NABI
DOSEN PENGAMPU
HANAFI,S.Th.I.,M.A.
MATA KULIAH
STUDI ALQURAN DAN HADIS
DIBUAT OLEH:
KELOMPOK 3
2022
1
2
KATA PENGANTAR
Penyusun
3
4
DAFTAR ISI
5
6
BAB 1
PENDAHULUAN
Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslim dan menjadi sumber ajaran islam
yang pertama dan utama yang harus kita Imani dan aplikasikan dalam
kehidupan agar memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat, maka dari itu Al-
Qur’an yang turunnya secara berangsur-angsur dan bertahap dari zaman Nabi
sampai zaman para sahabat dan sampai saat ini. Begitu pula proses
penulisannya yang terjadi saat kejadian yang turun. Di samping itu,fenomena
penghujatan dan penyerangan terhadap Al-Qur’an tersebut tidak boleh
dibiarkan begitu saja tanpa mendapat perhatian yang serius dari para ulama dan
cendekiawan muslim.
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Masalah
7
BAB II
PEMBAHASAN
1 Ibn Atsir, al-Kamil fi al-Tarikh, Jld.III, Dar al-Shadir dan Dar Beirut, Beirut,1965, hlm.360, dan
al-Rafi’I, I’jaz Alquran, Dar al-kitab al-Arabi, Beirut, 1990,hlm.173-178
8
A. Latar Belakang Pengumpulan Al-Qur’an Pada Masa Abu Bakar ra
Belum setahun setelah Rasulullah SAW dan Abu Bakar menjadi khalifah telah
terjadi peperangan sengit di Yamamah antara kaum muslim disatu pihak dan
para pengikut Musailamah Al- kazzab (si pembohong) di pihak lain. Dalam
peperangan tersebut pasukan kaum muslim dibawah panglima perang, Khalid
ibn al-Walid berjumlah 4000 orang dan ada pula yang mengatakan berjumlah
13.000 orang.
Di antara mereka itu terdapat sejumlah besar qurra (para qari) dan huffazh
(para hafizh) Al-Qur’an. Sebaliknya, pasukan dipihak Musailamah
berjumlah 10.000 orang. Meskipun dalam peperangan itu kaum muslim
dapat memeperoleh kemenangan, kemenangan tersebut harus mereka bayar
dengan tewasnya sejumlah besar sahabat.
Menurut sebuah riwayat, jumlah dari kalangan kaum muslim yang syahid
sebanyak 1000 orang, terdiri atas 450 orang sahabat dan sisanya kaum
muallaf.2 menurut riwayat yang lain, mereka yang syahid itu sekitar 200
orang dan di antara mereka terdapat sekitar 360 orang dari kalangan
Muhajirin dan Anshar.3 Bahkan, di antara mereka yang syahid itu terdapat
70 orang qari dan hafizh Al-Qur’an. Di samping itu pula ada yang
mengatakan lebih dari pada itu.4
Dalam pandangan Umar, dengan banyaknya para qari dan hafizh Al-
Qur’an akan membawa Implikasi pula kepada banyaknya Al-Qur’an yang
Halabi wa Awladih,Mesir.
9
hilang. Karena dilatarbelakangi kekhawatiran tersebut, Umar kemudian
menyampaikan ide untuk mengumpulkan Al-Qur’an kepada khalifah Abu
Bakar.
10
pemuda ia tentunya juga lebih terbuka dari pada seniornya dan tidak
fanatic dan tidak pula mengutamakan pendapatnya sendiri sikap tersebut
akan mendorongnya untuk mendengarkan pandangan-pandangan para
seniornya khususnya para qari dan hafizh Al-Qur’an. Dan lebih cermat
dalam melakukan pengumpulan Al-Qur’an tanpa harus mengutamakan
apa yang sudah di hafalnya meskipun menurut riwayat yang mutawatir ia
telah menyaksikan peragaan pembacaan Al-Qur’an yang terakhir yang
dibacakan oleh Jibril untuk kedua kalinya pada tahun wafatnya beliau.
