Anda di halaman 1dari 12

UNIFIKASI PENULISAN AL-QUR’AN PADA MASA ALI< BIN ABI<

T{A<LIB

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Tarikh al-Qur’an

Oleh:

ASRI INDAH
80600222008

Dosen Pengampu:

Dr. H. Muhammad Sadik Sabry, M.Ag.

Dr. Rosmini, M.Ag.

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

ALAUDDIN MAKASSAR

2022
2

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah swt. Yang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang. Puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,

serta inayah-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul

“Unifikasi Penulisan al-Qur’an pada Masa Ali> bin Abi> T{a>lib” dengan tepat

waktu. Tak lupa pula untuk selalu mengirimkan salawat dan salam kepada Nabi

Muhammad saw., keluarga, dan sahabat-sahabat beliau.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tarikh al-Qur’an,

dan menambah wawasan tentang ilmu penulisan al-Qur’an bagi para pembaca dan

penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ustadz Dr. H. Muhammad

Sadik Sabry, M.Ag. dan Ibu Dr. Rosmini, M.Ag. selaku dosen mata kuliah Tarikh

al-Qur’an. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah

berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, dan tentunya

masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Oleh karenanya, penulis dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik

yang membangun dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi

para pembaca.

Gowa, 6 November 2022

Penulis
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................5

C. Tujuan Penelitian..........................................................................................5

BAB II......................................................................................................................6

PEMBAHASAN......................................................................................................6

A. Sejarah Kelahiran Khalifah Ali> bin Abi> T{a>lib......................................6

B. Pengangkatan Ali> bin Abi> T{a>lib sebagai Khalifah...............................7

C. Unifikasi Penulisan Al-Qur’an pada Masa Ali> bin Abi> T{a>lib..............8

BAB III..................................................................................................................11

PENUTUP..............................................................................................................11

A. Kesimpulan.................................................................................................11

B. Implikasi......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Quran merupakan kitab suci yang menjadi pedoman bagi umat Islam

sejak masa awal turunnya Islam di masa Rasulullah saw. hingga era modern

sekarang ini. Posisinya sangat sakral dan absolut bagi umat Islam karena

merupakan wahyu yang diturunkan Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw.

melalui perantaraan Malaikat Jibril.

Al-Qur’an juga merupakan salah satu sumber hukum Islam yang

menduduki peringkat teratas,1 dan seluruh ayatnya berstatus qat’i al-qurud yang

diyakini eksistensinya sebagai wahyu dari Allah swt.2 Dengan demikian,

autentisitas serta orisinalitas al-Qur’an benar-benar dapat dipertanggung

jawabkan, karena ia merupakan wahyu Allah baik dari segi lafaz maupun dari segi

maknanya.

Sejak awal hingga akhir turunnya, seluruh ayat al-Qur’an telah ditulis dan

didokumentasikan oleh para juru tulis wahyu yang ditunjuk oleh Rasulullah saw.3

Disamping itu seluruh ayat-ayat al-Qur’an dinukilkan atau diriwayatkan secara

mutawatir baik secara hafalan maupun tulisan.

Al-Qur’an yang dimiliki umat Islam sekarang, ternyata telah mengalami

proses sejarah yang cukup unik dan luar biasa dalam upaya penulisan hingga

pembukuannya. Akan tetapi, masih banyak dari umat Islam yang tidak

mengetahui secara pasti akan hal itu. Adapun sejarah pemeliharaan al-Qur’an itu

1
Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul al-Fiqh (Cet. I; Mesir: Maktabah al-Da’wa al-
Islamiyah, 1968), h. 21.
2
Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul al-Fiqh, h. 34.
3
Hasanuddin AF, Anatomi al-Qur’an: Perbedaan Qira’at dan Pengaruhnya terhadap
Istinbath Hukum dalam al-Qur’an (Cet. I; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), h. 2.
5

sendiri secara umum ada beberapa tahap, yaitu: penulisan al-Qur’an pada masa

Nabi, pengumpulan al-Qur’an pada masa Abu Bakar, pembukuan al-Qur’an pada

masa Usman bin Affan, pemberian tanda baca pada masa Ali> bin Abi> T{a>lib,

hingga percetakan al-Qur’an pada abad ke 17 Masehi. Dalam makalah ini, penulis

hanya fokus membahas pada masa Ali> bin Abi> T{a>lib.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah kelahiran khalifah Ali> bin Abi> T{a>lib?

