Anda di halaman 1dari 10

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU TAFSIR

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Ulumul Quran

Dosen Pengampu: Prof.Dr.H. Abdullah Hadziq,MA.

Disusun Oleh:

1. Fithrotul Kamilia (1504026093)


2. Muhammad Abdullah Salam (1504026092)
3. Nur Mohammad Khidlir (1504026080)

FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
2015

1
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Tafsir merupakan usaha untuk menjelaskan apa yang dikehendaki dengan


nasnya atau dengan isyarat atau tujuannya. Sering kali tafsir digunakan untuk
memeaparkan kandungan makna yang terdapat dalam Al-Quran karena dalam
perkembangan zaman saat ini akan sulit jika mengambil dasar hukum tanpa
menafsirkannya yerlebih dahulu. Untuk menafsirkan Al-Quran para munfasir
biasanya menggunakan beberapa metode penafsiran, yaitu metode birriwayah yang
sering digunakan pada masa nabi dan sahabat dan metode biddiroyah yang
menjelaskan sesuatu dengan berijtihat kepada rasio atau akal yang mulai digunakan
pada masa tabiin dikarenakan banyak hal baru yang terjadi, yang belum pernah terjadi
dimasa Rosullullah dan masa sahabat. Untuk mendalami ilmu tafsir alangkah baiknya
untuk mengetahui sejarah awal mula dan sejarah perkembangan tafir agar ada
kejelasan dalam hal ini maka pemakalah berusaha memaparkan sejarah
perkembangan tafsir dan hal- hal yang berkaitan dengannya.

II. Rumusan Masalah


1. Tafsir pada masa Rasulullah saw.
2. Tafsir pada masa Sahabat
3. Tafsir pada masa Tabiin
4. Tafsir pada masa Pembukuan
5. Tafsir pada abad IV H s/d Abad XI H
6. Tafsir dari Abad XII-Sekarang (Abad Modern)

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tafsir pada masa Rasulullah saw.


Allah SWT menjamin Rasul-Nya saw dengan menghafalkan Al-Quran dan
menjelaskannya. Allah SWT berfirman:
Artinya: Sesungguhnya atau tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di
dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai
membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas
tanggungan Kamilah penjelasannya. (QS. Al-Qiyamah: 17-19).
Beliau saw memahami Al-Quran baik secara global maupun terperinci. Allah
SWT berfirman :
Artinya: Dan Kami turunkan kepadamu Al-Quran, agar kami menerangkan
kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka
memikirkan. (QS. An-Nahl:44).
Setiap Rasulluah menerima ayat Al-Quran, langsung beliau sampaikan kepada
para sahabat serta menafsirkan mana yang perlu ditafsirkan. Penafsiran Rasullah itu
ada kalanya dengan sunnah Qauliyah, adakalanya dengan sunnah Taqriyah.
Kegiatan penafsiran Al-Quran pada masa Rasulullah ini masih berupa
penyampaian dari mulut ke mulut yang menurut istilah ahli tafsir adalah Musyafahah.
Sunnah Rasul sebagai pentafsir Al-Quran pada umumnya tidak di tulis oleh para
sahabat, sebagaimana hadits-hadits Nabi pada umumnya, dikhawatirkan akan
bercampurnya hadits-hadits Nabi termasuk hadits tafsir yang di tulis dengan Al-
Quranul karim. Nabi saw bersabda :


.


) ( .

Artinya: Janganlah kamu menulis dari padaku, dan barangsiapa menulis selain
Al-Quran, maka hapuskanlah, dn ceritakanlah dariku maka tidak dosa, dan

3
barangsiapa berdusta atasku dengan sengaja, maka hendaklah menyiapkan tempat
duduknya dari neraka. (HR. Muslim).

Setelah Al-Quran Karim sudah melekat pada dada kaum muslim, susunan dan
suara Al-Quran sudah biasa di dengar, serta bahasa Al-Quran sudah biasa dirasa,
barulah Rasulullah saw memberi izin khusus kepada sebagian sahabatnya yang bagus
tulisannya untuk menulis hadits pada umumnya, termasuk hadits- hadits tafsir.

Pada tahun Al Fath, Rasulullah saw memberi izin untuk mencatatkan sabdanya.

Artinya: Tulislah untuk Abu Syah.

Rasulullah saw pernah memberi izin kepada Abdullah bin Amr untuk mencatat
ilmu- ilmu dari padanya.

Pada waktu Rasulullah saw menderita sakit mendekati wafatnya berliau bersabda:

Artinya : Berilah saya buku catatan untuk aku tuliskan kepadamu suatu buku
catatan yang kamu sekalian tidak akan sesat sesudahnya.

