Anda di halaman 1dari 11

METODOLOGI KITAB

Fath al-Qadīr al-Jāmi’ Bayna Fannayi al-Riwāyah wa al-


Dirāyah min Ilmi al-Tafsīr Karya Al-Syaukani

OLEH
MAMLUATUN NAFISAH
Biografi Al-Syaukani
Situasi Sosio-Historis
 Imam al-Syaukani mempunyai nama lengkap Muhammad bin ‘Ali bin
Muhammad bin ‘Abdullah al-Syaukani al-Shan’ani
 Ia dilahirkan pada hari Senin tanggal 28 Zulkaidah tahun 1173 H/1760 M di
desa Shaukân dan wafat pada malam Rabu tanggal 27 Jumadil akhir tahun
1250 H/1837 M di Shan’a.
 Ayahnya, ‘Ali al-Syaukânî, adalah ulama yang terkenal di San’a Yaman. Dia
bertahun-tahun dipercaya oleh pemerintahan imâm-imâm Qâsimiyah,
tepatnya pada masa khalifah al-Imâm al-Mahdî al-‘Abbâs ibn Husain di
wilayah Khaulân, al-Qâsimiyah adalah sebuah dinasti Zaidiyyah di Yaman,
untuk menjabat sebagai qâdhî (hakim agung).
 Al-Syaukani hidup di masa kemunduran kekusaan Islam, yaitu tepatnya sejak
permulaan abad ke-12 H. Hal ini ditandai dengan semakin surutnya masa
kejayaan tiga kerajaan besar Islam: Turki Usmani, Safawi dan Mugal
 Di sisi lain kondisi masyarakat pada saat itu dalam melakukan praktek-
praktek keagamaan acapkali bercampur dengan khurafat dan bid’ah
Perjalanan Intelektual al-Syaukani
o Al-Syaukani tumbuh dan berkembang dalam keluarga ulama yang terkenal di Yaman.
Beliau sangat disiplin dan sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu
o Beliau menuntut ilmu dengan metode simā’ī dari para ulama yang tersohor.
o Al-Syaukani pertama kali belajar agama kepada ayahnya sendiri, yakni ‘Ali al-
Syaukani.
o Selanjutnya, al-Syaukani belajar kepada para ulama kenamaan kota San’a dan
sekitarnya. Di antara ulama yang menjadi gurunya adalah: ‘Abd al-Rahman bin Qasim
al-Madani (fiqih), Ahmad bin ‘Amir al-Hada’i, Ahmad bin Muhammad al-Harazi (fiqih
dan ushul fiqih), Isma’il bin Hasan bin al-Imam al-Qasim bin Muhammad (nahwu),
‘Abdullah bin Isma’il al-Nahwi (Nahwu, mantiq, fiqih, usul fiqih, hadis, mustalah al-
hadis dan tafsir), al-Qasim bin Yahya al-Khaulani (fiqih, ushul fiqih, hadis, mustalah
al-hadis, tafsir, mantiq, adab al-bahs wa al-munazarah, dan Yahya bin Muhammad al-
Hausi (fara’id, ilmu hitung dan ilmu ukur).
o Menurut Nasrun Rusli, dalam bukunya “Konsep Ijtihad al-Syaukani”,
menjelaskan bahwa al-Syaukani tidak pernah belajar di luar kota San’a karena
orang tuanya tidak mengizinkan belajar di luar kota San’a.
o Ada alasan lain kenapa al-Syaukani tidak boleh belajar di luar kota San’a. Kota
San’a sudah dipandang memadai karena kondisi perkembangan pendidikan di
sana ketika itu tidak tertinggal dari kota-kota lain. Selain itu, ‘Ali al-Syaukani
adalah seorang ulama Syi’ah Zaidiyah yang mempunyai reputasi yang besar dan
populer dalam kerajaan, yang ketika itu menjabat sebagai Qadi.
PROFIL KITAB TAFSIR FATH AL-QADĪR KARYA AL-SYAUKANI

