Anda di halaman 1dari 9

MANHAJ AS-SYA’RAWI DALAM KITAB TAFSIRNYA “KHAWATIR HAULA

QUR’ANUL KARIIM”

Dosen Pengampu :

Al-Ustadz Mahmud Rifaannudin, S.Ud, M.Ag

Disusun Oleh:

Ariansyah 412020231030

Ahmad Ass’ari 412020231008

Moh. Azmi As-shidiq 412020231102

PROGRAM STUDI ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS DARUSSSALAM GONTOR

1443/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Manhaj As-Sya’rawi dalam
Kitab Tafsirnya (Khawatir Haula Qur’anul Karim ) dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Manhaj Mufassirin Al-
Hadist. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang bagaimana metode
seorang Mufassir dalam mentafsirkan ayat Al-Quran , serta Corak mufassir itu sendiri dalam
Kitab tafsirnya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Al-Ustadz Mahmud, S.Ud, M.Ag selaku
dosen Mata Pelajaran Manhaj Mufassirin Al-Qodiim. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

1
PENDAHULUAN

Segala sesuatu yang ada adalah berada dalam ilmu Allah Swt, karena ia adalah
pencipta segala sesuatu tersebut, dan untuk menyempurnakan ciptaannya maka ia
memberikan pengajaran kepadanya.1 Cara untuk mengajarkannya lebih khusus lagi pada
manusia yaitu dengan cara diturunkannya Al-Qur’an. Menurut Quraish Shihab, Al-Qur’an
adalah diturunkan tidak hanya khusus bagi orang arab ummiyyin yang hidup pada zaman
Rasul Saw.

Dan tidak juga bagi generasi abad ke dua puluh ini saja, akan tetapi juga
diperuntukkan bagi semua manusia hinggga akhir zaman .oleh karenanya mereka itu semua
diajak berdialog oleh Alqur’an dan diharapkan dapat memanfaatkan akalnya dalam
memahaminya.2

Agar seseorang dapat memahami Al-Qur’an dengan baik maka ia harus merujuk
kepada tafsir Al-Qur’an yaitu apa yang menjelaskan atau menerangkan tentang firman Allah
Swt. dan memberikan pengertian berkaitan hal hal yang terkandungan dalam Al-Quran.3

Adapun Tafsir Al-Qur’an yang akan dikaji dalam makalah ini adalah Tafsir
Asya’rawi karya syekh Muhammad Mutawalli Sya’rawi dan manhaj penafsirannya.

1
Muhammad Mutawalli asy-Sya'rawi, Mu'jizat al-Qur'an, Juz. II, (Kairo.Maktabah al-Turats al-Islami, t.th), h.
264.
2
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur'an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, Cet. 1,
(Jakarta: Mizan, 1992), h. 105

3
Ahmad al-Syirbashi, Sejarah Tafsir Al-Qur'an, Terj., Cet. III, (t.tp: Pustaka Firdaus, 1994), h. 5.

2
PEMBAHASAN

Biografi

Syaikh Mutawwali al-Sya‟rawi nama lengkapnya adalah Syekh Muhammad


Mutawalli sya’rawi al Husain, lahir pada tanggal 16 April 1911 M. didesa Daqadus, distrik
Mith Ghamr. Provinsi Daqahlia, Mesir.4 Dapat dikatakan bahwa Al-Shaarawy berada dalam
keluarga sederhana, dan ayahnya adalah seorang petani yang menyewakan sebidang tanah di
desanya untuk digarap sendiri. Ayah Al Shaarawy adalah seorang ulama dan ahli ibadah,
memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan ilmu keislamannya, karena
ayahnya memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk kepribadian Al Shaarawy.

Pendidikan asy-Sya’rawi dimulai dengan menghafal al-Qur’an dari ulama di


daerahnya yang bernama, Syekh ‘Abd al-Majid Pasha, dan ia mampu menyelesaikannya pada
usia 11 tahun.5Adapun pendidikan formalnya, diawali dengan menuntut ilmu di sekolah dasar
al-Azhar Zaqaziq pada tahun 1926 M. Kemudian melanjutkan studinya ke jenjang sekolah
menengah di daerah yang sama dan meraih ijazah pada tahun 1936 M. Asy-Sya’râwî
terbilang sangat cerdas, hal demikian yang memaksanya untuk melanjutkan pendidikannya di
Universitas al-Azhar Fakultas Bahasa Arab pada tahun 1937 M.6

