Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH STUDI AL-QUR’AN

SEJARAH PEMBUKUAN DAN PEMELIHARAAN AL-QUR’AN

DI SUSUN OLEH

MUHAMMAD AF RENDI (12170111504)

LEONI MAHARANI HOSFI (12170121905)

Dosen Pengampu:

YUPIDUS, M.Pd

MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

1444H/2023M
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji kita ucapkan kepada Allah SWT. Dialah yang


telah menganugerahkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia.

Sholawat dan salam kita curahkan kepada junjungan kita yakni Nabi besar
Muhammmad SAW. Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah
yang berjudul Sejarah Pembukuan dan Pemeliharaan Al-Qur’an ini tepat pada
waktunya dan mendapatkan bantuan dari beberapa buku sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
dosen dengan mata kuliah Studi Al-Qur’an. Selain itu makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang pembukuan dan pemeliharaan Al-Qur’an bagi
penulis dan juga pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Yupidus, M.Pd yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
makalah ini, maka dari itu kami mohon maaf sebesar-besarnya apabila ada salah
dalam penulisan kata dan penyampaian sewaktu menjelaskan presentasi nanti.

Pekanbaru, 11 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………..............................

Daftar Isi…………………………………………………………...........................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………….....................................

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………............................

1.3 Tujuan Pembahasan Masalah………………………………..........................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi pembukuan dan pemeliharaan Al-qur’an……………………….......

2.2 Cara pengumpulan Al-qur’an yang dilakukan pada masa Nabi Muhammad
SAW……………………………………………………………………………….

2.3 Pengumpulan Al-qur’an yang dilakukan pada masa Khulafaur Rasyidin.……..

2.4 Pemeliharaan Al-qur’an pada masa Kontemporer .......…………………...........

2.5 Upaya pemeliharaan Al-qur’an...........................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………..........................................................

3.2 Saran………………………………….................................................……….

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan firman Allah SWT. yang diturunkan kepada nabi


Muhammad SAW. melalui perentara Malaikat Jibril sebagai pedoman hidup umat
islam. Wajib bagi kita untuk memahami dan mengamalkan Al-Qur’an serta bisa
menerapkan dikalangan keluarga maupun masyarakat.

Pada zaman sekarang sangat banyak pertentangan akan penafsiran Al-Qur’an, dan
sudah banyak umat islam yang tidak memelihara Al-Qur’an.Untuk itu kami
sebagai pemakalah akan menjelaskan tentang bagamina pengumpulan dan
pemeliharaan Al-Qur’an dari masa nabi Muhammad SAW sampai pada zaman
kontemporer.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan


sebagai berikut :

1. Apa definisi pembukuan dan pemeliharaan Al-Qur’an?

2. Bagaimana cara pengumpulan Al-Qur’an yang dilakukan pada masa Nabi


Muhammad SAW?

3. Bagaimana cara pengumpulan Al-Qur’an yang dilakukan pada masa


Khulafaur Rasyidin?

4. Bagaimana pemeliharaan Al-Qur’an pada masa kontemporer?

5. Bagaimana upaya pemeliharaan Al-Qur’an?


C. Tujuan Pembahasan

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan pembahasannya adalah sebagai berikut
:

1. Untuk mengetahui definisi pembukuan dan pemeliharaan Al-Qur’an.

2. Untuk mengetahui cara pengumpulan Al-Qur’an yang dilakukan pada


masa Nabi Muhammad SAW.

3. Untuk mengetahui cara pengumpulan Al-Qur’an yang dilakukan pada


masa Khulafaur Rasyidin.

4. Untuk mengetahui pemeliharaan Al-Qur’an pada masa kontemporer.

5. Untuk mengetahui upaya pemeliharaan Al-Qur’an.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Pengumpulan dan Pemeliharaan Al-Quran

Al-Qur`an merupakan kumpulan firman atau wahyu yang diberikan Allah SWT
sebagai satu kesatuan kitab kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman
hidup bagi seluruh umat muslim. Menurut syariat Islam, kitab ini dinyatakan
sebagai kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya, selalu terjaga dari kesalahan,
dan merupakan tuntunan membentuk ketaqwaan manusia. 1 Kumpulan firman
(ayat-ayat Al-Qur’an) tersebut juga dikenal dengan Istilah Mushaf atau kumpulan
dari suhuf-suhuf atau lembaran-lembaran tertulis yang disatukan.

