Anda di halaman 1dari 10

SEJARAH TURUN DAN PENULISAN AL-QURAN

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Evaluasi Akhir Semester

Mata Kuliah Pendidikan Agama 5

Dosen Pembimbing : DR. Budi Djatmiko M.Si

NAMA : MUHAMAD RIANSYAH


KELAS : C1 AKUNTANSI
NPM: 10220037

UNIVERSITAS TEKNOLOGI DIGITAL


TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak sekali berbagai pendapat mengenai Al-Qur’an baik dari
pengertian,perkembangan, serta penulisan Al-Qur’an. Selain itu juga, masih banyak
seseorang yang mengaku beragama islam dan berpedoman kitab Al-Qur’an
namun belum mengerti dan paham betul mengenai Al-Qur’an. Maka dari itu beberapa
ahli membuat suatu kesepakatan mengenai ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur’an yang
dinamakan Ulumul Qur’an.Dari segi turunnya Al-Qur’an dan penulisan Al-Qur’an
terdapat pula beberapa perbedaan pendapat para ahli. Dari beberapa perbedaan
pendapat tersebut, para ahli kemudian mengkaji lebih mendalam dari segi pengertian Al-
Qur’an, sejarah turunnya Al-Qur’an, serta penulisan Al-Qur’an.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Al-Qur’an?
2. Bagaimana hikmah Al-Qur’an yang di wahyukan secara berangsur-angsur?
3. Bagaimana proses penulisan Al-Qur’an pada masa Nabi?
4. Bagaimana proses penulisan Al-Qur’an pada masa Khalifah?

C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui hakikat dari :
1. Pengertian Al-Qur’an
2. Hikmah Al-Qur’an yang di wahyukan secara beransur-ansur
3. Proses penulisan Al-Qur’an pada masa Nabi
4. Proses penulisan Al-Qur’an pada masa Khalifah
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Al-Qur’an

1.1. Pengertian Al-Qur’an secara Etimologi (Bahasa)

Al-Quran adalah mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW yang diturunkan


kepadanya secara berangsur-angsur melalui perantara malaikat Jibril. Tidak hanya Al-
Quran, Allah juga menurunkan firman-firman nya kepada Nabi Muhammad yang
disebut dengan hadits. Secara etimologial Qur’an berasal dari bahasa Arab dalam
bentuk kata benda abstrak mashdar dari kata (qara’a–yaqrau Qur’anan) yang berarti
bacaan. Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa lafazh al Qur’an bukanlah
musytak dari qaraȇa melainkan isim alam (nama sesuatu) bagi kitab yang mulia,
sebagaimana halnya nama Taurat dan Injil. Penamaan ini dikhususkan menjadi nam
bagi Kitab Suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.

2. Hikmah di wahyukannya Al-Qur’an secara barangsur-angsur

Al-Qur’an diturunkan dalam jangka waktu selama 22tahun 2 bulan 22 hari, yaitu
mulai malam 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi sampai 9 Dzhulhijjah Haji
Wada’tahun 63 dari kelahiran Nabi atau tahun 10 H. Jadi, proses turunnya AL-Qur’an
kepada Nabi MuhammadSAW melalui tiga tahap yaitu :

Tahap yang Pertama :


Al-Qur’an turun secara sekaligus dari Allah ke lauh Al-Mahfuzh yaitu suatu
tempat yang merupakan catatan tentang segala ketentuan dan kepastian Allah.
Tahap yang Kedua :
Al_Qur’an diturunkan dari lauh Al-Mahfuzh ke bait izzah (tempat yang berada di
langit dunia).

Tahap yang Ketiga :


Al-Qur’an di turunkan dari bait Al-Izzah ke dalam hati Nabi dengan jalan
berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan.

Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril


tidak secara sekaligus melainkan turun sesuai dengan kebutuhan. Bahkan sering wahyu
turun untuk menjawab pertanyaan para sahabat yang dilontarkan kepada Nabi atau untuk
membenarkan tindakan Nabi SAW. Disamping itu banyak pula ayat atau surat yang
diturunkan tanpa melalui latar belakang pertanyaan atau kejadian tertentu.
Adapun hikmah diturunkan nya Al-Qur’an secara berangsur-angsur yaitu :
Memantapkan hati Nabi.
 Menentang dan melemahkan para penentang Al-Qur’an.
 Memudahkan untuk Al-Hafal dan dipahami.
 Mengikuti setiap kejadian (yang karenanya ayat-ayat Al-Qur’an turun) dan
melakukan penahapan dalam penetapan syari’at.
 Membuktikan dengan pasti bahwa Al-Qur’an turun dari allah yang maha
bijaksana.

