Anda di halaman 1dari 5

KARAKTER PERKATAAN

)‫اق(رواه الطرباين وابن حبان واحلاكم‬


ُ ‫اَألس َو‬ ِ ‫َأن َشَّر الْبِ َق‬ ِ ‫اع الْمس‬
َّ ‫ َو‬، ‫اج ُد‬ ِ
ْ ‫اع‬ َ َ ِ ‫َخْيَر الْب َق‬
Artinya: Sebaik-bak kawasan bumi adalah Masjid Masjid dan seburuk-buruk kawasan bumi
adalah pasar-pasar” (HR Ath Thabarani, Ibnu Hibban dan Al Hakim).

Hadis ini menyebutkan bahwa p[asar merupakan tempat “paling buruk” di bumi ini. Akan
tetapi itu bukan berarti bahwa pergi ke pasar itu haram. Bahkan para Nabi termasuk Nabi
Muhammad SAW biasa pergi ke pasar. Al Qur’an menyebutkan:

)7:‫ك َفيَ ُكو َن َم َعهُ نَ ِذ ًيرا (الفرقان‬


ٌ َ‫اَأْلس َو ِاق لَ ْواَل ُأنْ ِز َل ِإلَْي ِه َمل‬ ِ ِ َّ ‫وقَالُوا م ِال َه َذا‬
ْ ‫الر ُسول يَْأ ُك ُل الطََّع َام َومَيْشي يِف‬ َ َ

Artinya: “Dan mereka berkata: "Mengapa Rasul itu memakan makanan dan berjalan di
pasar-pasar? mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang Malaikat agar Malaikat itu
memberikan peringatan bersama- sama dengan dia?” (Al Furqan:7)

ِ ٍ ‫وما َأرس ْلنا َقبلَك ِمن الْمرسلِني ِإاَّل ِإنَّهم لَيْأ ُكلُو َن الطَّعام ومَيْشو َن يِف اَأْلسو ِاق وجع ْلنا بعض ُكم لِبع‬
َ ُّ‫صرِب ُو َن َو َكا َن َرب‬
‫ك‬ ْ َ‫ض فْتنَةً َأت‬ ْ َ ْ َ َْ َ َ َ َ َ ْ ُ َََ َ ُْ َ َ ُْ َ َ ْ َ َ ْ َ َ
)20:‫ص ًريا (الفرقان‬ ِ‫ب‬
َ

Artinya: “Dan Kami tidak mengutus Rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh
memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. dan Kami jadikan sebahagian kamu cobaan
bagi sebahagian yang lain. maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu Maha melihat” (Al
Furqan:20).

Seperti ini pula Hadis di bawah ini:

‫ِّس ِاء‬ ِ
َ ‫ص ُفوف الن‬
ِ ِ ِّ ‫وف‬
ُ ‫الر َج ال ََّأوهُلَا َو َش ُّر َها آخ ُر َها َو َخْي ُر‬
ِ ‫ول اللَّ ِه ص لَّى اللَّه علَي ِه وس لَّم خي ر ص ُف‬
ُ ُ َْ َ َ َ ْ َ ُ َ ُ ‫َع ْن َأيِب ُهَر ْي َر َة قَ َال قَ َال َر ُس‬
)‫ (رواه النسائي وابن ماجة‬.‫آخ ُر َها َو َشُّر َها ََّأوهُلَا‬ ِ

Artinya: Sebaik-baik barisan laki-laki adalah yang paling depan daan yang paling buruk
adalah yang paling belakang. Sedangkan sebaik-baik barisan wanita itu yang paling belakang
dan yang paling buruknya adalah yang paling depan” (HR An Nasa’i dan Ibnu Majah).

Ini tidak bisa dipahami bahwa kaum wanita yang berada di bagian paling depan di antara
shaf-sahaf mereka itu berdosa. Semoga menjadi pelajaran dan renungan. Hasbunallah.
Syarif Rahmat RA

MELACAK BID’AH DENGAN KA’IDAH

Sebagian orang mengatakan bahwa segala sesuatu yang tidak terdapat di dalam Al Qur’an
dan Hadis atau tidak pernah ada pada masa Rasulullah SAW adalah Bid’ah, sesat dan
menyesatkan dan pelakunya diancam masuk Neraka. Sampai-sampai dalam pembukaan
ceramah atau buku saja, kelompok ini hanya mau menggunakan hamdalah yang ada dalam
Hadis yaitu:
ِ ِ ْ ‫ض َّل لَه ومن ي‬
ِ ‫ِإ َّن احْل م َد لِلَّ ِه حَنْم ُده ونَستَعِينُه من يه ِد ِه اللَّه فَالَ م‬
َ ‫ى لَهُ َوَأ ْش َه ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ اللَّهُ َو ْح َدهُ الَ َش ِر‬
ُ‫يك لَ ه‬ َ ‫ضل ْل فَالَ َهاد‬ ُ ْ ََ ُ ُ ُ َْ ْ َ ُ ْ َ ُ َ َْ
َّ ‫َو‬
)‫َأن حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُسولُهُ ََّأما َب ْع ُد (رواه مسلم‬

Ada juga teks yang terdapat tambahan “Wanastaghfiruh” atau ditambah ayat pertama surat
An Nisa yang dilengkapi dengan kalimat “Setiap Bid’ah itu sesat” lainnya namun yang inti
adalah bentuk hamdalahnyaseperti di atas. Di antara mereka ada yang secara ekstrim
mengatakan bahwa tidak ada bentuk hamdalah di luar model ini sehingga dalam acara apa
pun termasuk menulis buku harus memakai hamdalah tadi.