Identifikasi Fisiologis
o Imam Al-Shaukânî mengatakan dalam muqaddimahnya bahwa ia mulai menulis
tafsir Fath al-Qadīr pada bulan Rabî’ul Âkhir tahun 1223 H. dan
menyelesaikannya pada bulan Rajab tahun 1229 H.
o Kitab ini diterbitkan beberapa kali oleh penerbit Dār al-Fikr (pada tahun 1973
M/1382 H, 1974 M/1383 H, dan 1992 M/1412 H ) serta Dār al-Kutub al-Ilmiyyah
(tahun 1994 M/1415 H)
o Kitab yang diterbitkan oleh Dār al-Fikr di-tahqīq oleh Said Muhammad al-Liham,
dan yang diterbitkan Dār al-Ilmiyyah di-tashih oleh Ahmad Abdul Salām.
o Kitab ini terdiri dari 5 jilid yang masing-masing jilid terdiri tidak kurang dari 400-
600 halaman.
Latar belakang Penulisan Kitab Fath Al-Qadīr Karya Al-
Syaukani
o keinginan al-Syaukani untuk menjadikan al-Qur'an sebagai jawaban
bagi penentang, menjadi penjelas bagi yang ragu
‫ مرجعا لألعالم‬،‫ شامال ملا شرعه لعباده من احلالل واحلرام‬،‫احلَ ْم ُد لِلَّ ِه الَّ ِذي جعل كتابه املبني كافال ببيان األحكام‬
‫ فهو العروة الوثقى‬.‫ قاطعا للخصام شافيا للسقام مرمها لألوهام‬،‫عند تفاوت األفهام وتباين األقدام وختالف الكالم‬
.‫اجلادة الواضحة اليت من سلكها فقد هدي إىل الصراط املستقيم‬
ّ ‫ و‬،‫اليت من متسك ا فاز بدرك احلق القومي‬
 Pada era itu, banyak bermunculan karya-karya tafsir, tetapi
dinilainya banyak karya tafsir yang jauh melenceng dari ajaran
Islam yang pokok
 kebanyakan para mufassir hanya menggunakan metode penafsiran
yang berkisar pada bahasa Arab saja seperti ilmu balaghah, bayân
dan badi’nya, sehingga dirasa kurang memberikan petunjuk yang
banyak kepada orang yang tidak paham Bahasa Arab
Dilatarbelakangi
Sementara di sisikeprihatinan lain, kebanyakan inilah,paraakhirnya
mufassir as-Syaukānī
juga hanya
berpegang pada
memutuskan untuktafsirmembuat yangsebuah
menggunakan
tafsir yangmetodemenggunakan riwâyahdasar- saja
tanpapijakan
dasar ada penjelasan
yang jelas: tentang riwâyah
Quran, hadistersebut
dan qaul salaf (tabi‟in dan
tabi’it tabi’in) yang mengkombinasikan antara riwayah dan dirayah
Latar belakang Penamaan Kitab Fath Al-Qadīr Karya Al-Syaukani
o Kitab tafsir karya al-Syaukani diberi nama Fath al-Qadir al-Jami’ Baina
Fannai al-Riwayah wa al-Dirayah min ‘Ilm al-Tafsir. Berdasarkan dari
namanya dapat diketahui bahwa pendekatan (manhaj) yang dipakai al-
Syaukani adalah menggunakan pendekatan bi al-riwayah dan bi al-
dirayah.
o Dalam muqaddimah tafsirnya disebutkan bahwasanya al-Syaukani
berusaha menyatukan pendekatan bi al-riwayah dan bi al-dirayah. Hal ini
didasarkan oleh latar
1. kebanyakan para belakang
mufassir dan setting
hanya historis, yaitu:
menggunakan metode penafsiran
yang berkisar pada bahasa Arab saja seperti ilmu balaghah, bayân
dan badi’nya, sehingga dirasa kurang memberikan petunjuk yang
banyak kepada orang yang tidak paham Bahasa Arab
2. Sementara di sisi lain, kebanyakan para mufassir juga hanya
berpegang pada tafsir yang menggunakan metode riwâyah saja tanpa
ada penjelasan tentang riwâyah tersebut
‫‪Sumber Tafsir Fath Al-Qadīr Karya Al-Syaukani‬‬
‫‪o Sumber Tafsir Fath al-Qadīr adalah konvergensi antara riwâyah dan‬‬
‫‪dirâyah‬‬
‫تعرضي للرتجيح بني‬
‫وهذا هو املقصد الذي وطنت نفسي عليه‪ ،‬واملسلك الذي عزمت على سلوكه إن شاء اهلل مع ّ‬
‫التفاس ري املتعارض ة مهم ا أمك ن واتض ح يل وجه ه‪ ،‬وأخذي م ن بيان املعىن العريب واإلعرايب وال بياين بأوف ر نص يب‪،‬‬
‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‪ ،‬أو الصحابة أو التابعني أو تابعيهم‪ ،‬أو‬ ‫ِ ِ‬ ‫واحلرص على إيراد ما ثبت من َّ ِ‬
‫الت ْفسريُ َع ْن َر ُسول اللَّه َ‬
‫يقويه‪ ،‬أو ملوافقته للمعىن العريب‪ ،‬وقد أذكر‬
‫األئمة املعت ربين‪ .‬وقد أذكر ما يف إسناده ضعف‪ ،‬إما لكونه يف املقام ما ّ‬
‫معزوا إىل راوي ه م ن غري بيان حال اإلس ناد‪ ،‬ألين أجده يف األص ول اليت نقل ت عنه ا كذل ك كم ا يق ع يف‬ ‫احلدي ث ّ‬
‫تفسري ابن جرير والقرطيب وابن كثري والسيوطي وغريهم‪،‬‬
‫‪o Dalam menggunakan riwayat-riwayat, al-Syaukani tidak segan-segan‬‬
‫‪bersumber dari kitab-kitab hadis dari golongan Sunnī, seperti Imam Bukhārī,‬‬
‫‪Imam Muslim, dan lain-lain. Hal ini cukup menarik karena as-Syaukānī sendiri‬‬
‫‪adalah pengikut sekte Syi’ah Zaidiyyah.‬‬