Adapun kegiatan rutin ini ia lakukan hingga ia menyelesaikan studinya di Fakultas


Bahasa Arab Universitas Al-Azhar. Beliau memulai karirnya sebagai guru di Al-Azhar
Institute Tanta, Alexandria Institute, Zagazig Institute, dan melanjutkan kegiatan
perkuliahannya di masjid-masjid disamping aktivitasnya sebagai guru. Ia menjabat presiden
misi Al-Azhar di Aljazair pada tahun 1966 M, dan menjadi dosen di Departemen Tafsir dan
Hadis di Fakultas Syariah di Universitas Malik Abdul Aziz di Makkah pada tahun 1950, di
mana ia mengajar dan mengajar selama sembilan tahun. .

Asy-Sya’rawi tutup usia pada hari Rabu 17 Juni 1998 M, bertepatan dengan tanggal
22 Safar 1419 H, dalam usia 87 tahun. Tentunya menyimpan duka bagi masyarakat Islam,
baik masyarakat Mesir itu sendiri maupun dunia Islam atas kepergiannya.7

Muhammad Mutwally Al-Sha’rawi, selain bergelar Imam Al-Du’ah ( Pemimpin Para


Dai), juga disebut Syekh Al-Imam, dan beliau masih keturunan Nabi Muhammad Saw. Dari
pihak ibu, yang nasabnya berakhir pada Al-Hussain bin Ali (Abu Al-Enein, Al-Sa’rawi:
Anna dari garis keturunan Ahl al-Bayt).

4
Mutawwali al-Sya‟rawi, Jihad dalam Islam, ( Jakarta: Republika, 2011), h. iv-v, terj.Usman Hatim, dkk
5
Ahmad al-Mursi Husein Jauhar, Asy-Syaikh Muhammad al-Mutawalli asy-Sya’râwî
(Imâm al-‘Ashr), hal. 74.
6
Said Abu al-Ainain, Asy-Sya’rawi Alladzi Lâ Na’rifuh, Kairo: Akhbar al-Youm, 1995,hal. 28-29.
7
Badruzzaman M. Yunus, Tafsir al-Sya’rawi: Tinjauan Terhadap Sumber, Metode dan Ittijah, Disertasi,
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009,hal. 40.

3
Berikut adalah beberapa karya Al-Siyarawi dan gurunya yang paling terkenal:

Karya

 Mu’jizat al-qur’an al-karim


 Al-mukhtar min Tafsir al-Quran al-karim
 Al-Qur’an al-karim mujizat wa Manhaj

Guru

 Abdul Majid Pasha


 Masyaikh al azhar, Kairo dan masih banyak lagi tokoh ulama lainnya

Kemudian mengenai tafsir Al Sha’rawy: Khawatir Al Shaarawy Haula Al-Qur'an, pada


awalnya tafsir ini merupakan hasil dokumentasi ceramah Al Shaarawy yang ditulis dengan
gaya pidato yang ringan. Agar mudah dipahami oleh semua kalangan termasuk muridnya
sendiri, pertama kali diterbitkan oleh Akhbar Al-Youm pada tahun 1991 dan terdiri dari 20
jilid.

4
METODE PENAFSIRAN

1. Ditinjau Dari Sumber Penafsiran

Yaitu dengan roi’yi, mengapa kami mengatakan demikian, karena proses penafsiran
didominasi oleh ijtihad asy-Sya’rawi, terlebih pada aspek kebahasaan. Sebagai contoh, ketika
menjelaskan surah al-Baqarah 258

