Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENGANTAR STUDI AL-QUR’AN DAN HADIST

SEJARAH PEMELIHARAAN AL-QUR’AN

Disusun oleh kelompok 3:

 Kuntum Khaira Sado (2213040105)


 Khairunisa Alya Ramadhana (2213040145)
 Halia Hadidah (2213040109)
 Putri Persada ( 2213040189 )

Dosen Pengampu:

Dr. Luqmanul Hakim, M.Ag

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

1444 H / 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, rahmat, dan karunia –Nya sehingga
masih memberikan kesempatan hidup dan bernafas sampai saat ini. Yang mana dengan nikmat itulah
penulis dapat menyelesaikan makalah untuk mata kuliah “Pengantar Studi Al-Quran dan Hadist” ini,
dengan mengangkat judul “Sejarah Pemeliharaan Al-Quran”. Dalam kesempatan kali ini, pemakalah akan
mencoba menjelaskan beberapa hal yang terkait dengan tema makalah ini. Pemakalah juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang selalu mendukung, dan dosen pengampu yang
membimbing, serta teman-teman yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk para pembaca dan khususnya untuk pemakah sendiri.

Padang, 04 Maret 2023

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Pemeliharaan Al-Quran pada masa nabi Muhammad......................................
2.2 Sejarah Pemeliharaan Al-Quran pada masa sahabat.....................................................
2.3 Sejarah Pemeliharaan Al-Quran pada masa tabi’in.......................................................

BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara mengenai jam’ul Qur’an pada masa nabi, maka yang dimaksud adalah pengumpulan
wahyu Al-Quran melalui dua cara. Pada mulanya, bagian-bagian Al-Quran yang diwahyukan kepada nabi
Muhammad saw dipelihara dalam ingatan beliau dan para sahabat. Setelah itu setiap pengikut nabi secara
massif menghafalkan Al-Quran. Tradisi hafalan yang kuat di kalangan masyarakat Arab turut membantu
proses pemeliharaan Al-Quran pada masa nabi ini. Nabi saw juga memotivasi pengikutnya untuk
menghafal Al-Quran. Utsman bin Affan, Tamim al-Dari , Abdullah bin Mas‘ud , Salim bin Ma‘qil ,
Ubadah bin Shamit Abu Ayyub , dan Mujammi‘ bin Jariyah.

Tulisan sebagai Memonic bagi penghafal Al-Quran jika kita menengok sejarah pemeliharaan Al-
Quran pada masa nabi Muhammad saw, maka dapat ditemukan adanya upaya penulisan Al-Quran. Hanya
saja, perekaman Al-Quran dalam bentuk tulisan selalu dipandang sebagai alat bantu untuk mengingat,
bukan tujuan utama . Jadi sebelum ditulis setiap unit-unit wahyu Al-Quran telah tersimpan seluruhnya
dalam ingatan para sahabat. Riwayat paling awal tentang pengumpulan wahyu Al-Quran melalui tulisan
pada masa nabi saw bisa ditemukan dalam kisah keislaman Umar bin Khatthab, yakni empat tahun
menjelang hijrahnya nabi ke Madinah. Dari kisah tersebut dapat dipahami bahwa sejak awal Islam di
Mekah, telah ada usaha serius untuk menulis Al-Quran.

Kesimpulan semacam ini mendapat justifikasi dari al-Quran sendiri. Nama-nama yang digunakan
untuk merujuk pesan Ilahi yang dibawa Muhammad, seperti Al-Quran, al-kitab atau wahyu, secara
tersamar mengungkapkan suatu gambaran latar belakang tertulis. Para sekretaris itu bertanggung jawab
dalam penulisan Al-Quran secara langsung kepada nabi. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Nabi saw
menitahkan para sekretarisnya menempatkan bagian Al-Quran yang baru diwahyukan pada posisi tertentu
dalam rangkaian wahyu terdahulu atau surah tertentu, sehingga susunan mushaf Al-Quran dianggap
tauqifi atau berdasarkan petunjuk langsung nabi. Riwayat-riwayat semacam itu pada dasarnya
menunjukkan bahwa penggabungan unit-unit wahyu atau penempatannya ke dalam bagian surah-surah
Al-Quran dilakukan atas petunjuk Nabi Muhammad saw.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah pemeliharaan al-quran pada masa Muhammad saw.
2. Bagaimana sejarah pemeliharaan al-quran pada masa sahabat.
3. Bagaimana sejarah pemeliharaan al-quran pada masa tabi’in.
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui dan memahami sejarah pemeliharaan al-quran pada masa Muhammad saw.
2. Memahami sejarah pemeliharaan al-quran pada masa sahabat.
3. Mengetahui sejarah pemeliharaan al-quran pada masa tabi’in.