‫‪Contohnya:‬‬
‫صلَّى اللَّ ُه‬ ‫ول اللَّ ِ‬
‫ه‬ ‫س‬‫ر‬ ‫ال‬‫ق‬ ‫‪:‬‬ ‫ال‬‫ق‬ ‫ٍ‬
‫ر‬ ‫ِ‬
‫ب‬ ‫ا‬‫ج‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ي‬ ‫ان والْبيه ِ‬
‫ق‬ ‫ب‬ ‫ح‬‫ي وح َّسنَه والنَّساِئي وابن ماجه وابن ِ‬ ‫الترِم ِ‬
‫ذ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ْ َ ُّ َ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ َ ُ َ َ ُّ َ ْ ُ َ َ ْ َ ْ ُ‬ ‫ُّ‬ ‫َأخَر َج ِّ ْ‬
‫َو ْ‬
‫ُّع ِاء احْلَ ْم ُد لِلَّ ِه»‬
‫ض ُل الد َ‬‫الذ ْك ِر اَل ِإلَهَ ِإاَّل اللَّهُ‪َ ،‬وَأفْ َ‬
‫ضل ِّ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ف‬
‫ْ‬ ‫«َأ‬ ‫وسلم‪:‬‬ ‫ه‬‫علَي ِ‬
‫َْ‬
Metode Tafsir Fath Al-Qadīr Karya Al-Syaukani
 Metode tafsir yang digunakan al-Syaukani dalam tafsirnya adalah metode tahlili,
yaitu menafsirkan secara panjang lebar dari berbagai dimensi yang ada pada ayat
yang ditafsirkan, baik melalui kebahasaannya, asbabun nuzul, hadis nabi,
pendapat sahabat, tabi’in dan lain-lain.

