Dosen Pengampu:
Muhamad Ulin Nuha, M.Si
Kelompok 9
1. Anggia Nurrahma Azzahra 1032311007
2. Fajar Arum Wahyuni 1032311017
3. Fina Rahmania Kherunisa 1032311018
PRODI D3 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI SEMARANG
YAYASAN PHARMASI SEMARANG
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allah SWT tuhan semesta alam atas segahh karunia nikmat- nya
sehingga penulisan dapat menulis makalah ini dengan sebaik mungkin Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Agama islam
Terlepas dari sema itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi susuran kalimut maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
penulisan sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat mengambil
manfaat dan pelajaran dari makalah ini.
FILOSOFI HAJI
"Sesungguhnya Shafa dan Marwa adalah sebagian dari syiar Allah. Maka barangsiapa yang
beribadah haji ke Baitullah atau berumrah maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i
antara keduanya. Dan siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati maka
sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui."
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
BAB II IBADAH HAJI
2.2 Latar Belakang Sejarah dan Makna Filosofis Ibadah Haji
2.2 Ritual Ibadah Haji
2.3 Konsep Kesedarhanaan, Persatuan, dan Pengorbanan Dalam Haji
2.4 Pengaruh Ibadah Haji Bagi Kehidupan Seorang Muslim
BAB III IBADAH SHOLAT
3.1 Latar Belakang Sejarah dan Ajaran Tentang Sholat
3.2 Latar Belakang Sejarah Sholat
3.3 Ajaran Tentang Sholat
3.4 Ritual-Rutual Sholat
3.5 Pengaruh Ibadah Sholat Bagi Kehidupan Seorang Muslim
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Ibadah dilakukan untuk menghilangkan rasa takabur karena hanya Allah Yang Maha
Besar yang memiliki segala kesempurnaan. Ibadah dilakukan sebagai bentuk ekspresi bahwa
manusia hanya makhluk yang lemak dan membutuhkan setiap pertolongan dan kekuatan dari
Allah SWT.
Ibadah memiliki peran yang sangat penting dalam Islam. Berikut adalah
beberapa poin penting tentang mengapa ibadah sangat dihargai dalam agama Islam:
b. Mengenali Allah
Ibadah membantu umat Islam untuk lebih mendekatkan diri kepada
Allah dan mengenal-Nya dengan lebih baik. Ini adalah cara untuk
memperdalam hubungan spiritual dan merasa dekat dengan Sang Pencipta.
c. Pembersihan Jiwa
Ibadah juga berperan dalam membersihkan jiwa dan hati seseorang. Ini
melibatkan pengendalian diri, mengendalikan hawa nafsu, dan meningkatkan
moralitas.
d. Pendidikan Moral
Ibadah mengajarkan nilai-nilai moral, etika, dan integritas kepada umat
Islam. Ini mencakup kejujuran, keadilan, belas kasihan, dan kasih sayang.
e. Kesatuan Umat
Ibadah juga menggalang kesatuan di antara umat Islam. Shalat
berjamaah dan pelaksanaan ibadah bersama-sama di berbagai momen seperti
Ramadan dan haji, memperkuat ikatan sosial dan kebersamaan di antara
mereka.
g. Pengendalian Diri
Ibadah melibatkan puasa dan kontrol diri dalam berbagai aspek
kehidupan. Ini membantu umat Islam untuk mengendalikan hawa nafsu dan
meningkatkan disiplin diri.
h. Pemberdayaan Individu
Ibadah memberdayakan individu dengan rasa tanggung jawab dan
tujuan hidup yang jelas. Ini membantu mereka mencapai kedamaian dalam
hidup mereka.
Dengan demikian, Ibadah adalah pondasi spiritual dan moral dalam kehidupan
seorang Muslim. Ini tidak hanya menghubungkan mereka dengan Allah, tetapi juga
membentuk karakter mereka dan memberikan arah yang baik dalam kehidupan sehari-
hari.
PENJELASAN TUJUAN ARTIKEL DAN GAMBARAN UMUM TENTANG IBADAH
HAJI DAN SHOLAT.
