Dalam proses perkembangan awal anak dimana perkembangan awal lebih penting dan lebih kritis. perkembangan awal adalah sebagai dasar bagi perkembangan selanjutnya. apabila perkembangan awal membahayakan penyesuaian pribadi dan sosial anak, perkembangan sosial anak selanjutnya akan terganggu. Pengalaman anak di masa anak anak membawa dampak di masa kehidupan yang akan datang.Anak juga sering di katakan sebagai lembar kertas yang kosong, orang tuanya lah yang akan mengisi kertas itu. Setiap anak pada global ini mempunyai kecerdasan dalam tingkat dan indikator yg tidak sinkron. Hal ini menunjukkan bahwa semua anak, pada hakikatnya semua anak itu cerdas. perbedaan terletak pada taraf serta indicator kecerdasannya.tidak jarang kali kita menemukan orang tua yang berkata kasar hingga membentak anaknya, sehingga bisa melukai hati anak. berbagai pengaruh yg bisa terjadi kepada anak mirip anak sebagai pendendam, dan menyebabkan depresi jangka panjang terhadap anak sebagai akibatnya anak menjadi penakut. Anak sebagai pendiam serta jarang bertanya karena dia selalu mendapatkan kekerasan verbal asal orang tuanya waktu dia bertanya. Orang tua terkadang melakukan kekerasan lisan berupa teriakan, umpatan, ataupun panggilan yang bersifat melecehkan. Dan banyak org tua jg tidak menyadari akan hal tersebut. Padahal kekerasan verbal dapat menghambat perkembangan dan pertumbuhan terhadap anak anak. Kekerasan adalah perlakuan seseorang yang menimbulkan ketidak nyamanan baik secara fisik atau psikis. Kekerasan verbal atau sering di sebut verbal abuse adalah kekerasan terhadap perasaan dengan memgeluarkan kata-kata kasar, memfitnah, dan membesar besarkan masalah. verbal abuse atau biasa disebut emotional child abuse adalah tindakan lisan atau perilaku yang menimbulkan konsekuensi emosional yang merugikan. Verbal abuse terjadi ketika orang tua menyuruh anak untuk diam atau jangan menangis. Jika anak mulai bicara, ibu terus menerus menggunakan kekerasan verbal seperti “kamu bodoh”. “kamu cerewet”, “kamu kurang ajar”. Anak akan mengingat itu semua kekerasan verbal jika semua kekerasan verbal itu berlangsung dalam satu periode (Fitriana, Pratiwi, & Sutanto, 2015). Tanpa kita sadari kekerasan verbal masih sering kita jumpai di berbagai tempat. Kekerasan verbal dapat berupa ucapan orang tua kepada anak yang bersifat mengancam, menakuti, dan menghina. Hal ini terjadi setiap harinya di rumah yang seharusnya menjadi tempat teraman dan berlindung bagi anak, jadi anak akan akan merasakan terkucilkan, merasa dirinya tidak di butuhkan,tidak percaya akan kemampuannya sendirinya sendiri, dan membuat anak tersebut merasa rendah diri. Tanpa disadari, orang tua pernah melakukan kekerasan terhadap anak. Salah satu bentuk kekerasan tersebut adalah kekerasan verbal atau kekerasan yang dilakukan lewat kata-kata yang menyakitkan. Kata-kata yang menyakitkan tersebut biasanya bermakna melecehkan kemampuan anak, menganggap anak sebagai sumber kesialan, mengecilkan arti si anak, memberikan julukan negatif kepada anak, dan memberikan kesan bahwa anak tidak diharapkan akan memiliki dampak jangka panjang terhadap perasaan anak dan dapat mempengaruhi citra diri mereka (Choirunnisa, 2008). Jaman sekarang banyak orang tua tidak sadar akan kekerasan verbal tersebut. Kebanyaan kekerasan verbal itu sendiri sering di lakuakan oleh org orang terdekat, seperti orang tua terhadap anak , guru terhadap murid, dll . padahal kekerasan verbal tersebut sangat berpengaruh kepada pertumbuhan dan perkembangan pada anak, seperti : merendahkan kemampuan anak, membanding bandingkannya dengan anak orang lain, menyalahkan anak terus menerus tanpa di beri tahu apa kesalahan mereka.’’ Kekerasan verbal pada anak menurut hasil survei KPAI tahun 2013 pemicu terjadinya adalah di antaranya yaitu: 1) Kekerasan dalam rumah tangga, yaitu terjadinya kekerasan yang melibatkan baik pihak ayah, ibu dan saudara yang lainnya. 2) Disfungsi keluarga, yaitu peran orang tua tidak berjalan sebagaimana seharusnya. Adanya disfungsi peran ayah sebagai pemimpin keluarga dan peran ibu sebagai sosok yang membimbing dan menyayangi, 3)Faktor ekonomi, yaitu kekerasan timbul karena tekanan ekonomi. Tertekannya kondisi keluarga yang disebabkan himpitan ekonomi adalah faktor yang banyak terjadi, 4) Pandangan keliru tentang posisi anak dalam keluarga. Orang tua menganggap bahwa anak adalah seseorang yang tidak tahu apa-apa. Dengan demikian pola asuh apapun berhak dilakukan oleh orang tua ‘’ ( Zuhrudin , 2017 )