Aliran Teologi dan Madzhab Fiqh Tafsir Fath Al-Qadīr Karya Al-Syaukani
o Membicarakan tentang aliran kalam dan mazhab fiqh al-Syaukani memang sangat
erat kaitannya dengan Syi’ah Zaidiyah. Dalam kitabnya, al-Badr al-Tali’ bi
Mahasin Man Ba’d al-Qarn al-Sabi’, dijelaskan bahwa al-Syaukani tumbuh dan
dididik dalam tradisi Syi’ah Zaidiyah. Ayahnya adalah seorang tokoh pembesar
Zaidiyah yang disegani.
o Meskipun demikian, al-Syaukani juga mempelajari beberapa buku diluar tradisi
Syi’ah. Misalnya saja ia mempelajari kitab ushul fikih Syafi’i, Syarh Jam’ al-
Jawami’ karya Jalal al-Din al-Mahalli (w. 864 H) di bawah bimbingan al-Hasan
bin Isma’il al-Magribi. Dia juga mempelajari kitab hadis hukum, Bulugh al-
Maram karya al-‘Asqalani pada al-Magribi. Sehingga tidak mengherankan jika
pendapat al-Syaukani lebih luas.
Referensi Penulisan Tafsir Fath Al-Qadīr Karya Al-Syaukani
Sumber Tafsir
o Tafsir Ibn Jarîr al-Thabarî (w. 310 H.),
o Tafsir Abî Hâtim (w. 227 H.),
o Tafsir Abd. al-Razzâq (w. 211 H.)
o Abd. ibn Hamid, serta
o Tafsir dari kalangan muta’akhirîn seperti tafsir Mafâtih al-Ghaib karya Fakhr al-dîn al-
Râzî (w. 606 H.), tafsir al-Muharrar , tafsir al-Kasysyâf karya Zamakhsyari (w. 538
H.), tafsir Alquran al-‘Azhîm karya Ibn Katsîr (w. 774 H.) dan tafsir al-Durar al-
Manshûr karya al-Suyûthî (w. 911 H.).

Sumber Hadis
Dalam menafsirkan Alquran, al-Syaukânî mengambil dari berbagai macam hadis, akan
tetapi yang disebutkan secara jelas hanya al-Shahîhain, yakni Shahîh Bukhârî karya
Ismâ’îl ibn Ibrahîm al-Ju’fî (w. 256 H.) dan Shahîh Muslim (w. 261 H.). Meskipun tidak
menafikan riwayat-riwayat lain yang dikeluarkan oleh Ahmad ibn Hanbal (w. 241 H.),
Dârimi (w. 255 H), Ibn Mâjah ( w. 273 H.), Abû Daud (w. 275 H.), Tirmidzi (w. 279 H.),
Nasâi (w. 303 H.) dan Hâkim (w. 405 H.). Adapun untuk riwayat hadis dalam tafsir al-
Syaukânî mayoritas berasal dari ‘Abdullâh ibn ‘Abbâs/Ibn Abbâs dan ‘Ali ibn Abi Thâlib
akan tetapi tidak sedikit pula ia mengambil riwayat-riwayat dari sahabat selain mereka.
Sistematika Penulisan Tafsir Fath Al-Qadīr Karya Al-Syaukani
o Membahas hal-hal di sekitar obyek (ma hawla al-Qur’ān) seperti alasan penamaan
surat, sebab turunnya, varian nama surat tersebut terkadang satu surat memang
disebut dengan banyak nama) dan lain-lain.
o Konvergensi riwâyah dan dirâyah, serta melakukan tarjîh terhadap pendapat-
pendapat yang ada di dua metode tafsir tersebut setelah sebelumnya ia bandingkan.
o Sangat memperhatikan aspek bahasa karena bahasa Arab mengandung i’râb, bayân,
badî’, ma’ânî.
o Memperhatikan atau mencari perubahan akar kata dengan mentashrif ulang kata-kata
yang musytaq, dan menurutnya hal seperti inilah yang harus dilakukan oleh orang
yang ingin menafsirkan Alqur’an.
o Memperhatikan periwayatan hadis dari Rasulullah. Dalam konteks riwayat ini, al-
Syaukânî berpendapat bahwa hadis yang dihubungkan kepada Nabi Muhammad Saw.
itu sangat sedikit jika dilihat dari aspek periwayatan (dari jalan/jalur) sahabat dan
tâbi’în, dan mayoritas riwayat hadis yang digunakan dalam tafsirnya berasal dari Ibn
Abbâs, ‘Alî ibn Abî Thâlib, dan dari sahabat-sahabat yang lain yang tidak disebutkan
satu persatu. Pada umumnya, tafsir al-Syaukânî bersandar kepada Ibn Jarîr, Abî
Hâtim, Abd. al-Razzîq’ dan Abd. ibn Hamid, serta ulama mutaakhirîn yang bersandar
kepada tafsir Ibn Katsîr dan al-Suyûthî.
o Memperhatikan kajian terhadap qira’ah yang sahih dan syadz. Tidak sedikit al-
Syaukânî memulai dengan mengkaji riwayat sahih yang kemudian diikuti riwayat
yang syadz. Serta senantiasa memperingatkan ke-syadz-an hadis tersebut

Anda mungkin juga menyukai