Disusun Oleh:
Amsaina Mufidah Rahmah (22104020005)
Putri Nabilah (22104020004)
Syinta Dwi Khusnul Khotimah (22104020006)
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahNya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ SEJARAH KONDIFIKASI AL
QUR’AN ”.
Sholawat serta salam, semoga tetap kita limpahkan kepada nabi besar kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang
benderang seperti hari ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan. Baik dari segi materi pembahasan maupun dari segi tata bahasanya. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala masukan, baik saran maupun kritik yang bersifat membangun
dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini. Kami berharap, semoga makalah ini dapat
memberi manfaat maupun inspirasi kepada pembaca
A. LATAR BELAKANG
Al-Qur’an merupakan salah satu mukjizat yang diturunkan kepada Rasulullah
SAW. yang menjadi pedoman bagi kehidupan umat Islam diseluruh dunia sejak
diturunkannya sampai saat ini. Al-Qur’an pertama kali diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW. di gua Hira melalui perantara Malaikat Jibril. Pada saat itu,
Malaikat Jibril datang dan mendekapnya sambil mengatakan “Bacalah”, namun Nabi
SAW, menjawab “Aku orang yang tidak bisa membaca” sebanyak 3 kali, setelah itu
baru beliau mengikuti bacaan Malaikat Jibril yang merupakan 5 ayat awal surah
al-‘Alaq yang peristiwa itu sering kita kenal dengan awal mula wahyu turun.
Mushaf al-Qur‟an yang ada di tangan kita sekarang ternyata telah melalui
perjalanan panjang yang berliku-liku selama kurun waktu lebih dari 1400 tahun yang
silam dan mempunyai latar belakang sejarah yang menarik untuk diketahui. Selain itu
jaminan atas keotentikan al-Qur‟an langsung diberikan oleh Allah Swt yang
termaktub dalam firman-Nya; “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur‟an,
dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (QS. al-Hijr: 9)
Pada zaman dewasa ini, banyak para pengkaji al-Qur’an dari kalangan
orientalis mengkritik sejarah kodifikasi al-Qur’an. Diantara mereka adalah Theodor
Noldeke yang mengkritik bahwa dalam penyampaian al-Qur’an itu Nabi SAW,
mengakomodir ajaran-ajaran Yahudi dan Nasrani, sehingga ajaran otentik Islam
dalam al-Qur’an perlu diragukan. Melalui karyanya yang berjudul Geschichte des
Qorans tahun 1860, ia merekonstruksi sejarah al-Qur’an. Kemudian Arthur Jeffery
mendekonstruksi Mushaf Utsmani dengan menyusun mushaf baru. Ia merekonstruksi
teks al-Qur’an berdasarkan Kitab al-Mashahif karya Ibn Abi Dawud al-Sijistani
dengan beraguman bahwa di dalamnya terkandung bacaan-bacaan tandingan (ragam
qiraat), ia mengistilahkannya dengan ‘rival codices’, serta masih banyak lagi
orientalis yang berfokus mengkaji kodifikasi al-Qur’an.
Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk menjelaskan kodifikasi Al-
Qur’an baik pada zaman Rasulullah SAW, Abu Bakar Ash-Siddiq, dan Utsman bin
Affan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian kodifikasi al-Qur’an ?
2. Bagaimana sejarah kodifikasi al-Qur’an pada masa Rasulullah SAW?
3. Bagaimana sejarah kodifikasi al-Qur’an pada masa Khalifah ?
C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui pengertian kodifikasi al-Qur’an.
2. Mengetahui sejarah kodifikasi al-Qur’an pada masa Rasulullah SAW.
3. Mengetahui sejarah kodifikasi al-Qur’an pada masa Khalifah.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kodifikasi al-Qur’an
Tugas ini dilaksanakan dengan baik dan berlangsung selama satu tahun sejak
selesianya perang Yamamah sampai sebelum Khalifah Abu Bakar ra. wafat.
Pembukuan al-Qur’an masa Khalifah Abu Bakar ra. ini disebut pembukuan al-Qur’an
kedua setelah masa Rasulullah SAW. Mushaf ini disimpan oleh Khalifah Abu Bakar
ra. sampai wafat dan kemudian disimpan Khalifah ‘Umar bin Khattab ra. sampai
wafat, hingga akhirnya disimpan oleh putrinya sekaligus istri Rasulullah SAW. yakni
Hafshah binti ‘Umar.
Adapun karakteristik penulisan al-Qur’an pada masa Khalifah Abu Bakar ra,
yaitu:
a. Dihimpun dengan sangat teliti, ayat dan surah telah tersusun menurut susunan
seperti yang diwahyukan Allah swt. kepada Nabi SAW.
Adapun tulisan yang dipakai oleh panitia yang dibentuk oleh Khalifah
‘Utsman ra. ini berpegang pada Rasm al-Anbath tanpa harakat atau syakl (tanda baca)
dan Nuqath (titik sebagai pembeda huruf). Huruf-huruf dibiarkan tanpa titik dan
syakal agar dapat mengakomordir pebedaan. Untuk kata-kata yang sekalipun ditulis
tanpa titik dan syakal tetap hanya bisa dibaca dalam satu versi qiraah saja. Perbedaan
kodifikasi al-Qur’an pada masa Khalifah Abu Bakar ra. dengan masa Khalifah
‘Utsman ra. yaitu kalau mushaf yang disusun pada masa Khalifah Abu Bakar ra.
sudah disusun ayat demi ayat sesuai dengan urutannya yang taufiqi tetapi belum
disusun surat demi surat dengan urutannya. Sedangkan pada masa Khalifah ‘Utsman
ra. menyempurnakannya dengan menyusun surat demi surat sesuai dengan urutannya
(tartib as-suwar). Perbedaan yang lainnya yaitu pada tujuannya. Kalau pada masa
Khalifah Abu Bakar ra. bertujuan untuk menghimpun al-Qur’an secara keseluruhan
dalam satu mushaf sehingga tidak ada satupun yang tercecer tanpa mendorong orang-
orang agar bersatu dalam satu mushaf saja, dikarenakan belum tampak implikasi yang
signifikan dari adanya perbedaan seputar qiraat sehingga mengharuskan tindakan ke
arah tersebut. Sedangkan pada masa Khalifah ‘Utsman ra. bertujuan untuk
menghimpun al-Qur’an secara keseluruhan dalam satu mushaf sekaligus mendorong
orang-orang agar bersatu dalam satu mushaf saja, dikarenakan adanya implikasi yang
sangat mengkhawatirkan dari beragam versi qiraat.