Sejak awal pewahyuan Al-Qur’an hingga menjadi sebuah mushaf, telah melalui
proses yang panjang. Mulai dari Ayat pertama sampai ayat terakhir, benar-benar
terjaga kemurniaanya.

B. Pengumpulan dan Pemeliharaan Al-Qur’an dimasa Nabi Muhammad


SAW.
Al-Qur’an yang diterima Nabi Muhammad pada faktanya dipelihara dari
kemusnahan dengan dua cara yaitu menyimpannya ke dalam dada manusia atau
menghafalkannya, dan merekamnya secara tertulis di atas berbagai jenis bahan
untuk menulis.

Jadi, pada masa Nabi Tradisi hafalan yang kuat di kalangan masyarakat Arab
telah memungkinkan terpeliharanya al-Qur’an. lalu menyampaikannya kepada
para pengikutnya, untuk menghafalkannya. Sejumlah hadits menjelaskan
berbagai upaya Nabi dalam merangsang penghafalan Al-Qur’an, Salah satu di
antaranya adalah hadist yang diriwayatkan oleh subhhi salih.

Rasulullah pernah bersabda:

11 http://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Allah, Wikipedia – Ensiklopedia Bebas (Kitab Allah), 20


september 2013.
“Yang terbaik di antara kamu adalah mereka yang mempelajari al-Quran dan
kemudian mengajarkannya.”2
Nama sahabat Nabi Yang terkenal pandai mengajarkan bacaan alquran Ubay ibn
Ka‘ab, Mu‘adz ibn Jabal, Zayd ibn Tsabit, Ali ibn Abi Thalib, usman bin affan,
abdullah bin mas’ud,abu durba,dan abu musa al-ansyari. 3. Al-Suyuthi, dalam
alItqãn, menyebutkan lebih dari 20 nama sahabat yang terkenal sebagai penghafal
Quran.

Pada saat itu, timbul permasalahan yaitu apakah tiap-tiap pengumpul al-Qur’an itu
menyimpan dalam ingatannya keseluruhan isi Al-Qur’an yang diterima Nabi
Muhammad atau hanya sebagian besar darinya. Jika dilihat dari peran tulisan
ketika itu, dapat dikemukakan bahwa penghafal al-Qur’an merupakan tujuan
utama yang terpenting sepanjang sejarah Islam. Jadi, dapat dipastikan bahwa tidak
ada satu pun unit wahyu yang tidak tersimpan dalam ingatan para pengumpul
alQuran ketika itu.

Ketika Rasulullah SAW wafat ummatnya tidak lagi mengalami kekurangan orang
yang ahli baca tulis. Alat tulis dan media tulis ketika itu memang masih sulit,tetapi
mereka memanfaatkan apa yang ada dimasa itu. Seperti lempengan batu, tulang
binatang, kulit kayu, dan sebagainya. Selain media tulis yang lazim ketika itu
seperti kulit binatang atau kertas. Rasulullah SAW menunjuk beberapa sahabat
sebagai sekretaris khusus untuk penulisan Quran, Nabi memberi petunjuk untuk
menulis ayat yang turun dengan menyebutkan posisi penulisannya, misalnya
dengan redaksi.

C. Pengumpulan Al-Qur’an pada Masa Khulafaur Rasyidin

Pengumpulan dan pemeliharaan Al-Qur’an pada masa sahabat terbagi menjadi 2


fase, yaitu:

2 Ringkasan shahih Al-Bukhari-HC(new) imam azzabidi 2007, hal 7

3 subhi salih membhas ilmu-ilmu Al-Qur’an hal:85


1) Pada masa Abu Bakar As-Shiddiq

Pada masa Abu Bakar radiyallâhu ‘anhu, tahun 12 H terjadi perang Yamamah
yang merupakan perperangan yang sangat dahsyat. Banyak kalangan sahabat yang
hafal Al-Qur’an dan ahli bacanya mati syahid dengan jumlah lebih dari 70 huffaz
yang gugur.

