Anda di halaman 1dari 11

Materi ‘Ulumul Qur’an II PJJ IAIN SNJ Cirebon

Semester I Program Studi Pendidikan Agama Islam


Tahun Akademik 2023-2024
Pencatatan Dan Pembukuan Al-
qur’an

Pada masa Nabi


Pada masa Abu Bakar Ra.
Pada Masa Utsman bin Affan
Ra.
1. Pada masa Nabi
Al-qur’an merupakan sumber ajaran islam yang
diwahyukan kepada Rasulullah secara mutawatir pada
saat terjadi suatu peristiwa. Rasulullah menyampaikan
wahyu itu kepada para sahabatnya. Beliau
membacakannya kepada orang banyak dengan tekun
dan tenang, sehingga mereka dapat membcanya
dengan baik, menghafal lafal-lafalnya, dan mampu
memahami arti dan makna serta rahasia-rahasinya.
Para sahabat saat itu memiliki kemampuan menghafal
yang sangat baik sehingga hanya sebagian dari mereka
yang menulis Al-qur’an, karena pada saat itu
kebanyakan dari para sahabat tidak bisa membaca dan
menulis, disamping itu alat-alat tulis waktu itu sulit
ditemukan, belum ada kertas dan pena. Sehingga
pada saat itu Al-qur’an ditulis di pelepah kurma,
kepingan batu, kulit binatang atau tulang binatang
 Rasulullah menyuruh Zaid bin Tsabit untuk menulisnya
agar mudah dihafal karena Zaid merupakan orang yang
paling berpotensi dengan penulisan, sebagian dari mereka
dengan sendirinya menulis teks Al-qur’an untuk di
milikinya sendiri diantara sahabat tadi. meskipun al-qur’an
sudah tertuliskan pada masa rasulullah tapi al-qur’an
masih berserakan tidak terkumpul menjadi satu mushaf,
Pada saat itu memang sengaja dibentuk dengan hafalan
yang tertanam didalam dada para sahat dan penulisan teks
Al-Qur’an yang di lakukan oleh para sahabat. Dan tidak
dibukukan didalam satu mushaf di karenakan rasulullah
masih menunggu wahyu yang akan turun selanjutnya, dan
sebagian ayat-ayat Al-Qur’an ada yang dimansukh oleh
ayat yang lain, jika umpama Al-Qur’an segera dibukukan
pada masa rasulullah, tentunya ada perubahan ketika ada
ayat yang turun lagi atau ada ayat yang dimanskuh oleh
ayat yang lain.
2.Pada masa Abu Bakar Ra.
 Setelah Nabi wafat dan Abu Bakar di pilih sebagai
khalifah, terjadilah gerakan pembangkangan
membayar zakat dan gerakan keluar dari agama islam
di bawah pimpinan Musailamah Al-Kadzhab. Di
karenakan gerakan inilah segera khalifah Abu Bakar
menindak para gerakan tersebut dengan mengirimkan
pasukan di bawah pimpinan Khalid bin Walid.
Terjadilah peperangan yang tidak bisa di hindarkan
lagi hingga menimbulkan banyak korban dari tentara
muslim sendiri yang mana diantara mereka terdapat
70 sahabat yang hafidz qur`an terbunuh sebagai
syuhada.
 Peristiwa inilah yang mendorong Umar bin Khottob
untuk menyarankan kepada khalifah agar segera
menghimpun ayat-ayat al-qur`an dalam satu mushaf,
karena umar khawatir kehilangan sebagian Al-Qur`an
dengan wafatnya para hafidz qur`an yang Mati
syuhada`. Ide umar pun akhirnya di setujui oleh para
dewan setelah mengadakan diskusi. Saat itulah
khalifah mengutus Zaid bin Tsabit agar segera
mengumpulkan semua ayat-ayat suci Al-Qur`an yang
pernah di tulis dan di jadikan satu dalam satu mushaf.
 Ada beberapa sebab yang mengharuskan adanya pengumpulan
Al-Qur’an di masa pemerintahan Abu Bakar ra antara lain:
a. Wafatnya Nabi Saw
Pengumpulan Al-Qur’an di era kenabian belum dirasa perlu
mengingat Nabi masih hidup dan ada di tengah sahabat.
Sehingga setiap ada permasalahan para sahabat langsung
bertanya kepada Nabi Saw. Begitu pula Nabi yang ketika itu
masih terus menerima wahyu dan langsung menyampaikannya
kepada sahabat.
b. wahyu Tidak Turun Lagi