Ibadah haji adalah salah satu dari lima rukun Islam dan merupakan kewajiban
bagi setiap Muslim yang mampu secara finansial dan fisik untuk melaksanakannya
sekali seumur hidup. Ibadah ini melibatkan perjalanan ke kota suci Mekkah di Arab
Saudi, di mana para jamaah haji menjalankan serangkaian ritus yang ditetapkan
sepanjang beberapa hari, termasuk berputar mengelilingi Ka'bah, melempar jumrah,
dan berziarah ke tempat-tempat suci lainnya.tujuan utama ibadah haji adalah untuk
memperdalam iman dan ketaatan kepada Allah, serta menghilangkan dosa-dosa masa
lalu. Selain itu, haji juga menjadi kesempatan untuk bersatu dalam kebersamaan umat
Islam dari seluruh dunia, serta merasakan rasa kesatuan dan kesederhanaan dalam
beribadah
Shalat adalah salah satu ibadah utama dalam Islam yang dilakukan setiap hari
oleh umat Islam. Shalat melibatkan serangkaian gerakan dan doa yang ditujukan
kepada Allah SWT. Ada lima waktu shalat yang dijalankan setiap hari: Subuh,
Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya.
Tujuan utama shalat adalah untuk menjaga hubungan spiritual antara manusia
dan Allah. Shalat adalah bentuk ibadah yang paling sering dilakukan dan memberikan
kesempatan untuk memohon ampunan, mendekatkan diri kepada Allah, dan
mengingat-Nya dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari. Shalat juga mengajarkan
disiplin, rasa syukur, dan pengendalian diri.
BAB II
IBADAH HAJI
h. Mengingat Akhirat
Ibadah haji mengingatkan umat Islam akan akhirat dan pentingnya
persiapan untuk kehidupan setelah kematian. Ini adalah pengingat bahwa
hidup di dunia hanya sementara, dan yang abadi ada di akhirat.
2.2 Ritual ibadah haji
Haji adalah salah satu rukun Islam yang dilakukan oleh umat Muslim yang
mampu secara fisik, finansial, dan logistik. Ritual-ritual haji mencakup beberapa
tahapan penting, termasuk:
a. Ihram
Ritual dimulai ketika calon jamaah haji memasuki wilayah suci di
Mekah dan mengenakan pakaian khusus yang disebut "ihram." Pakaian ihram
terdiri dari dua potong kain putih yang sederhana, dan ini melambangkan
kesederhanaan dan persamaan di hadapan Allah.
b. Tawaf
Setelah memasuki Masjidil H ram, jamaah haji melakukan tujuh
putaran mengelilingi Ka'bah, yang dikenal sebagai "Tawaf." Ini adalah salah
satu ritual paling penting dalam haji dan umrah.
c. Sa'i
Setelah Tawaf, jamaah haji melakukan Sa'i, yaitu berlari-lari kecil
antara bukit-bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Ini mengenang
tindakan Hajar, istri Nabi Ibrahim, yang mencari air untuk putranya, Isma'il.
d. Wuquf di Arafah
Puncak haji adalah ketika jamaah berhenti di Padang Arafah selama
sehari pada tanggal 9 Dzulhijjah. Mereka berdiri, berdoa, dan bertobat kepada
Allah dalam wuquf ini.
e. Mabit di Muzdalifah
Setelah wuquf di Arafah, jamaah pindah ke Muzdalifah untuk
menghabiskan malam. Mereka mengumpulkan batu yang akan digunakan
dalam ritual "Rami" nanti.
f. Rami
Ini adalah ritual melempar batu ke tiga tiang setan di Mina, yang
melambangkan penolakan terhadap godaan setan. Ini dilakukan selama tiga
hari setelah wuquf di Arafah.
g. Dzabihah
Jamaah haji menyembelih hewan korban, seperti domba atau sapi,
sebagai tanda ketaatan kepada Allah. Sebagian dagingnya diberikan kepada
yang membutuhkan.
h. Tahallul
Setelah selesai ritual-ritual utama, jamaah haji mengakhiri ihram
mereka dengan mencukur atau memotong rambut mereka, tanda pembebasan
dari kewajiban ihram.