Umar bin Khattab sangat khawatir dengan kondisi tersebut. Umar menemui Abu
bakar untuk bermusyawarah dengannya supaya mengumpulkan Al-Qur’an karena
khawatir lenyap dengan banyaknya khuffaz yang gugur dimedan perang. Abu
Bakar pertama kali merasa ragu, Umar terus mendesaknya dan menuntutnya.
hingga akhirnya Allah melapangkan dada Abu Bakar terhadap pekerjaan besar itu.
Lalu dia mengutus orang untuk menemui Zaid bin Tsabit,

Kemudian Abu Bakar berkata kepadanya (Zaid), “Sesungguhnya engkau seorang


pemuda yang intelek, dan kami tidak pernah menuduh (jelek) terhadapmu.
Sebelumnya engkau telah menulis wahyu untuk Rasulullah Shallallâhu „alaihi Wa
Sallam, karenanya telusuri lagi Al-Qur’an dan kumpulkanlah.” 4 Zaid bertanya
kebada abu bakar dan umar,”kenapa kalian berpendapat melakukan sesuatu yang
tidak pernah dilakukan nabi Muhammad? Abu bakar dan umar bersikeras
mengatakan bahwa hal itu boleh boleh saja dan akan membawa kebaikan. Mereka
tidak henti-hentinya menenangkan rasa keberatan yang ada pada diri kami hingga
akhirnya Allah menenangkan kami melakukan tugas itu. 5Dikarenakan perkataan
abu bakar, zaid tergerak hatinya untuk mengumpulkan ayat-ayat alquran lalu
menulisnya.

Zaid berkata, “Lalu akupun menelusuri Al-Qur’an dan mengumpulkannya dari


pelepah korma, lembaran kulit dan juga hafalan beberapa shahabat. Lembaran-
lembaran yang dikumpulkan dalam satu mushhaf pada masa Abu Bakar memiliki
beberapa keistimewaan yang terpenting, yaitu:

4 Ibrahim al abyadi, sejarah Al-Qur’an hal 56)

5 Al-Bukhari sahih jami’ Al-Qur’an,hadist no.4986; ibnu abi dawud, al-masahif,hal.6-9.


• Diperoleh dari hasil penelitian yang sangat mendetail dan
kemantapan yang sempurna.
• Yang tercatat dalam mushhaf banyalah bacaan yang pasti, tidak ada
nasakh bacaannya.
• Ijma' ummat terhadap mushhaf tersebut secara mutawatir bahwa
yang tercatat adalah ayat-ayat Al-Qur'an.
• Mushhaf mencakup huruf sab'ah (tujuh huruf) yang dinukil
berdasarkan riwayat yang benar-benar shahih.
Keistimewaan-keistimewaan tersebut membuat para sahabat kagum dan terpesona
terhadap usaha Abu Bakar, dimana ia memelihara Al-Qur'an dari bahaya
kemusnahan, dan itu berkat taufiq serta hidayah dari Allah SWT.

Ketika Abu Bakar wafat, Shuhuf (lembaran asli teks Al-Qur’an) berpindah ke
tangan Umar bin Khattab.Pada masa Khalifah Umar tidak membicarakan
AlQur’an, melainkan lebih memfokuskan tentang pengembangan ajaran islam
dan wilayah kekuasaan islam, serta mengedepankan ajaran islam