2. Bagaimana pengangkatan Ali> bin Abi> T{a>lib sebagai khalifah?

3. Bagaimana unifikasi penulisan al-Qur’an pada masa Ali> bin Abi>

T{a>lib?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui sejarah kelahiran khalifah Ali> bin Abi> T{a>lib.

2. Untuk mengetahui pengangkatan Ali> bin Abi> T{a>lib sebagai khalifah.

3. Untuk mengetahui unifikasi penulisan al-Qur’an pada masa Ali> bin Abi>

T{a>lib.
6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Kelahiran Khalifah Ali> bin Abi> T{a>lib

Pernikahan antara Abu Talib bin Abdul Mutttalib bin Hasyim bin Abdul

Manaf dengan Fatimah binti Asad bin Hasyim bin Abdul Manaf yang merupakan

pertama kali terjadi antara sesama keluarga Hasyim. Moyang mereka bertemu

pada Hasyim, meskipun Asad hanya saudara seayah dengan Abdul Muttalib. Dari

pasangan inilah kemudian lahir anak laki-laki, yang oleh ibunya ketika lahir diberi

nama Haidarah, yang berarti singa, seperti nama ayahnya, Asad yang berarti

singa. Tetapi Abu Talib memberi nama “Ali”, yang berarti luhur, tinggi, dan

agung. Nama yang kemudian lebih dikenal, dan nama yang memang sesuai

dengan sifat-sifatnya.4

Ia dilahirkan di Makkah, tepatnya di Ka’bah Masjidil Haram, di kota

kelahiran Bani Hasyim, pada Jumat 13 Rajab (sekitar tahun 600 Masehi). Dan ada

pendapat lain mengenai tahun kelahirannya ini. Jika diaktakan Ali lahir 32 tahun

setelah kelahiran Nabi Muhammad, mungkin didasarkan pada catatan sejarah

yang pada umumnya menyebutkan, bahwa sepupunya itu lahir pada tahun 570

Masehi.5 Semenjak masa bayi, Ali diasuh oleh Nabi Muhammad saw. sendiri,

karena Nabi dulunya juga diasuh oleh Abu Talib, ayah Ali. Begitu pertama kali

hati Ali terbuka, hanya mengenal cahaya Islam pada usia 10 tahun. Karenanya,

Ali menjadi orang yang pertama masuk Islam dari golongan anak-anak.

4
Ali Audah, Ali> bin Abi> T{a>lib sampai kepada Hasan Husain (Cet. III; Jakarta: al-
Huda, 2007), h. 27.
5
Ali Audah, Ali> bin Abi> T{a>lib sampai kepada Hasan Husain, h. 28.
7

Ali> bin Abi> T{a>lib mempunyai empat orang saudara, yang tertua

Talib, kemudian Aqil, menyusul Ja’far, dan yang bungsu Ali. Perbedaan lahir Ali

dengan saudara-saudaranya tersebut lebih kurang 10 tahun.6

B. Pengangkatan Ali> bin Abi> T{a>lib sebagai Khalifah

Umat Islam dalam kesedihan yang sangat mendalam, dan dalam

kebingungan setelah kematian Usman bin Affan. Selama 5 hari berikutnya mereka

tanpa pemimpin. Sejarah kepemimpinan sedang kosong untuk Madinah. Oleh

karenanya, kaum pemberontak mengadakan pendekatan kepada Ali> bin Abi>

T{a>lib dengan maksud mendukungnya sebagai khalifah.7 Walikota Madinah, al-

Ghafiqi Ibn Harb, mencari-cari orang yang pantas untuk dibaiat\ sebagai khalifah.

