Anda di halaman 1dari 1

Sejarah Haji dan Eksistensi dalam Al-Qur’an

Studi Tafsir Tematik


Pendahuluan
Telah kita ketahui bersama bahwa menjalankan ibadah haji ke Baitullah merupakan
salah satu rukun Islam yang menempati urutan kelima. Mengapa haji ini menempati urutan
terakhir dalam rukun Islam? Karena dalam pelaksanaannya, ibadah haji memiliki beberapa
syarat tertentu yang membuatnya hanya diwajibkan kepada segelintir orang yang telah
memenuhi syarat-syarat tersebut. Hal tersebut tentu saja sangat berbeda dengan rukun-rukun
Islam yang lain yang wajib dan dapat dilaksanakan oleh masing-masing orang Islam.
Terlepas dari hal tersebut, masih menjadi perdebatan mengenai siapa yang pertama kali
membangun Ka’bah dan melalui siapa perintah haji tersebut diturunkan. Permasalahan
tersebut juga menjadi salah satu senjata bagi kelompok sebelah untuk melontarkan kritikan
terhadap pelaksanaan ibadah haji. Salah satu bentuk kritikan mereka adalah menganggap
bahwa umat Islam menyembah Ka’bah dan batu hitam, di samping itu mereka juga
beranggapan bahwa haji merupakan bentuk warisan tradisi dari para penyembah berhala
sebelum Nabi Muhammad.

Sekelompok sarjana barat beranggapan bahwa haji merupakan sebuah tradisi yang
berlatar belakang dari lingkungan kultur Yahudi serta mengaplikasikan gagasan Yahudi
dalam dalam kebiasaan Arab. Anggapan tersebut merupakan imbas dari salah satu buku
mereka yang mengatakan bahwa secara historis ibadah haji adalah upacara pemujaan atau
ritus Arab kuno yang dimutasi dan diberi muatan spiritual. 1 F. E Peters menyebutkan bahwa
pada nyatanya ibadah Haji merupakan kebudayaan atau tradisi pra Islam yang mempunyai
ritual tersendiri. Dalam pandangannya, Nabi mencoba mengadopsi sesuatu yang ditemui,
meniadakan beberapa aspek, kemudian menggantinya dengan hal-hal yang perlu
diaplikasikan dalam sebuah ibadah haji yang baru. 2 Tidak hanya di kalangan barat, bahkan di
Indonesia sendiri pada tahun 2000 tepatnya di Batam juga muncul sebuah buku dengan judul
“Ibadah Haji”. Kemunculan buku ini cukup kontroversional karena di dalamnya terdapat
redaksi yang mengatakan bahwa ibadah haji merupakan ritual berhala. Bahkan
kemunculannya tersebut pada waktu dimana sebagian umat Islam sedang bersiap berangkat
ke Mekah guna menunaikan ibadah Haji.3

1
Annemary Schimmel, Islam: An Introductoin. (Albany: State University of New York Press, 1992). Hal 37
2
F. E. Peters, Muhammad and The Origins of Islam. (Albany: State University of New York Press, 1994). Hal 248
3
Ifitah Jafar, Haji dalam Al-Qur’an (Sekelumit Hikmah di Balik Pelaaksanaan Ibadah Haji). Jurnal Kajian Haji
Umrah dan Keislaman Vol 1 No 1 Juli 2020. Hal. 30

Anda mungkin juga menyukai