Anda di halaman 1dari 14

SEJARAH PENGHIMPUNAN DAN PEMELIHARAAN AL-QUR’AN

DARI MASA RASULULLAH SAW HINGGA SEKARANG

Diajukan sebagai

Tugas Mata Kuliah Studi Qur’an Hadist

Dosen Pengampu :

Muhammad Fajrul Munawir, M.Ag

Disusun oleh :

Ro’iyal A’la Muzakki

Hassan Albana

Yusril Ainur Rofiq

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH


TULUNGAGUNG

AGUSTUS 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih bisa menikmati
indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan salam tetap kita curahkan kepada baginda
nabi Muhammad Saw yang telah menunjukan kepada kita jalan yang lurus berupa
ajaran agama yaitu agama islam.

Penulis memperoleh banyak bantuan atas penyusunan makalah ini karena itu
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Maftukhin, M. Ag., selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sayyid
Ali Rahmatullah Tulungagung yang memberikan fasilitas dalam penyusunan
makalah ini.
2. Bapak Dr. Akhmad Rizqon Khamami, Lc., M.A., selaku Dekan Fakultas Uhuluddin
Adab dan Dakwah Universitas Ialam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
yang memberikan fasilitas dalam penyusunan makalah ini.
3. Bapak Hibbi Farihin, M.S.I, selaku Kajur Ilmu Al-Qur”an dan Tafsir yang
memberikan dukungan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini
4. Muhammad Fajrul Munawir, M.Ag., selaku dosen pengampu mata kuliah “Studi
Qur’an Hadist” yang membimbing dan mendampingi penulis dalam penyusunan
makalah ini.
5. Serta rekan-rekan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 1-B Tahun Ajaran 2021/2022 yang
senantiasa memberi semangat kepada penulis.

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah “Studi Qur’an Hadist”. Penulis juga berharap semoga pembuatan makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

Demikian pengantar yang dapat penulis sampaikan. Penulis pun sadar


bahwasannya penulis hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang konstruktif akan senantiasa menjadi koreksi bagi penulis nanti dalam
upaya evaluasi diri.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................................iii

BAB 1............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN............................................................................................................................1

1. Latar Belakang..................................................................................................................1

2. Rumusan Masalah............................................................................................................2

3. Tujuan Masalah................................................................................................................2

BAB II............................................................................................................................................3

PEMBAHASAN..............................................................................................................................3

A. Sejarah Penghimpunan Al-Qur’an Pada Masa Rasulullah SAW........................................3

B. Sejarah Penghimpunan Al-Qur’an Pada Masa Khulafaurrasyidin.....................................4

1. Sejarah penghimpunan Al-Qur’an pada masa Abu Bakar RA........................................4

2. Sejarah penghimpunan Al-Qur’an pada masa Umar Bin Khattab RA............................5

3. Sejarah penghimpunan Al-Qur’an pada masa Utsman Bin Affan RA............................6

4. Sejarah penghimpunan Al-Qur’an pada masa Ali Bin Abi Tholib RA.............................7

C. Pemeliharaan dan pemurnian Al-Qur’an Hingga Sekarang..............................................7

BAB III...........................................................................................................................................8

PENUTUP......................................................................................................................................8

A. Kesimpulan.......................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................9

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Penghimpunan dan pemeliharaan Al-Qur’an bisa dikategorikan menjadi dua hal,


