Anda di halaman 1dari 10

0

JAM’ AL-QUR’A<N

MAKALAH
Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Sejarah Al-Qur’an

Oleh:
Chalid
NIM: 80600220002

Dosen Pemandu:
Dr. Muhsin Mahfudz, M. Ag
Dr. Shohrah, M. Ag

PRODI ILMU AL-QUR’AN & TAFSIR


PASCASARJANA UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2020
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan sumber rujukan utama yang menempati posisi sentral

bagi seluruh disiplin ilmu keislaman. Kitab suci ini, di samping menjadi al-huda

(petunjuk), juga sebagai al-bayyinat (penjelas) serta menjadi al-furqa>n (pemisah

antara yang benar dan yang salah) yang diturunkan dalam kurun waktu kurang lebih

23 tahun lamanya.

Pengumpulan dan penyusunan al-Qur’an dalam bentuk seperti saat ini, tidak

terjadi dalam satu masa, tapi berlangsung beberapa tahun atas upaya beberapa orang

dan berbagai kelompok.1

Cara paling lazim dalam menjaga al-Qur’an pada masa Nabi dan Sahabat

adalah dengan hafalan (al-jan’ fi al-shudu>r). Hal ini selain karena masih banyak

Sahabat yang buta huruf, juga karena hafalan orang Arab ketika itu terkenal kuat.

Bisa dimaklumi jika pencatatan al-Qur’an belum merupakan alat pemeliharaan yang
handal, karena dari segi teknis, alat-alat tulis ketika itu masih sangat sederhana dan
rawan terhadap kerusakan. Bahan tempat menulis berasal dari pelepah-pelepah

kurma dan tulang-belulang yang gampang lapuk dan patah, tinta yang mudah luntur,
dan alat tulis yang sangat sederhana.2

Seiring perjalanan waktu dalam sejarah, mulai diturunkannya al-Qur’an


hingga wafatnya Rasulullah saw. sampai kepada periode Khulafa al-Rasyidin,

1
Muhammad HadiMa’rifat,Sejarah Al-Qur’an, terj.ThohaMusawa(Cet. II; Jakarta: Al-Huda,
2007), h. 129.
2
QuraishShihab, SejarahdanUlumul Qur’an(Cet. I;Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999), h. 25.
2

masing-masing periode memiliki cara dan metode dalam memelihara dan

mengumpulkan al-Qur’an.

Dari hal tersebut di atas, maka menarik untuk dikaji, khususnya aspek

sejarah dari proses pengumpulan al-Qur’an pada masa Rasulullah saw. sampai pada

masa sahabat.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang dibahas dalam makalah ini, yaitu:

1. Apa Pengertian Jam’ al-Qur’an ?

2. Bagaimana Bentuk Pengumpulan al-Qur’an pada masa Nabi?


3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Jam’ al-Qur’a>n


Kata al-Jam’u berasal dari kata Jama’a – Yajma’u - Jam’an yang berarti

pengumpulan atau penghimpunan.3 Adapun makna al-Qur’an menurut bahasa, kata

qur’an adalah bentuk masdar (kata benda verbal) dari qara’a yang berarti membaca,
baik membaca dengan melihat tulisan ataupun secara menghafal.4 Jadi Jam’ al-
Qur’a>nberarti upaya mengumpulkan al-Quran yang berserakan untuk diteliti dan
diselidiki.

