DI SUSUN OLEH
Dosen Pengampu:
YUPIDUS, M.Pd
MANAJEMEN
PEKANBARU
1444H/2023M
KATA PENGANTAR
Sholawat dan salam kita curahkan kepada junjungan kita yakni Nabi besar
Muhammmad SAW. Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah
yang berjudul Sejarah Pembukuan dan Pemeliharaan Al-Qur’an ini tepat pada
waktunya dan mendapatkan bantuan dari beberapa buku sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
dosen dengan mata kuliah Studi Al-Qur’an. Selain itu makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang pembukuan dan pemeliharaan Al-Qur’an bagi
penulis dan juga pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Yupidus, M.Pd yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
makalah ini, maka dari itu kami mohon maaf sebesar-besarnya apabila ada salah
dalam penulisan kata dan penyampaian sewaktu menjelaskan presentasi nanti.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………..............................
Daftar Isi…………………………………………………………...........................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.2 Cara pengumpulan Al-qur’an yang dilakukan pada masa Nabi Muhammad
SAW……………………………………………………………………………….
3.1 Kesimpulan………………………………..........................................................
3.2 Saran………………………………….................................................……….
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman sekarang sangat banyak pertentangan akan penafsiran Al-Qur’an, dan
sudah banyak umat islam yang tidak memelihara Al-Qur’an.Untuk itu kami
sebagai pemakalah akan menjelaskan tentang bagamina pengumpulan dan
pemeliharaan Al-Qur’an dari masa nabi Muhammad SAW sampai pada zaman
kontemporer.
B. Rumusan Masalah
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan pembahasannya adalah sebagai berikut
:
Al-Qur`an merupakan kumpulan firman atau wahyu yang diberikan Allah SWT
sebagai satu kesatuan kitab kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman
hidup bagi seluruh umat muslim. Menurut syariat Islam, kitab ini dinyatakan
sebagai kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya, selalu terjaga dari kesalahan,
dan merupakan tuntunan membentuk ketaqwaan manusia. 1 Kumpulan firman
(ayat-ayat Al-Qur’an) tersebut juga dikenal dengan Istilah Mushaf atau kumpulan
dari suhuf-suhuf atau lembaran-lembaran tertulis yang disatukan.
Sejak awal pewahyuan Al-Qur’an hingga menjadi sebuah mushaf, telah melalui
proses yang panjang. Mulai dari Ayat pertama sampai ayat terakhir, benar-benar
terjaga kemurniaanya.
Jadi, pada masa Nabi Tradisi hafalan yang kuat di kalangan masyarakat Arab
telah memungkinkan terpeliharanya al-Qur’an. lalu menyampaikannya kepada
para pengikutnya, untuk menghafalkannya. Sejumlah hadits menjelaskan
berbagai upaya Nabi dalam merangsang penghafalan Al-Qur’an, Salah satu di
antaranya adalah hadist yang diriwayatkan oleh subhhi salih.
Pada saat itu, timbul permasalahan yaitu apakah tiap-tiap pengumpul al-Qur’an itu
menyimpan dalam ingatannya keseluruhan isi Al-Qur’an yang diterima Nabi
Muhammad atau hanya sebagian besar darinya. Jika dilihat dari peran tulisan
ketika itu, dapat dikemukakan bahwa penghafal al-Qur’an merupakan tujuan
utama yang terpenting sepanjang sejarah Islam. Jadi, dapat dipastikan bahwa tidak
ada satu pun unit wahyu yang tidak tersimpan dalam ingatan para pengumpul
alQuran ketika itu.
Ketika Rasulullah SAW wafat ummatnya tidak lagi mengalami kekurangan orang
yang ahli baca tulis. Alat tulis dan media tulis ketika itu memang masih sulit,tetapi
mereka memanfaatkan apa yang ada dimasa itu. Seperti lempengan batu, tulang
binatang, kulit kayu, dan sebagainya. Selain media tulis yang lazim ketika itu
seperti kulit binatang atau kertas. Rasulullah SAW menunjuk beberapa sahabat
sebagai sekretaris khusus untuk penulisan Quran, Nabi memberi petunjuk untuk
menulis ayat yang turun dengan menyebutkan posisi penulisannya, misalnya
dengan redaksi.