Semua ritual ini memiliki makna mendalam dalam Islam dan dijalankan untuk
menguatkan iman, membersihkan diri dari dosa, dan mendekatkan diri kepada Allah.
Haji adalah salah satu kewajiban bagi umat Islam yang mampu dan merupakan salah
satu momen puncak dalam kehidupan seorang Muslim.
2.3 Konsep kesedarhanaan, persatuan, dan pengorbanan dalam haji
a. Kesederhanaan,
Salah satu aspek terpenting dalam haji adalah kesederhanaan. Saat jamaah haji
memakai pakaian ihram yang sederhana, mereka semua memiliki penampilan yang
seragam dan tidak ada perbedaan status sosial yang tercermin dalam pakaian. Hal ini
mengingatkan jamaah haji bahwa di hadapan Allah, semua orang adalah sama.
Kesederhanaan ini juga mencakup gaya hidup selama haji, di mana jamaah
diharapkan untuk menjalani kehidupan yang sederhana, membatasi pemborosan, dan
fokus pada ibadah dan pertobatan.
b. Persatuan
Haji adalah momen di mana umat Islam dari berbagai negara, budaya, dan
latar belakang bersatu dalam satu tempat, yaitu Mekah. Persatuan ini mencerminkan
solidaritas umat Islam di seluruh dunia. Saat jamaah haji melaksanakan tawaf
mengelilingi Ka'bah atau berdiri bersama di Padang Arafah, mereka merasakan
persatuan spiritual yang kuat. Ini mengingatkan mereka akan pentingnya persatuan
dan kesatuan dalam agama Islam.
c. Pengorbanan
Haji juga mencerminkan konsep pengorbanan. Jamaah haji melakukan
perjalanan jauh dan mengorbankan waktu, uang, dan kenyamanan pribadi mereka
untuk memenuhi kewajiban agama. Ritual-ritual seperti penyembelihan hewan korban
juga menunjukkan pengorbanan atas apa yang dimiliki oleh jamaah haji. Pengorbanan
ini mengajarkan nilai-nilai seperti keteguhan, kesetiaan kepada Allah, dan kepedulian
terhadap sesama.
Dengan menjalankan haji dengan kesederhanaan, persatuan, dan pengorbanan,
umat Islam tidak hanya memperdalam hubungan spiritual dengan Allah, tetapi juga
menginternalisasi nilai-nilai penting seperti kerendahan hati, persaudaraan, dan
pemberian kepada sesama.
2.4 Pengaruh ibadah haji bagi kehidupan seorang muslim
a. Peningkatan Ketakwaan
Haji adalah salah satu rukun Islam dan merupakan ibadah wajib bagi Muslim
yang mampu. Melaksanakan haji membawa peningkatan yang signifikan dalam
ketakwaan seseorang karena mereka menjalankan rangkaian ritual yang mendalam
dan khusus dalam penghormatan kepada Allah.
b. Pembersihan Dosa
Dalam Islam, haji yang diterima oleh Allah dijamin akan menghapus dosa-
dosa seorang Muslim seperti halnya bayi yang baru lahir. Ini memberikan perasaan
pembaruan spiritual dan pengampunan.
c. Pengalaman Persatuan
Haji membawa jamaah dari berbagai latar belakang etnis, budaya, dan sosial
bersatu dalam ibadah. Ini mengajarkan konsep persatuan dan solidaritas Islam,
mengingatkan umat Islam akan pentingnya bersatu sebagai satu umat.
d. Kesederhanaan
Selama haji, jamaah diharapkan menjalani gaya hidup yang sederhana dan
menjauhi kemewahan dunia. Ini mengajarkan kesederhanaan, pengendalian diri, dan
menumbuhkan apresiasi terhadap nikmat sederhana.
h. Mengukuhkan Iman
Ibadah haji mengukuhkan iman seseorang. Saat melihat Ka'bah dan mengikuti
ritual-ritual suci di Mekah, jamaah haji merasa lebih dekat dengan Allah dan
merasakan kehadiran-Nya yang kuat.