Manna’ al-Qattan membagi pengertian Jam’ al-Qur’a>n ke dalam dua bagian

yaitu:
‫ وﻫﺬا اﳌﻌﲎ ﻫﻮ اﻟﺬي ورد ﰲ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﱃ ﰲ‬،‫ ﺣﻔﺎﻇﻪ‬:‫ وﲨﺎع اﻟﻘﺮآن‬،‫ ﲨﻌﻪ ﲟﻌﲎ ﺣﻔﻈﻪ‬:‫اﳌﻌﲎ اﻷوﱃ‬ .1
ِّ ‫ وﻗﺪ ﻛﺎن‬-‫ﷺ‬- ‫ﺧﻄﺎﺑﻪ ﻟﻨﺒﻴﻪ‬
‫ﳛﺮك ﺷﻔﺘﻴﻪ وﻟﺴﺎﻧﻪ =ﻟﻘﺮآن إذا ﻧﺰل ﻋﻠﻴﻪ ﻗﺒﻞ ﻓﺮاغ ﺟﱪﻳﻞ ﻣﻦ ﻗﺮاءة‬
‫ﺣﺮﺻﺎ ﻋﻠﻰ أن ﳛﻔﻈﻪ‬
ً ‫اﻟﻮﺣﻲ‬
Artinya:
Jam’ al-Qur’a>n dalam arti hifzuhu (menghafalnya dalam hati). Inilah makna
yang dimaksudkan dalam firman Allah kepada Nabi. Nabi senantiasa
menggerak-gerakkan kedua bibir dan lidahnya untuk membaca al-Qur’an ketika
diturunkan kepadanya.

‫ وﻛﻞ‬،‫ت ﻓﻘﻂ‬Q‫ أو ﻣﺮﺗﺐ اﻵ‬،‫ت واﻟﺴﻮر‬Q‫ ﻣﻔﱠﺮق اﻵ‬،‫ ﲨﻊ اﻟﻘﺮآن ﲟﻌﲎ ﻛﺘﺎﺑﺘﻪ ﻛﻠﻪ‬:‫اﳌﻌﲎ اﻟﺜﺎﱐ‬ .2
‫ﲨﻴﻌﺎ وﻗﺪ‬
ً ‫ت واﻟﺴﻮر ﰲ ﺻﺤﺎﺋﻒ ﳎﺘﻤﻌﺔ ﺗﻀﻢ اﻟﺴﻮر‬Q‫ أو ﻣﺮﺗﺐ اﻵ‬،‫ ﰲ ﺻﺤﻴﻔﺔ ﻋﻠﻰ ﺣﺪة‬،‫ﺳﻮرة‬
.‫ُرﺗِّﺐ إﺣﺪاﻫﺎ ﺑﻌﺪ اﻷﺧﺮى‬
Artinya:
Jam’ al-Qur’a>n dalam arti kitabuhu kullihi (penulisan al-Qur’an semuanya) baik
dengan memisah-misahkan ayat-ayat dan surah-surahnya, atau menertibkan

3
Ahmad Warson al-Munawwir, al-MunawwirKamus Arab Indonesia(Cet. XIV; Surabaya:
Pustaka Progres, 1997), h. 209.
4
Majma’ al-Lugah al-Arabiyah, al-Mu’jam al-Wasit, Jilid II(t.t.; t.p,t.th), h.750.
4

ayat-ayat semata dan setiap surah ditulis dalam suatu lembaran secara terpisah,
ataupun menertibkan ayat-ayat dan surah-surahnya, sebagian ditulis sesudah
bagian yang lain.5

Sebagian besar literatur yang membahas tentang ilmu-ilmu al-Qur’an

menjelaskan bahwa Jam’ al-Qur’a>n meliputi proses penyampaian, pencatatan,

pengumpulan catatan dan kodifikasi hingga menjadi mushaf al-Qur’an.

B. Pengumpulan al-Qur’an Pada Masa Nabi


Kodifikasi atau pengumpulan al-Qur’an telah dimulai sejak zaman

Rasulullah saw., bahkan telah dimulai sejak masa-masa awal turunnya al-Qur’an.

Sebagaimana diketahui, al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur, hal ini

disesuaikan dengan keadaan Rasulullah dan agar lebih mudah untuk menghafalnya

baik oleh Nabi maupun para sahabat.

