Anda di halaman 1dari 3

Berkenaan dengan Hadis ini seorang Ulama Wahhabi Syekh Abdul Azizi bin Abdullah bin Baz No 473

No 473 tgl 22 Muharram 1431 H/ 8 Januari 2010 M


mengatakan:
‫ َواَل َي ْل َزُم َأ ْن‬، ُ‫َل مَا يَ َش اء‬ ِ َّ ٍ َ َ‫ص ْوَرتِِه ذَا َو ْج ٍه َومَسْ ٍع َوب‬ َ ‫َوالْ َم ْعىَن َواهللُ َْأعلَ ُم َأنَّهُ َخل‬
ُ ‫ص ر يَ ْس َم ُع َوَيتَ َكل ُم َويُْبص ُر َوَي ْفع‬ ُ ‫آد َم َعلَى‬ َ ‫َق‬ APA MANFAATMU ?
.‫اع ِة‬ ِ ُّ ‫اب ِعْن َد َأه ِل‬ ِ َ‫الصورِة وه ِذ ِه ق‬
ِ ‫اع َدةٌ ُكلِّيَّةٌ يِف َه َذا الْب‬
َ ‫السنَّة َواجْلَ َم‬ ْ َ ْ َ َ َ ْ ُّ ‫الص ْوَرةُ َك‬ ُّ ‫تَ ُك ْو َن‬
Artinya: “Maknanya, wallahu A’lam bahwa Allah menciptakan Adam seperti bentuk-Nya yang
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ك فَ ِه َي َكاحْلِ َج َارِة َْأو‬
ُ ‫َأش ُّد قَ ْس َوًة َوِإ َّن م َن احْل َج َارِة لَ َما َيَت َف َّج ُر مْنهُ اَأْلْن َه ُار َوِإ َّن مْنهَا لَمَا يَ َّش ق‬ َ ‫ت ُقلُوبُ ُك ْم ِم ْن َب ْعد َذل‬
mempunyai wajah, pendengaran dan penglihatan, bisa mendengar, berbicara, melihat dan mengerjakan ‫َّق‬
apa yang dikehendakinya. Namun hal tersebut tidak musti berarti bahwa bentuk Allah itu seperti ْ ‫مُثَّ قَ َس‬
bentuk kita. Ini adalah kaidah umum dalam masalah ini menurut Ahlus Sunnah Wal Jama’ah” (Lihat )74:‫ط ِم ْن َخ ْشيَ ِة اللَّ ِه َوَما اللَّهُ بِغَافِ ٍل َع َّما َت ْع َملُو َن (البقرة‬ ُ ِ‫َفيَ ْخُر ُج ِمْنهُ الْ َماءُ َوِإ َّن ِمْن َها لَ َما َي ْهب‬
pula dalam buku Memahami Ayat-Ayat dan Hadits Hadits Kontradiksi halaman 151).