Tetapi kaidah ini tidak dipakai oleh para Ulama yang besar-besar seperti Imam Syafi’i, Imam
Nawawi dan Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqallani Rahimahumullah. Meskipun demikian mereka
tetap menghargai para Ulama yang menggunakannya. Tidak dipakainya kaidah di atas
karena, ibarat sebuah baju, dianggap terlalu sempit. Para Mufassirin danMuhadditsin yang
merupakan pakar Al Qur’an dan Hadis, bahkan tidak menggunakan teks di atas. Sebagai
contoh adalah Al Imam Ibnu Jarir Ath Thabari. Ia rahimahullah membuka tafsirnya dengan
kalimat:

،‫ص ْنعه‬ ِ
ُ ‫ائب‬
ُ ‫ذر امللح دين عج‬
َ ‫ائف ُحججه وقطعت ع‬
ُ ‫ول لط‬ َ ‫ص مت العق‬ َ ‫وخ‬
َ ،‫دائع ح َكم ه‬ُ ‫اب ب‬ َ ‫احلمد هلل ال ذي َح َّجت األلب‬
...،‫ شاهدةٌ أنه اهلل الذي الَ إله إال هو‬،‫ألسن أدلَّته‬
ُ ‫العاملني‬
َ ‫تفت يف أمساع‬
ْ ‫وه‬
َ

Al Imam Ibnu Katsir membuka Tafsirnya dengan:

، ]4-2 :‫ك َي ْوِم الدِّي ِن } [الفاحتة‬ ِ ِ‫الر ِحي ِم * مال‬


َ َّ ‫ني * الرَّمْح َ ِن‬ ِ ِّ ‫ { احْل م ُد لِلَّ ِه ر‬:‫احلمد هلل الذي افتتح كتابه باحلمد فقال‬
َ ‫ب الْ َعالَم‬ َ َْ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ َ ‫ { احْلَ ْم ُد لِلَّ ِه الَّ ِذي‬:‫وقال تعاىل‬
َ ‫اب َومَلْ جَيْ َع ْل لَهُ ع َو َجا * َقيِّ ًما لُيْن ذ َر بَْأ ًس ا َش د ًيدا م ْن لَ ُدنْهُ َويُبَ ِّش َر الْ ُم ْؤ من‬
‫ني‬ َ َ‫َأنزل َعلَى َعْبده الْكت‬
‫ين قَ الُوا اخَّتَ َذ اللَّهُ َولَ ًدا * َما هَلُ ْم بِ ِه ِم ْن ِعْل ٍم َوال‬ ِ َّ ِ ِ ِ ِ‫َأن هَل م َأج را حس نًا * م اكِث‬ ِ ‫الَّ ِذين يعملُ و َن َّ حِل‬
َ ‫ني في ه َأبَ ًدا * َويُْن ذ َر الذ‬ َ َ َ َ ً ْ ْ ُ َّ ‫الص ا َات‬ َ َْ َ
} ‫ت َكلِ َمةً خَت ُْر ُج ِم ْن َأْف َو ِاه ِه ْم ِإ ْن َي ُقولُو َن ِإال َك ِذبًا‬ ‫ِئ‬
ْ ‫آلبَا ِه ْم َكُبَر‬

Al Imam Al Bukhari membuka Kitab Shahihnya dengan:

ِ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ِّ ‫احْل م ُد لِلَّ ِه ر‬
َ ‫ني َو َعلَى مَج ي ِع اَألنْبِيَاء َوالْ ُم ْر َسل‬
‫ ََّأما َب ْع ُد‬.‫ني‬ َ ِّ‫صلَّى اللَّهُ َعلَى حُمَ َّمد َخامَتِ النَّبِي‬
َ ‫ني َو‬
َ ‫ني َوالْ َعاقبَةُ ل ْل ُمتَّق‬
َ ‫ب الْ َعالَم‬ َ َْ

Bahkan Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim Al Jauziyah – yang katanya merupakan rujukan
mereka dalam beragama – tidak selalu menggunakan teks di atas. Ketika membuka kitabnya
Iqtidha Ash Shirat Al Mustaqim, misalnya Ibnu Taimiyah menulis:

‫احلمد هلل الذي أكمل لنا ديننا وأمت علينا نعمته ورضي لنا اإلسالم دينا وأمرنا أن نستهديه صراطه املستقيم‬

Dalam pembukaan kitabnya yang berjudul Zad Al Ma’ad, Ibnul Qayyim menulis:
‫احلمد هلل رب العاملني والعاقبة للمتقني وال عدوان إال على الظاملني وال إله إال اهلل إله األولني واآلخرين‬

Begitulah bila kita membuat pakaian terlalu sempit, akan menyulitkan diri sendiri. Dalam
amaliah yang berbentuk ibadah pun demikian halnya. Mereka yang telah menetapkan
sebuah kaidah terkadang “tak berdaya” pula membuktikannya. Sebagai misal adalah apa
yang dilaporkan oleh.