ُ ‫يت قَا َل َأن َ۠ا ُأحْ ِىۦ َوُأ ِم‬


َ َ‫يت ۖ ق‬
‫ال‬ ُ ‫ك ِإ ْذ قَا َل ِإ ْب ٰ َر ِهۦ ُم َرب َِّى ٱلَّ ِذى يُحْ ِىۦ َويُ ِم‬
َ ‫َألَ ْم تَ َر ِإلَى ٱلَّ ِذى َحٓا َّج ِإب ٰ َْر ِهۦ َم فِى َربِّ ِٓۦه َأ ْن َءات َٰىهُ ٱهَّلل ُ ْٱل ُم ْل‬
َّٰ
‫ب فَبُ ِهتَ ٱلَّ ِذى َكفَ َر ۗ َوٱهَّلل ُ اَل يَ ْه ِدى ْٱلقَوْ َم ٱلظلِ ِمي‬ ِ ‫ت بِهَا ِمنَ ْٱل َم ْغ ِر‬ ِ ‫ق فَْأ‬ ِ ‫س ِمنَ ْٱل َم ْش ِر‬
‫ْأ‬
ِ ‫ِإب ٰ َْر ِهۦ ُم فَِإ َّن ٱهَّلل َ يَ تِى بِٱل َّش ْم‬
Artinya: Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang
Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan
(kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan
mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan". Ibrahim berkata:
"Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," lalu
terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
zalim.

Secara sederhana, asy-Sya’rawi ingin menjelaskan bahwapada ayat ini didahului dengan
ungkapan, “alam tara (‫)الم تر‬.” Kita perhatikan pada penggabungan kalimat ini, yaitu terdiri
dari hamzah (‫ ) أ‬yang merupakan bentuk tanda tanya (adât istifhâm),dan huruf lam (‫) لم‬
merupakan huruf yang digunakan untuk menafikkan sesuatu (harf an-nafy). Sedangkan pada
kata setelahnya, yaitu tara (‫ )تر‬dari bentuk fi’il mudhari, berarti kamu melihat. Kalimat ini
menambah keindahan sekaligus memberikan nuansa makna yang begitu mendalam.Huruf
hamzah yang datang sebelum huruf lam (harf an-nafy) merubahnya menjadi bentuk
pengingkaran terhadap pekerjaan yang dinafikkan (‫) منفي‬. Sehingga membawa kita pada
makna sebenarnya, yaitu anta raaita (‫)انت رايت‬, yang berarti kamu telah melihatnya. Begitu
kurang lebih dari segi kebahasaannya yang dijelaskan oleh asy-Sya’rawi.8

2. Ditinjau Dari Cara Penjelasan Tasfirnya

Yaitu dengan al bayani (penjelasan) ,kenapa bisa demikian karena penafsirannya terkait
ayat-ayat Al-Qur'an hanya dengan memberikan keterangan secara deskripsi tanpa
membandingkan riwayat/pendapat dan tanpa penilaian Atau Tarjih.Sebagai contoh , ketika
menjelaskan Surat Al-baqoroh ayat 4
‫ُأ‬ ‫ُأ‬
َ‫ك َوبِٱلْ َءا ِخ َر ِة هُ ْم يُوقِنُون‬ ِ ‫َوٱلَّ ِذينَ يُْؤ ِمنُونَ بِ َمٓا‬
ِ ‫نز َل ِإلَ ْيكَ َو َمٓا‬
َ ِ‫نز َل ِمن قَ ْبل‬

Artinya: Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan
kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan
adanya (kehidupan) akhirat.
‫ُأ‬
ِ ‫ } َوٱلَّ ِذينَ يُْؤ ِمنُونَ بِ َمٓا‬yaitu,dengan Al-Qur'an yang
َ ‫نز َل ِإلَ ْي‬
Orang-orang beriman ini adalah: { ‫ك‬
Mulia yang diturunkan oleh Allah SWT. Dan ( ‫ك‬ َ ِ‫نز َل ِمن قَ ْبل‬ ‫ُأ‬
ِ ‫) َو َمٓا‬dan ini tidak datang untuk

8
Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi, Tafsîr asy-Sya’râwî, Kairo, Mesir: Akhbar al-
Youm, 1991, Vol. 2, hal. 1121-1122.

5
menggambarkan orang-orang yang beriman kecuali dalam Al-Qur'an. . Itu karena ketika
Islam datang, ia harus menghadapi dua tipe orang. . Kategori pertama adalah orang-orang
kafir, dan mereka tidak beriman kepada Tuhan, tidak juga kepada seorang rasul yang
mengabarkan tentang Tuhan. . Ada kelas orang lain. . Mereka adalah Ahli Kitab yang
beriman kepada Allah dan beriman kepada rasul-rasul dari Allah dan kitab-kitab dari Allah.
Kemudian Allah Berfirman{ َ‫ } َوبِٱلْ َءا ِخ َر ِة هُ ْم يُوقِنُون‬Kami perhatikan di sini bahwa kata ( ‫َوبِٱلْ َءا ِخ َر ِة‬
َ‫ )هُ ْم يُوقِنُون‬telah datang. . Karena jika Anda menelusuri Taurat, yaitu kitab orang Yahudi, atau
membaca Talmud, Anda tidak akan menemukan apapun tentang Hari Akhir.