Dalam keseluruhan, ibadah haji adalah salah satu aspek paling penting dalam
kehidupan seorang Muslim. Ia mengakui kebesaran Allah, memperdalam iman, mengajar
nilai-nilai kehidupan yang penting, dan mengingatkan akan persatuan dan pengorbanan
dalam Islam.
IBADAH SHOLAT
Sholat adalah salah satu ibadah utama dalam agama Islam dan memiliki latar
belakang sejarah yang panjang serta ajaran yang mendalam. Berikut penjelasan singkat
tentang latar belakang sejarah dan ajaran tentang sholat dalam Islam:
1. Waktu dan Frekuensi: Sholat harus dilakukan pada waktu-waktu tertentu sepanjang
hari: Subuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. Muslim diwajibkan untuk
melaksanakan sholat lima kali sehari dan malam.
2. Rukun dan Syarat Sholat: Ada rukun (unsur pokok) dan syarat-syarat yang harus
dipenuhi dalam sholat, termasuk berdiri, rukuk, sujud, duduk tasyahhud, dan
membaca bacaan tertentu, seperti Al-Fatihah, dalam sholat.
3. Qiblat: Saat sholat, seorang Muslim harus menghadap Ka'bah di Mekah sebagai tanda
persatuan umat Islam dan sebagai kiblat (arah) yang diwajibkan oleh Allah.
4. Niat dan Kesungguhan: Sebelum sholat, seorang Muslim harus memiliki niat yang
tulus untuk melaksanakan ibadah ini dan harus melakukannya dengan penuh
kesungguhan dan konsentrasi.
5. Sujud dan Doa: Sujud adalah momen ketika seorang Muslim paling dekat dengan
Allah dalam sholat. Selama sujud, mereka berdoa, memohon ampunan, dan
mengungkapkan kebutuhan dan rasa syukur kepada Allah.
7. Peran Sholat dalam Kehidupan Muslim: Sholat bukan hanya ibadah, tetapi juga
merupakan sarana komunikasi langsung antara individu dan Allah. Ini juga mengajar
disiplin, kesabaran, dan tanggung jawab.
8. Sholat Jumat dan Sholat Ied: Selain sholat lima waktu, ada juga sholat Jumat yang
dilaksanakan secara berjamaah di masjid, dan sholat Id yang dilaksanakan pada hari
raya Idul Fitri dan Idul Adha sebagai tanda syukur dan perayaan.
Sholat adalah inti dari kehidupan seorang Muslim. Ini adalah cara untuk mengingat
Allah, mengukuhkan iman, dan menjaga koneksi spiritual dengan Sang Pencipta. Sholat juga
mengajarkan nilai-nilai seperti ketaatan, kesabaran, dan rasa syukur kepada umat Islam.
Sebagai ibadah yang berbentuk paket, maka ritual shalat itu tidak bisa dijelaskan lewat
makna. Sebab Allah SWT ketika mengatur shalat, tidak menyebutkan maksud tiap gerakan
itu. Sujud, ruku', i'tidal dan seterusnya, sama sekali tidak dijelaskan arti dan maksudnya.
Kalau pun ada, maka arti dan maksudnya memang beribadah. Kalau mau tahu apa yang
namanya ibadah, ya itulah ibadah.
Sehingga boleh dikatakan pada hakikatnya tidak ada keterangan resmi dari Allah
SWT tentang arti dan makna dari setiap gerakan dan bacaan shalat. Karena kita menerimanya
sudah demikian dari Rasulullah SAW.
Kalau ada orang yang punya pengalaman tertentu dari apa yang dirasakannya, boleh
saja diceritakan kepada orang lain. Kita menyebutnya dengan istilah hikmah.
Misalnya, salah satu di antara hikmah shalat adalah bahwa shalat itu mendidik orang
menjadi disiplin dalam mengatur waktu. Lantaran waktu shalat itu sudah tertentu dan dengan
demikian melatih seseorang menjadi disiplin dalam masalah waktu. Secara subyektif, boleh
saja seseorang mengaku mendapatkan hikmah dari shalat berupa kedisiplinan waktu. Tetapi
kita tidak bisa mengatakan bahwa arti dan maksud dari shalat adalah agar seorang muslim
bisa berdisiplin dalam mengatur waktunya.
