Anda di halaman 1dari 4

MENGUSIR SESEORANG

DARI RUMAHNYA

‫ مُثَّ َأْنتُ ْم َه ُؤ اَل ِء َت ْقُتلُو َن‬. ‫َأخ ْذنَا ِميثَاقَ ُك ْم اَل تَ ْس ِف ُكو َن ِد َم اءَ ُك ْم َواَل خُتْ ِر ُج و َن َأْن ُف َس ُك ْم ِم ْن ِديَا ِر ُك ْم مُثَّ َأْق َر ْرمُتْ َوَأْنتُ ْم تَ ْش َه ُدو َن‬
َ ‫َوِإ ْذ‬
‫ِ ِإ‬ ِ ِ ِ ِ
‫وه ْم َو ُه َو حُمَ َّر ٌم َعلَْي ُك ْم‬
ُ ‫اد‬ ُ ‫ُأس َارى ُت َف‬َ ‫اه ُرو َن َعلَْي ِه ْم بِاِإْل مْثِ َوالْعُ ْد َوان َو ْن يَ ْأتُو ُك ْم‬ َ َ‫َأْن ُف َس ُك ْم َوخُتْ ِر ُج و َن فَ ِري ًقا مْن ُك ْم م ْن ديَ ا ِره ْم تَظ‬
‫الد ْنيَا َو َي ْو َم الْ ِقيَ َام ِة‬
ُّ ‫ي يِف احْلَيَ ِاة‬ ‫ض فَما ج َزاء من ي ْف َع ل َذ َ ِ ِإ‬
ٌ ‫لِك مْن ُك ْم اَّل ِخ ْز‬ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ُ َ ْ َ ُ َ َ ‫اج ُه ْم َأَفتُْؤ منُ و َن بَب ْعض الْكتَ اب َوتَ ْك ُف ُرو َن بَب ْع‬ ُ ‫ْخ َر‬
‫ِإ‬
)85-84:‫اب َو َما اللَّهُ بِغَافِ ٍل َع َّما َت ْع َملُو َن (البقرة‬ ِ ‫َأش ِّد الْع َذ‬
َ َ ‫يَُر ُّدو َن ِإىَل‬

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan
menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu
(saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan
memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya. Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh
dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung
halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan
permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka,
Padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman kepada
sebahagian Al kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah Balasan
bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan
dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah
tidak lengah dari apa yang kamu perbuat” (Al Baqarah:84-85).

Ayat ini pada mulanya diturunkan berkenaan dengan komitmen penduduk Madinah dari
aneka suku. Namun sesungguhnya ia menjadi tuntunan bagi kaum Muslimin pada masa
masa sesudahnya. Perhatikan bagaimana kini sekelompok orang sibuk “mengusir” orang
yang berbeda madzhab agar “pindah” ke luar Islam. Orang-orang itu dengan enteng
menyebut saudaranya dengan sebutan Ahli Bid’ah, Sesat atau Musyrik, tiodak boleh
mengaku Muslim lagi. Padahal orang-orang yang “diusir” dari “rumah” bernama Islam itu
adalah hamba hamba Allah yang sangat patuh. Mereka sedemikian berani mengusir orang
lain dari rumahnya, seolah olah rumah itu diserah-terimakan kuncinya oleh Tuhan kepada
mereka dan menjadi milik mereka sendiri.

Adakah mereka pernah membaca ayat ini dan mengambil pelajaran daipadanya?. Kita tentu
tak patut memberikan gelar apa pun kepada mereka, tetapi setidaknya kita waspada jangan
sampai masuk dalam kelompok yang dinyatakan “Apakah kamu beriman kepada sebahagian
Al kitab dan ingkar terhadap sebahagian yang lain?” karena akibatnya sangat mengerikan;
“Tiadalah Balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan
dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang
sangat berat”. Na’udzu Billah Tsumma Na’udzu Billah

Hasbunallah.
Syarif Rahmat RA
KERAJAAN BALQIS

Pertanyaan; Ass. Pak Kyai saya mau Tanya, apa benar ratu Bilqis itu dari golongan Jin?. Apa
benar rati Bilqis kemudian beriman kepada Allah lalu menikah dengan Nabi Sulaiman?.Di
manakah letak kerajaan Saba itu?. Terimakasih atas jawabannya. Anwar (02156169408).