Para penduduk Mesir meminta Ali untuk memangku kekhalifahan, namun ia

enggan dan menghindar.8

Rakyat dan para pembesar mengalami kerisauan dan keguncangan. Yang

mereka risaukan adalah tidak adanya pemimpin negara dan tidak ada imam.

Ketika itu, terjadi pengelompokkan-pengelompokkan masyarakat. Pada satu

bagian kaum pemberontak membuat perkumpulan, di bagian lain orang Muhajirin

dan Anshar membuat suatu kelompok pula, termasuk tabi’in dari kota Madinah.

Yang mereka pikirkan ialah bagaimana dengan umat Islam yang sudah

berkembang, membentang dari perbatasan Rum sampai ke Yaman dan dari

Afganistan sampai ke Afrika Utara, yang selama beberapa hari tidak memiliki

pemimpin.9

6
Ali Audah, Ali> bin Abi> T{a>lib sampai kepada Hasan Husain, h. 132.
7
Ali Audah, Ali> bin Abi> T{a>lib sampai kepada Hasan Husain, h. 187.
8
Mustafa Murad, Kisah Hidup Ali ibn Abu Talib (Jakarta: Dar al-Fajr, 2007), h. 83.
9
Al-Maududi, Khilafah dan Kerajaan (Bandung: Mizan, 1978), h. 155.
8

Semua sahabat yang saat itu ada di Madinah membaiat Ali sebagai

khalifah.10 Mereka mengatakan bahwa masyarakat tidak akan tertib, keadaan tidak

akan aman tanpa adanya seorang pemimpin.11 Sebelumnya Ali menolak untuk

dibaiat, namun mereka bersikukuh untuk membaiat Ali> bin Abi> T{a>lib.

Tindakan mereka didukung oleh kaum muhajirin dan Anshar, serta kelompok-

kelompok lainnya.12 Sehingga Ali> bin Abi> T{a>lib menerima kekhalifahan dan

mau dibaiat. Tetapi baiat harus dilakukan di Masjid,13 di depan masyarakat banyak

dan tidak tersembunyi, serta atas kerelaan kaum muslimin. Baiat berlangsung di

Masjid Nabawi, termasuk kaum Muhajirin dan Anshar dan tidak ada penolakan,

termasuk para sahabat besar, kecuali ada tujuh belas sampai dua puluh orang.14

Walaupun sudah dibaiat oleh masyarakat umum, namun masih ada tujuh

belas hingga dua puluh orang sahabat Nabi Muhammad saw. yang tidak mau

membaiat Ali. Namun, dengan penolakan itu bukan berarti kekhalifahan Ali tidak

sah, karena penolak itu bersifat pasif, sementara masyarakat umum sudah

melakukan baiat.15 Dengan demikian pengangkatan Ali sebagai khalifah telah

memperoleh kesempatan untuk menutup lubang yang sangat berbahaya dalam

sistem khilafah Rasyidah setelah pembunuhan Usman bin Affan. Meskipun masih

ada beberapa faktor yang tidak memungkinkan pulihnya keretakan atau

tertutupnya lubang itu.

C. Unifikasi Penulisan Al-Qur’an pada Masa Ali> bin Abi> T{a>lib

10
Mustafa Murad, Kisah Hidup Ali ibn Abu Talib, h. 88.
11
Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ali bin Abi Talib (Jakarta: Pustaka al-Kautsar,
2012), h. 20.
12
Mustafa Murad, Kisah Hidup Ali ibn Abu Talib, h. 85.
13
Mustafa Murad, Kisah Hidup Ali ibn Abu Talib, h. 88.
14
Al-Maududi, Khilafah dan Kerajaan, h. 156.
15
Al-Maududi, Khilafah dan Kerajaan, h. 157.
9

Khalifah Ali> bin Abi> T{a>lib pada masa Nabi, dikukuhkan sebagai

orang yang paling tahu tentang al-Qur’an, ia pun menghimpun al-Qur’an di rumah

Nabi dalam satu mushaf al-Qur’an menurut turunnya. Enam bulan sebelum

wafatnya Rasulullah, Ali> bin Abi> T{a>lib telah merampungkan penulisan al-

Qur’an.16

Adapun pada masa kekhalifahan Ali> bin Abi> T{a>lib, hampir sulit

menemukan peran yang signifikan dalam berbagai literatur klasik yang ada.