Sebab ada begitu banyak orang yang disiplin pada waktunya, bukan karena rajab
shalat. Sebaliknya, banyak orang yang disiplin menjalankan shalatnya, namun kurang disiplin
dalam masalah waktunya. Maka gerakan sujud dan ruku' itu memang tidak bisa dijelaskan
arti dan maknanya. Sebab shalat itu ritual ibadah, tidak ada kaitannya dengan arti dan makna.
Berbeda dengan ritual syirik yang ada di agama tertentu, setiap gerakan selalu punya
arti perlambang. Setiap bentuk ritual memiliki makna. Karena semua memang diciptakan
oleh manusia dengan akal budinya. Tetapi dalam Islam, ritual ibadah tidak diciptakan, tetapi
diturunkan dari langit. Dan tidak ada penjelasan tentang arti dan maknanya.
3.4 Ritual- Ritual Ibadah Sholat
Sebagai ibadah yang berbentuk paket, maka ritual shalat itu tidak bisa dijelaskan
lewat makna. Sebab Allah SWT ketika mengatur shalat, tidak menyebutkan maksud tiap
gerakan itu. Sujud, ruku', i'tidal dan seterusnya, sama sekali tidak dijelaskan arti dan
maksudnya.
Kalau pun ada, maka arti dan maksudnya memang beribadah. Kalau mau tahu apa yang
namanya ibadah, ya itulah ibadah.
Sehingga boleh dikatakan pada hakikatnya tidak ada keterangan resmi dari Allah SWT
tentang arti dan makna dari setiap gerakan dan bacaan shalat. Karena kita menerimanya
sudah demikian dari Rasulullah SAW.
Kalau ada orang yang punya pengalaman tertentu dari apa yang dirasakannya, boleh saja
diceritakan kepada orang lain. Kita menyebutnya dengan istilah hikmah.
Misalnya, salah satu di antara hikmah shalat adalah bahwa shalat itu mendidik orang menjadi
disiplin dalam mengatur waktu. Lantaran waktu shalat itu sudah tertentu dan dengan
demikian melatih seseorang menjadi disiplin dalam masalah waktu. Secara subyektif, boleh
saja seseorang mengaku mendapatkan hikmah dari shalat berupa kedisiplinan waktu. Tetapi
kita tidak bisa mengatakan bahwa arti dan maksud dari shalat adalah agar seorang muslim
bisa berdisiplin dalam mengatur waktunya.
Sebab ada begitu banyak orang yang disiplin pada waktunya, bukan karena rajab shalat.
Sebaliknya, banyak orang yang disiplin menjalankan shalatnya, namun kurang disiplin dalam
masalah waktunya.
Maka gerakan sujud dan ruku' itu memang tidak bisa dijelaskan arti dan maknanya. Sebab
shalat itu ritual ibadah, tidak ada kaitannya dengan arti dan makna.
Berbeda dengan ritual syirik yang ada di agama tertentu, setiap gerakan selalu punya arti
perlambang. Setiap bentuk ritual memiliki makna. Karena semua memang diciptakan oleh
manusia dengan akal budinya. Tetapi dalam Islam, ritual ibadah tidak diciptakan, tetapi
diturunkan dari langit. Dan tidak ada penjelasan tentang arti dan maknanya.