yang pertama penghimpunan dalam dada, yaitu dengan cara menghafal, dan kedua
dengan cara penghimpunan dalam penulisan, yaitu dengan cara menulis.
Penghimpunan Al-Qur’an dalam dada (dengan cara menghafal) ini telah dibuktikan
Rasulullah sendiri, baik mengulang hafalannya dalam shalat maupun diluar shalat.
Demi pemeliharaan Al-Qur’an, selain dihafal ia juga ditulis pada pelepah kurma,
pohon, daun, kulit binatang, tulang dan lainnya.
Penghimpunan dan pemeliharaan Al-Qur’an dalam sejarahnya berlangsung
selama tiga periode yakni pada masa Rasulullah SAW, pada masa khalifah Abu
Bakar As-shidiq RA, dan pada masa khalifah Utsman Bin Affan RA. Masing masing
periode memiliki ciri-ciri sendiri. Periode pertama ditandai dengan penghafalan dan
penulisan diatas media-media sederhana seperti pelepah kurma, pohon, daun, kulit
binatang, tulang dan lain-lain. Periode kedua ditandai dengan pembukuan Al-Qur’an
dalam sebuah mushaf oleh panitia tunggal yaitu Zaid Bin Tsabit. Periode ketiga
ditandai dengan pembukuan dalam beberapa mushaf dengan sistem penulisan yang
akomodatif dalam qu’an sab’at, yang kemudian dikirim ke beberapa wilayah untuk
menjadi mushaf standar bagi umat islam dan terjaga keasliannya hingga saat ini.1
Allah SWT telah menegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Hijr ayat 9, yang
artinya “sesungguhnya kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an dan kami pula yang
akan menjaganya” penegasan ini menunjukan bahwa Al-Qur’an senantiasa terjaga
dari hingga akhir zaman. Secara historis Al-Qur’an terjaga dan terpelihara dalam tiga
fase sejarah yaitu pada masa Rasulullah, masa sahabat, dan pada masa sekarang.
Maka dalam makalah ini kami mencoba mensajikan pembahasan tentang
bagaimana Rasulullah beserta sahabat dalam penghimpunan Al-Quran yang sampai
sekarang masih terjaga kemurniannya.
1
Baymax’s Notes. “Penghimpunan Al-Qur’an Pada Masa Rosulullah saw”, http://lalalala-
baymax.blogspot.com/2017/03/penghimpunan-alquran-pada-masa.html?
m=1#:~:text=Kesimpulan-,Penghimpunan%20Al%2DQur'an%20dalam%20sejarahnya%20berlangsung
%20selama%20tiga%20periode,periode%20memiliki%20ciri%2Dciri%20sendiri (diakses 7 September
2021).

iv
2. Rumusan Masalah

Untuk memudahkan pembahasannya maka akan dibahas sub masalah sesuai


dengan latar belakang diatas yakni sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah penghimpunan Al-Qur’an pada masa Rasulullah SAW ?
2. Bagaimana sejarah penghimpunan Al-Quran pada masa Khulafaurrasyidin ?
3. Bagaimana pemeliharaan dan pemurnian Al-Qur’an dari dahulu hingga
sekarang?

3. Tujuan Masalah

1. Mengetahui sejarah penghimpunan Al-Qur’an pada masa Rasulullah SAW


2. Mengetahui sejarah penghimpunan Al-Qur’an pada masa Khulafaurrasyidin
3. Mengetahui sejarah pemeliharaan dan pemurnian Al-Qur’an dari dahulu
hingga sekarang

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Penghimpunan Al-Qur’an Pada Masa Rasulullah SAW

Rasulullah adalah penghafal Al-Qur’an pertama dan merupakan contoh yang


paling baik bagi para sahabat dalam menghafalnya, sebagai realisasi kecintaan
mereka terhadap agama dan sumber hokum. Al-Qir’an diturunkan secara berangsur-
angsur dan kurang lebih selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Proses penurunannya
terkadanag hanya turun satu ayat dan terkadang turum sampai sepuluh ayat. Setiap
kali ada ayat turun, Rasulallah menghafalnya dalam dada dan ditempatkan dalam
hati, sebab bangsa arab mempunyai daya hafal yang kuat. Hal itu dikarenakan
umumnya mereka buta huruf, sehingga dalam penulisan berita-berita, syair-syair dan
silsilah mereka dilakukan dengan mencatat dihati mereka.

Para sahabat berlomba-lomba menghafal ayat yang diturunkan. Mereka saling


membantu dan berbagi hafalan. Sehingga mereka yang hafal Al-Qur’an tidak
terhitung jumlahnya. Di antaranya Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Thalhah, Sa’ad,
Ibnu Mas’ud, Huzaifah, Salim Maula Abi Huzaifah, Abu Hurairah, Ibnu Umar, Ibnu
Abbas, Amru Bin Ash, Abdullah Bin Amru, Muawiyyah, Ibnu Zubair, dan lain-lain.

Banyaknya sahabat yang hafal Al-Qur’an tidaklah mengherankan karena


pertama, secara tradisi mereka sudah terbiasa dan terlatih menghafal, terutama
menghafal syair-syair dan garis keturunan. Kedua, mereka sangat mencintai Al-
Qur’an. Ketiga, fasilitas tulis menulis masih sangat terbatas.