Pengumpulan ayat-ayat al-Qur’an di masa Nabi saw terbagi atas dua

kategori:

1. Pengumpulan al-Qur’an dalam dada.

Al-Qur’an diturunkan kepada Rasulullah saw. di mana beliau dikenal seorang

ummi (tidak dapat membaca dan menulis). Oleh karenanya setiap ayat al-Qur’an
diturunkan, beliau hanya menghafal dan menghayatinya agar penguasaannya

terhadap al-Qur’an persis sebagaimana aslinya. Setelah itu, beliau membacakannya


kepada sahabat dan ummatnya sejelas mungkin dan memerintahkan kepada mereka

untuk dapat menghafal dan memantapkannya6. Hal ini persis dengan janji Allah
dalam QS Al-Qiyamah/75:16-19.

5
Manna>’ al-Qat}t}a>n, Maba>his\ fi@‘Ulu>mal-Qur’a>n(t.t; Mansyuriah al-Hadis\ah,1973), h.119.
6
Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu al Qur’an/Tafsir(Cet. VIII; Jakarta:
Bulan Bintang, 1980), h. 82.
5

‫( ُ !ﰒ‬18) ‫( ﻓَﺎ َذا ﻗَ َﺮ )(َ ُﻩ ﻓَﺎﺗ ! ِﺒ ْﻊ ﻗُ ْﺮ ٓﻧ َ ُﻪ‬17) ‫( ا !ن َﻠَ ْﯿﻨَﺎ َ ْﲨ َﻌ ُﻪ َوﻗُ ْﺮ ٓﻧ َ ُﻪ‬16) ‫َﻻ ُ َﲢ ّ ِﺮكْ ِﺑ ِﻪ ِﻟ َﺴﺎﻧ ََﻚ ِﻟﺘَ ْﻌ َ َﻞ ِﺑ ِﻪ‬
# #
(19) ‫ا !ن َﻠَ ْﯿﻨَﺎ ﺑ َ َﯿﺎﻧ َ ُﻪ‬
#
Terjemahnya:
Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) al-Qur’an Karena hendak
cepat-cepat (menguasainya). Sesungguhnya atas tanggungan kamilah
mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila
kami Telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian
sesungguhnya atas tanggungan kamilah penjelasannya.7
Para sahabat langsung menghafal al- Qur’an tersebut di luar kepala setiap

kali Rasulullah saw. Menyampaikan wahyu kepada mereka. Hal ini dilakukan oleh

mereka dengan mudah terkait dengan kultur (budaya) orang Arab yang menjaga

peninggalan nenek moyang mereka dengan cara hafalan.

Manna’al-Qattan mengutip hadis dari kitab Shahih Bukhari tentang tujuh

hafidz, melalui tiga riwayat. Mereka adalah Abdullah bin Mas’ud, Salim bin

Ma’qal, Muadz bin Jabal, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Abu Zaid bin Sakan dan

Abu Darda’.8

2. Pemeliharaan al-Qur’an dengan tulisan

Walaupun Nabi Muhammad saw. dan para sahabat menghafal ayat-ayat al-

Qur’an secara keseluruhan, namun guna menjamin terpeliharanya wahyu Ilahi beliau

tidak hanya mengandalkan hafalan, tetapi juga tulisan.

Sejarah menginformasikan bahwa setiap ayat yang turun Rasulullah

memanggil sahabat-sahabat yang dikenal pandai menulis. Rasulullah mengangkat

beberapa penulis wahyu seperti Ali, Muawiyah, Ubay bin Ka’ab dan Zaid bin

Tsabit. Bila ayat turun, ia memerintahkan mereka menuliskannya dan menunjukkan

7
Kementerian Agama, al-Qur’an danTerjemahannya(Jakarta:PT.BumiRestu,1977), h. 999.
8
Manna>’ al-Qat}t}a>n, Maba>his\ fi@‘Ulu>m al-Qur’a>n, h. 119.
6

di mana tempat ayat tersebut dalam surat. Ayat- ayat al-Qur’an mereka tulis pada

pelepah kurma, lempengan batu, kulit dan tulang binatang9.

