Anda di halaman 1dari 10

TERJEMAH TAKWIL DAN TAFSIR

Tugas disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“SEJARAH AL QURAN DAN TAFSIR”

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Abad Badruzzaman, Lc. M. Ag

Disusun Oleh:

1. ZAKI BINTANG ALAM (126301212077)


2. M. ASHIF AZHAR NAHARIKA (126301211025)

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
MEI 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah dengan judul
“Mengenal Al Hadhari dan As Safari” ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Agung yang telah membawa cahaya islami yang penuh kebaikan
yaitu Nabi Muhammad SAW.
Keberhasilan dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan banyak pihak
yang telah mendukung baik dengan moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya terutama kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag selaku Rektor UIN SATU Tulungagung yang telah
memberikan dan menyediakan fasilitas demi kenyamanan serta kelancaran
perkuliahan penulis.
2. Bapak Dr. Akhmad Rizqon Khamami, Lc. MA. selaku Dekan FUAD yang selalu
memberikan dorongan dan motivasi kepada mahasiswa.
3. Bapak Hibbi Farihin, M.S.I selaku Kajur Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.
4. Bapak Prof. Dr. Abad Badruzzaman, Lc. M. Ag selaku Dosen mata kuliah Sejarah Al
Quran dan Tafsir.
5. Rekan-rekan IAT-2B yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
6. Civitas akademik UIN SATU Tulungagung.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, demi
perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Semoga Allah senantiasa memberikan rahmat-Nya
kepada kita dan semoga makalah ini bermanfaat. Amin

Tulungagung, 17 Mei 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tema dalam Ulum Al-Qur’an yang amat urgen bagi para da’i atau
mubaligh para pelajar dan mahasiswa muslim pada khususnya dalam menyampaikan
risalah Allah swt adalah kewajiban faham akan bahasa arab, yang merupakan satu alat
yang mempunyai fungsi untuk  memahami apa yang terkandung atau pesan yang terdapat
dalam Al-Qur’an. Kita tidak akan mampu memahami pesan yang terkandung bahkan
rahasia-rahasia yang terdapat dalam Al-Qur’an kalau kita tidak mengerti bahasa arab.
Disamping itu, kita harus bisa memahami akan kaidah-kaidah cara memahami
bahasa arab tersebut supaya orang yang membaca karya kita atau yang mendengarkan
informasi yang kita fahami dalam Al-Qur’an kita kita sampaikan mereka dapat dipahami
oleh para pembaca maupun para mustami’.
Pemahaman seseorang dalam memahami jelas tidak sama meskipun mungkin
mereka sama-sama hafal Al-qur’an, hafal berbagai hadits dan kaidah-kaidah ushul fiqih
dan bahasa. Apalagi kalau temanya mengenai penafsiran dan penakwilan, disitu akan jelas
kelihatan mana yang masih dalam keadaan umi dan mana orang yang sudah bisa
mencapai dzaki yang sudah faham dan mengerti kandungan dan rahasia-rahasia Al-
Qur’an.  Oleh karenanya penulis khususnya merasa amat penting mengetengahkan tema
mengenai Tafsir, Ta’wil dan Terjemah beserta otoritasnya agar kita bisa memahami dan
tau sedikit banyaknya mengenai isi dan rahasia-rahasia yang terkandung didalamnya
B. Rumusan masalah
1. bagaimana pengertian terjemah?
2. Bagaimana pengertian takwil?
3. Bagaimana pengertian tafsir
4. Apakah perbedaan dan persamaan ketiganya serta bagaimana contohnya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian terjemah
2. Untuk mengetahui pengertian takwil
3. Untuk mengetahui pengertian tafsir
4. Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan ketiganya serta contohnya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Terjemah.1
Menurut bahasa, kata terjemah berasal dari bahasa Arab “tarjama” yang berarti
menafsirkan atau menjelaskan mengunakan bahasa yang lain (fassara wa syaraha bi lisanin
akhar), Kemudian kata tarjama tersebut kemasukan ta’ marbutah (‫ )ة‬menjadi tarjamatun
sehingga memiliki arti pemindahan atau penyalinan dari satu bahasa ke bahasa yang lain.
Sedangkan yang dimaksud dengan terjemahan al-Qur'an adalah seperti yang
dikemukakan oleh ash-shabuni yaitu memindahkan al-Qur'an ke bahasa lain yang bukan
bahasa arab dan terjemahan dalam beberapa naskah untuk dibaca orang yang tidak
mengerti bahasa arab, sehingga ia dapat memahami kitab Allah.
Sedangkan menurut istilah, kata terjemah dapat digunakan dalam dua arti:
a. Terjemah tafsiriyah atau maknawiyah, yaitu menjelaskan makna suatu kalimat dengan
bahasa lain tanpa keterikatan dengan tertib kalimat aslinya atau tanpa memperhatikan
susunannya.
b. Terjemah harfiyah, yaitu memindahkan kata-kata dari suatu bahasa yang sinonim
dengan bahasa yang lain yang susunan kata yang diterjemahkan sesuai dengan kata-
kata yang menerjemahkan, dengan syarat tertib bahasanya.
Terjemah harfiyah dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Terjemah harfiyah bil mitsli, mengganti atau mengganti kata-kata dari bahasa asli
dengan sinonimnya (murodifnya) ke dalam bahasa baru dan mendukung bahasa
mendukung.
2. Terjemah harfiyyah bi dzuni al-mitsli , yaitu mengganti kata-kata asli ke dalam
beberapa bahasa lain dengan memperhatikan urutan makna dan segi sastranya,
menurut kemampuan bahasa baru serta kemampuan penerjemahnya.
Macam-macam terjemah,
a. Terjemah interbahasa, yaitu mengungkapkan kalimat dengan redaksi yang berbeda
atau menjelaskan kata-kata dalam suatu bahasa dengan kata-kata berbeda dalam
bahasa yang sama. Terjemah interbahasa mungkin bisa disebut juga parafrashe.
b. Terjemah antarbahasa, yaitu menjelaskan kata-kata dengan kata-kata lain dari bahasa
yang berbeda.

