Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

KONDIFIKASI AL-QUR’AN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Studi Qur'an
Dosen pengampu : Moch Abdu Rohman, M.ag

1
Kata pengantar

Segala puji kehadirat Allah atas segala rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
wawasan bagi penulis dan pembaca.
Bagi kami sebagai penyusun merasa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, untuk itu jika ada yang
salah kami mengharapkan saran dan kritik pembaca.

Kediri, September 2023

2
Pendahuluan

Latar belakang
Al-Qur’an sebagaimana yang dimiliki umat Islam sekarang, ternyata mengalami
sejarah yang cukup panjang dan upaya penulisan dan pembukuan. Pada masa nabi
Muhammad Saw Al-Qur’an belum di bukukan kedalam satu mushaf. Al-Qur’an ditulis dalam
bentuk kepingan-kepingan tulang, pelepah-pelepah kurma dan batu-batu,sesuai dengan
kondisi peradaban masa itu yang belum mengenal adanya alat-alat tulis menulis seperti kertas
dan pensil.
Makalah ini akan menguraikan tentang sejarah kodifikasi Alquran dari masa nabi
Muhammad Saw serta penambahan tanda baca Alquran yang banyak dilakukan setelah masa
Utsman bin Affan.

Rumusan masalah :
1. Pengertian kondifikasi Al-Qur’an.
2. Sejarah kondifikasi Al-Qur’an.
3. Kesimpulan.

3
Pembahasan

1. Pengertian kondifikasi Al-Qur’an

Yang di maksud dengan kondifikasi Al-Qur’an adalah proses pemeliharaan,


penulisan, pengumpulan dan percetakan Al-Qur’an sejak pada masa nabi Muhammad Saw
sampai sekarang.
Upaya kondifikasi Al-Qur’an dilakukan pada zaman Rasulullah Saw dan zaman para
Khalifah. Setiap upaya kondifikasi memiliki keistimewaan dan ke khasannya masing-masing.

2. Sejarah singkat kondifikasi Al-Qur’an

 Era nabi Muhammad Saw


Pada masa nabi Muhammad masih hidup penulisan Al-Qur’an dalam satu buku belum
merupakan kebutuhan mendesak dan belum ada naskah yang sempurna. Sekalipun nabi
Muhammad memiliki sekertaris khusus yang bertugas mencatat semua Wahyu yang turun
kepada nabi Muhammad.
A. Penghafal Al-Qur’an
Setiap kali malaikat Jibril datang membawa ayat Al-Qur’an, nabi langsung menghafalnya.
Beliau merupakan penghafal terbaik karena :
 Beliau sebagai Rosul yang di utus untuk menyampaikan ajaran-ajaran Allah,
sehingga Allah memudahkan beliau untuk dapat memudahkan menghafal Al-Qur’an.
 Beliau dan para sahabat sudah terkenal sebagai orang-orang yang memiliki daya
hafalan yang kuat.
 Sahabat adalah orang-orang yang memiliki keinginan yang besar untuk dapat belajar
Al-Qur’an bersama nabi. Mereka sering mengikuti nabi dalam berbagai kesempatan.
Sahabat yang terkenal sebagai orang penghafal Al-Qur’an adalah : Ibnu Mas’ud,
Salim bin Ma’qal, Mu’az bin Jabal, Ubai bin Ka’ab, Abu Zaid bin Sakan, Abu Darda, Zaid
bin Sabit dll.

4
B. Penulisan Al-Qur’an
Di samping menghafal Al-Qur’an, nabi juga berusaha mendokumentasikan Al-Qur’an
dalam bentuk tulisan. Karena itulah beliau menunjuk beberapa orang sahabat yang ahli
menulis.
Setiap kali ayat turun beliau memerintahkan untuk menuliskan ayat tersebut pada
tempat yang sudah di tentukan, baik dalam kelompok surat maupun urutan ayatnya.
Alat tulis yang digunakan : pelepah kurma, lempengan batu, kulit kayu, potongan
tulang, kulit hewan.
Sebelum nabi wafat, seluruh ayat Al-Qur’an sudah di tulis secara lengkap. Namun
belum terkumpul dalam satu mushaf (Terpisah-pisah dalam berbagai alat tulis )
Alasan nabi tidak mengumpulkan dalam satu mushaf
1. Ayat Al-Qur’an masih turun semasa beliau hidup.
2. Sistematika ayat dan surat bukan berdasarkan kronologi turunnya.

Beberapa sahabat yang di tunjuk Rosulullah untuk menulis Al-Qur’an adalah:


 Ali bin Abi Thalib.
 Mu’awiyah.
 Ubai bin Ka’ab.
 Zaid bin Sabit.