Karena kebanyakan mengakhiri pembahasan mengenai penulisan, pembukuan dan

pemeliharaan al-Qur’an hanya sampai periode Usman bin Affan.

Namun, bukan berarti bahwa tidak ada peran Khalifah Ali> bin Abi>

T{a>lib dalam menjaga al-Qur’an, karena beliau sendiri merupakan salah satu

orang yang hafal al-Qur’an secara keseluruhan.17 Bahkan Ibnu Nadim mengutip

riwayat dari al-Munadi bahwa setelah wafatnya Rasulullah saw., Ali> bin Abi>

T{a>lib sempat menuliskan al-Qur’an secara lengkap dari hafalan beliau selama

tiga hari karena khawatir akan hilangnya al-Qur’an.18 Namun, tentu kadar validitas

tulisan ini masih belum begitu kuat dibandingkan mushaf yang ditulis oleh tim

penulisan al-Qur’an yang dibentuk Khalifah Abu Bakar, karena menggunakan

persaksian minimal dua orang saksi.

Pada masa pemerintahan Ali, tidak banyak terjadi proses unifikasi

penulisan al-Qur’an, karena pada masa itu banyak terjadi konflik internal dalam

kubu umat Islam setelah peristiwa pembunuhan Usman bin Affan. Bahkan pada

masa itu, sampai terjadi perang siffin dan juga perang jamal. Akan tetapi, pada

masa Ali al-Qur’an yang semula tidak berbaris kemudian atas perintah Ali kepada

16
Allamah M.H. Atthabatab’i, Mengungkap Rahasia al-Qur’an (Cet. I; Bandung: Mizan,
1992), h. 23.
17
Abu Bakar bin Abi Dawud, Kita>b al-Masha>hif, vol. 1 (Cet. II; Beirut: Da>r al-
Basya>ir al-Islamiyyah, 1995), h. 170.
18
Ibnu Nadim, al-Fihrisat (Beirut: Da>r al-Ma’rifat, 1997), h. 46.
10

Abu Aswad Al-Duali untuk membariskan al-Qur’an dengan memberikan tanda

baca titik dan harakat.19 Pemberian tanda-tanda dan titik-titik dilakukan untuk

membedakan antara huruf-huruf yang sama tulisannya. 20 Maka beliau membuat

harakat pada mushaf al-Qur’an dengan kode titik, yang mana warna titik tersebut

dibuat berbeda dengan warna tulisan pada mushaf al-Qur’an.

Beliau membuat tanda harakat fathah dengan satu titik di atas huruf,

harakat kasrah dengan satu titik di bawah huruf, harakat d}ammah dengan satu

titik di depan huruf, dan harakat tanwin dengan membuatnya menjadi dua titik.

Beliau mengharakati seluruh isi al-Qur’an dari awal surat al-Fatihah hingga akhir

surat al-Na>s.21

19
Muhammad bin Muhammad Abu Syuhbah, terj. Taufiqurrahman, Studi Ulumul Qur’an:
Telaah atas Mushaf Utsmani (Jakarta: CV Pustaka Setia, 2003), h. 35.
20
H.M. Rusydi Khalid, Mengkaji Ilmu-Ilmu Al-Qur’an (Cet. I; t.t.: All Rights Reserved,
2011), h. 71.
21
Abu Amru ad-Da>ni, an-Nuqat (Kairo: Maktabat al-Kulliya>t al-Azhariyah, t.th.), h.
129.
11

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ali> bin Abi> T{a>lib dilahirkan di Makkah, tepatnya di Ka’bah Masjidil

Haram, di kota kelahiran Bani Hasyim, pada Jumat 13 Rajab (sekitar tahun 600

Masehi). Ali> bin Abi> T{a>lib lahir dari pernikahan antara Abu Talib bin Abdul

Mutttalib bin Hasyim bin Abdul Manaf dengan Fatimah binti Asad bin Hasyim

bin Abdul Manaf.