1
Zainuddin dan Moh Ridwan, Tafsir Ta’wil dan Terjemah, Jurnal Al-Allam Vol. 1 No. 1. Januari 2020.
Hal 12
c. Terjemah antar simbol atau transferensi, yaitu menerjemahkan simbol bahasa yang
berupa kata-kata dengan simbol lain. Seperti menerjemah kata ‘kepala’ atau kata
‘pedang’ dengan gambar kepala atau pedang.
B. Pengertian Takwil
Dalam sejarah kemunculannya, kata al-ta’wil telah digunakan sejak pada zaman
Nabi SAW, yaitu ketika beliau berdoa agar Abdullah bin Abbas memahami al-ta‟wil
dengan sebaik-baiknya, tentu dalam kaitan ini juga dengan tafsirnya. Ketika Nabi SAW
masih hidup, para sahabat tidak segan-segan untuk menanyakan kepada beliau mengenai
makna beberapa ayat yang kurang dipahami. Namun seiring dengan berjalannya waktu,
ketika Nabi SAW telah wafat, para sahabat mulai mendapatkan kesulitan dalam
memahami makna ayat yang ada. Kesulitan para sahabat dalam memahami kandungan
ayat tersebut telah dibaca dan dipahami oleh Ibnu Khaldun dengan mengatakan bahwa
ketika Nabi SAW masih hidup beliau dalam menjelaskan kandungan al-Qur‟an itu sangat
global. Sebab itu, masih menurut Ibnu Khaldun, karena al-Qur’an diturunkan berdasarkan
bagian-bagian, ayat perayat, maka untuk menerangkan tentang keesaan Tuhan dan
kewajiban beragama, dijelaskannya sesuai dengan konteks.
Kata ta’wil berasal dari kata ‘ala ya’ulu ‘aulan yang berarti kembali kepada asal.
Ada juga yang berpendapat ta’wil berasal dari kata iyalah yang berarti mengatur,
maksudnya seorang penta’wil seolah-olah sedang mengatur perkataan dan meletakkan
makna sesuai dengan tempatnya. Sedangkan menurut Ibnu Manzur, beliau mengartikan
ta’wil secara etimologi berarti ruju’ (kembali).2
Adapun secara istilah, menurut ulama salaf takwil berarti tafsir. Maka takwil al
Quran kadang diucapkan tafsir al Qur’an dengan makna yang sama. Pengertian inilah yang
dimaksudkan Ibnu Jarir at Tabari dalam tafsirnya dengan kata-kata ‫اختلف اهل التأويل في معني‬
‫( االية‬para ahli takwil berbeda pendapat tentang makna ayat itu) dan ‫ذا‬JJ‫ل ك‬JJ‫ول في تأوي‬JJ‫الق‬
(pendapat tentang takwil firman itu). Yang dimaksud dengan kata takwil disini adalah
tafsir. Pendapat ini juga merujuk kepada perkataan mujtahid, “Sesungguhnya para ulama
mengetahui takwil al Qur’an”, maksudnya adalah tafsirnya.3
Menurut al Zarkhasi takwil adalah memalingkan ayat kepada makna-makna lain yang
dimilikinya. Sedangkan menurut al Jurjani takwil adalah memalingkan lafadz dari makna
dzahirnya kepada makna lain yang dimilikinya, dimana makna tersebut tidak bertentangan
dengan al Quran dan sunnah. Dalam pandangan ulama mutaakhirin, takwil pada dasarnya