Kata “Ala Shuratihi” dalam Hadis ini diartikan oleh Syekh Bin Baz dengan “Sesuai Rupa Allah” atau Artinya: “Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.
“Bentuk Allah” sehingga Hadis tersebut berarti “Adam menyerupai Allah”. Meskipun ditambah dengan padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan
kata “bentuk Allah tidak seperti bentuk kita”, tetap saja artinya adalah Adam seperti Tuhan. Pemaknaan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya
seperti itu mungkin tidak akan terjadi manakala Syekh mau melihat dan memahami Hadis lain di sungguh ada yang meluncur jatuh, Karena takut kepada Allah. dan Allah sekali-sekali tidak
antaranya: lengah dari apa yang kamu kerjakan” (Al Baqarah:74).
‫ قَ َال‬-‫صلى اهلل عليه وسلم‬- ِّ ‫يث ابْ ِن َحامِتٍ َع ِن النَّىِب‬
ِ ‫ وىِف ح ِد‬-‫صلى اهلل عليه وسلم‬- ‫ول اللَّ ِه‬
َ َ ُ ‫َع ْن َأىِب ُهَرْيَرةَ قَ َال قَ َال َر ُس‬
Ketika dicurahkan, air hujan jatuh di segala kawasan bumi tanpa kecuali. Tetapi kawasan bumi
‫ رواه االمام امحد ومسلم‬.» ‫ورتِِه‬ َ‫ص‬ُ ‫آد َم َعلَى‬ ِ ِ‫َأخاهُ َف ْليَ ْجتَن‬
َ ‫ب الْ َو ْجهَ فَِإ َّن اللَّهَ َخلَ َق‬ َ ‫َأح ُد ُك ْم‬
َ ‫« ذَا قَاتَ َل‬
‫ِإ‬
itu memang berbeda-beda. Tuhan menciptakan bebatuan itu beraneka ragam yang dengan
keragamannya itu beragam pula fungsi dan manfaatnya. Di antara bebatuan ada yang mampu
Artinya: “Bila seseorang di antara kamu bertengkar (memukul) hindarilah jangan sampau memukul
menampung air hujan dalam jumlah banyak sehingga ketika ia melepaskannya akan terciptalah
mukanya karena sesungguhnya Allah menciptakan Adam seperti bentuknya” (HR Ahmad dan Muslim).
sungai-sungai yang mampu mengantarkan air tadi ke daerah yang sangat jauh. Di dalamnya
Yang dimaksud dengan “Bentuk Adam seperti bentuknya” dalam Hadis ini jelas yaitu “Bentuk Adam hidup dan berbahagia segala jenis binatang bahkan ia merelakan dirinya dihuni oleh aneka jenis
seperti bentuk orang itu”. Dengan demikian mengartikan Hadis sebagaimana yang dikemukakan Bin makhluk yang saling berseteru. Tak dihempaskannya seekor buaya pun ke daratan sebagaimana
Baz jelas merupakan penyimpangan dan merupakan Akidah kaum Mujassimah (Aliran yang ia pun tak pernah mengecewakan seekor ikan. Lihatlah kebun-kebun dialirinya hingga dari
menyerupakan Tuhan dengan Makhluk-Nya). Penting pula diketahui bahwa anggapan bahwa Adam rumput yang paling kerdil sampai pohon raksasa yang tinggi dapat beroleh bahagia. Sungguh, ia
itu serupa dengan Allah terdapat di dalam Kitab Perjanjian Lama. Kitab Kejadian 1:26 mengatakan: tidak pernah membalas dendam kepada bangkai-bangkai yang pernah mengotorinya.
Ketahuilah, biasanya batu-batu ini ada di gunung-gunung dan terpendam di dataran tinggi.
“Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya Keberadaan air yang tertimbun di dalamnya tak nampak dari luar karena tertutupi tanah yang
mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh amat tebal dan rimbunnya pepohonan. Jangan bertanya kepada orang kebanyakan sebab mereka
bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." tak akan mengetahuinya, bahkan jika engkau mengatakannya mereka tak akan
mempercayainya.
Wallahu A’lam
Ada pula bebatuan yang hanya mampu menampung dalam ukuran sedang. Ia mungkin tidak tak
pernah menyumbangkan apa yang dimilikinya, akan tetapi ia telah membuat orang yang melihat
Qum Terbit setiap hari Jum’at. Bagi yang memerlukan dapat menghubungi langsung Redaksi: Pondok
Pesantren Ummul Qura, Jl Raya Pondok Cabe Ilir Gg Lengkeng – Pamulang – Jakarta Selatan Telp (021) “Wahai engkau yang tertidur, bangkitlah dan bicaralah”
7425249 - 081399869948. Pertanyaan, kritik, saran dan komentar dapat melalui 081319355203 atau (Al Muddatstsir:1-2)
Email: erde.syarif@yahoo.co.id. Pesan minimal 100 Eks. @ Rp 250,-

