Anda di halaman 1dari 10

SEJARAH KODIFIKASI DAN PENULISAN AL QURAN

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Al-quran
Dosen pengampu :
Muthi`ah Hijriyati, M.Th.I, M.S.I

Kelompok 3:
Firly Andini (23303025)
Sinta Tri Ayu Ningsih (23303023)

PRODI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
Maret, 2024

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, taufik,
inayah, serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan menyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami permasalahan
tentang Sejarah Kodifikasi dan Penulisan Al Quran ini.

Yang pertama kami ingin mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Studi Al
Quran Ibu Muthi`ah Hijriyati, M.Th.I, M.S.I yang telah membimbing dan memberi arahan
kepada kami sampai suksesnya makalah ini diselesaikan. Tentu saja makalah ini bisa
diselesaikan karena bimbingan dari beliau.
Yang kedua kami ingin mengucapkan terimakasih juga kepada rekan satu kelompok yang
sudah bersedia terlibat secara totalitas dalam pengerjaan makalah ini. Semoga apa yang sudah
kita pelajari bersama akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat di hari kelak. Aamiin

Karena sumber pengetahuan kami yang masih terbatas, kami mengakui makalah yang kami
tulis ini pasti masih banyak kurang dan salahnya. Oleh karena itu kami harapkan kepada
pembaca untuk memberikan masukan masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini dan yang kedepannya.

2
DAFTAR ISI

Halaman judul…………………………………………………………..……………………….1

Kata pengantar……………………………………………………………..…………………….2

Daftar isi…………………………………………………………………..……………………..3

BAB I Pendahuluan………………………………………………………………..…………….4

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….....4


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………4

1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………..5

BAB II Pembahasan……………………………………………………………………………..6

2.1 Pemeliharaan Al Quran di masa Rosulullah………………………………………6

2.2 Kodifikasi di masa Khalifah Abu Bakar dan Uthman bin Affan…….……………7

2.3 Kaidah penulisan al-quran dan pengembangannya kini……………….…………..8

BAB III Penutup………………………………………………………………………………...10

3.1 Simpulan…………………………………………………………………………..10

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Mushaf al-quran yang aa di tangan kita sekarang ternyata telah melalui perjalanan
panjang yang berliku-liku selama kurun waktu lebih dari 1400 tahun yang silam dan mempunyai
latar belakang sejarah yang menarik untuk diketahui.
Selain itu jaminan atas keotentikan Alquran langsung diberikan oleh Allah SWT yang termaktub
dalam firman-Nya QS.AL Hijr -(15):9:

"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan adz-Dzikr (Alquran), dan kamilah yang akan
menjaganya" Makalah ini akan menguraikan tentang sejarah kodifikasi Alquran dari masa
Rasulullah hingga masa khalifah Utsman bin Affan, serta penambahan tanda baca Alquran yang
banyak dilakukan setelah masa Utsman bin Affan.

Usaha pengumpulan dan kodifikasi Alquran telah dimulai sejak masa Rasulullah saw.
Secara resmi kodifikasi Alquran dimulai pada masa khalifah Abu Bakar bin Khattab. Pada masa
khalifah Utsman, Alquran kemudian diseragamkan tulisan dan bacaannya demi menghindari
beberapa hal. Korpus yang diseragamkan inilah yang kemudian dikenal dengan mushaf Utsmani.
Mushaf Utsmani kemudian diberi harakat dan tanda baca pada masa Ali bin Abi Thalib. Ada
beberapa perbedaan tentang urutan ayat maupun surah seperti yang dicantumkan dalam mushaf
Utsmani, hal ini dikarenakan perbedaan pendapat para penghapal Alquran dan karena turunnya
Alquran memang tidak berurutan seperti yang terdapat dalam mushaf Utsmani

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka masalah yang dibahas dalam
makalah ini adalah sebagai berikut
1. Bagaimana pemeliharaan al quran di masa rasulullah saw?
2. Bagaimana kodifikasi di masa khalifah abu bakar dan utsman bin affan?
3. Bagaimana kaidah penulisan al quran dan pengembangnnya kini?