Pada masa Abu Bakar radiyallâhu ‘anhu, tahun 12 H terjadi perang Yamamah
yang merupakan perperangan yang sangat dahsyat. Banyak kalangan sahabat yang
hafal Al-Qur’an dan ahli bacanya mati syahid dengan jumlah lebih dari 70 huffaz
yang gugur.
Umar bin Khattab sangat khawatir dengan kondisi tersebut. Umar menemui Abu
bakar untuk bermusyawarah dengannya supaya mengumpulkan Al-Qur’an karena
khawatir lenyap dengan banyaknya khuffaz yang gugur dimedan perang. Abu
Bakar pertama kali merasa ragu, Umar terus mendesaknya dan menuntutnya.
hingga akhirnya Allah melapangkan dada Abu Bakar terhadap pekerjaan besar itu.
Lalu dia mengutus orang untuk menemui Zaid bin Tsabit,
Ketika Abu Bakar wafat, Shuhuf (lembaran asli teks Al-Qur’an) berpindah ke
tangan Umar bin Khattab.Pada masa Khalifah Umar tidak membicarakan
AlQur’an, melainkan lebih memfokuskan tentang pengembangan ajaran islam
dan wilayah kekuasaan islam, serta mengedepankan ajaran islam
Setelah Usman bin Afan wafat, kekhalifahan digantikan oleh Ali bin Abi Thallib.
Pada masa pemerintahan Ali, tidak banyak terjadi proses pemeliharaan A-Qur’an,
karena pada masa itu banyak terjadi konflik internal dalam umat islam setelah
peristiwa terbunuhnya Usman bin Affan.Akan tetapi, pada masa Ali Al-Qur’an
yang semulanya tidak berbaris atas perintah ali kepada Abu Aswad AD-duali
untuk membariskan Al-Qur’an dan saat itu jugalah lahir ilmu i’rab Al-Qur’an.
6 Manna’ al-Qaththan, Mabahits Fiy ‘Ulum al-Qur’an (Beirut: Mansyurat al-‘Asr al-Hadits, t.th.).
7 H. Nasaruddin Umar.2008. Ulumul Qur’an (mengungkap makna-makna tersembunyi AlQur’an,
(Jakarta, Al-Gazali Centre). 152
8 Syaikh Manna’ Al-Qathnhan.2007. Pengantar Studi Ilu Al-Qur’an, (Jakarta; Pustaka
AlKautsar).195
D. Pengumpulan dan pemeliharaan Al-Qur’an pada masa kontemporer
Meskipun Al-Qur’an telah dibukukan pada masa usman bin affan dan umat islam
meyakini bahwa didalamnya tidak ada perubahan dari apa yang telah diturunkan
kepada rasulullah SAW.Namun, orang orientalis masih saja ada yang meragukan
keotentikan Al-Qur’an. Diantara mereka ada yang ingin mengubah isi Al-Qur’an
dengan merubah sebagian teks nya serta melakukan perubahan huruf yang mirip,
sehingga berubah arti dan maknanya.
Namun upaya yang dilakukan para orientalis ini tidak pernah berhasil. Karena
umat islam sudah banyak yang menghafalkan Al-Qur’an. Sehingga perubahan
sedikitpun dari redaksi alquran bisa ditemukan.
Upaya-upaya yang dilakukan nabi agar Al-Qur’an terpelihara yaitu dengan cara
yang sederhana dengan cara Nabi menghafal ayat-ayat itu dan menyampaikannya
kepada para sahabat. kemudian sahabat juga menghafalnya sesuai dengan yang
disampaikan Nabi. Upaya kedua yang dilakukan Umat Islam dalam upaya
pemeliharaan Al-Qur’an adalah mencatat atau menuliskannya dengan persetujuan
Nabi.9
9 H.M. Rusdi Khalid. 2011. Mengkaji Ilmu-ilmu Al-Qur’an, Cet I, (Makassar : Alauddin
Universiti Press).hal:55
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Drs. Hafidz Abdurrahman, MA, Ulumul Quran Praktis, CV Idea Pustaka Utama,
Bogor, 2003.
Press,Makassar,2011