Pada saat pengangkatan Ali> bin Abi T{a>lib sebagai khalifah, orang-

orang muslim pada saat itu dalam keadaan berduka cita dan sedih yang sangat

mendalam akibat terbunuhnya Usman, sehingga lima hari berikutnya umat

muslim tanpa pemimpin. Alhasil, diantara sahabat Nabi, Ali> bin Abi T{a>lib

yang ditunjuk dan lebih pantas untuk memangku kekhalifaan. Meskipun

sebelumnya, Ali> bin Abi T{a>lib enggan untuk menjadi pemimpin kala itu.

Pada masa pemerintahan Ali, tidak banyak terjadi proses unifikasi

penulisan al-Qur’an, karena pada masa itu banyak terjadi konflik internal dalam

kubu umat Islam setelah peristiwa pembunuhan Usman bin Affan. Akan tetapi,

pada masa Ali al-Qur’an yang semula tidak berbaris kemudian atas perintah Ali

kepada Abu Aswad Al-Duali untuk membariskan al-Qur’an dengan memberikan

tanda baca titik dan harakat

B. Implikasi

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari

aspek isi ataupun bahasa. Oleh karenanya, sangat dibutuhkan kritik atau saran

yang bersifat membangun guna kelanjutan perbaikan dari makalah ini. Penulis
12

berharap dengan adanya makalah ini, bisa menambah khazanah keilmuan bagi

pembaca, terkhusus penulis pribadi yang terkait dengan objek kajian.

DAFTAR PUSTAKA
AF, Hasanuddin. Anatomi al-Qur’an: Perbedaan Qira’at dan Pengaruhnya
terhadap Istinbath Hukum dalam al-Qur’an. Cet. I; Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1995.
Atthabatab’i, Allamah M.H. Mengungkap Rahasia al-Qur’an. Cet. I; Bandung:
Mizan, 1992.
Audah, Ali. Ali> bin Abi> T{a>lib sampai kepada Hasan Husain. Cet. III;
Jakarta: al-Huda, 2007.
ad-Da>ni, Abu Amru. an-Nuqat. Kairo: Maktabat al-Kulliya>t al-Azhariyah, t.th.
Dawud, Abu Bakar bin Abi. Kita>b al-Masha>hif. Vol. 1. Cet. II; Beirut: Da>r
al-Basya>ir al-Islamiyyah, 1995.
Khalid, H.M. Rusydi. Mengkaji Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Cet. I; t.t.: All Rights
Reserved, 2011.
Khallaf, Abdul Wahab. Ilmu Ushul al-Fiqh. Cet. I; Mesir: Maktabah al-Da’wa al-
Islamiyah, 1968.
Al-Maududi. Khilafah dan Kerajaan. Bandung: Mizan, 1978.
Murad, Mustafa. Kisah Hidup Ali ibn Abu Talib. Jakarta: Dar al-Fajr, 2007.
Nadim, Ibnu. al-Fihrisat. Beirut: Da>r al-Ma’rifat, 1997.
Ash-Shalabi, Ali Muhammad. Biografi Ali bin Abi Talib. Jakarta: Pustaka al-
Kautsar, 2012.
Syuhbah, Muhammad bin Muhammad Abu. Terj. Taufiqurrahman, Studi Ulumul
Qur’an: Telaah atas Mushaf Utsmani. Jakarta: CV Pustaka Setia, 2003.

Anda mungkin juga menyukai