4
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui sejarah kodifikasi dan penulisan al quran
2. Untuk menambah ilmu pengetahuan

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pemeliharaan al-quran di masa Rosulullah

Sejarah telah mencatat bahwa pada masa-masa awal kehadiran agama Islam, bangsa Arab
- tempat diturunkannya al-Qur’an tergolong ke dalam bangsa yang buta huruf; sangat sedikit di
antara mereka yang pandai menulis dan membaca. Mereka belum mengenal kertas, sebagaimana
kertas yang dikenal sekarang. Bahkan, Nabi Muhammad Saw sendiri dinyatakan sebagai nabi
yang ummi, yang berarti tidak pandai membaca dan menulis. Buta huruf bangsa Arab pada saat
itu dan ke-ummi-an Nabi Muhammad Saw, dengan tegas disebutkan dalam al-Qur’an surat al-
Jumu’ah ayat 2, yaitu:

“Dialah (Allah) yang mengutus kepada kaum yang buta huruf, seorang rasul dari
kalangan mereka sendiri yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka
dan mengajarkan kepada mereka alKitab (al-Qur’an) dan hikmah; dan sesungguhnya mereka itu
sebelumnya benar-benar (berada) dalam kesesatan yang nyata”. (Q. S alJumu’ah: 2).

Kendatipun bangsa Arab pada saat itu masih tergolong buta huruf pada awal penurunan
al-Qur’an, tetapi mereka dikenal memilki daya ingat (hafal) yang sangat kuat. Mereka terbiasa
menghafal berbagai sya’ir Arab dalam jumlah yang tidak sedikit atau bahkan sangat banyak.

Dengan demikian, pada saat diturunkannya al-Qur’an, Rasulullah menganjurkan supaya


al-Qur’an itu dihafal, dibaca selalu, dan diwajibkannya membacanya dalam shalat. Sedangkan
untuk penulisan al-Qur’an, Rasulullah Saw mengangkat beberapa orang sahabat, yang bertugas
merekam dalam bentuk tulisan semua wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah Saw. Di antara
mereka ialah Abu Bakar al-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib,
Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka’ab, dan beberapa sahabat lainnya.

Adapun alat yang digunakan untuk menulis wahyu pada saat itu masih sangat sederhana.
Para sahabat menulis al-Qur’an pada ‘usub (pelepah kurma), likhaf (batu halus berwarna putih),
riqa’ (kulit), aktaf (tulang unta), dan aqtab (bantalan dari kayu yang biasa dipasang di atas
punggung unta). Salah seorang sahabat yang paling banyak terlibat dalam penulisan al-Qur’an
pada masa nabi adalah Zaid bin Tsabit. Dan juga Ia terlibat dalam pengumpulan dan pembukuan
al-Qur’an masing-masing di masa Abu bakar dan Utsman bin Affan.

6
Untuk menghindari kerancuan akibat bercampuraduknya ayat-ayat alQur’an dengan
lainnya, misalnya hadis Rasulullah, maka Beliau tidak membenarkan seseorang sahabat menulis
apapun selain al-Qur’an. Larangan Rasulullah untuk tidak menuliskan selain al-Qur’an ini, oleh
Dr. Adnan Muhammad, yang disebutkan oleh Kamaluddin Marzuki dalam bukunya, dipahami
sebagai suatu usaha yang sungguh-sungguh untuk menjamin nilai akurasi (keakuratan) al-
Qur’an.

Setiap kali turun ayat al-Qur’an, Rasulullah memanggil juru tulis wahyu dan
memerintahkan sahabatnya agar mencatat dan menempatkan serta mengurutkannya sesuai
dengan petunjuk Beliau. Pada masa Rasulullah, Keseluruhan al-Qur’an telah ditulis, namun
masih belum terhimpun dalam satu tempat artinya masih berserak-serak. Mengingat pada masa
itu belum dikenal zaman pembukuan, maka tidaklah mengherankan jika pencatatan al-Qur’an
bukan dilakukan pada kertas-kertas seperti dikenal pada zaman sekarang, melainkan dicatat pada
benda-benda yang mungkin digunakan sebagai sarana tulis-menulis terutama pelepah-pelepah
kurma, kulit-kulit hewan, tulang belulang, bebatuan dan juga dihafal oleh para hafizh muslimin.

Sebelum wafat, Rasulullah telah mencocokkan al-Qur’an yang diturunkan Allah kepada
Beliau dengan al-Qur’an yang dihafal para hafizh, surat demi surat, ayat demi ayat. Maka al-
Qur’an yang dihafal para hafizh itu merupakan duplikat al-Qur’an yang dihafal oleh Rasulullah
Saw.

Dengan demikian terdapatlah di masa Rasulullah Saw tiga unsur yang saling terkait
dalam pemeliharaan al-Qur’an yang telah diturunkan, yaitu: Hafalan dari mereka yang hafal al-
Qur’an, Naskah-naskah yang ditulis untuk nabi, dan naskah-naskah yang ditulis oleh mereka
yang pandai menulis dan membaca untuk mereka masing-masing. Setelah para penghafal dan
menguasai dengan sempurna, para hafizh (penghafal ayat-ayat al-Qur’an) menyebarluaskan apa
yang telah mereka hafal, mengajarkan-nya kepada anak-anak kecil dan mereka yang tidak
menyaksikan saat wahyu turun, baik dari penduduk Makkah maupun Madinah dan daerah
sekitarnya.