2
Endang Saiful Anwar,Tafsir Ta’wil dan Terjemahan. Jurnal Al-Fath Vol 3 No 2. Hal 206
3
Al Dhahabi, Al Tafsir wal Mufassirun. Vol 1. Hal 15
merupakan bentuk pengalihan makna suatu ayat kepada makna kepada makna lain yang
dimilikinya, dimana makna tersebut tidak bertentangan dengan kandungan al Qur’an dan
hadis serta dikenal dalam istilah arab.
C. Pengertian Tafsir
Tafsir diambil dari kata fassara – yufassiru – tafsiran yang berarti keterangan,
penjelasan atau uraian. Secara istilah, tafsir berarti menjelaskan makna ayat al-qur’an,
keadaan kisah dan sebab turunya ayat tersebut dengan lafal yang menunjukkan kepada
makna zahir.4
Pengertian tafsir menurut beberapa ahli:
1. Menurut al-Jurjani, tafsir adalah menjelaskan makna ayat keadaannya, kisahnya, dan
sebab yang karenanya ayat diturunkan, dengan lafadz yang menunjukkan kepadanya
dengan jelas sekali.
2. Menurut az-Zarkazyi, tafsir ialah suatu pengetahuan yang dapat dipahamkan
kibullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, menjelaskan maksud
maksudnya, mengeluarkan hukum-hukumnya dan hikmahnya.
3. Menurut Syeikh Thorir, tafsir ialah mensyarahkan lafad yang sukar difahamkan oleh
pendengan dengan uraian yang menjelaskan maksud dengan menyebut muradhifnya
atau yang mendekatinya atau ia mempunyai petunjuk kepadanya melaui suatu jalan.
D. Persamaan dan Perbedaan Terjemah, Takwil, dan Tafsir
 Persamaan Tafsir, ta’wil dan terjemah
a. Ketiganya menerangkan makna ayat-ayat al-Qur’an.
b. Ketiganya sebagai sarana untuk memahami al-Qur’an.
 Perbedaan Tafsir, Ta’wil dan Terjemah
a. Tafsir: menerangkan dan menjelaskan makna ayat yang lebih luas, lengkap
dengan penjelasan hukum-hukum dan hikmah yang dapat diambil dari ayat itu dan
seringkali disertai dengan kesimpulan kandungan ayat-ayat tersebut.
b. Ta’wil: ialah berupaya memahami teks kepada makna yang dimaksud, yang
mungkin secara lahiriahnya dianggap bertentangan, bila diartikan sebagaimana
makna dasarnya, seperti kata yad makna dasarnya tangan, akan tetapi dita’wilkan
dengan makna kekuasaan.

4
Zainuddin dan Moh Ridwan, Tafsir Ta’wil dan Terjemah, Jurnal Al-Allam Vol. 1 No. 1. Januari 2020.
Hal 2
c. Terjemah: hanya mengubah kata-kata dari satu bahasa kebahasa lain tanpa
memberikan penjelasan makna yang dimaksud.5
E. Contoh Takwil dan Tafsir6
1) Qs. Ar-Rum ayat 38
ٰۤ ُ ‫هّٰللا‬
٣٨ َ‫ك هُ ُم ْال ُم ْفلِحُوْ ن‬
َ ‫ول ِٕى‬ ‫ت َذا ْالقُرْ ٰبى َحقَّهٗ َو ْال ِم ْس ِك ْينَ َوا ْبنَ ال َّسبِي ۗ ِْل ٰذلِكَ َخ ْي ٌر لِّلَّ ِذ ْينَ ي ُِر ْي ُدوْ نَ َوجْ هَ ِ ۖ َوا‬
ِ ‫فَ ٰا‬