3.5 Pengaruh Ibadah Sholat Bagi Kehidupan Seorang Muslim
َقۡد َأۡف َلَح ٱۡل ُم ۡؤ ِم ُنوَن
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman
,ذ
ٱَّلِذ يَن ُهۡم ِفي َص اَل ِتِهۡم َٰخ ِش ُعون
(Yaitu) Orang-orang yang khusyuk' dalam sholat nya,
a. Shalat adalah tolok ukur amal, yang berarti bahwa kualitas amal seseorang ditentukan
oleh Shalatnya. Hal ini seperti disebutkan dalam hadist Rasulullan yang diriwayatkan
Abu Dawud dan Tirdzi, “hal pertama yang akan dihisab kelak di hari pembalasan
adalah Shalat. Apabila baik Shalatnya, maka akan baik pula amal-amal lainnya. Dan
apabila Shalatnya rusak, maka akan rusak pula amal-amal lainnya,”
b. Shalat adalah tiang agama. Hal ini disebutkan dalam hadist Rasulullah yang
diriwayatkan oleh Baihaqi “Shalat itu adalah tiang agama (Islam), maka barangsiapa
mendirikannya maka sungguh ia telah mendirikan agama; dan barangsiapa
meninggalkannya, maka sungguh ia telah merubuhkan agama”
c. Shalat adalah kunci surga. Hal ini disebutkan dalam hadist Rasulullah yang
diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir yang dikutip dari kitab Ihya Uumuddin karya
Imam Ghazali.
d. Shalat menjadi benteng yang menjaga diri kita dari perbuatan keji dan maksiyat. Hal
ini disebutkan dalam Al-Ankabut: 45, “Bacalah apa yang telah diwahyukan
kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya
mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
e. Shalat menjadi benteng yang menjaga diri kita dari perbuatan keji dan maksiyat. Hal
ini disebutkan dalam Al-Ankabut: 45, “Bacalah apa yang telah diwahyukan
kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya
mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
f. Shalat sebagai pengingat kita kepada Allah swt, seperti yang dituliskan dalam Surat
Ta Ha ayat 14, “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak)
selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.”
KESIMPULAN TENTANG IBADAH HAJI DAN SHOLAT
a. Ibadah haji
Studi haji dengan pendekatan filosofis dan fenomenologis sangat penting
agar pelaku ibadah haji mampu mengungkap pesan-pesan moral ibadah haji,
sehingga cita –cita meraih haji mabrurakan dapat diwujudkan. Haji mabrur dapat
dimaknai sebagai ibadah yang produktif dan fungsional, melahirkan kesalehan
individu sekaligus kesalehan sosial. Meraih haji mabrur dimulai dari pemahaman
dari makna-makna yang terkandung dalam ritual ibadah haji itu sendiri.
b. Ibadah sholat
Shalat itu mempunyai makna adanya ketersambungan kita sebagai hamba
dengan Allah. Dalam pengertian lain Shalat ialah salah satu sarana komunikasi
antara hamba denganTuhannya sebagai bentuk ibadah yang di dalamnya
merupakan amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang
diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan
rukun yang telah ditentukan syara'. Shalat dalam pandangan Islam adalah
merupakan bentuk komunikasi manusia dengan Tuhannya dan sekaligus sebagai
cermin keimanan bagi seorang mukmin.
Shalat jamaah di rumah atau di masjid, shalat jumat, salat idul adha idul
fitri sampai shalat berjamaah dalam melaksanakn ibadah haji semua akan
membentuk kecerdasan sosial manusia, melalui peningkatan neokorteks yang
memberi dan meningkatkan kemampuan herpikir serta mampu bersosial dan
bersinergi.
Falsafah-falsafah dalam sinergi dan kolaborasi sosial semua terdapat di
dalam sholat Jamaah. seperti kesamaan tujuan dan visi (kiblat), saling mengisi
(mengisi shof yang kosong), keteraturan organisasi (imam dan makmum),
kesamaan persepsi dan prinsip (isi bacaan sholat). saling mendukung (sholawat),
saling mengingatkan prinsip (dakwah dari para khatib), pertemuan rutin (waktu
sholat) dan demokrasi (tata cara memberi tahu imam yang salah).
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Marhamah, M.Kom.I., Dosen Komunikasi Islam/Kajur BKI IAIN Lhokseumawe. Email:
marhamahrusdy@gmail.com
Ari Ginanjar Agustian, 2004, ESQ. Penerbit Arga: Jakarta
https://rumaysho.com/4902-bahaya-meninggalkan shalat-1-dalil-al-quran.html