2.2 Kodifikasi di masa Khalifah Abu Bakar dan Utsman bin Affan

Kodifikasi masa Abu Bakar :

1. Ayat ayat al quran ditulis dihadapan nabi dan disimpan dirumah Zaid Bin Tsabit.

7
2. Ayat ayat al quran yang ditulis adalah yang dihafal para sahabat penghafal al quran.
3. Tidak menerima ayat yang hanya terdapat pada tulisan atau hafalan saja, melainkan
harus ada bukti bahwa itu tertulis dan dihafal.
4. Penulisan dipersaksikan kepada dua orang sahabat bahwa ayat ayat tersebut benar
benar ditulis dihadapan nabi pada saat nabi masih hidup.

Kodifikasi masa Utsman Bin Affan :

1. Menyatukan kaum muslimin pada satu macam mushaf yang seragam ejaan
tulisannya.
2. Menyatukan bacaan, walaupun masih ada kelainan bacaan, tetapi setidaknya bacaan
itu tidak berlawanan dengan ejaan mushaf-mushaf Usman. Sedangkan ejaan yang
tidak sesuai dengan ejaan mushaf Usman, tidak diperbolehkan penggunannya.
3. Menyatukan tertib susunan surat-surat menurut urutan seperti yang terlihat pada
mushaf-mushaf sekarang.

2.3 Kaidah penulisan al-quran dan pengembangannya kini

Karakteristik penulisan Al Quran pada masa Abu Bakar antara lain :

a. Mushaf ini telah menghimpun semua ayat al quran dengan cara yang sangat teliti,
ayat dan surat telah tersusun menurut susunan yang sebenarnya seperti yang di
wahyukan Allah kepada Nabi SAW.
b. Meniadakan ayat ayat al quran yang telah di Mansukh
c. Mushaf ini mencakup tujuh Bahasa sebagaimana Al quran diturunkan
d. Mushaf ini telah diterima secara luas dan semua ayat ayatnya juga bersifat mutawatir.

Karakteristik penulisan Al Quran pada masa Utsman antara lain :

8
1. Penulisan ayat Al Quran masih berupa huruf yang tidak diberi penjelas ( masih dalam
bentuk yang tidak disertai titik)

Perkembangan penulisan Al Quran pada masa kini :

Perkembangan zaman seakan mengharuskan penyempurnaan terhadap tulisan Al


Quran agar lebih mudah lagi untuk dibaca dan dipahami. Dari situlah muncul seseorang
Bernama Khalil Bin Ahmad Al- Farahidy yang menulis tentang titik dan kelemahannya.

Beliau juga menciptakan tanda hamzah, tasydid, dan isymam. Kemudian muncul
lagi seorang ahli bahasa yang bernama Abu Hatim As-Sijistany yang menguraikan
Panjang lebar tentang syakl dan titik. Sehingga penyempurnaan penulisan mushaf Al
Quran dilanjutkan lagi dengan memberikan tanda pada akhir ayat, pembagian Al Quran
atas 30 juz, pembagian juz atas hizb, dan pembagian pembagian yang lain. Selain itu
pemberian nomer secara berurutan juga perlu dilakukan agar dapat mengetahui jumlah
ayat yang terdapat dalam satu surat.

Salah seorang ahli khat (kaligrafi) yang bernama Khalid Bin Abi Al-Hayyi yang
terkenal dengan keindahan tulisannya juga turut serta dalam rangka penyempurnaan
penulisan Al Quran. Pada waktu itu penulisan Al Quran menggunakan khat Kufi sampai
akhir abad ke 4. Kemudian pada awal abad ke 5, penulisan Al Quran diganti
menggunakan khat Naskhi yang sudah dilengkapi dengan baris, titik, tanda baca, tanda
ayat, tanda juz, dan tanda lain yang dapat kita saksikan pada Al Quran sekarang ini.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Perkembangan Kodifikasi al quran melalui proses yang sangat panjang hingga bisa
menjadi seperti sekarang. Dan proses proses tersebut juga sudah diuji keshohihannya pula. Perlu
diingat bahwa proses pemeliharaan al quran terbagi menjadi 3 masa, yaitu pada masa Rasulullah,
kemudian masa abu bakar dan masa Utsman bin Affan yang mana dari masing masing masa
sudah kami jabarkan diatas.

10

Anda mungkin juga menyukai