:Terjemahan
Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) “
kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih
baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka itulah orang-
”orang beruntung
Dalam ayat ini terdapat kata Wajhallah yang secara harfiah bermakna wajah
Allah. akan tetapi kemudian ditakwil maknanya menjadi “Keridhaan Allah” oleh
Ulama Ahlu Sunnah Wal Jamaah. Adapun tafsir dari ayat ini dalam tafsir Al-
Misbah sebagai berikut
“Dan apabila hanya Allah Swt. yang meluaskan rezeki dan menetapkan
ukurannya, maka berikanlah hak kaum kerabat kepadanya, yaitu berupa kebajikan
dan hubungan silaturahmi. Dan juga berilah kepada orang yang membutuhkan dan
kehabisan perbekalan di jalan berupa zakat dan sedekah. Hal itu adalah lebih baik
bagi orang-orang yang menghendaki rida Allah dan menginginkan pahala-Nya.
Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan keberuntungan dengan kenikmatan
yang abadi.”
2) Qs Al Baqarah ayat 225
‫ت قُلُوْ بُ ُك ْم ۗ َوهّٰللا ُ َغفُوْ ٌر َحلِ ْي ٌم‬ ‫هّٰللا‬
ِ ‫اخ ُذ ُك ُم ُ بِاللَّ ْغ ِو فِ ْٓي اَ ْي َمانِ ُك ْم َو ٰل ِك ْن يَُّؤ‬
ْ َ‫اخ ُذ ُك ْم بِ َما َك َسب‬ ِ ‫اَل يَُؤ‬
Terjemahan:
Allah tidak menghukum kamu karena sumpahmu yang tidak kamu sengaja, tetapi
Dia menghukum kamu karena niat yang terkandung dalam hatimu. Allah Maha
Pengampun, Maha Penyantun.
Tafsir QS Al-baqarah ayat 255 dalam pandangan Quraish shihab:
“Hanya Allahlah yang berhak untuk disembah. Dia hidup kekal dan terus-menerus
mengurus makhluk ciptaan-Nya tanpa pernah lalai. Dia tidak pernah ceroboh atau

5
Maulanal, Juni 2020, “Memahami Tafsir, Ta’wil Dan Tarjamah Al-Quran” . Journal.iaisambas.ac.id.
Volume 3. No 1.

6
Rasyid Tanjung, Tafsir dan Takwil, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hal 12
tidur, sebab Dia tidak memiliki sifat kekurangan. Hanya Dialah yang memiliki
langit dan bumi, tidak ada seorang pun yang menyertai-Nya. Maka dari itu, tak
seorang makhluk pun dapat memberi syafaat kepada yang lainnya kecuali dengan
izin Allah. Allah Swt. mengetahui segala sesuatu yang telah dan akan terjadi.
Tidak ada seorang pun mampu mengetahui ilmu Allah kecuali orang-orang yang
dipilih-Nya. Kekuasaan-Nya sangat luas, meliputi langit dan bumi. Tidak sulit
bagi-Nya mengatur itu semua, sebab Dia terhindar dari sifat kurang dan lemah,
dan Mahaagung dengan kekuasaan-Nya.”
Menurut Quraish Shihab ketika menafsirkan ayat kursi dalam Q.S. Al-Baqarah/2:
225. Ia menakwilkan kalimat-kursi Allah meliputi langit dan bumi.
BAB III
KESIMPULAN
Tafsir adalah ilmu al-Qur'an yang berfungsi sebagai pembuka hijab dari ketidak jelasan,
yang semula gelap akan menjadi terang dan yang terang menjadi lebih terang lagi. Rahasia-
rahasia yang ada dibalik ayat-ayatnya ditemukan dengan menggunakan ilmu tafsir.
Ta'wil adalah pengertian-pengertian yang samar / yang bintangi yang di-istinmbath- kan
(diproses) dari ayat-ayat al-qur'an, yang memerlukan renungan dan pikiran dan merupakan
prosesing membuka tabir atau makna yang terkandung didalamnya. Sedangkan terjemahan
adalah bahasa dari satu bahasa ke dalam bahasa lain tanpa harus menyesuaikan dengan
karakteristik bahasa pertama.
Persamaan antara terejemah, takwil, dan tafsir adalah ketiganya sama-sama untuk
menerangkan ayat Al Quran dan memahami isinya. Perbedaan antara ketiganya yaitu: tafsir
menerangkan suatu ayat secara luas dan disertai kesimpulan kandungan ayatnya, sedangkan
takwil berupaya memahami teks kepada makna yang dimaksud. Dan terjemah hanya alih
bahasa ke bahasa yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Zainuddin dan Moh Ridwan, Tafsir Ta’wil dan Terjemah, Jurnal Al-Allam Vol. 1 No. 1.
Januari 2020.
Endang Saiful Anwar,Tafsir Ta’wil dan Terjemahan. Jurnal Al-Fath Vol 3 No 2.
Al Dhahabi, Al Tafsir wal Mufassirun. Vol 1. Hal 15
Husam bin Hasan Sorsur, Ayat al Sifat wa Manhaj Ibn Jarir al Tabari fi Tafsir Ma’aniha.
Beirut: Dar al Kutub.
Zainuddin dan Moh Ridwan, Tafsir Ta’wil dan Terjemah, Jurnal Al-Allam Vol. 1 No. 1.
Januari 2020.
Maulanal, Juni 2020, “Memahami Tafsir, Ta’wil Dan Tarjamah Al-Quran” .
Journal.iaisambas.ac.id. Volume 3. No 1.

Anda mungkin juga menyukai