Dan dalam kenyataannya mereka yang telah membelinya tidak juga mengenakannya.
Dalam sebuah catatan

‫وكان قد عرفت عادته ال يكلمه احد بغري ضرورة بعد صالة الفجر فال يزال يف الذكر يسمع نفسه ورمبا يسمع ذكره من اىل‬
‫جانبه مع كونه يف خالل ذلك يكثر من تقليب بصره حنو السماء هكذا دأبه حىت ترتفع الشمس ويزول وقت النهي عن الصالة‬
‫وكنت مدة اقاميت بدمشق مالزمه جل النهار وكثريا من الليل وكان يدنيين منه حىت جيلسين اىل جانبه وكنت امسع ما يتلو وما‬
.... ‫ي ذكر حينئذ فرأيته يق رأ الفاحتة ويكررها ويقطع ذلك ال وقت كله اعين من الفجر اىل ارتف اع الش مس يف تكرير تالوهتا‬
)28 ‫ ص‬1 ‫(االعالم العلية يف مناقبابن تيمية ج‬

Artinya: Telah diketahuikebiasaan Ibnu Taimiyah bahwa beliau tidak suka diajak berbicara
setelah Shalat subuh kecuali sangat terpaksa. Beliau terus berdzikir yang terdengaroleh
dirinya sendiri tetapi terkadang juga memperdengarkan dzikirnya itu kepada orang yang
ada di dekatnya dan berulangkali mengangkat pandangannya ke langit. Demikianlah
kebiasaanbeliau hingga Matahari naik dan berlalu waktu larangan Shalat. Dan selama
diDamsyik aku banyak bermulazamah dengan beliau siang dan malam. Acap kali beliau
mendekatkan aku kepada dirinya hingga mendudukkan aku di sampingnya. Aku mendengar
ayat apa yang beliau baca dan dzikir apa yang beliau ucapkan. Kulihat beliau membaca surat
Al Fatihah dan mengulang-ulanginya. Seluruh waktu dari subuh hingga naiknya matahari
beliau habiskan untuk mengulang-ulang bacaan surat Al Fatihah itu...(Al Manaqib Al Aliyah
karya Al Bazzar Juz 1 halaman 28).

Sekarang silahkan periksa dalam Al Qur’an atau Hadis, apakah membaca Surat Al Fatihah –
sebagaimana yang dilakukan Ibnu Taimiyah – itu ada tuntunannya ?. Ataukah hanyainisiatif
beliau sendiri?. Jika yang pertama, maka nampaknya tidak mungkin ada. Jika yang kedua,
adakah perbuatan itu juga akan dihukumi Bid’ah, sesat dan masuk neraka karena dianggap
membuat Syari’at baru?. Wallahu A’lam

MENIKAHI ORANG KRISTEN

Pertanyaan: “Assalamu'alaikum wr. wb. ustad saya mau bertanya. bagaimana hukum
menikah beda agama? apa hadits dan riwayat2nya. saya mempunyai teman dan ia berniat
melamar sang gadis yang seorang kristiani. dan teman saya mempunyai dalil bahwa boleh
menikah beda agama. mohon pencerahannya ustad. terima kasih” (Melalui Facebook
Padepokan Kanjeng Sunan).

Jawaban: Wa’alaikumus Salam Wr.Wb. Menikah beda Agama itu haram. Memang ada ayat
(Al Ma'idah:5) yg membolehkan menikahi wanita Ahlul Kitab tetapi perlu dicatat 3 hal:
Pertama --sebagaimana dikatakan Asy Syafi'i dalam Al Umm jilid 5 kalau tidak salah -- bahwa
Ahlul Kitab itu adalah anak cucu Israel yang dberi taurat dan Injil. Adapun orang orang di
luar mereka kalau masuk Yahudi atau Kristen tidak dapat dikatakan Ahlul Kitab, maka haram
menikahinya. Kedua, yg dituju oleh ayat adalah Ahlul Kitab yang bertauhid. Adapun Yahudi
dan Nasrani yang musyrik dengan mempertuhankan Yesus adalah haram berdasarkan ayat
Al Baqarah "Wala Tankihul Musyrikat..." Ketiga, ini hasil penelitian saya: yang dimaksud
dengan Ahlul Kitab di situ adalah yang sudah masuk Islam alias "mantan" Ahlul Kitab. Jadi
menikah dengan Kristen itu haram dan dosa besar. Wallahu A'lam

Anda mungkin juga menyukai