Jawaban: Wa’alaikumus Salam Wr.Wb. Menurut sebagian Ulama ratu Balqis merupakan
anak dari pasangan manusia yang menikah dengan wanita bangsa Jin.

Tentang letak kerajaan Saba adalah di daerah Yaman. Sedangkan mengenai keimanannya
keimanan Balqis dijelaskan oleh Allah:

‫ت َن ْف ِس ي‬
ُ ‫ب ِإيِّن ظَلَ ْم‬
ِّ ‫ت َر‬ ِ
َ ُ‫ت َع ْن َس ا َقْي َها قَ َال ِإنَّه‬
ْ َ‫ص ْر ٌح مُمََّر ٌد م ْن َق َوا ِر َير قَال‬
ِ َّ ‫يل هَلَا ْاد ُخلِي‬
ْ ‫الص ْر َح َفلَ َّما َرَأتْهُ َحسبَْتهُ جُلَّةً َو َك َش َف‬
ِ
َ ‫ق‬
)44:‫ني (النمل‬ ِ ِّ ‫وَأسلَمت مع سلَيما َن لِلَّ ِه ر‬
َ ‫ب الْ َعالَم‬ َ َْ ُ َ َ ُ ْ ْ َ

Artinya: “Dikatakan kepadanya (Balqis): "Masuklah ke dalam istana". Maka tatkala dia
melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua
betisnya. berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca".
berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan
aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam". (An Naml:44).

Selanjutnya menurut satu keterangan, setelah masuk Islam Balqis menikah dengan nabi
Sulaiman dan dikukuhkan kembali sebagai Ratu Saba yang dikunjungi Nabi Sulaiman 3 hari
dalam setiap bulan. Wallahu A’lam. (Qashashul Anbiya karya Tim Jam’iyyah Al Masyari’ Al
Khairiyah Al Islamiyah halaman 261).

Mengenai nasab Balqis binti Syurahil, ada di antara Ulama yang mengatakan bahwa salah
seorang dari kedua orang tua Balqis adalah dari golongan Jin. Ini adalah pendapat At
Tirmidzi Al Hakim. (Lihat tafsir Al Qurtubi pada tafsir Surat Saba). Namun hingga kini kami
belum menemukan dalil yang tegas menyebutkan hal tersebut. Wallahu A’lam.

NAMA MALAIKAT

Pertanyaan: Ass. Ini Hairul di Depok. Saya mau tanya apakah nama2 malaekat seperti Izrail
(pencabut nyawa) dan Raqib+Atid (pencatat Amal) apakah memang ada dalam Al Qur’an
dan Hadis?. Thanks Wass. (082114827493).

Jawaban: Wa’alakimus salam Wr.Wb. Barangkali anda menyampaikan pertanyaan tersebut


karena pengaruh bukunya Syekh Muhammad Nashiruddin Al Albani Rahimahullah. Beliau
memang menolak penyebutan Malaikat pencabut nyawa dengan “Izrail” dan dua Malaikat
pencatat amal manusia dengan “Raqib & Atid”. Benar, bahwa baik Al Qur’an maupun
Hadistidak menyebutkan nama-nama tersebut. Untuk Malaikat pencabut nyawa, misalnya,
Al Qur’an menamakannya dengan “Malakul Maut” sebagaimana dalam ayat:

)11:‫ت الَّ ِذي ُو ِّك َل بِ ُك ْم مُثَّ ِإىَل َربِّ ُك ْم تُ ْر َجعُو َن (السجدة‬


ِ ‫ك الْمو‬
ْ َ ُ َ‫قُ ْل َيَت َوفَّا ُك ْم َمل‬
Artinya: “Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan
mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan." (As
Sajadah:11).

