Makalah
Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah
Studi Hadis Program Studi Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir
Program Magister UIN Alauddin Makassar
Oleh:
Muh. Alimin
Hadi Setiaji
Saoban Syahril
Dosen Pengampu:
1. Prof. Dr. H. Arifuddin Ahmad, M.Ag
2. Dr. Tasmin Tangareng, M.Ag
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
ALAUDDIN MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan
nikmat umur dan kesehatan serta nikmat ilmu yang bermanfaat sehingga penulis
Pengampu 1 dan juga kepada Dr. Tasmin Tangareng, M.Ag. yang menjadi Dosen
Pengampu 2, pada mata kuliah Studi Hadis yang telah memberikan amanah untuk
perkembangannya.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah berbagi
pengetahuannya kepada penulis, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Tidak ada gading yang tak retak, penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran demi
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Hadis adalah sumber kedua setelah Al-Qur’an yang dipegangi dan ajarannya
diamalkan oleh umat Islam. Ia menjadi standar utama umat Islam dalam usaha
meneladani dan mempraktikkan petunjuk Rasulullah Saw. Dalam banyak hal, apa
yang dilakukan oleh Rasulullah Saw ditiru secara literal tekstual, meski banyak pula
umat Islam yang berusaha melakukan kontekstualisasi atas suatu hadis. Perdebatan
kaum literalis versus kontekstualis memang perdebatan yang tidak akan menemukan
ujung hilirnya, ia akan ada di sepanjang sejarah manusia, dalam masalah apapun,
Namun, apa yang terjadi di dalam persoalan seputar keilmuan hadis tidak
untuk melaksanakan ajaran Islam yang sesuai dengan yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad saw., maka hadis menjadi suatu yang hidup di masyarakat. Istilah yang
1
Saifuddin Zuhri Qudsy. “Living Hadis: Genealogi, Teori, Dan Aplikasi” Jurnal Living
Hadis, Volume 1, Nomor 1, Mei 2016.h.178.
2
Muhammad Mahfud Jurnal Fikroh. “Living Hadis: Sebuah Kajian Epistemologis” Jurnal
Pemikiran dan Pendidikan Islam. Volume 11 - Nomor 1 - (2018) h. 13
1
2
sebagai respons pemaknaan terhadap hadis Nabi Muhammad saw. Istilah yang sama
dapat juga diatributkan pada Al-Qur’an, yaitu “living Al-Qur’an”. Di sini terlihat
adanya pemekaran wilayah kajian, dari kajian teks kepada kajian sosial-budaya yang
Pada tulisan ini penulis mencoba untuk mengkaji living Hadis dengan melihat
sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
3
M.Khoiril Anwar. “Living Hadis”. Farabi Volume 12 Nomor 1 Juni 2015 ISSN 1907- 0993
E ISSN 2442-8264.h.73 http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/fa
BAB II
PEMBAHASAN
Kata “metodologi” berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos, yang berarti
cara atau jalan.4 Dalam bahasa Inggris kata ini ditulis method, dan bangsa Arab
tersebut megandung arti: cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai
maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya); cara kerja yang bersistem untuk
Menurut Hasan Bakti Nasution metodologi adalah dari kata metode, dan metode
berasal dari bahasa Greek (Yunani) yang terdiri dari kata “meta” yang berarti melalui,
dan kata “hodos” yang berarti jalan. Jadi metode berarti jalan yang di lalui. 5
sementara sunnah adalah segala sesutu yang diambil dari Nabi Saw tanpa
4
Fuad Hasan dan Koentjaraningrat, Beberapa Asas Metodologi Ilmiah, dalam
Koentjaraningrat (ed) Metode metode Penelitian Masyarakat, Jakarta, Gramedia, 1977, h. 16
5
Hasan Bakti Nasution, Metodologi Studi Pemikiran Islam, Kalam Filsafat Islam, Tasawuf,
Tareqat, Perdana Publishing, Medan, 2016, hal. 1
3
4
Menurut Fazlur Rahman (1995) sunnah Nabi merupakan satu konsep yang
sahih dan operatif sejak awal kedatangan Islam lagi. Beliau sendiri mengakui bahwa
di dalam al-Quran tidak istilah sunnah yang merujuk kepada penambahan tentang
Nabi. namun demikian, konsep sunnah menurutnya telah ada sejak awal kedatangan
Islam. Karna dalam Quran yang menegaskan bahawa Rasulullah SAW adalah teladan
yang baik dan layak untuk diikuti (uswah hasanah). Keadaan ini menguatkan
kembali pandangan Rahman bahwa umat Islam sejak awal telah memandang
tradition) yang ada dalam ijma’ Islam, ijtihad dari alim ulama dan pendapat dari
Sunnah yang ideal adalah sunnah (tradisi amalan) dan hadith (tradisi lisan)
muncul dari sumber yang sama.