3. Ditinjau Dari Keluasan Penjelasan

Yaitu dengan terperinci ,berarti penafsirannya terkait ayat-ayat Al-Qur’an secara rinci dan
dengan uraian yang panjang, cukup, jelas dan terang.sebagai contoh Ketika menjelaskan surat
al ankabut ayat 62

{‫}يَ ْب ُسطُ الرزق‬berarti (‫)يُوسِّعه‬yaitu meluaskan, dan ( ‫ ) َويَ ْق ِد ُر‬berarti (‫) يضيق‬yaitu menyempitkan,
dan kesengsaraan manusia dalam masalah ini adalah mereka tidak menjelaskan rezeki
kecuali dengan uang, dan sesungguhnya rezeki adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi
seseorang, Ilmu adalah rezeki, bermimpi adalah rezeki, sombong adalah rezeki, rendah hati
adalah rezeki, dan menguasai pekerjaan adalah rezeki. . dll.

4. Ditinjau Dari Urutan Ayat Yang Ditafsirkan

Yaitu dengan At Tahlily. Artinya, penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an secara terorganisir dan
tersusun sesuai dengan uraian ayat dan surat-surat dalam mushaf dari awal Surat Al-Fatihah.
Sampai akhir Surat An-Nas.

5. Corak Tafsir

Adapun arah penafsiran yang menjadi kecenderugan mufassir dalam manafsirkan ayat-
ayat al-Qur’an dalam kitab Tafsirnya Khawātir Haula al-Qur’ān al-Karīm mengunakan
kecenderungan kepada adabi ijtima’i dan i’jazi.9 Dan untuk contonya seperti yang tertera di
bagian sumber penafsiran.

9
Nasir, Muhammad, Ridlwan, Op.Cit, 17

6
KESIMPULAN

Syeikh Mutawalli Al Sharawy adalah seorang dai yang terkenal dan diakui oleh umat
Islam di seluruh dunia. Tidak hanya terhadap masyarakat luas, tetapi di mata dan hati para
ulama memiliki tempat yang khusus dan istimewa. Apalagi dengan adanya suatu karya yang
menonjol, yaitu kitab tafsir yang monumental dengan judul Khawatir Sya’rawi haula
Qur’anul Kariim. adapun manhaj penafsiran kitab beliau sebagai berikut :

 Ditinjau dari sumber Penafsirannya yaitu bil ro’yi


 Cara penjelasannya yaitu bil bayani
 Keluasan penjelasan yaitu At-Tafsili
 Ayat yang ditafsirkan yatu At-tahlilii
 Dan corak tasfirnya yaitu adabi ijtimai

7
DAFTAR PUSAKA

Al-Qur’anul Kariim

As-syarawi, Muhammad Mutawalli, Mu'jizat al-Qur'an, Juz. II, Kairo: Maktabah at-Turâts al
Islimi t th

Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Quran: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat, Cet. I, Jakarta: Penerbit Mizan, 1412 H/ 1992 M.

asy-Syirbashi, Ahmad, Sejarah Tafsir al-Qur'an, Terj., Cet. III, t.tp: Pustaka Firdaus, 1994

Jauhar, Ahmad al-Mursi Husein. Asy-Syaikh Mu–ammad al-Mutawallî asy-Sya’râwî (Imâm


al-‘Ashr), Kairo, Mesir: Nahdlah, 1990.

Sya‟rawi ,Mutawwali. Jihad dalam Islam, ( Jakarta: Republika, 2011)

Tafsîr asy-Sya’râwî, Kairo, Mesir: Akhbar al-Youm, 1991.‘Ainain, Sa’id Abu. Asy-Sya’râwî
Alladzi Lâ Na’rifuh, Kairo: Akhbar al-Youm, 1995.

Badruzzaman M. Yunus, Tafsir al-Sya’rawi: Tinjauan TerhadapSumber, Metode dan Ittijah,


Disertasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.

Sya‟rawi, Mutawwali. Tafsir al-Sya’rawi, (Kairo: Akhbal al-Yawm, 1991)

Anda mungkin juga menyukai