Kedua ia adalah seorang yang kecerdasannya itu terlihat, antara lain ketika di
tunjuk oleh Khalifah untuk melaksanakan pengumpulan Al-Qur’an , ia
tidak langsung menerimaanya secara langsung, karena tekanan dan takut
kepada atasan tetapi ia baru dapat menerimanya setelah melalui diskusi
dan mendapatkan argumentasi serta tujuan baik dari tugas yang akan
dilaksanakannya tersebut.
Keempat, selain hafal seluruh isi Al-Qur;an, Zaid juga penulis wahyu Al-Qur’an
yang paling banyak dibandingkan dengan sahabat yang lain. Dengan
kelebihan yang dimilikinya ia akan mudah dalam melaksanakan tugas
pengumpulan tulisan Al-Qur’an yang ditelitinya.
Menurut Ibn Hajar, keempat sifat yang menyatu dalam diri Zaid tersebut, tidak
dimiliki oleh setiap sahabat yang lain secara integral. kalaupun ada itu
hanya sebagian.
11
mengumpulkan hasil penelitian tersebut kedalam suatu bundelan yang kemudian
disebut mushaf. Yang dimaksud disini adalah meneliti dan mencari catatan-
catatan Al-Qur’an yang telah ditulis atas perintah nabi Muhammad SAW,
Kesulitan yang dirasakan oleh Zaid adalah meneliti dan mencari catatan-catatan
Al-Qur’an yang tidak dimilikinya itu. Untuk meringankan tugas Zaid ini maka
Abu Bakar menunjuk beberapa sahabat untuk membantunya mereka itu adalah
Ubai ibn Ka’ab, Ali ibn Abi Thalib, Umar bin Khattab, Utsman ibnu Affan, yang
semuanya adalah para penulis wahyu dan orang-orang yang hafal Al-Qur’an
agar hasil kumpulan Al-Qur’an maka me;laksanakan tugasnya dengan sangat
teliti sekali.
Pertama, yang diteliti dan dikumpulkan hanyalah catatan Al-Qur’an yang asli
dan telah ditulis dihadapan Rasulullah dan bukan berasal dari hafalan saja.
12
Dengan berkat kerja keras Zaid dan para sahabat dalam mengumpulkan Al-
Qur’an maka dalam waktu kurang dari satu tahun, selesailah mushaf yang
direncanakan, isinya yang masih murni, tanpa ada kekurangan dan kelebihan
satu perubahan, sesuai dengan yang telah dibacakan oleh Rasulullah saw.
Namun demikian, seorang Orientalis bernama Frant Buhl tetap menuduh
mushaf yang dikerjakan Zaid dan para sahabat itu memuat ayat tambahan
yang telah disisipkan Abu Bakar yaitu ayat 144 dari surat Ali Imran. Alasan
untuk tuduhan ini ini ialah jika ayat tersebut asli dari Rasulullah, Tentunya
Umar tidak akan meragukan kebenaran dengan berita yang berkenaan dengan
wafatnya Rasulullah. Tuduhan tersebut dapat dijawab sebagai berikut.
Pertama, tidak ada seorang pun para sahabat yang terlibat dalam pelaksaan
pengumpulan Al-Qur’an ini berniat ingin merusak kemurnian Al-Qur’an
begitu pula sebaliknya. Mereka semaksimal mungkin menghindari
manipulasi terhadap kitab suci seperti yang telah diterangkan di atas.
Kedua. Pada waktu itu Sebagian besar para sahabat yang hafal Al-Qur’an
dan sewaktu Rasulullah masih hidup mereka pernah mendengar langsung
bacaan Al-Qur’an sehingga masih segar dalam ingatan mereka, Karena itu,
jika terdapat kekeliruan yang telah dikerjakan Zaid akan segera di ketahui
dan kritik mereka
Ketiga setelah mushaf resmi, Namun kenyataan nya ayat itu juga terdapat di
dalam mushaf-mushaf tersebut. Ini berarti, ayat 144 Ali-Imran betul-betul
berasal dari nabi. Keempat, keraguan Umar akan wafatnya Nabi, tidak berarti
ayat 144 Ali-Imran tidak pernah ada, akibat dari keterkejutannya dari
menerima berita tentang wafatnya Rasulullah SAW atau mungkin Umar
belum mengetahui tentang turun nya ayat tersebut. Bersihnya mushaf Al-
Qur’an yang telah dikerjakan oleh Zaid dan para sahabat yang membantunya
dari manipulasi dan perubahan telah diakui oleh seorang orientalis yang
bernama Sir Wiliam Muir dalam bukunya, The Life of Muhammad.