Tafsir Quran pada zaman Rasulullah saw dan pada masa awal pertumbuhan Islam
disusun pendek-pendek dan tampak ringkas, karena penguasaan bahasa Arab yang
murni pada saat itu cukup untuk memahami gaya dan susunan kalimat Al-Quran.

B. Tafsir pada masa Sahabat

Pada sahabat dalam mempelajari tafsir tidak sukar karena mereka menerima Al-
Quran langsung dari shahibur risalah dan mempelajari tafsir Al-Quran pun dari
beliau sendiri, mereka bersungguh-sungguh dalam mempelajari Al-Quran serta
tafsirnya.

4
Abu Abdur Rahman As Salamy berkata:

Artinya: Bercerita kepada kami orang-orang yang membaca Al-Quran seperti


Utsman bin Affan, Abdullah bin Masud dan lainnya, bahwa mereka belajar dari Nabi
saw. Sepuluh ayat mereka tidak melebihkan dari sepuluh ayat tersebut sebelum
mengetahui isinya, yaitu ilmu dan amal. Mereka berkata: Kami belajar Al-Quran,
ilmu dan amal, semuanya.

Mereka mempelajari Al-Quran dan mudah memahaminya karena Al-Quran


diturunkan dalam bahasa Arab (mereka) serta suasana-suasana dan peristiwa-
peristiwa turunnya ayat dapat mereka saksikan dan Al-Quran diturunkan pada masa
keemasan sastrawan-sastrawan Arab.

Apabila mereka tiada mengetahui makna suatu lafadz Al-Quran atau maksud
suatu ayat segera mereka bertanya kepada Rasul sendiri atau sesama sahabat.

Namun tiadalah semua sahabat sederajat didalam memahami isi Al-Quran, baik
secara global maupun terperinci, akan tetapi mereka berbeda-berbeda tingkat
pemahamannya sesuai dengan tingkat ketinggian akal fikirannya, bahkan ada ya ng
tidak sanggup didalam memahami arti kata-kata dari Al-Quran.

1. Sumber pokok tafsir Al-Quran pada masa sahabat ra.


Para sahabat pada masa ini dalam menafsirkan Al-Quran berpedoman
pada 4 sumber pokok yaitu:
a. Al-Quran
b. As-Sunnah
c. Pemahaman dan Ijtihad
d. Ahlil Kitab dari pada orang Yahudi dan Nasrani

2. Ahli Tafsir pada masa sahabat:


As Sayuthi berkata, bahwa sahabat yang terkemuka dalam bidang tafsir ada
10 orang yaitu:

5
a. Abu Bakar f. Abdullah bin Abbas
b. Umar bin Khattab g. Ubay bin Kaab
c. Utsman bin Affan h. Zaid bin Tsabit
d. Ali bin Abi Thalib i. Abu Musa Al Asyari
e. Abdullah bin Masud j. Abdullah bin Zubair

C. Tafsir pada masa Tabiin


1. Sumber-sumber Tafsir pada masa Tabiin
Ustadz Muhammad Husain Adz Dzahabi berkata :Para Mufassir dalam
memahami Kitabullah Taala adalah berpegang kepada:
a. Kitabullah
b. Riwayat dari sahabat dari Rasulullah saw.
c. Riwayat dari sahabat dari penafsiran mereka sendiri
d. Pengambilan dari Ahlil Kitab berdasar apa yang datang didalam Kitab
e. Ijtihad dan pemahaman yang diberikan Allah kepada para tabiin untuk
mengetahui makna Al-Quran.

Para Tabiin dalam mempelajari dan memahami isi- isi Al-Quran adalah
melangsungkan tindakan-tindakan yang dipraktikkan para sahabat, yaitu mereka ada
yang menerima dan ada yang menolak tafsir bil ijtihad.

Diantara yang menerima dasar ijtihad dalam menafsirkan Al-Quran ialah Mujahid,
Ikrimah dan sahabat-sahabatnya. Hanya saja mereka dan kawan-kawannya melarang
bagi orang-orang yang tidak sempurna alat-alat tafsirnya untuk menafsirkan Al-
Quran, yaitu:

a. Orang yang kurang pengetahuan bahasa Arabnya.


b. Orang yang belum mampu mempelajari Al-Quran dalam segi hubungan
mujmal dan mufashshalnya.