4 1
terhibur hatinya. Dapat pula ia memberi guna, hanya saja bagi mereka yang sengaja mempersembahkan segala pengabdian kepada-Nya. Jadi, ia selamat dari kemarahan Allah
mendatanginya, sedangkan yang jauh tak pernah dapat memanfaatkannya. terbebas dari tuntutan manusia. E

Ada pula batu yang tak kuasa menahan derasnya hujan hingga dengan tetesannya ia hancur lalu Nasib paling buruk adalah orang-orang yang digambarkan di permulaan ayat yaitu mereka yang
larut dengan tanah bumi. Ia tak memberi manfaat bagi sesama, tidak pula memberikan “hatinya keras bagaikan batu atau lebih keras dari itu”. Gambaran ini diberikan kepada
keindahan bagi yang memandangnya. Meskipun demikian, sekurang-kurangnya ia tidak manusia-manusia yang telah mendengar firman Allah, namun ia tidak mau peduli dengan
menjadi pengganjal bagi orang-orang yang hendak lalu di hadapannya, ia terima serta rela pesannya tidak pula merubah perilakunya. Mereka merupakan orang-orang yang dalam hatinya
dengan keadaan dan nasib dirinya. tidak ada keinginan memberi guna kepada sesama. Bagi mereka kebenaran adalah mengalahkan
lawan bicaranya dan unggul hujjah-hujjahnya. Akibat yang ditimbulkannya memang
Al Qur’an adalah firman Tuhan yang dicurahkan ke dalam hati ummat manusia secara merata, menunjukkan akan kepandaiannya, namun tak manarik banyak orang untuk mengikutinya.
hanya memang terkadang jenis hatinya pula yang tiada sama. Di antara manusia ada yang diberi Agama tak membuatnya indah dan menawan orang yang menyaksikannya apalagi membuat
hati besar hingga dapat menampung banyak pesan-Nya dan suatu ketika bila tiba saatnya, ia bahagia mereka.
akan mengalirkannya ke seluruh kawasan kehidupan tanpa menyisakan satu wilayah pun tak
tersiram hikmahnya. Mereka yang beruntung mendapatkan kepercayaan ini adalah para Auliya. Adalah sebuah pertanyaan, adakah kita telah termasuk dalam salah satunya ?. bersyukurlah bila
Firman Tuhan tertanam begitu dalam di lubuk hatinya. Seorang Wali bukanlah mereka yang ternyata kita ada tempat di antara ketiganya. Tetapi bila tidak, memohonlah kepada Allah, sebab
hanya pandai memainkan kata-kata dalam menafsirkannya, bukan pula yang mampu menjawab jangan-jangan kita tak lebih baik dari makhluk piaraan yang diberi makan rumput oleh
pertanyaan lisan yang diajukan kepadanya. Seorang Wali adalah orang yang firman Tuhan telah pemiliknya.
menjadi pakaiannya, Syari’at Tuhan telah menjadi kesehariannya. Lalu bila saatnya tiba, mereka
akan mengalirkannya ke tengah kehidupan manusia hingga jauh melewati batas-batas yang Hasbunallah
selama ini menjadi sekat di tengah kehidupan mereka. Ia menginginkan kebahagiaan bagi H. Syarif Rahmat RA
semua, ia berharap kedamaian tercipta di dunia. Tetapi janganlah engkau bertanya tentang