Sekali waktu Al Qur’an bahkan hanya menyebut bahwa mereka itu adalah Malaikat:

‫وح ِإلَْي ِه َش ْيءٌ َو َم ْن قَ َال َس ُأنْ ِز ُل ِمثْ َل َما َأْن َز َل اللَّهُ َولَ ْو َت َرى ِإ ِذ‬ ‫ِ ِإ‬ ِ ِ ‫مِم‬
َ ُ‫َو َم ْن َأظْلَ ُم َّ ِن ا ْفَت َرى َعلَى اللَّه َك ذبًا َْأو قَ َال ُأوح َي يَل َّ َومَلْ ي‬
ِ ‫اس طُو َأي ِدي ِهم َأخ ِرج وا َأْن ُفس ُكم الْي وم جُتْ زو َن ع َذاب اهْل‬
‫ون مِب َا ُكْنتُ ْم َت ُقولُو َن َعلَى اللَّ ِه‬ ِ
ِ ‫ت والْماَل ِئ َك ةُ ب‬ ِ ‫ِ يِف‬
ُ َ َ َْ ََْ ُ َ ُ ْ ْ ْ َ َ َ ‫الظَّال ُمو َن َغ َم َرات الْ َم ْو‬
)93:‫َغْيَر احْلَ ِّق َو ُكْنتُ ْم َع ْن آَيَاتِِه تَ ْستَ ْكرِب ُو َن (االنعام‬

Artinya: “Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap
Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", Padahal tidak ada diwahyukan
sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang
diturunkan Allah." Alangkah dahsyatnya Sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang
zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang Para Malaikat memukul dengan
tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" di hari ini kamu dibalas dengan siksa
yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang
tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya” (Al
An’am:93).

Demikian pula Malaikat pencatat amal perbutana manusia, Al Qur’an menamakan mereka
ddengan “Kiraman Katibin” (para pencatat yang mulia) sebagaimana firman Allah:

ِ ِ ِِ
َ ‫َوِإ َّن َعلَْي ُك ْم حَلَافظ‬
َ ِ‫ كَر ًاما َكاتب‬. ‫ني‬
)12-10:‫ َي ْعلَ ُمو َن َما َت ْف َعلُو َن (االنفطار‬. ‫ني‬

Artinya: “Padahal Sesungguhnya bagi kamu beberapa pengawas, yang mulia (di sisi Allah)
dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan”
(Al Infithar:10-12).

Jadi benar nama nama Raqib-Atid dan Izrail itu tidak terdapat di dalam Al Qur’an maupun
Hadis Shahih. Akan tetapi karena telah menjadi kesepakatan para Ulama (Ijma’) dari
generasi ke generasi, nampaknya penamaan tersebut tidak perlu lagi dipersoalkan. Itu
sebabnya terdapat sejumlah Ulama yang meyatakan bahwa sikap Albani sebagai sebuah
penentangan terhadap Ijma’ para Ulama yang tidak patut didengarkan dan diikuti. (Penting
jadi catatan, Albani memang bukan dalam satu masalah saja menyalahi Ijma’ atau
kesepakatan Ulama terdahulu).

Adapun kita, terserah masing-masing apakah hendak konsekwen mengikuti Ijma


(kesepakatan) Ulama terdahulu atau mengikuti Syekh Albani dengan dalih tidak ada dalam
Al Qur’an dan Hadis. Tetapi para Ulama sepakat bahwa panduan kaum Muslimin adalah Al
Qur’an, Hadis, Ijma’ dan Qiyas. Wallahu A’lam

Wallahu A’lam.
ZAMAN TERBALIK
Rasulullah SAW bersabda:

ِّ ‫اض اجْلَن َِّة قَ َال « ِحلَ ُق‬


)‫الذ ْك ِر »(رواه الرتمذي‬ ِ ِ ‫ِإذَا مررمُت بِ ِري‬
ُ َ‫ قَ َال َو َما ِري‬.» ‫اض اجْلَنَّة فَ ْارَتعُوا‬َ ْ ْ ََ

Artinya: “Apabila kalian melalui Taman Taman Surga, singgahlah”. Para sahabat bertanya:
“Apakah Taman Taman Surga itu?”. Rasulullah SAW bersabda: “Riungan Dzikir” (HR At
Tirmidzi).

Saking mulianya Majleis Dzikir, sampai-sampai Allah mengangkat sejumlah Malaikat yang
kerjanya hanya berkeliling mencari Majelis Majelis Dzikir. Tetapi zaman ini sudah terbalik,
ada sejumlah orang yang semula bersama-sama, ketika dzikir berjama’ah dimulai, malahan
pergi menjauh. La haula Wala Quwwata Illa Billah.

Anda mungkin juga menyukai