadz apakah seseorang yang jarang melakukan shalat 5 waktu kalau berdo’a dapat
dikabulkan oleh Allah SWT?. Jawaban selengkapnya tolong dimuat di Edisi Qum yang terbit
setiap Jum’at supaya saya lebih paham. Terimakasih (081802911021 tgl 17 Desember 2009).

Jawaban: Dalam sebuah Hadis diesbutkan:

‫ مُثَّ تَاَل‬،‫اج‬ ِ ‫ب فَِإمَّنَ ا ه و‬ُّ ِ‫اص ْي ِه َم ا حُي‬


ِ ‫ِإ َذا رَأيت اهلل يع ِطي الْعب َد يِف ال ُّد ْنيا علَى مع‬:‫ق ال رس ول اهلل ص لى اهلل علي ه وس لم‬
ٌ ‫اس ت ْد َر‬
ْ َُ ََ َ َ َْ ُْ َ َ ْ َ
‫مِب‬ ٍ ِ ِ ِ
ً‫اه ْم َب ْغتَ ة‬ َ ‫اب ُك ِّل َش ْيء َحىَّت ِإ َذا فَ ِر ُح وا َا ُأوتُوا‬
ُ َ‫َأخ ْذن‬ َ ‫ َفلَ َّما نَ ُسوا َما ذُ ِّك ُروا به َفتَ ْحنَا َعلَْي ِه ْم َْأب َو‬:‫َر ُس ْو ُل اهلل صلى اهلل عليه وسلم‬
‫ والطرباين يف الكبري‬،‫ رواه أمحد والبيهقي يف الشعب‬.)44( ‫فَِإذَا ُه ْم ُمْبلِ ُسو َن‬
Artinya: “Apabila engkau menyaksikan Allah memberi anugerah kepada seorang hamba di
dunia dalam keadaan maksiat, bukanlah itu karena Allah mencintainya, itu hanyalah istidraj
(Jw:ulu-ulu, Sunda:dicombo). Kemudia Rasulullah SAW membaca firman Allah: “Maka tatkala
mereka melupakan peringatan yang Telah diberikan kepada mereka, kamipun membukakan
semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa
yang Telah diberikan kepada mereka, kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka
ketika itu mereka terdiam berputus asa” (Al An’am:44) (HR Ahmad, Al Baihaqi dalam Syu’ab Al
Iman dan Ath Thabarani dalam Al Mu’jam Al Kabir).

3
Jadi, bisa saja orang-orang yang meninggalkan shalat – sebagaimana anda tanyakan –
diperkenankan harapannya, tetapi itu tak lebih dari sekedar istidraj yang akan memperbesar
kecelakaannya. Na’udzu Billah Min Dzalik.

Anda mungkin juga menyukai