dirinya kepada orang-orang yang tak mengenalnya sebab yang akan engkau dapatkan pasti TUHAN SEPERTI MANUSIA ?
hanya cela yang menodai kemuliaannya. Tidak perlu pula memujinya di hadapan mereka sebab
mereka akan menganggapmu orang gila. Biarlah ia apa adanya, sebab ia sendiri tak meminta Al Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah Hadis:
apa-apa dari yang dilakukannya. Orang-orang seperti inilah yang layak mendapat sebutan
ِ ِ ِِ ‫َال « خلَق اللَّه آدم علَى ص‬
“Putera Terbaik” bagi suatu bangsa. Rasulullah SAW bersabda: ُ‫ َفلَ َّما َخلَقَه‬، ‫ طُولُهُ س تُّو َن ذ َر ًاع ا‬، ‫ورته‬ َ ُ َ َ َ ُ َ َ َ ‫ ق‬- ‫ صلى اهلل عليه وسلم‬- ِّ ‫َع ْن َأىِب ُهَرْي َرةَ َع ِن النَّىِب‬
ِ ‫َّاس اَْن َفعُ ُه ْم لِلن‬
‫َّاس‬ ِ ‫َخْيُر الن‬ ‫َال‬
َ ‫ َفق‬. ‫ك‬ َ ِ‫ك َوحَتِ يَّةُ ذُِّريَّت‬
َ ُ‫ فَِإنَّهَا حَتِ يَّت‬، ‫ونَك‬
َ ُّ‫اس تَ ِم ْع مَا حُيَي‬
ْ َ‫ ف‬، ‫وس‬
ِ ‫ِئ‬
ٌ ُ‫النفَ ِر م َن الْ َمالَ كَة ُجل‬
ِ َّ ‫ك‬ َ ‫ب فَ َس لِّ ْم َعلَى ُأولَِئ‬
ْ ‫قَال ا ْذ َه‬
َ
‫ َفلَ ْم ي ََزِل‬، ‫آد َم‬ ِ ِ
Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling berguna bagi sesama manusia”.
َ ‫ص َورِة‬ ُ ‫ فَ ُك ُّل َم ْن يَ ْد ُخ ُل اجْلَنَّةَ َعلَى‬، ‫ ف ََز ُادوهُ َوَرمْح َةُ اللَّه‬. ‫ك َوَرمْح َةُ اللَّه‬
َ ‫السالَ ُم َعلَْي‬
َّ ‫ َف َقالُوا‬. ‫السالَ ُم َعلَْي ُك ْم‬
َّ
‫ص َب ْع ُد َحىَّت اآل َن‬ ُ ‫اخْلَْل ُق َيْن ُق‬
Ada pula di antara manusia yang dipercaya Tuhan untuk menaburkan bahagia bagi lingkungan Artinya: “Allah menciptakan Adam dalam bentuknya tingginya enam puluh hasta. Ketika
sekitarnya. Ia memang tak dapat memberikan sumbangsih bagi suatu bangsa, namun selesai menciptakannya Allah berfirman: “Pergilah dan ucapkanlah salam kepada sekelompok
perilakunya menciptakan kesejukan bagi orang di sekitarnya. Orang yang menjumpainya akan Malaikat yang duduk duduk itu lalu dengarkanlah bagaimana mereka menghormatimu karena
merasakan keteduhan dalam hatinya. Bagai sebuah pohon yang rindang yang siap menaungi itu merupakan penghormatanmu dan penghormatan anak cucumu. Maka Adam berkata:
siapa pun yang menghampirinya. Sungguh beruntung sebuah masyarakat yang bertetangga “Salam sejahtera untuk kamu semua”. Mlaikat menjawab: “Semoga kesejahteraan dan rahmat
dengannya. Allah tercurah pula kepadamu”. Mereka menambah kata “Warahmatullah”. Oleh karena itu
setiap orang yang masuk Surga keadaannya seperti Aam. Sejak saat itu tubuh manusia
Tingkatan lainnya adalah manusia yang tersentuh hatinya kala mendengar firman Tuhan lalu senantiasa berkurang hingga sekarang” (HR Al Bukhari dan Muslim).
diikuti dengan pengabdian dan kepasrahan terhadap kebijakan-Nya. Ia memang tak memberikan
guna sama sekali bagi sesama, akan tetap i jiwanya tulus menerima taqdir-Nya, ia ikhlas

3 2

Anda mungkin juga menyukai