6
D. Tafsir pada masa Pembukuan
Pada permulaan abad kedua Hijriyah, yaitu dikala telah banyak pemeluk agama
Islam yang bukan dari bangsa Arab dan dikala bahasa Arab telah dipengaruhi oleh
bahasa asing, barulah ulama merasa perlu membukukan tafsir, agar dapat dipahami
maknanya.Pembukuan dimulai di akhir-akhir masa Bani Umayyah dan awal Bani
Abbasiyah.
Tafsir Al-Quran sebelum masa pembukuan adalah menukilkan dengan jalan
riwayat. Sahabat meriwayatkan dari Rasulullah saw., sebagaimana sebagian sahabat
meriwayatkan dari sebagian yang lain, dan Tabiin meriwayatkan dari sahabat,
demikian sebagian mereka meriwayatkan kepada sebagian yang lain.
Setelah masa sahabat dan tabiin, ada perkembangan baru yaitu mulai
dibukukannya Al Hadits yang terdiri dari bermacam- macam bab, dimana tafsir
termasuk salah satu dari bab dalam buku hadits tersebut.

E. Tafsir pada abad IV H s/d Abad XI H


Dalam abad keempat ini segala hadits telah dibukukan.

Ahli-ahli tafsir pada masa ini diantaranya:

a. Abu Muslim Muhammad Ibnu Bahar Al Asfahani (322 H).


b. Az Zamaksari (467-528 H), tafsirnya : Al Kasysyaf dari segi rahasia-rahasia
balaghah Al-Quran.
c. Abul Hasan Ali bin Ahmad Al Wahidi (468 H), tafsirnya : Al Wajiz Fi Tafsiril
Quranil Aziz.
d. Abu Muhammad Sahl bin Abdullah ats Tastury, tafsirnya Tafsir At Tastury
tentang ilmu tasawuf (383 H), yaitu disusun atas dasar ulama sufi.
e. Abu Bakr Ibnu Araby (542 H), tafsirnya Ahkamul Quran.

7
F. Tafsir dari Abad XII-Sekarang (Abad Modern)
Sumber tafsir pada periode ini ialah Nakliyah dan Ijtihadiyah.

Ahli-ahli tafsir pada periode ini diantaranya ialah:

a. Al-Imam As Syaukani (1250 H), tafsirnya Fathul Qadir.


b. Al Alamah Al Alusy (1270 H), tafsirnya Ruhul Maani.
c. Al Alamah Sidiq Hasan Khan (1307 H), tafsirnya Fathul Bayan.
d. Al-Alamah Ismail Haqqi, tafsirnya Ruhul Bayan.
e. Al-Alamah Muhammad Nawawi Al Jawi Al Bantani, tafsirnya At Tafsirul
Munir.

Dan di Indonesia pada abad ke-14 sampai sekarang lahir beberapa tafsir bahasa
Indonesia yang disusun oleh ulama-ulama diantaranya:

a. Tafsir Al-Quranul Karim disusun oleh Al Ustadz Abdul Halim Hasan dan
Ustadz Zaenal Arifin Abbas.
b. Tafsir Al-Quran Al Karim, karangan Al Ustadz Mahmud Yunus.
c. Tafsir Al Furqon, disusun oleh Ustadz Ahmad Hasan.
d. Tafsir Al-Quran, disusun oleh H. Zainuddin Hamidy dan Fakhruddin.
e. Tafsir Al Nur, disusun oleh Prof. Dr. Hasby As Shiddiqy.
f. Tafsir Al Azhar, disusun oleh Prof. Dr. Hamka (H. Abdul Malik Karim
Amrullah).
g. Tafsir Departemen Agama.

8
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Tafsir pada masa Rasulullah saw.


Penafsiran Al-Quran pada masa Rasulullah ini masih berupa penyampaian
dari mulut ke mulut yang menurut istilah ahli tafsir adalah Musyafahah.
2. Tafsir pada masa Sahabat
Pada sahabat dalam mempelajari tafsir tidak sukar karena mereka menerima
Al-Quran langsung dari shahibur risalah dan mempelajari tafsir Al-Quran
pun dari beliau sendiri, mereka bersungguh-sungguh dalam mempelajari Al-
Quran serta tafsirnya.
3. Tafsir pada masa Tabiin
Para Tabiin dalam mempelajari dan memahami isi- isi Al-Quran adalah
melangsungkan tindakan-tindakan yang dipraktikkan para sahabat, yaitu
mereka ada yang menerima dan ada yang menolak tafsir bil ijtihad.
4. Tafsir pada masa Pembukuan
Pembukuan dimulai di akhir-akhir masa Bani Umayyah dan awal Bani
Abbasiyah.
5. Tafsir pada abad IV H s/d Abad XI H
Dalam abad keempat ini segala hadits telah dibukukan.
6. Tafsir dari Abad XII-Sekarang (Abad Modern)
Sumber tafsir pada periode ini ialah Nakliyah dan Ijtihadiyah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Amanah,Siti. 1993. Pengantar ILMU Al-Quran dan Tafsir. Semarang: CV.


ASY SYIFA. Cet I.

10

Anda mungkin juga menyukai