Media yang dipakai kala itu masih sangat sederhana sekali, bahkan seadanya,
mengingat fasilitas yang sangat terbatas. Misalnya, pelepah kurma, batu tipis, kulit
binatang, daun kering, dan lain-lain. Penulisan kala itu mencakup Al-ahruf As-Sa’bah
sebagaimna Al-Qur’an diturunkan, mencakup yang dinasakh tilawahnya (Mansukh
at-tilawah) sebagaimana hanya berdasarkan urutan surat dan ayat dan tidak
terkumpul dalam mushaf atau suhuf.

Sekalipun ayat-ayat yang turun dituliskan oleh para penulis wahyu, tetapi
yang menjadi acuan utama dalam transfer Al-Qur’an dari Rasul kepada sesama umat

vi
bukanlah tulisan tersebut, melainkan hafalan atau periwayatan secara lisan. Faktor-
faktor yang mendorong penulisan Al-Qur’an pada masa Nabi antara lain yaitu :

 Memperbanyak hafalan baik Nabi maupun sahabat


 Mempersentasikan wahyu dengan cara yang paling sempurna, karena
mengandalkan hafalan saja tidak cukup. Karena diantara mereka ada
yang lupa atau telah wafat. Sedangkan tulisan akan tetap terpelihara.

Sementara itu, penulisan Al-Qur’an pada masa Nabi tidak terkumpul pada
satu tempat saja, tetapi terpisah menjadi beberapa bagian. Hal ini dikarenakan proses
penurunan Al-Qur’an saat itu masih berlangsung, sehingga terdapat kemungkinan
ayat yang turun dibelakang menghapus (menasakh) redaksi atau ayat yang turun
sebelumnya. Juga adanya penertiban ayat-ayat dan surat-surat, karena sistematika
penulisan Al-Qur’an tidak disusun menurut kronologi turunnya, tetapi menurut
keserasian antara ayat yang satu dan ayat yang lain. Oleh katena itu terkandang surat
yang turunnya lebih akhir berada didepan, dan sebaliknya ayat yang turun di awal
berada diakhir.2

B. Sejarah Penghimpunan Al-Qur’an Pada Masa Khulafaurrasyidin

1. Sejarah penghimpunan Al-Qur’an pada masa Abu Bakar RA

Penghimpunan pada masa khalifah Abu Bakar berawal dari inisiatif


sahabat Umar Bin Khattab. Umar khawatir akan banyaknya penghafal yang
gugur dalam beberapa peristiwa, seperti peristiwa Yamamah dan sumur
Ma’unah. Keadaan tersebut kalau tidak segera di antisipasi dapat berakibat fatal
bagi kelangsungan untuk masa yang akan datang. Oleh sebab itu umar
mengusulkan kepada Abnu Bakar untuk mengumpulkan Al-Qur’an dalam satu
mushaf. Semula Abu Bakar keberatan karena dikhawatirkan termasuk perbuatan
bid’ah, sebab Rasul tidak pernah memerintahkan perbuatan tersebut. Tetapi
umar berhasil meyakinkan Abu Bakar bahwa perbuatan tersebut hanya

2
Baymax’s Notes. “Penghimpunan Al-Qur’an Pada Masa Rosulullah saw”, http://lalalala-
baymax.blogspot.com/2017/03/penghimpunan-alquran-pada-masa.html?
m=1#:~:text=Kesimpulan-,Penghimpunan%20Al%2DQur'an%20dalam%20sejarahnya%20berlangsung
%20selama%20tiga%20periode,periode%20memiliki%20ciri%2Dciri%20sendiri (diakses 7 September
2021).

vii
meneruskan apa yang telah dirintis oleh Rasul sendiri, karena beliau telah
memerintahkan kepada para penulis wahyu agar menulis semua ayat yang turun.

Abu Bakar menganggap bahwa seorang yang paling tepat melakukan


tugas tersebut adalah Zaid Bin Tsabit, karena Zaid termasuk barisan penghafal
Al-Qur’an dan sekaligus seorang penulis wahyu yang ditunjuk oleh Rasul SAW,
apalgi dia menyaksikan tahap-tahap akhir Al-Qur’an diturunkan kepada Rasul
SAW. Zaid juga terkenal cerdas, sangat wara’, amanah, dan istiqomah. Umar
pun menyetujui keputusan Abu Bakar tersebut.

Seperti halnya Abu Bakar, Zaid pun semula ragu menerima tugas
tersebut, tetapi setelah diyakinkan oleh Abu Bakar, akhirnya dia bersedia
melaksanakannya dibawah bimbingan Abu Bakar, Umar, dan para sahabat
senior lainnya. Dalam melaksanakan tugasnya, Zaid mengikuti metode yang
digariskan oleh Abu Bakar dan Umar, yaitu mengumpulkan Al-Qur’an dengan
akurasi tinggi dan hati-hati. Sumber yang digunakan pun tidak cukup hafalan
dan cacatan yang dibuat oleh Zaid sendiri, tetapi menggunakan catatan-catatan
yang pernah dibuat pada zaman Rasul dan hafalan para sahabat. Setiap sumber
harus dikuatkan oleh dua orang saksi yang dipercaya. Kemudian dikumpulkan
dengan akurasi tinggi dari sumber mutawatir dan diterima secara ijma’ oleh
umat islam saat itu. Ayat-ayat yang sudah dinasakh tidak lagi dituliskan. Ayat-
ayat sudah disusun sesuai dengan urutannya berdasarkan petunjuk Rasulullah
SAW, tetapi surat demi surat belum tersusun sebagaimana biasanya.3

2. Sejarah penghimpunan Al-Qur’an pada masa Umar Bin Khattab RA

Selama pemerintahan khalifah Umar Bin Khattab RA, tidak dilakukan


penghimpunan dan pembukuan Al-Qur’an. Karena lebih fokus kepada
penyebaran agama islam. Dan sudah tidak adanya kekhawatiran dari umat islam
dengan danya mushaf yang dibuat pada masa khalifah Abu Bakar RA.

3
Baymax’s Notes. “Penghimpunan Al-Qur’an Pada Masa Rosulullah saw”, http://lalalala-
baymax.blogspot.com/2017/03/penghimpunan-alquran-pada-masa.html?
m=1#:~:text=Kesimpulan-,Penghimpunan%20Al%2DQur'an%20dalam%20sejarahnya%20berlangsung
%20selama%20tiga%20periode,periode%20memiliki%20ciri%2Dciri%20sendiri (diakses 7 September
2021).

viii
Akan tetapi khalifah Umar Bin Khattab RA beupaya menjaga dan
melestarikan Al-Qur’an dengan cara sebagai berikut

 Fokus pada pengembangan ajaran islam dan wilayah kekuasaan islam


 Pemahaman Al-Qur’an tidak hanya konstektual saja tapi lebih ke
konseptual
 Melakukan penyebaran Al-Qur’an ke wilayah-wilayah yang sudah
memeluk islam
 Mengirim para sahabat untuk mengajar Al-Qur’an

Setelah Umar Bin Khattab wafat Al-Qur’an dipegang Hafsah Binti umar.
Hal ini dikarenakan 2 alasan. Pertama, Hafsah adalah seorang penghafal Al-
Qur’an. Kedua dia adalah istri Rasul sekaligus putri Umar.

3. Sejarah penghimpunan Al-Qur’an pada masa Utsman Bin Affan RA

Pengumpulan Al-Qur’an pada masa khalifah Utsman dilatarbelakangi


oleh meluasnya perbedaan pendapat diantara kaum muslim tentang penulisan
dan bacaan Al-Qur’an yang benar, terutama setelah wilayah khilafah Islamiyah
semakin meluas ke bagian utara dan Afrika Utara. Umat islam kala itu memiliki
perbedaan dialek dalam membaca Al-Qur’an sesuai dengan daerahnya. Misalnya
umat islam di Syam mengikuti bacaan Ubay Bin Ka’ab, di Kufah mengikuti
bacaan Abu Musa Al-Asy’ari, dan sebagainya. Perbedaan seperti itu menjadi
masalah bagi sebagian umat islam, terutama yang tidak mengerti dan tidak tahu
bahwaAl-Qur’an diturunkan dalam berbagai versi qira’at. Kekhawatiran
Utsaman dapat terbaca jelas dalam pidatonya waktu itu : “Anda semua yang
dekat denganku berbeda pendapat, apalagi orang-orang yang bertempat tinggal
jauh dariku, mereka pasti berbeda lagi”.4

Utsman segera berinisiatif untuk membentuk tim penulisan kembali Al-


Qur’an kedalam beberapa mushaf dengan acuan utama mushaf Abu Bakar. Tim
tersebut terdiri dari Zaid Bin Tsabit sebagai ketua, dengan anggota Abdullah Bin
Zaubair, Sa’id Bin Ash, dan Abdurrahman Bin Harits Bin Hisyam. Ketiga
berasal dari suku Quraisy, berbeda dengan Zaid yang berasal dari suku Madinah.

4
Hadits riwayat Abu Daud.

ix
Utsman mengatur komposisi tersebut karena apabila terjadi perbedaan pendapat
dengan Zaid, maka masih ada orang Quraisy yang memenangkan perbedaan
tersebut. Hal ini dilakukan karena Al-Qur’an dalam logat Quraisy.

Jika mushaf yang ditulis pada masa Abu Bakar sudah disusun ayat demi
ayat sesuai dengan urutnya taufiqi, tetapi surat demi surat belum disusun sesuai
dengan urutannya maka tim tersebut menyempurankan dengan menyusun surat
demi surat sesuai urutannya.

Setelah pekerjaan tim selesai, khalifah Utsman mengirim mushaf-mushaf


tersebut ke beberapa wilayah untuk dijadikan standar. Khalifah Utsman
memerintahkan agar semua mushaf milik pribadi yang berbeda dengan miliknya
harus dibakar, jika gagal dalam menghapuskan mushaf-mushaf ini maka dapat
memicu perselisihan kembali.

4. Sejarah penghimpunan Al-Qur’an pada masa Ali Bin Abi Tholib RA

Pada masa khalifah Ali Bin Abi Thalib, tidak dapat melakukan
perkembangan dalam ilmu Al-Qur’an, karena pada awal kekhalifahan Ali Bin
Abi Thalib langsung dihadapi persoaalan yang sangat sulit yaitu masalah
pembunuhan khalifah Utsman dan juga timbulnya kekacauan dalam
pemerintahan.

C. Pemeliharaan dan pemurnian Al-Qur’an Hingga Sekarang

Dalam Al-Qur’an surat Al-hijr ayat 9, Allah berfirman, “sesungguhnya


kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan kami pula yang menjaganya” Ayat ini
memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al-Qur’an selama-lamanya
hingga akhir zaman dari pemalsuan.

Karena itu, banyak umat islam dizaman Rasulullah SAW, yang hafal Al-
Qur’an. Dengan adanya umat yang hafal Al-Qur’an, Al-Qur’an pun akan senantiasa
terjaga hingga akhir zaman.

Selanjutnya demi memudahkan umat untuk membaca Al-Qur’an dengan baik,


Al-Qur’an pun dicetak sebanyak-banyaknya setelah melalui tashih (pengesahan dari
ulama-ulama yang hafal Al-Qur’an). Al-Qur’an pertama kali dicetak pada tahun 1530

x
masehi atau sekitar abad ke-10 H di Bundukiyah (vinece). Namun kekuasaan gereja
memerintahkan agar Al-Qur’an yang telah dicetak itu dibasmi. Kemudian,
Hamkelman mencetak Al-Qur’an dikota Hamburg (Jerman) pada tahun 1694 M atau
sekitar abad ke-12 H. Dan hingga saat ini Al-Qur’an telah dicetak di berbagai negara
didunia.

Pemeliharaan Al-Qur’an tidak sampai berhenti disitu. Di sejumlah negara,


didirikan lembaga pendidikan yang dikhususkan mempelajari Ulumul Qur’an (ilmu-
ilmu tentang Al-Qur’an). Salah satu meteri pelajaran yang diajarkan menghafal Al-
Qur’an. Di Indonesia sendiri banyak lembaga pendidikan yang mengajak penuntut
ilmu untuk menghafal Al-Qur’an, mulai dari pendidikan tinggi, seperti Institu Ilmu
Al-Qur’an (IIQ) hingga pesantren yang mengkhususkan santrinya menghafal Al-
Qur’an, di antaranya pesantren Hammanatul Qu’an di Jogoroto Jombang, madrasatul
Qur’an di Tebu Ireng Jombang, dan masih banyak lagi pesantren lainnya yang
mengkhusukan sntrinya untuk menghafal Al-Qur’an.

Demi memotivasi umat untuk meningkatkan hafalannya, kini diselanggarakan


Musabaqoh Hifzhil Qur’an (MHQ), dari tingkatan 1 juz, hingga 30 juz. Nabi
Muhammad SAW bersabda bahwa “sebaik-baik kamu adalah kamu orang yang
mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”. (HR Bukhari). Adanya lembaga
penghafal Al-Qur’an ini maka kemurnian dan keaslian Al-Qur’an akan senantiasa
terjaga hingga akhir zaman. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, bahwa
para penghafal Al-Qur’an ini akan ditempatkan di syurga. 5

5
Agung Susongko. “Pemeliharaan dari Masa ke Masa”,
https://www.republika.co.id/berita/p0wf3j313/pemeliharaan-alquran-dari-masa-ke-masa, diakses pada 7
September 2021).

xi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Rasulullah adalah penghafal Al-Qur’an pertama dan merupakan contoh yang


paling baik bagi para sahabat dalam menghafalnya. Tentunya para sahabat juga
menghafal Al-Qur’an sebagaimana yang dicontohkan Rasul sendiri. Karena mereka
mempunyai tradisi sudah terbiasa dan terlatih menghafal. Selain menghafal Rasulullah
dan para sahabat juga menulis ayat-ayat Al-Qur’an di berbagai macam bidang yaitu
pelepah kurma, tulang, batu dan sebagainya. Kegiatan penulisan tersebut dikarenakan
masih minimnya alat tulis menulis.

Pengimpunan dan pemeliharaan Al-Qur’an dimasa sahabat yang paling berjasa


adalah khalifah Abu Bakar dan khalifah Utsman Bin affan. Dikarenakan pada masa
beliau banyak peristiwa yang mengharuskan untuk menulis mushaf seperti perang
yamamah di masa Abu Bakar karena banyak para penghafal Al-Qur’an banyak yang
gugur dalam perang tersebut.untuk mengatasi hal tersebut khalifah Abu bakar
mengumpulkan dan penulisan ayat-ayat Al-Qur’an atas inisiatif khalifah Umar Bin
Khattab menjadi sebuah mushaf. Pengumpulan dan penulisan tersebut dilakukan oleh
Zaid BinTsabit karena dia adalah penghafal Al-Qur’an sekaligus penulis wahyu. Dan
kekhawatiran khalifah Utsman akan banyaknya perbedaan pendapat oleh kaum
muslimin tentang bacaan Al-Qur’an, karena pada masa itu agama islam tersebar luas
sampai ke afrika utara. Untuk mengatasi hal tersebut khalifah Utsman berinisiatif untuk
melakukan penulisan ulang terhadap Al-Qur’an. Penulisan tersebut diketuai oleh Zaid
Bin Tsabit dan di anggotai oleh Abdullah Bin Zaubair, Sa’id Bin Ash, dan
Abdurrahman Bin Harits Bin Hisyam. Setelah penulisan Al-Qur’an telah selesai
khalifah Utsman mengirim mushaf Al-Qur’an untuk dijadikan standar, dan
memerintahkan untuk membakar mushaf milik pribadi agar umat muslim tidak ada lagi
perbedaan pendapat.

Untuk menjaga kemurnian Al-Qur’an, para ulama kembali menulis mushaf


dengan jumlah yang banyak demi memudahkan para pembacanya. Dan di sejumlah

xii
negara mendirikan lembaga pendidikan yang khusus untuk belajar Al-Qur’an serta
menghafalnya.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

Notes, Baymax’s. 2017. “Penghimpunan Al-Qur’an Pada Masa Rosulullah saw”,


http://lalalala-baymax.blogspot.com/2017/03/penghimpunan-alquran-pada-masa.html?
m=1#:~:text=Kesimpulan-,Penghimpunan%20Al%2DQur'an%20dalam%20sejarahnya
%20berlangsung%20selama%20tiga%20periode,periode%20memiliki%20ciri%2Dciri
%20sendiri
diakses pada 7 September 2021 pukul 16:17.

Susongko, Agung. 2017. “Pemeliharaan dari Masa ke Masa”,


https://www.republika.co.id/berita/p0wf3j313/pemeliharaan-alquran-dari-masa-ke-
masa, diakses pada 7 September 2021 pukul 16:17.

xiv

Anda mungkin juga menyukai