13
Setelah Khalifah Abu Bakar ra wafat pada 13 H, maka yang menggantikannya
adalah Umar ibn Khattab ra. Mushaf sebelumnya disimpan oleh Abu Bakar,kini
disimpan oleh Umar. Selain itu para sahabat sudah merasa tentram dengan
terkumpulnya Al-Qur’an dalam mushaf yang resmi ini.
14
Menurut riwayat, setelah menerima laporan dari Hufaizah dan berpidato di
hadapan 15ublic , “Utsman terus mengadakan pertemuan dengan para sahabat.
Ada beberapa langkah yang telah ditempuh oleh Khalifah Utsman untuk
merealisasikan ide penyeragaman mushaf Al-Qur’an.
Pertama,meminjam mushaf resmi yang telah dikerjakan oleh Zaid pada masa
Abu Bakar kepada Hafsah untuk disalin ke dalam beberapa mushaf. Awalnya
Hafsah enggan untuk meminjamkan namun setelah khalifah berjanji akan
segera mengembalikannya lagi dan menyalinnya barulah Hafsah bersedia
meminjamkannya.
Kedua, membentuk sebuah panitia yang terdiri atas empat orang, yaitu ketua
Zaid ibn Tsabit, dan anggota-anggotanya sebanyak tiga orang,yaitu Abdullah
ibn Hisyam.Tugas yang dilakukan panitia tersebut dapat dirincikan sebagai
berikut;(a)menyalin Kembali mushaf resmi yang telah dipinjam dari Hafsah
kedalam beberapa buah mushaf, (b)sebelum penyalinan dimulai , panitia
terlebih dahulu meneliti kelengkapan dari isi mushaf resmi itu kalau -kalau ada
ayat-ayat yang tercecer dan sudah hilang atau yang tidak sesuai dengan logat
Quraisy, mengingat tujuan mengumpulkan Al-Qur’an pada masa Abu Bakar
bukanlah untuk menyeragamkan bacaan Al-Qur’an, melainkan untuk
memelihara autentitas teksnya saja,(c) apabila terjadi perselisihan pendapat
diantara para anggota panitia tentang bacaan suatu kata atau ayat Al-
Qur’an,rujukannya haruslah logat Quraisy, mengingat kitab suci tersebut
diturunkan adalah dalam logat tersebut.
15
Keempat, memerintahkan kepada kaum muslim diseluruh negeri islam untuk
membakar semua mushaf dan catatan-catatan Al-Qur’an yang tidak sesuai
dengan mushaf imam yang telah mereka terima.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Al-Qur’an adalah pedoman hidup bagi setiap umat muslim, hal inilah yang
membuat Al-Qur’an sehingga kemurnian dan kesuciannya harus selalu terjaga,
seperti halnya usaha para sahabat yang gigih dalam mengumpulkan Al-Qur’an
sehingga bisa menjadi mushaf resmi, yang mana hingga sampai saat kita sebagai
umat muslim bisa menggunakan mushaf salah satu nya. Yaitu Mushaf Utsmani,
maka dari kita juga harus bisa memelihara dan bisa menerapkan Al-Qur’an
dalam kehidupan sehari-hari, semoga Allah senantiasa membukakan pintu hati
kita agar dapat membaca dan memahami Al-Qur’an serta meneladani kisah para
sahabat dalam mempertaruhkan jiwa dan raga mereka agar Al-Qur’an bisa
terjaga kemurniannya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Kaffah Studio(https://youtu.be/6qH5FjggayA)
Kamulupa(https://youtu.be/A6WeC-VgpQs)
Tinta Mahabbah(https://youtu.be/_8ritH5Q8jy)
17
18