 Era Abu Bakar


Yang dimaksud kondifikasi masa Abu Bakar adalah pengumpulan Al-Qur’an yang
masih terpisah pada berbagai macam alat tulis menjadi satu kesatuan yang utuh. Alasan yang
mendorong Abu Bakar melakukan hal tersebut adalah usulan dari Umar bin Khattab karena
70 orang sahabat penghafal Al-Quran yang gugur dalam peperangan yamamah yakni perang
melawan orang-orang murtad .
Jika hal itu di biarkan, maka lama kelamaan maka Al-Qur’an akan hilang bersama
para sahabat yang gugur tersebut. Akhirnya Abu Bakar bersedia melakukan pekerjaan ini.
Sebagai amanah yang sangat mulia, Karen berkaitan dengan pemeliharaan Al-Qur’an.
Panitia pengumpul Al-Qur’an
Sahabat yang di tunjuk oleh Abu Bakar adalah Zaid bin Sabit. karena Zaid bin Sabit
orang kepercayaan nabi Muhammad Saw, pernah menjadi juru tulis nabi dan beliau adalah
5
sahabat yang terakhir mentadaruskan Al-Qur’an di hadapan nabi Muhammad secara lengkap
30 juz, sebelum nabi Muhammad wafat.
Cara yang digunakan Zaid dalam pengumpulan tersebut melalui dua hal yaitu hafalan
dan tulisan dari sahabat penghafal dan penulis Al-Qur’an.
Al-Qur’an hasil pengumpulan kemudian disimpan oleh Abu Bakar, kemudian Umar
bin Khattab dan Hafsah.

 Era Utsman bin Affan


Era Utsman bin Affan merupakan masa pemeliharaan Al-Qur’an maksudnya
penulisan kembali naskah Al-Qur’an yang bersumber dari naskah yang sudah di kumpulkan
pada masa Abu Bakar menjadi beberapa naskah.
Alasan yang mendorong Utsman bin Affan melakukan itu adalah munculnya
perbedaan cara membaca ayat Al-Qur’an di kalangan umat Islam setelah Islam berkembang
secara luas, sehingga membawa pada perselisihan.
Sahabat yang mengusulkan kepada Utsman bin Affan untuk melakukan penulisan Al-
Quran adalah Huzaifah bin Yaman, setelah beliau melihat perselisihan di kalangan umat
Islam ketika terjadinya perang Armenia dan Azerbaijen Irak.

Sahabat yang ditunjuk oleh Utsman bin Affan menjadi penulis :


 Zaid bin Sabit
 Abdullah bin Zuber
 Sa’ad bin Ash
 Abdurrahman bin Haris
Al-Qur’an yang dijadikan pedoman oleh tim penulis adalah Al-Qur’an yang disimpan
oleh Hafsah.
Hasil kerja tim penulis ini kemudian di gandakan menjadi 5 salinan masing-masing di
kirim ke wilayah Islam agar umat Islam punya satu kitab suci yang sama yang bisa di jadikan
sandaran dalam membaca. Inilah yang disebut dengan Rasm Al-aUtsmani.

 Era Ali bin Abi Thalib


Setelah Al-Qur’an di bukukan pada masa Khalifah Utsman bentuk pemeliharaan Al-
Qur’an pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib tidaklah berkembang secara pesat mengenai
pemeliharaan dan Ilmu-ilmu Al-Qur’an. Pada masa ini Al-Qur’an hanya berkembang pada
diri sendiri dan praktek-praktek penetapan hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an. Karena
pada masa Ali bin Abi Thalib langsung di hadapkan pada permasalahan yang sangat besar
yaitu masalah pembunuhan Utsman bin Affan.

6
Kesimpulan
Dari beberapa pembahasan yang telah di kemukakan, dapat di simpulkan bahwa :
1. Al-Qur’an sebagai Kalam Allah yang telah di tentukan kepada Rasulullah
untuk disampaikan kepada umat di jamin ke ontetikannya.
2. Penulisan Al-Qur’an telah dimulai sejak masa Rasulullah masih hidup yang
kemudian di lanjutkan pengumpulan ya pada masa Khalifah Abu Bakar dan
selanjutnya di bukukan pada masa Khalifah Utsman bin Affan.
3. Pemeliharaan Al-Qur’an pada masa Rasulullah lebih banyak mengandalkan
hafalan.
4. Adapun pada masa Khalifah Abu Bakar pemeliharaan Al-Qur’an telah
dilakukan dengan pengumpulan dalam satu mushaf, kemudian di perbanyak
pada masa Khalifah Utsman bin Affan.

Referensi
 Ulumul Qur’an pengantar ilmu-ilmu Al-Qur’an karya Prof. Dr. H. Amroeni Drajat, M.
Ag.
 Syekh M Ali As-shabuni di kitab At-tibyan fi Ulumil Qur’an.
 Jurnal.Ar-Raniry.ac.id sejarah penulisan dan pemeliharaan Al-Qur’an.

Anda mungkin juga menyukai