BAB 2

PEMBAHASAN

1. Sejarah Pemeliharaan Al-Quran pada masa Nabi Muhammad.

Pemeliharaan al-quran pada masa nabi Muhammad SAW dilakukan dengan dua cara utama,
yaitu : menyimpannya kedalam “dada manusia” atau menghafalnya dan merekamnya secara
tertulis diatas berbagai jenis bahan untuk menulis seperti pelapah kurma dan kulit hewan dan
nabi menerangkan akan bagaimana ayat-ayat itu nantinya disusun dalam sebuah surat, artinya
nabi menerangkan bagaimana ayat-ayat itu mesti disusun secara tertib urutan ayatnya dan
membuat aturan, yaitu hanya al-quran saja yang diperbolehkan untuk ditulis dan melarang
selainnya termasuk hadist maupun pelajaran-pelajaran yang keluar dari mulut Nabi SAW. Hal ini
agar apa yang dituliskannya betul-betul al-quran dan tidak tercampur adukkan dan terjamin
kemurniannya. Pada masa perang Badar orang-orang musyrikin yang ditawan oleh Nabi
Muhammad SAW, yang tidak mampu menebus dirinya dengan uang, tetapi pandai menulis dan
membaca masing-masing diharuskan mengajar 10 orang muslim untuk membaca dan menulis
sebagai tebusan. Pada mulanya potongan potongan al-quran yang diwahyukan kepada Nabi SAW
dipelihara dalam ingatan beliau dan para sahabat, kemudian setiap pengikut Nabi secara massif
menghafalkan al-quran. Tradisi hafalan Al-quran dikalangan masyarakat arab membantu proses
pemeliharaan al-quran pada masa nabi. Dengan demikian semakin bertambahlah kenginan untuk
membaca dan menulis, bertambah banyaklah diantara orang Islam yang pandai membaca dan
menulis, sehingga banyak pula orang-orang yang menulis ayat-ayat Al-Qur’an yang telah
diturunkan. Sementara Nabi sendiri memiliki beberapa orang penulis wahyu yang diturunkan
untuk beliau secara khusus. Diantaranya adalah Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Ubay bin
Ka’ab, Zaid binTsabit, dan Muawiyah bin Abi Shofyan. Dalam keadaan itu, Malaikat Jibril sekali
dalam satu tahun mengadakan pengulangan, Nabi disuruh untuk mengulangi memperdengarkan
wahyu yang telah diperdengarkan kepadanya, ditahun beliau wafat ulangan itu diadakan oleh
Jibril sebanyak dua kali. Nabi juga sering mengadakan ulangan dihadapan para sahabatnya agar
Al-Qur’an terpelihara dan terjaga secara baik.

2. Sejarah pemeliharaan al-quran pada masa sahabat


a. Masa Sahabat Abu Bakar As Shidiq r.a.

Setelah Rasulullah wafat sahabat Anshar dan Muhajirin sepakat menunjuk Abu Bakar
sebagai Khailifah dan pada masa awal pemerintahannya banyak orang-orang Islam belum kuat
imannya dimana banyak terjadi peperangan dan yang terkenal perang Yamama. Banyak sahabat
pengahafal Al-Qur’an yang gugur dalam medan perang oleh karena itu, Umar bin Khattab
khawatir Al-Qur’an lenyap bersama dengan meninggalnya para huffadz yang gugur, maka Umar
bin Khattab datang kepada Abu Bakar membicarakan tentang perlunya al-qur’an dikumpulkan.
Abu Bakar menerima usulan tersebut dan memanggil Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan Al-
Qur’an. Dalam usaha pengumpulan Al-Qur’an itu Zaid bin Tsabit bekerja amat teliti sekalipun
Beliau sendiri hafal Al-Qur’an secara bagus, namun untuk kepentingan pengumpulan Al-Qur’an
demi umat Islam Ia sendiri masih memandang perlu untukmenyesuaikan hafalan atau bacaan dan
catatan para sahabat yang lain dengan disaksikan oleh dua orang saksi. Dengan demikian Al-
Qur’an telah ditulis secara keseluruhan oleh Zaid bin Tsabit dalam lembaran-lembaran dan
diikatnya dengan benang dan tersusun menurut apa yang ditetapkan dan diajarkan oleh
Rasulullah, kemudian diserahkan kepada Abu Bakar dan Mushhaf tersebut tetap berada ditangan
Abu Bakar selama pemerintahannya dan kemudian dipindah kerumah Umar bin Khattab sampai
Beliau wafat, dan sepeninggal Beliau dipindah keruma Hafshah putri Umar, istri Rasulullah
sampai pada masa pengumpulan dan penyusunan Al-Qur’an pada masa Khalifah Utsman bin
Affan.