3. Proses Penulisan Al-Qur’an Pada Masa Nabi

Al-Qur’an turun kepada Nabi yang Ummi (tidak bisa tulis baca) karena itu
perhatian Nabi hanyalah di tuangkan untuk sekedar menghapal dan menghayati, agar ia
dapat menguasai Al-Qur’an yang diturunkan. Bangsa Arab pada masa itu belum banyak
yang dapat membaca dan menulis, namun pada umumnya mereka memiliki daya ingatan
yang sangat kuat. Pada setiap kali Rasulullah SAW, menerima wahyu yang berupa ayat-
ayat Al-Qur’an beliau membacanya di depan para sahabat kemudian para sahabat ini
menghafalnya sampai luar kepala terus Nabi menyuruh para sahabat untuk menuliskan
ayat-ayat Al-Qur’an yang baru diterimanya. Nabi memiliki beberapa sekretaris pribadi
yang kahusus bertugas mencatat wahyu : mereka para penulis Al-Qur’an adalah abu
Bakar, Umar, Utsman, Ali, Abban bin sa’id, Khalidbin Sa’id, Khalid bin Al-Walid,
Muawiyah bin Abi Sufyan.Proses penulisan Al-Qur’an pada masa Nabi sangat sederhana
mereka menggunakan alat tulis berupa lantaran kayu,pelepah kurma, tulang belulang dan
batu. Tulisan yang ditulis oleh para penulis wahyu itu disimpan di rumah Rasul.
Disamping itu mereka juga menulis untuk mereka sendiri. Disaat Rasul masih hidup Al-
Qur’an belum di kumpulkan di dalam mushaf.
Ada dua faktor yang mendorong penulis Al-Qur’an pada masa Nabi SAW, yaitu :
 Mem-back-up hapalan yang telah dilakkan olehNabi dan para sahabatnya.
 Mempresentasikan wahyu dengan cara yangpaling sempurna, karena berto
lak dari hapalan para sahabat saja tidak cukup karena terkadang mereka
lupa atau sebagian dari mereka sudah wafat.

4. Proses Penulisan Al-Qur’an pada masa Khalifah

1.1. Pada masa Abu Bakar Ash-Shiddiq

Pada dasarnya sleuruh Al-Qur’an sudah ditulis pada saat Nabi masih hidup, Al-
Qur’an di tulis pada pelepah-pelepah kurma, batu-batu tipis, tulang-belulang belikat pada
saat itu surat-surat dan ayat-ayatnya ditulis dengan terpencar-pencar. Dan orang yang
pertama kali menyusun Al-Qur’an dalam satu mushaf adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Ketika Abu Bakar menjabat sebagai khalifah banyak diantara kaum muslimin
yang lemah imannya dan banyak yang murtad karena pengaruh Musailamah yang
mengaku dirinya sebagai Nabi setelah Nabi Muhammad dimana ia berhasil
mempengaruhi Bam Hanifah dari penduduk Yamamah. Setelah Abu bakar mengetahui
peristiwa tersebut beliau menyiapkan pasukannya untuk menyerang pasukan Musailamah
yang dipimpin oleh Khalid bin Walid yang dikenal dengan nama perang Yamamah.
Dalam perang ini banyak sekali Hafiz Al-Qur’an yang gugur sekitar 700 penghafal Al-
Qur’an.
Akhirnya Abu Bakar berusaha mengumpul kantulisan Al-Qur’an setelah perang
Yamamah pada tahun 12 H. perang ini bertujuan untuk menumpas habis para pemurtad
dan juga para pengikat Musailamah beliau khawatir akan semakin menghilangnya para
penghapal Al-Qur’an sehingga kelestarian Al-Qur’an juga ikut terancam, salah satu
sekretaris Nabi yang bernama Zaidbin Tsabit mengisahkan bahwa setelah peristiwa
berdarah yang menimpa sekitar 700 orang yang Hafiz Al-Qur’an zaid diminta untuk
memenuhi Abu Bakar yang hadir pertemuan itu adalah Umar bin Kattob, Abu Bakar
membuka pertemuan itu dengan mengatakan “ Umar telah mendatangiku dan
mengatakan bahwa peperangan Yamamah telah berlangsung sengit dan menelan
sejumlah korban Qari Al-Qur’an dan Aku khawatir kalua demikian akan baik penghafal
Al-Qur’an yang menghilang aku memandang perlunya penghimpunan Al-Qur’an”.
Setelah Abu Bakar selesai berbicara, Said mengajukan keberatannya, kalimatnya
diarahkannya pada Umar jarena usul itu datang darinya. Bagaimana mungkin kita
melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan Nabi?. Umar menjawab : demi Allah
ini sesuatu yang baik. Akhirnya Allah melegakan hati Zaid tentangpentingnya
penghimpunan Al-Qur’an.
Akhirnya Zaid di percayakan Abu Bakar untuk mengumpulkan dan menulis Al-
Qur’an pada satu mushaf. Dalam melaksanakan tugas, Zaid menetapkan kriteria yang
ketat untuk setiap ayat yang dikumpulkannya. Pekerjaan yang dibebankan ke pundak
Zaid dapat diselesaikan dalam waktu kurang lebih satu tahun yaitu pada tahun 13 H di
bawah pengawasan Abu Bakar, Umar dan Zaid.
Setelah sempurna kemudian berdasarkan hasil musyawarah tulisan Al-Qur’an
yang sudah terkumpul itu diberi nama “mushaf”.
Setelah Abubakar wafat, suhuf-suhuf Al-Qur’an itu disimpan khalifah Umar dan
ketika Umar wafat Mushaf itu disimpan Hafsah bukan Khalifah Ustman bin Affan yang
menggantikan Umar pada saat itu.