Tulisan-tulisan al-Qur’an pada masa Nabi tidak terkumpul dalam satu

mushaf. Biasanya yang ada ditangan seorang sahabat misalnya belum tentu dimiliki

oleh yang lainnya. Menurut para ulama, di antara sahabat yang menghafal seluruh

isi al-Qur’an ketika Rasulullahsaw. Masih hidup adalah Ali bin Abi Thalib, Muadz

bin Jabal, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit dan Abdullah bin Mas’ud.10

Al–Zarqani menyebutkan dalam kitabnya Manahil al-Irfan bahwasanya

faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga al-Qur’an tidak dibukukan pada masa

Nabi adalah sebagai berikut:

a. Sarana tulis menulis pada waktu itu sangat minim dan sangat susah

mendapatkannya.

b. Nabi senantiasa menunggu kontinius wahyu karena adanya ayat-ayat yang di

nasakh setelah diturunkannya.


c. Ayat-ayat tidak diturunkan sekaligus.

d. Ayat-ayat al-Qur’an turun pada umumnya sebagai jawaban dari suatu

pertanyaan atau kondisi masyarakat sehingga tidak turun dalam keadaan

tersusun ayatnya.11

Dengan melihat penjelasan tersebut di atas, maka jelaslah bahwa sejak

zaman Rasulullah saw. Telah terjadi pengumpulan al-Qur’an walaupun tulisan

9
M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan(Cet.IX;Bandung: Mizan,1995), h.21.
10
Manna>’ al-Qat}t}a>n, Maba>his\ fi@‘Ulu>m al-Qur’a>n, h. 124.
11
Muh}ammad ‘Abd al-Az\i@m al-Zarqa>ni@, Mana>h}il al-‘Irfa>n fi@‘Ulu>m al-Qur’a>n, juz I(t.t; Dar
al-Fikr, 1996), h. 248.
7

tersebut belum dalam bentuk mushaf seperti sekarang, tetapi ini cukup menjadi

bukti bahwa sudah ada penulisan al-Qur’an pada saat itu.


8

BAB III

KESIMPULAN
Dari Penulisan ini terkait dengan pengumpulan al-Qur’an pada masa Nabi.

sekiranya ada beberapa hal yang bisa kita simpulkan yaitu:

1. Kata al-Jam’u berasal dari kata Jama’a – Yajma’u - Jam’an yang berarti

pengumpulan atau penghimpunan. Jam’ al-Qur’a>n meliputi proses

penyampaian, pencatatan, pengumpulan catatan dan kodifikasi hingga

menjadi mushaf al-Qur’an.

2. Pengumpulan ayat-ayat al-Qur’an di masa Nabi saw terbagi atas dua

kategori: pertama, Pengumpulan al-Qur’an dalam dada. Kedua,

Pemeliharaan al-Qur’an dengan tulisan


9

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an al-Karim.
Ash Shiddieqy, Hasbi.Sejarah dan Pengantar Ilmu al Qur’an/Tafsir,Cet. VIII;
Jakarta: Bulan Bintang,1980.

Kementerian Agama.al-Qur’an danTerjemahannya. Jakarta:PT.BumiRestu,1977.


al-Munawwir, Ahmad Warson.al-MunawwirKamus Arab Indonesia. Cet. XIV;
Surabaya: Pustaka Progres, 1997.

> , Manna>’.Maba>hi} s\ fi@‘Ulu>m al-Qur’a>n. t.t.; Mansyuriah al-Hadisah,1973.


al-Qat}ta} n

Shihab, Quraish, Sejarah dan Ulumul Qur’an.Cet. I, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999.
Shihab, Quraish. Membumikan al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan. Cet.IX;Bandung: Mizan,1995.
al-Zarkasyi@, Badral-Di@nMuh}ammad ibn ‘Abdullah.al-Burha>n fi@‘Ulu>m al-Qur’a>n.
Kairo:al-Babi al-Halabi, 1957.
al-Zarqa>ni@, Muh}ammad Abd al-‘Az}i@m. Mana>h}il al-Irfa>n fi@‘Ulu>m al-Qur’a>n. juz I,
t.t.:Dar al-Fikr, 1996.

Anda mungkin juga menyukai