2) Pada Masa Usman bin affan

Pengumpulan alquran dimasa kekhalifahan usman bin affan dilatar belakangi


dengan meluasnya daerah islam dan semakin banyak orang-orang yang
berbondong-bondong masuk islam, serta terpisah-pisahnya para sahabat
diberbagai daerah . sehingga terjadi perbedaan dalam membaca Al-Qur’an. Oleh
sebab itu, Khalifah Utsman berfikir serta merencanakan untuk mengambil
langkah-langkah positif sebelum perbedaan bacaan Al-Qur’an semakin meluas.
Usaha Awal yakni mengumpulkan para sahabat yang alim dan jenius seta yang
terkenal pandai memadamkan dan meredakan persengketaan itu. Akhirnya mereka
sepakat menerima instruksi Utman yaitu membuat sebuah mushaf standar
(menyalin mushaf yang dipegang Hafsah) yang ditulis dengan sebuah jenis
penulisan yang baku.

Utsman mengirim utusan kepada Hafshah guna meminjam Mushaf yang


terwariskan dari Umar. Dari Mushhaf tersebut, lalu dipilihnya tokoh andal dari
kalangan senior sahabat untuk memulai rencananya. Pilihannya jatuh kepada Zayd
bin tsabit, ‘Abdullah bin Zubayr, Sai‘id bin ‘Ash dan ‘Abdurrahman bin Hisyam.
Mereka dari suku Quraisy golongan Muhajirin, kecuali Zayd bin Tsabit, ia
golongan Anshar. Usaha yang mulia ini berlangsung pada tahun 24 H. Sebelum
memulai tugas ini, ‘Utsman berpesan kepada mereka. “Jika kalian berselisih
pendapat dalam qira’ah dengan Zayd bin Stabit, maka hendaklah kalian
menuliskannya dengan lughat Quraisy, karena sesungguhnya Alquran diturunkan
dengan bahasa mereka.”6 Terdapat banyak perdebatan mengenai sistematika
pengurutan surat dan ayat dalam Al-Qur’an, apakah taqifi atau taufiqi sejak
dahulu dan perdebatan tersebut belumberakhir hingga saat ini. Pendapat pertama,
bahwa Al-Qur’an merupak hasil tauqif Nabi artinya susunan serta urutan surat
didapat melalui ajaran beliau.7 Pendapat yang kedua, pandangan yang mengatakan
bahwa urutan surat Al-Qur’an adalah berdasarkan Ijtihad sahabat. Pendapat ini
disandarkan pada banyaknya mushaf yang dimiliki oleh sahabat yang berbeda, ada
yang tertib urutannya seperti mushaf yang dikenal saat sekarang ini, ada pula yang
tertibnya berdasarkan kronologis turunnya ayat. Pendapat yang kedua ini juga
diperkuat oleh Teks Hadist Mutawatir mengemukakan mengenai turunnya Al-
Qur’an dengan tujuh huruf. Rasulullah saw. Bersabda. “Jibril membacaka
kepadaku dengan satu huruf. Kemudian berulang kali aku meminta agar huruf itu
ditambah, iapun menambahkannya kepadaku hingga tujuh huruf”.8

Setelah Usman bin Afan wafat, kekhalifahan digantikan oleh Ali bin Abi Thallib.
Pada masa pemerintahan Ali, tidak banyak terjadi proses pemeliharaan A-Qur’an,
karena pada masa itu banyak terjadi konflik internal dalam umat islam setelah
peristiwa terbunuhnya Usman bin Affan.Akan tetapi, pada masa Ali Al-Qur’an
yang semulanya tidak berbaris atas perintah ali kepada Abu Aswad AD-duali
untuk membariskan Al-Qur’an dan saat itu jugalah lahir ilmu i’rab Al-Qur’an.