Sebab utama Al-Qur’an belum disatukan menjadi satu buku
utuh di masa Nabi, disebabkan wahyu belum terputus. Dan
belum merasa perlu dibukukan menginggat wahyu belum
seluruhnya turun.
c. Banyak Para Qari (Hufaz/Penghafal Qur’an) Yang Wafat
Terjadinya perang Yamamah ( 11 H) yang banyak merenggut
nyawa para Qari ini menjadi sebab pula keharusan
pembentukan komisi pengumpul Al-Qur’an secepat mungkin.
Karena pembukuan A-Qur’an ini harus didasarkan pada hafalan
dan naskah-naskah (manuskrip) di beberapa catatan sahabat.
 Setelah tim pengumpulan Qur’an dibentuk dengan
Zaid sebagai ketua tim dibantu 25 orang sahabat
lainnya, maka bekerjalah tim ini dengan
menggunakan metode yaitu:
a)Semua sahabat baik yang pernah menulis secara
pribadi harus diserahkan kepada Zaid bin Tsabit untuk
diteliti lebih lanjut
b)Penyerahan buku catatan Al-Qur’an yang dimiliki
sahabat ketika diserahkan diharuskan memiliki 2 saksi
yang bersumpah bahwa memang catatan sahabat itu
adalah Al-Qur’an. Bukti pertama adalah naskah
tertulis itua adalah Qur’an, bukti kedua adalah hafalan
Qur’an dengan saksi sahabat lainnya bahwa ia telah
mendengarnya dari Nabi Saw
3.Pada Masa Utsman b Affan Ra.
 Pada saat pemerintahan khalifah Usman bin Affan, mulai
terjadi banyak kejanggalan dan perbedaan bacaan dalam
Al-Qur`an di kalangan umat islam yang membuat
kkhalifah Usman bin Affan sendiri semakin cemas, hingga
Hudzaifah menyarankan kepada Khalifah agar
mengusahakan keseragaman bacaan al-qur`an, dan jika
masih ada saja perbedaan dalam bacaannya, di usahakan
masih dalam batas-batas ma`sur ( di ajarkan oleh nabi ),
mengingat bahwa al-quran itu di turunkan dengan
memakai tujuh dialek bahasa arab yang hidup pada waktu
itu.
 Setelah adanya musyawarah antara khalifah dan sahabat
lainnya, maka sang khalifah mengeluarkan KEPKHA
(keputusan Khalifah), bahwa keharusan penyalinan ulang
lembaran-lembaran yang sudah ada , yaitu Mushaf Abu
Bakar dengan menyempurnakan bacaan pada satu huruf
saja (satu qira’ah saja).Dengan demikian mulailah
pencatatan Al-Qur’an untuk kedua kalinya di era
pemerintahan Utsman bin Affan.
 Keputusan khalifah Utsman disepakati oleh para
sahabat, yang inti kesepakatan ini adalah
membukukan mushaf baru dari contoh mushaf yang
ada, kemudian tulisan (khat/rasm) ini mencakup
tujuh bacaan Qur’an namun penulisannya hanya
menggunakan satu bentuk bacaan saja. Mushaf ini
tidak saja dibukukan dalam satu buku, namun
beberapa buah yang akan disebar ke setiap daerah
untuk menseragamkan bacaan. Mushaf ini kemudian
dikenal dengan nama Mushaf Imam.
 Dibentuklah sebuah tim beranggotakan 12 orang yang
berasal dari dua golongan, yaitu dari kalangan
Quraisy, yang dipimpin oleh Zaid bin Tsabit dan dari
kalangan Anshar, yaitu Ubay bin Ka’ab.
 Dalam satu riwayat hanya terdapat 9 nama dalam tim yang
berjumlah 12 orang yaitu:
Zaid bin Tsabit, Abdullah ibn Zubair, Sa’id ibn Ash,
Abdurahman ibn Harits ibn Hisyam, Ubay ibn Ka’ab, Anas
ibn Malik,Abdullah Ibn Abbas,Malik Ibn Abi ‘Amir,Katsir
Ibn Aflah.
Ada beberapa metode yang ditempuh dalam pembukuan
Al-Qur’an oleh Ustman bin Affan, yaitu:
1) Berpegang teguh pada mushaf Qur’an yang sudah ada,
yaitu Mushaf Abu Bakar yang tersimpan di Hafsah, puteri
Umar bin Khattab
2)Pembukuan Al-Qur’an ini adalah proyek Negara karena
perintah langsung khalifah.
3)Utsman pun memerintahkan agar orang-orang yang
mempunyai catatan Qur’an, hafalan atau apa saja yang
memudahkan proses pencatatan Qur’an ini agar segera
diserahkan kepada tim untuk diproses dan di teliti

Anda mungkin juga menyukai