Sekelompok sarjana barat beranggapan bahwa haji merupakan sebuah tradisi yang
berlatar belakang dari lingkungan kultur Yahudi serta mengaplikasikan gagasan Yahudi
dalam dalam kebiasaan Arab. Anggapan tersebut merupakan imbas dari salah satu buku
mereka yang mengatakan bahwa secara historis ibadah haji adalah upacara pemujaan atau
ritus Arab kuno yang dimutasi dan diberi muatan spiritual. 1 F. E Peters menyebutkan bahwa
pada nyatanya ibadah Haji merupakan kebudayaan atau tradisi pra Islam yang mempunyai
ritual tersendiri. Dalam pandangannya, Nabi mencoba mengadopsi sesuatu yang ditemui,
meniadakan beberapa aspek, kemudian menggantinya dengan hal-hal yang perlu
diaplikasikan dalam sebuah ibadah haji yang baru. 2 Tidak hanya di kalangan barat, bahkan di
Indonesia sendiri pada tahun 2000 tepatnya di Batam juga muncul sebuah buku dengan judul
“Ibadah Haji”. Kemunculan buku ini cukup kontroversional karena di dalamnya terdapat
redaksi yang mengatakan bahwa ibadah haji merupakan ritual berhala. Bahkan
kemunculannya tersebut pada waktu dimana sebagian umat Islam sedang bersiap berangkat
ke Mekah guna menunaikan ibadah Haji.3
1
Annemary Schimmel, Islam: An Introductoin. (Albany: State University of New York Press, 1992). Hal 37
2
F. E. Peters, Muhammad and The Origins of Islam. (Albany: State University of New York Press, 1994). Hal 248
3
Ifitah Jafar, Haji dalam Al-Qur’an (Sekelumit Hikmah di Balik Pelaaksanaan Ibadah Haji). Jurnal Kajian Haji
Umrah dan Keislaman Vol 1 No 1 Juli 2020. Hal. 30