6 Manna’ al-Qaththan, Mabahits Fiy ‘Ulum al-Qur’an (Beirut: Mansyurat al-‘Asr al-Hadits, t.th.).
7 H. Nasaruddin Umar.2008. Ulumul Qur’an (mengungkap makna-makna tersembunyi AlQur’an,
(Jakarta, Al-Gazali Centre). 152
8 Syaikh Manna’ Al-Qathnhan.2007. Pengantar Studi Ilu Al-Qur’an, (Jakarta; Pustaka
AlKautsar).195
D. Pengumpulan dan pemeliharaan Al-Qur’an pada masa kontemporer
Meskipun Al-Qur’an telah dibukukan pada masa usman bin affan dan umat islam
meyakini bahwa didalamnya tidak ada perubahan dari apa yang telah diturunkan
kepada rasulullah SAW.Namun, orang orientalis masih saja ada yang meragukan
keotentikan Al-Qur’an. Diantara mereka ada yang ingin mengubah isi Al-Qur’an
dengan merubah sebagian teks nya serta melakukan perubahan huruf yang mirip,
sehingga berubah arti dan maknanya.

Namun upaya yang dilakukan para orientalis ini tidak pernah berhasil. Karena
umat islam sudah banyak yang menghafalkan Al-Qur’an. Sehingga perubahan
sedikitpun dari redaksi alquran bisa ditemukan.

E. Upaya yang dilakukan untuk Memelihara Al-Qur’an

Upaya-upaya yang dilakukan nabi agar Al-Qur’an terpelihara yaitu dengan cara
yang sederhana dengan cara Nabi menghafal ayat-ayat itu dan menyampaikannya
kepada para sahabat. kemudian sahabat juga menghafalnya sesuai dengan yang
disampaikan Nabi. Upaya kedua yang dilakukan Umat Islam dalam upaya
pemeliharaan Al-Qur’an adalah mencatat atau menuliskannya dengan persetujuan
Nabi.9

9 H.M. Rusdi Khalid. 2011. Mengkaji Ilmu-ilmu Al-Qur’an, Cet I, (Makassar : Alauddin
Universiti Press).hal:55
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

1. Al-Qur’an merupakan firman Alllah yang diturunkan kepada Nabi


Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril secara
mutawattir(berangsur-angsur) dan membacanya merupakan ibadah.
2. Penulisan dan Pembukuan Al-Qur’an pada masa Nabi masih dalam
bentuk lembaran-lembaran dan masih terpencar-pencar. Penulisan Al-
Qur’an pada masa Nabi didorong dengan dua faktor ,yaitu
Membackup hafalan yang telah dilakukan Nabi dan para sahabatnya
dan Mempresentasikan wahyu dengan cara sempurna.
3. Perbedaan antara pengumpulan mushaf Abu Bakar dan usman
yaitu pada masa abu bakar bentuk pemindahan dan penulisan Al-
Qur’an kedalam satu mushaf yang ayat-ayatnya sudah tersusun,berasal
dari tulisan yang terkumpul dari keeping-kepingan batu, pelepah-
pelepah korma dan kulit binatang yang dilatar belakangi oleh
banyaknya huffazh yang gugur pada perang Yamamah.
4. Pengumpulan Al-Qur’an pada masa Usman menyalin kembali yang
telah tersusun pada masa Abu Bakar, dengan tujuan agar dikirimkan
keseluruh Negara islam. Latar belakangnya disebabkan karena ada
perbedaan dalam membaca Al-quran.
5. Umat islam masa sekarang haruslah senantiasa memelihara dan
menjaga keotentikan alquran dengan cara berusaha mempelajari,
menghafal, dan mengkaji Al-Qur’an,serta memahami maknanya.

B. SARAN

Penulis menyadari bahwa makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan


dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran dalam penulisan makalah dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Http://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Allah, Wikipedia – Ensiklopedia Bebas (Kitab
Allah), 20 September 2013.
Taufiq adnan amal, Rekonstruksi sejarah Al Qur’an, Yayasan abad demokrasi,
Jakarta 2011.

Drs. Hafidz Abdurrahman, MA, Ulumul Quran Praktis, CV Idea Pustaka Utama,
Bogor, 2003.

As Shalih, subhi, Membahas Ilmu-ilmu Al-Qur’an, Jakarta: Pustaka Almani, 2001

H.M. Khalid, Rusdi, Mengkaji Ilmu-Ilmu Al-Qur’an,Alauddin University

Press,Makassar,2011

Anda mungkin juga menyukai