b. Masa Khalifah Umar bin Khattab

Setelah khalifah abu bakar wafat,maka digantikan oleh kholifatul mukminin yaitu umar bin
khattab.Demikian juga hal nya mushaf,yg dahulunya disimpan oleh abu bakar maka setelah umar
menjadi khalifah mushaf tersebut berpindah tangan ke umar bin khattab.pada masa khalifah
umar ini tidak membicarakan alqur’an melainkan lebih memfokuskan kepada pengembangan
ajaran islam dan wilayah kekuasaan islam,serta mengedepankan ajaran islam.al qur’an juga tidak
difahami secara tekstual saja,tapi lebih jauh lagi difahami secara kontekstual.
c. Masa Khalifah Usman bin affan

Di masa usman bin affan,pemerintahan mereka telah sampai ke armenian azarbayan di


sebelah timur dan tipoli disebelah barat. Dengan demikian kelihatannya bahwa kaum muslimin
diwaktu itu telah terpencar-pencar dimesir,syariah,irak,Persia,dan afrika.kemana pun mereka
pergi dan mereka tinggal,alqur’an itu tetap menjadi imam mereka,diantara meraka banyak
menghafal alqur’an itu.pada mereka terdapat naskah-naskah alqur’an,tetapi naskah-naskah yang
mereka punya itu tidak sama dengan susunan surat-suratnya.asal mulanya perbedaan tersebut
adalah karena rasulullah sendiri pun memberikan kelonggaran kepada kabilah-kabilah arab yang
berada dimasa nya untuk membaca dan melafalkan al qur’an menurut dialog mereka masing-
masing. Kelonggaran ini diberikan oleh nabi supaya mereka, menghafal al-quran. Tetapi
kemudian terlihat tanda-tanda bahwa perbedaan bacaan tersebut bila di biarkan akan
mendatangkan perselisihan dan perpecahan yang tidak diinginkan dalam kalangan kaum
muslimin. Orang pertama yang memperhatikan hal ini adalah huzaifah bin yaman, lau ia
menyampaikan kepada utsman bin affan. Utsman bin affan meminta kepada hafsah binti umar
lembaran-lembaran al-quran yang ditulis pada pada masa abu bakar yang disimpan olehnya
untuk disalin. Utsman membentuk panitia bertugas membukukan al-quran dengan menyalin dari
lembaran-lembaran tersebut menjadi buku. Al-quran yang telah dibukuan dinamai “al-mushaf”
dan mengumpulkan lembaran-lembaran yang bertuliskan al-quran yang ditulis sebelum itu dan
membakarnya.

d. Pada masa Ali bin abi thalib

Pada masa pemerintahan ali, tidak banyak proses pemeliharaan al-quran, karena pada masa
itu banyak terjadi konflik internal dalam kubu umat islam setelah peristiwa pembunuhan utsman.
Akan tetapi pada amsi ali, al-quran yang semula tidak berbaris kemudian atas perintah ali kepada
abu aswad ad-duali untuk membariskan al-quran dan pada saat itu juga lahir ilmu i’rab al-quran.

3. Sejarah pemeliharaan al-quran pada masa tabi’in.

Setelah berakhirnya zaman khalifah yang-4, timbul zaman bani ummayah. Kegiatan para
sahabat dan para tabi’in terkenal dengan usaa-usaha mereka yang tertumpu dan penyebaran ilmu-
ilmu al-quran melaui jalan periwayatan dan pengajaran, secara lisan bukan melaui tulisan atau
catatan.
BAB 3
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Al-quran yang berada di tangan kita sekarang ini adalah al-quran yang telah diturunkan kepada
nabi Muhammad SAW tanpa adanya perubahan karena keberadaan al-quran yang demikian ini berkaitan
dengan sifat dan cirinya, yang tetpa sebagaimana keadaannya dahulu.

2. Setiap muslim harus percaya dan rela bahwa apa yang dibaca dan didengarnya sebagai al-quran
sekarang ini tidak berbeda sedikitpun dengan apa yang pernah dibaca oleh rasulullah SAW dan didengar,
dan dibaca oleh para sahabat.
DAFTAR PUSTAKA

Rafi, Muhammad, 2020. Pemeliharaan Al-Qur’an Pada Masa Nabi Muhammad SAW.

Ratnaningsii, Desi, 2020. “E-Jurnal Pengetahuan Sejarah” Pemeliharaan Al-Qur’an

Pada Masa Rosulullah SAW, Sahabat, dan Tabi’in.

Muslimin, 2014. E-Jurnal Pembukuan dan Pemeliharaan Al-Qur’an.

Anda mungkin juga menyukai