Disusun oleh :
1. Septiani Hastinatu H.J (226121183)
2. Gandhi Putri S.N (226121190)
3. Marwa Affida Nur A (226121200)
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan berkat-Nya, sehingga makalah yang berjudul “Pembukuan Al-
Quran Pasca Wafatnya Nabi” ini dapat kami selesaikan. Makalah ini merupakan tugas
yang dapat memberikan bekal ilmu pengetahuan dan menambah wawasan mengenai
mata kuliah Al-Quran dan Tafsir.
Makalah ini disusun dengan tujuan supaya mahasiswa mampu memahami dengan benar
tentang bagaimana realisasi Pancasila yang baik dan untuk memenuhi tugas makalah
yang diampu oleh Bp. Wildan Nafi’i, M.Pd.I
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini dapat berjalan lancar atas dukungan
dari segala pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terima kasih ke semua
pihak serta rekan-rekan yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Penulis
menyadari keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki sehingga
terdapat kekurangan dalam penyusunan tugas ini. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang dapat membangun dari pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................ii
Daftar isi.......................................................................................................iii
BAB 1 : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Maksud dan Tujuan.............................................................................1
D.Metode penulis .......................................................................................
BAB 2 : PEMBAHASAN
A. .............................................................................................................5
BAB 3 : PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................8
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
I. Latar belakang
Kajian ilmu al-Quran sampai saat ini tidak berhenti begitu saja. Banyak pemikir
muslim yang terus-menerus menggali keilmuan al-quran. Hal ini menunjukkan bahwa al-
Quran adalah laboratorium hidup di kalangan para akademik. Sebab, Selain al-Quran sebagai
sumber pedoman agama Islam, al-Quran juga lahan basah bagi pemikir untuk mendapatkan
karya penelitian. Atau ibarat bola al-Quran telah ditendang kesana kemari hingga seluruh
pori-porinya telah terjamah oleh para peneliti namun akan terus tetap berputar dan tidak
kelihatan dari sisi mana pemikir itu menendang sisi al-Quran.
Ketika menyikap sejarah pembukuan al-Quran, dimulai sejak zaman Nabi
Muhammad sampai oleh para sahabat dan tabi’in maka yang tidak bisa dipungkiri adalah
pembukuan al-Quran dilakukan berulang-ulang dan dilakukan oleh banyak orang. Hampir
setiap sahabat yang dekat dengan Nabi mempunyai riwayat al-Quran namun tak semuanya
mempunyai catatan. Ada sahabat yang hanya menghafalkannya ada pula yang disuruh
langsung oleh Rasulallāh untuk menulisnya. Perihal jumlah penulis al-quran pada masa
Rasulallah para ahli masih simpang siur. Meskipun ada 2 yang berhasil menghitung sahabat
yang menulis al-Quran sebanyak 44 sahabat.
Menurut para ahli Ulum al-Quran, ada tiga periode pengumpulan al-Quran. Pertama,
pengumpulan pada masa Rasulallāh. al-Quran telah ditulis di pelapah, daun dan kulit namun
belum dibukukan menjadi satu dan belum ada penataan urutan surat. Akan tetapi para sahabat
telah banyak yang menulis dan menghafalkannya. Kedua, pengumpulan pada masa Abu
Bakar ash-shidiq. Pengumpulan pada masa Abu Bakar Ash- siddiq atas permintaan sahabat
Umar bin al-Khatāb hanyalah pembukuan semata itu pun hanya sampai ahir surat Baqarah.
Belum ada penyeragaman tulisan apalagi penyeragaman bacaan. Pembukuan ini tetap
berlanjut sampai Abu Bakar, Hafsah binti Umar dan Umar bin Khatab meninggal. Ketiga,
pengumpulan dan penyeragaman pada masa Utsman bin Affan yang menghasilkan Mushaf
Utsmani.
4
BAB 2
PEMBAHASAN
1
. Philip K. Hitti, History of The Arabs, (Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta, 2013). Hal. 154.
