Disusun Oleh :
2. Arif Budiman (
3. Maghfiroh (
FAKULTAS SYARIAH
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas berkat rahmatNya, kami dapat
menyelesaikan makalah ini tanpa ada halangan suatu apapun. Sholawat serta salam
kami haturkan kepada junjungan Nabi kita Muhammad SAW, semoga kita semua
mendapat syafaatnya di yaumil qiyamah kelak.
Makalah ini kami buat guna memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Qur’an.
Tujuannya untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca dan untuk
menambah wawasan serta ilmu pengetahuan mengenai Jamul Qur’an serta Urutan Surat
dan Ayat dalam Al-Qur’an.
Telepas dari itu semua kami menyadari masih banyak kekeliruan dalam
pembuatan makalah ini. Tentunya kami juga mengharap kritik dan saran dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Jam’ul Qur’an ?
2. Bagaimana proses Jamul Qur’an di setiap periodenya?
3. Bagaimana urutan surat serta ayat dalam Al-Qur’an?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Memberikan wawasan kepada pembaca mengenai pengertian Ulumul Qur’an
2. Memberikan wawasan kepada pembaca mengenai Jamul Qur’an di setiap
periodenya.
3. Memberikan wawasan kepada pembaca mengenai urutan surat dalam Al
Qur’an
2
BAB II
PEMBAHASAN
Manna 'Al-Qattan membagi definisi Jamul Qur’an menjadi dua bagian yaitu :
1. Pengumpulan dalam arti hifzuhu (menghafalnya dalam hati). Jumma’ul Qur’an
artinya huffazuhu (penghafal, orang yang menghafalkannya dalam hati). Inilah makna
yang dimaksudkan dalam firman Allah kepada Nabi, agar Nabi senantiasa
menggerakkan kedua bibir dan lidahnya untuk membaca Qur’an ketika Qur’an itu turun
kepadanya sebelum jibril selesai membacakannya, karena ingin menghafalnya:
ثُ َّم إِ َّن ,ُ فَإ ِ َذا قَ َرأ ٰنَهُ فَٱتَّبِ ْع قُر َءانَه ,ُ إِ َّن َعلَينَا َجم َعهُ َوقُرأَنَه,َعج َل بِ ِه َ َاَل تُ َحرِّك بِ ِه لِ َسان
َ ك لِت
)١٦-١٩:(القيامة .َُعلَينَا بَيَانَه
َرأَنLLُ ِه َو َرتِّ ِل ٱلقL أَو ِز ْد َعلَي , هُ قَلِياًلLفَهُ أَ ِو ٱنقُص ِمنLنِص ,ً قُ ِم ٱلَّي َل إِاَّل قَلِيال,ٰيأَيُّ َها ٱل ُم َّز ِّم ُل
)١-٤:تَرتِياًل (المزمل
2 Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi Sejarah Al-Qur’an, (Yogyakarta: Forum Kajian Budaya dan
Agama, 2001), hlm. 151.
4
b. Pengumpulan Al-Qur’an Pada Tulisan
Keistimewaan kedua untuk Al-Qur’an adalah pengumpulan dan penulisannya
pada lembaran-lembaran. Rasulullah SAW mempunyai beberapa penulis wahyu.
Manakala turun ayat, segera beliau memerintahkan mereka untuk menulisnya, untuk
lebih berhati-hati dalam pembukuan pengukuhan serta pemeliharaan terhadap kitab
Allah.
Para penulis adalah orang-orang pilihan diantara sahabat. Rasulullah SAW
memilih mereka yang telah terbukti ketakwaanya demi usaha yang demikian penting.
Diantara mereka adalah Zaid bin Tsabit, Ubai bin Ka’ab, Mu’adz bin Jabal, Mu’awiyah
bin Abi Sufyan.3
3 Ibid, hlm.153.
4
M Zuhdi, Pengantar Ulumul Quran, Cetakan 4, ( Surabaya: Karya Abditama,1997),hlm. 21
4
diutuslah seorang Qari. Maka bacaan al-Qur’an yang mereka bawakan berbeda-
beda. Ketika itu, orang yang mendengar bacaan al-Qur’an yang berbeda dengan bacaan
yang
ia gunakan menyalahkannya. Hal ini membuat Huzaifah bin al-Yaman resah dan
mengadukan hal tersebut kepada Utsman. Menanggapi hal tersebut, Utsman mengirim
utusan kepada Hafsah dan meminjam mushaf Abu Bakar. Kemudian Utsman
memanggil Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa’id bin “As, dan Abdurrahman bin
Haris bin Hisyam. Utsman memerintahkan agar apa yang diperselisihkan Zaid dengan
ketiga orang Quraisy itu ditulis dalam bahasa Quraisy, karena Qur’an turun dalam logat
mereka.
5 Ibid, hlm.23.
Urutan Surat serta Ayat dalam Al-Qur’an
Urutan Surat serta Ayat dalam Al-Qur’an
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jam’ul Qur’an adalah usaha penghimpunan dan pemeliharaan Al-Qur’an yang
meliputi penghafalan, serta penulisan ayat-ayat atau surat-surat Al-Qur’an.
Pengumpulan Al-Qur’an dilakukan dalam tiga periode. Periode Nabi, periode Abu
Bakar, dan periode Utsman.
Pada periode Nabi, Jamul Qur’an dilakukan melalui hafalan dan tulisan. Pada
periode Abu Bakar Jamul Qur’an terjadi karena banyaknya Huffaz yang wafat pada
perang Yamamah. Pengumpulan tersebut dilakukan oleh Zaid bin Tsabit atas usulan
dari Umar bin Khatab. Periode Utsman, Jamul Qur’an dilakukan karena adanya
perbedaan bacaan Al-Qur’an di berbagai wilayah. Proses pengumpulan tersebut
dilakukan oleh Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa’id bin As, dan Abdurrahman
bin Haris bin Hisyam. Mereka menyalinnya ke dalam beberapa Mushaf yang dikenal
dengan nama Mushaf Utsmani.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak ditemui kekurangan. Sehingga,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Agar
kedepannya dapat terus meningkat dalam pembuatan makalah.
DAFTAR PUSTAKA