1.2. Pada masa Ustman bin Affan

Setelah Al-Qur’an rampung dalam satu Mushaf ternyata ada beberapa perbedaan
dengan carape mbacaan Al-Qur’an di kalangan para sahabat Nabi.Akhirnya
Hudzaifah melaporkan kejadian ini pada Khalifah Utsman dan mendesaknya agar
mengambil langkah guna untuk mengakhiri perbedaan-perbedaan bacaan tersebut.
Khalifah Utsman lalu berembuk dengan para sahabat senior Nabi dan akhirnya
menugaskan Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan kembali Al-Qur’an, bersama Zaid
ada tiga yang ikut serta dari keluarga Mekah terpandang yaitu Abdullah bin Zubair,
Sa’id bin Al-Ashdan Abd. Ar-rahman bin Al-Harits.
Az-Zahqani mengemukakan pedoman pelaksanaan tugas yang diemban oleh Zaid
dan kawan-kawannya sebagai berikut :
 Tidak menulis sesuatu dalam mushaf kecuali telah diyakinkan bahwa itu
adalah ayat Al-Qur;an yang dibaca Nabi pada pemeriksaan Jibril dan
Tilawah nya tidak Mansukh.
 Untuk menjamin ketujuh huruf turunnya Al-Qur’an.
 Lafazh yang tidak dibaca dengan bermacam-macam bacaan di tulis
dengan bentuk unik sednagkan lafazh yang dibaca dengan lebih satu
qira’at ditulisdengan rasm yang berbeda pada setiap mushaf.
 Berkaitan dengan terjadinya perbedaan mengenai bahasa, ditetapkan
bahasa quraisy yang digunakan karena Al-Qur’an di turunkan dalam
bahasa quraisy.
Sedangkan Utsman memutuskan agar mushaf-mushaf yang beredar adalah
mushaf yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Harus terbukti Mutawatir.
 Mengabaikan ayat yang bacaannya di nasakh danayat tersebut tidak di
yakim di baca kembali dihadapan Nabi pada saat-saat terakhir.
 Kronologi surat dan ayat seperti yang dikenal sekarang ini, berbeda
dengan mushaf Abu Bakar.
 Sistem penulisan yang digunakan mushaf mampu mencakupi qira’at yang
berbeda sesuai dengan lafazh Al-Qur’an ketika turun.
 Semua yang tidak termasuk Al-Qur’an dihilangkan.
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Al-Qur’an adalah kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
dan membacanya mendapat pahala.Hikmah diturunkannya Al-Qur’an adalah :
 Memantapkan hati Nabi.
 Menentang para penentang Al-Qur’an.
 Memudahkan untuk dihafal dan dipahami.
 Mengikuti setiap kejadian.
 Membuktikan dengan pasti bahwa Al-Qur’an turun dari Allah yang maha
bijaksana.

Ada dua faktor yang mendorong penulisan Al-Qur’anpada masa Nabi Muhammad
SAW yaitu :

 Mem-back-up hafalan yang telah dilakukan oleh Nabi dan para sahabatnya.
 Mempresentasikan Wahyu dengan cara paling sempurna.

B. SARAN

Demikianlah makalah yang penulis buat, makalah inihanya sedikit gambaran


tentang sejarah turun dan penulisan Al-Qur’an dari hasil pemahaman yang sederhana
penulis semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan baki kita,
Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. (n.d.). Pengertian Al-Quran dan Hadits Beserta Sejarahnya. Retrieved from gramedia.com:
https://www.gramedia.com/literasi/al-quran-dan-hadits/
Muhammad Yasir, S., & Ade Jamaruddin, M. (2016). Studi Al-qur"an. Pekanbaru: Asa Riau.
Studocu, T. (n.d.). STUDOCU. Retrieved from studocu.com:
https://www.studocu.com/id/document/universitas-terbuka/bahasa-indonesia/makalah-sejarah-
turun-dan-penulisan-al-q-rev/36060857
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai