Diajukan sebagai
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Hassan Albana
AGUSTUS 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih bisa menikmati
indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan salam tetap kita curahkan kepada baginda
nabi Muhammad Saw yang telah menunjukan kepada kita jalan yang lurus berupa
ajaran agama yaitu agama islam.
Penulis memperoleh banyak bantuan atas penyusunan makalah ini karena itu
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Maftukhin, M. Ag., selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sayyid
Ali Rahmatullah Tulungagung yang memberikan fasilitas dalam penyusunan
makalah ini.
2. Bapak Dr. Akhmad Rizqon Khamami, Lc., M.A., selaku Dekan Fakultas Uhuluddin
Adab dan Dakwah Universitas Ialam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
yang memberikan fasilitas dalam penyusunan makalah ini.
3. Bapak Hibbi Farihin, M.S.I, selaku Kajur Ilmu Al-Qur”an dan Tafsir yang
memberikan dukungan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini
4. Muhammad Fajrul Munawir, M.Ag., selaku dosen pengampu mata kuliah “Studi
Qur’an Hadist” yang membimbing dan mendampingi penulis dalam penyusunan
makalah ini.
5. Serta rekan-rekan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 1-B Tahun Ajaran 2021/2022 yang
senantiasa memberi semangat kepada penulis.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah “Studi Qur’an Hadist”. Penulis juga berharap semoga pembuatan makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................iii
BAB 1............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................1
1. Latar Belakang..................................................................................................................1
2. Rumusan Masalah............................................................................................................2
3. Tujuan Masalah................................................................................................................2
BAB II............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
4. Sejarah penghimpunan Al-Qur’an pada masa Ali Bin Abi Tholib RA.............................7
BAB III...........................................................................................................................................8
PENUTUP......................................................................................................................................8
A. Kesimpulan.......................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................9
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
iv
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Masalah
v
BAB II
PEMBAHASAN
Media yang dipakai kala itu masih sangat sederhana sekali, bahkan seadanya,
mengingat fasilitas yang sangat terbatas. Misalnya, pelepah kurma, batu tipis, kulit
binatang, daun kering, dan lain-lain. Penulisan kala itu mencakup Al-ahruf As-Sa’bah
sebagaimna Al-Qur’an diturunkan, mencakup yang dinasakh tilawahnya (Mansukh
at-tilawah) sebagaimana hanya berdasarkan urutan surat dan ayat dan tidak
terkumpul dalam mushaf atau suhuf.
Sekalipun ayat-ayat yang turun dituliskan oleh para penulis wahyu, tetapi
yang menjadi acuan utama dalam transfer Al-Qur’an dari Rasul kepada sesama umat
vi
bukanlah tulisan tersebut, melainkan hafalan atau periwayatan secara lisan. Faktor-
faktor yang mendorong penulisan Al-Qur’an pada masa Nabi antara lain yaitu :
Sementara itu, penulisan Al-Qur’an pada masa Nabi tidak terkumpul pada
satu tempat saja, tetapi terpisah menjadi beberapa bagian. Hal ini dikarenakan proses
penurunan Al-Qur’an saat itu masih berlangsung, sehingga terdapat kemungkinan
ayat yang turun dibelakang menghapus (menasakh) redaksi atau ayat yang turun
sebelumnya. Juga adanya penertiban ayat-ayat dan surat-surat, karena sistematika
penulisan Al-Qur’an tidak disusun menurut kronologi turunnya, tetapi menurut
keserasian antara ayat yang satu dan ayat yang lain. Oleh katena itu terkandang surat
yang turunnya lebih akhir berada didepan, dan sebaliknya ayat yang turun di awal
berada diakhir.2
2
Baymax’s Notes. “Penghimpunan Al-Qur’an Pada Masa Rosulullah saw”, http://lalalala-
baymax.blogspot.com/2017/03/penghimpunan-alquran-pada-masa.html?
m=1#:~:text=Kesimpulan-,Penghimpunan%20Al%2DQur'an%20dalam%20sejarahnya%20berlangsung
%20selama%20tiga%20periode,periode%20memiliki%20ciri%2Dciri%20sendiri (diakses 7 September
2021).
vii
meneruskan apa yang telah dirintis oleh Rasul sendiri, karena beliau telah
memerintahkan kepada para penulis wahyu agar menulis semua ayat yang turun.
Seperti halnya Abu Bakar, Zaid pun semula ragu menerima tugas
tersebut, tetapi setelah diyakinkan oleh Abu Bakar, akhirnya dia bersedia
melaksanakannya dibawah bimbingan Abu Bakar, Umar, dan para sahabat
senior lainnya. Dalam melaksanakan tugasnya, Zaid mengikuti metode yang
digariskan oleh Abu Bakar dan Umar, yaitu mengumpulkan Al-Qur’an dengan
akurasi tinggi dan hati-hati. Sumber yang digunakan pun tidak cukup hafalan
dan cacatan yang dibuat oleh Zaid sendiri, tetapi menggunakan catatan-catatan
yang pernah dibuat pada zaman Rasul dan hafalan para sahabat. Setiap sumber
harus dikuatkan oleh dua orang saksi yang dipercaya. Kemudian dikumpulkan
dengan akurasi tinggi dari sumber mutawatir dan diterima secara ijma’ oleh
umat islam saat itu. Ayat-ayat yang sudah dinasakh tidak lagi dituliskan. Ayat-
ayat sudah disusun sesuai dengan urutannya berdasarkan petunjuk Rasulullah
SAW, tetapi surat demi surat belum tersusun sebagaimana biasanya.3
3
Baymax’s Notes. “Penghimpunan Al-Qur’an Pada Masa Rosulullah saw”, http://lalalala-
baymax.blogspot.com/2017/03/penghimpunan-alquran-pada-masa.html?
m=1#:~:text=Kesimpulan-,Penghimpunan%20Al%2DQur'an%20dalam%20sejarahnya%20berlangsung
%20selama%20tiga%20periode,periode%20memiliki%20ciri%2Dciri%20sendiri (diakses 7 September
2021).
viii
Akan tetapi khalifah Umar Bin Khattab RA beupaya menjaga dan
melestarikan Al-Qur’an dengan cara sebagai berikut
Setelah Umar Bin Khattab wafat Al-Qur’an dipegang Hafsah Binti umar.
Hal ini dikarenakan 2 alasan. Pertama, Hafsah adalah seorang penghafal Al-
Qur’an. Kedua dia adalah istri Rasul sekaligus putri Umar.
4
Hadits riwayat Abu Daud.
ix
Utsman mengatur komposisi tersebut karena apabila terjadi perbedaan pendapat
dengan Zaid, maka masih ada orang Quraisy yang memenangkan perbedaan
tersebut. Hal ini dilakukan karena Al-Qur’an dalam logat Quraisy.
Jika mushaf yang ditulis pada masa Abu Bakar sudah disusun ayat demi
ayat sesuai dengan urutnya taufiqi, tetapi surat demi surat belum disusun sesuai
dengan urutannya maka tim tersebut menyempurankan dengan menyusun surat
demi surat sesuai urutannya.
Pada masa khalifah Ali Bin Abi Thalib, tidak dapat melakukan
perkembangan dalam ilmu Al-Qur’an, karena pada awal kekhalifahan Ali Bin
Abi Thalib langsung dihadapi persoaalan yang sangat sulit yaitu masalah
pembunuhan khalifah Utsman dan juga timbulnya kekacauan dalam
pemerintahan.
Karena itu, banyak umat islam dizaman Rasulullah SAW, yang hafal Al-
Qur’an. Dengan adanya umat yang hafal Al-Qur’an, Al-Qur’an pun akan senantiasa
terjaga hingga akhir zaman.
x
masehi atau sekitar abad ke-10 H di Bundukiyah (vinece). Namun kekuasaan gereja
memerintahkan agar Al-Qur’an yang telah dicetak itu dibasmi. Kemudian,
Hamkelman mencetak Al-Qur’an dikota Hamburg (Jerman) pada tahun 1694 M atau
sekitar abad ke-12 H. Dan hingga saat ini Al-Qur’an telah dicetak di berbagai negara
didunia.
5
Agung Susongko. “Pemeliharaan dari Masa ke Masa”,
https://www.republika.co.id/berita/p0wf3j313/pemeliharaan-alquran-dari-masa-ke-masa, diakses pada 7
September 2021).
xi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
xii
negara mendirikan lembaga pendidikan yang khusus untuk belajar Al-Qur’an serta
menghafalnya.
xiii
DAFTAR PUSTAKA
xiv