Living hadis merupakan salah satu cabang disiplin dalam hadis. 7 Sebagai
sarana kajian hadis yang berkembang pada saat ini, living hadis tersebut
6
M.Khoiril Anwar. “Living Hadis”. Farabi Volume 12 Nomor 1 Juni 2015 ISSN 1907-
0993 E ISSN 2442-8264.h.73 http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/fa
7
Syaifuddin Zuhri Qudsy dan Ali Imron, Model-model Penelitian Hadis Kontemporer,
(Yogyakarta: TehaPress bekerjasama dengan Pustaka Pelajar,2013), 179.
5
masa lalu dan menjadi suatu praktik pada masa kini. Living hadis juga
pola perilaku yang tidak menyimpang dari hadis Nabi Muhammad saw.
Living hadis juga berarti bagian dari respon umat Islam dalam bentuk
interaksi mereka dengan hadis-hadis Nabi saw. Kendati begitu, kajian living
hadis juga memiliki daya tarik tersendiri untuk dikaji lebih dalam oleh tokoh-
merupakan sunnah yang hidup dan berkembang secara cepat pada masa kini
dari berbagai masyarakat Islam. Pada satu sisi living hadis juga merupakan
bentuk kebutuhan yang mendasar karena dalam jangka panjang tolak ukur
yang dianutnya akan terancam jika tidak ada rujukan yang otoritatif.8
8
Kajian mengenai living sunnah diulas secara mendalam oleh Suryadi, “Dari Living Sunnah ke
Living Hadis”, dalam Sahiron Syamsuddin (Ed.), Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis,
(Yogyakarta: TH Press bekerjasama dengan penerbit Teras, 2007), 89-104.
6
1. Fenomenologi
pengalaman dari beberapa orang yang mengalami peristiwa yang sama dan
tersebut.
2. Studi Naratif
Studi Naratif adalah teks narasi yang dituliskan rapi, menceritakan suatu
peristiwa secara tertata, urut sesuai dengan kejadian yang ada dan terhubung
secara kronologis. Devinisi dari naratif ini adalah deskripsi dari yang di ucapkan,
dituturkan, dan diceritakan. Rangkaian dari deskripsi peristiwa ini harus saling
beragam praktek analitis, dan berakar pada beragam disiplin sosial dan
humaniora.10
3. Etnografi
9
Cresswell, Penelitian Kualitatif, memilih diantara 5 pendekatan (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar 2014)
10
John W. Creswell, Penelitian Kualitatif dan Desain riset: Memilih di antara Lima
Pendekatan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015) hal. 96
11
John W. Creswell, hal. 125
7
4. Sosial Pengetahuan
Jika living Quran dan living hadis adalah proses terwujudnya pedoman Al-
Quran dan hadis dalam kehidupan nyata, maka kontruksi sosial dapat dijadikan
proses antara individu dan peraturan kehidupun dalam Al-Quran dan hadis secara
nyata.12
lisan dan tradisi praktik. Uraian yang digagas ini mengisyaratkan adanya
berbagai bentuk yang lazim dilakukan di satu ranah dengan ranah lainya
umat Islam lebih menggejala dibanding dengan dua tradisi lainya, tradisi
1. Tradisi Tulis
pesantren, dan fasilitas umum lainnya. Ada juga tradisi yang kuat dalam khazanah
khas Indonesia yang bersumber dari hadis Nabi Muhammad saw. sebagaimana
Salah satu contoh tradisi tulis adalah potongan hadis di bawah ini:
masjid, sekolahan, pesantren, dan fasilitas umum berasal dari hadis Nabi Muhammad
saw. atau di antaranya ada yang bukan hadis namun di masyarakat dianggap sebagai
hadis. Seperti kebersihan itu sebagian dari iman yang bertujuan untuk menciptakan
2. Tradisi Lisan
yang dijalankan oleh umat Islam. Seperti bacaan dalam melaksanakan shalat
shubuh pada hari jum'at.Di kalangan pesantren yang kyainya hâfiẓ al-Qur’ân,
shalat shubuh hari Jum'at relatif panjang karena di dalam shalat tersebut dibaca
dua ayat yang panjang, yaitu surat al-Sajadah dan surat al-Insân. Sebagaimana
Artinya:
“Sesungguhnya Nabi Muhammad saw. ketika shalat shubuh pada hari Jum'at
membaca ayat alif lâm mîm tanzîl. (Q.S. al-Sajadah) dan “Hal atâ ʻalâ al-insân
Ḥînum min aldahr” (Q.S. al-Dahr). Adapun untuk shalat Jum'at Nabi Muhammad
saw. membaca Q.S. al-Jumuʻah dan al-Munâfiqûn.”