2
. Badruddin Muhammad bin Abdullah az-Zarkasy, al-Burhan Fi Ulum al-Qur’an, (Cairo : Dar at-Turats, tt). Hal. 233
3
. az-Zarqany, Ibid. Hal. 206
5
Dalam mengumpulkan al-Qur’an Zaid menggunakan metode yang
sangat teliti berdasarkan arahan yang diberikan oleh abu Bakar dan ‘Umar.
Selama pengumpulan tersebut, Zaid tidak serta-merta mengandalkan hafalan
yang dimilikinya, dan tidak juga dengan apa yang telah ditulisnya maupun
yang telah didengarkannya. Dalam pengumpulan tersebut, zaid menggunakan
dua rujukan utama, yaitu 4:
4
. Ibid.
6
Umar bin Khattab dikenal karena keberaniannya berijtihad atas apa yang
tidak pernah dilakukan Nabi Muhammad. Melakukan penaklukan ke
wilayah yang jauh, Umar menyusun sistem administrasi negara, membuat
struktur pemerintahan, pemangku urusan urusan kemasyarakatan,
membuat pertahanan dan keamanan negara, baitul maal, sistem
perdagangan dan agraria, dan sebagainya.
Di Masa Umar ini Persia dan Mesir berhasil ditaklukkan, serta Palestina
direbut dari kekaisaran romawi.
Konsekuensi dari ekspansi wilayah ini adalah penyebaran ajaran
Muhammad pada masyarakat jajahan/taklukan, yang mengharuskan Umar
untuk mengutus para sahabat nabi yang lain untuk dikirim ke daerah-
daerah tersebut dan mengajarkan ajaran Nabi Muhammad di sana,
termasuk al-Qur'an.
Upaya pembukuan Al-Qur'an terus dilakukan pada masa Khalifah Utsman bin
Affan. Hal itu terungkap dalam karya Fariq Gasim Anuz dalam bukunya
Kepemimpinan dan Keteladanan Utsman bin Affan. Buku ini menceritakan
bagaimana Utsman dan para sahabatnya pertama kali membukukan Al-Qur'an
hingga akhirnya berbentuk mushaf Al-Qur'an.
Utsman bin Affan tidak serta-merta menyusun Al-Qur'an, melainkan
mempertimbangkan keadaan yang menyebabkannya, termasuk laporan Hudzaifah
mengenai perselisihan tentang Al-Qur'an di kalangan pengikutnya mengenai
perbedaan qira’at. Al-Quran ditulis dalam naskah sesuai dengan naskah asli yang
ditemukan di Hafsah sebagai upaya pembukuan pada masa Utsman bin Affan.
Saat itu, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair dan Said bin Hisyam yang
bertanggung jawab atas penulisan.
7
Akan tetapi sudah sampai pada tingkat kesalahan dalam periwayatan atau tata cara
baca. Yang jelas ini bukan faktor kesengajaan.5
Perbedaan ini menjadi semakin jelas pada waktu itu dengan keberadaan
mushaf-mushaf yang lain selain mushaf yang berada di tangan Hafsah binti Umar
setelah wafatnya Rasulullah SAW dalam jangka waktu yang lama sampai masa
kekhalifahan Usman bin Affan. Mushaf yang paling populer pada waktu itu
adalah Mushaf Ubay bin Ka’ab dan Mushaf Ibnu Mas’ud.6 Kedua tokoh ini
terkenal sebagai guru yang mengajar AlQur’an pada wilayah yang berbeda.
5
.Abdushshabur syahin,loc.cit
6
Shubhi Salih, Ioc.cit
7
, h. 61
8
Manna’ al-Qaththan, Mabahits Fi
Ulumil Qur’an, ( Riyadh : t.tp, t.th.) h. 134
9
Ibid., h. 83
8
1. PEMBAKARAN MUSHAF SELAIN MUSHAF USMANI
9
10