imam membaca surat al-jumu'ah dan al-munafiqun. Namun untuk kedua surat
surat. Di samping itu, untuk shalat Jum'at kadangkala dibaca surat surat al-
yang dianjurkan oleh Allah dalam al-Qurandan Rasulullah saw. dalam hadis-
hadis usai mengerjakan shalat lima waktu (maktûbah). Atau lebih dari hal itu,
kebiasaan zikir dan do’a juga dapat dilakukan usai melaksanakan shalat
cara beribadah harus datang dari pembuat undang-undang, yakni Allah dan
rasul-Nya. Kaidah tersebut juga berlaku dalam masalah zikir dan do'a. Dua
Quran dan hadis. Walaupun di dalam al-Qurandan hadis tidak ada dalil
namun dua hal tersebut merupakan tradisi yang harus dilaksanakan umat
Islam sebagai hamba Allah swt. Umat manusia yang baik adalah senantiasa
karena yakin dengan kekuatannya sendiri dan tidak perlu bantuan lagi.
10
3. Tradisi Praktek
Islam. Sebagai contoh dalam kasus ini adalah tradisi ru’yah dan hisâb yang
Tradisi ini berdasarkan hadis Nabi Saw. yang diriwayatkan oleh Bukhârî
Artinya:
“Kami umat ummi, tidak pandai menulis dan tidak pandai berhitung. Bulan itu
begini dan begini (yakni adakalanya berusia dua puluh sembilan dan
adakalanya berusia tiga puluh hari).”
Secara tekstual, hadis ini menjelaskan bahwa umat Nabi Muhammad
Saw., yakni umat Islam, dalam keadaan buta huruf, mereka selain tidak pandai
membaca dan menulis juga tidak pandai melakukan hisab awal bulan
tersebut relevan untuk keadaan umat Islam pada zaman Nabi Muhammad
Saw.
Untuk zaman sesudah Nabi wafat, termasuk zaman sekarang ini, umat
Islam telah banyak yang cakap membaca dan menulis, serta melakukan hisab
awal bulan. Bahkan dari kalangan umat Islam zaman sekarang telah banyak
lebih tepat bila dipahami secara kontekstual sebab apa yang dikatakan oleh
Banten, ada perbedaan pendapat, ada yang menganut hisâb murni, yaitu
organisasi massa Muhammadiyah dan ada juga yang berpendapat hisâb itu
sebagai alat bantu saja, tetapi pada akhirnya yang digunakan adalah ru’yah,
living-sunnah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
sementara sunnah adalah segala sesutu yang diambil dari Nabi Saw
ketetapan Nabi.
2. Studi Naratif
3. Etnografi
4. Sosial Pengetahuan
Macam-macam Living Hadis ada 3 yaitu:
1. Tradisi Lisan
2. Tradisi Tulisan
3. Tradisi Praktek
12
13
memaparkan berbagai sumber. kami sadar bahwa makalah kami ini jauh dari
kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harapkan