Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SURAT AL BAQARAH AYAT 30 – 31


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Terjemah Al Qur’an
Dosen Pengampu Dr. Syukron Latif, M.A.

Disusun oleh klp 1 :


Moch Fahreza Ali Subandi 214104010001
Azka Masyfu’ Abrori 214104010007
Ahmad MahrusNaksabandi 213104010005
Rafi Qomaruz zaman 212104010061
Muhammad Robitullah 212104010047

PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
2023
BAB I
PEMBAHASAN
A. Definisi Terjemah Al Qur’an

Arti terjemah menurut bahasa adalah “salinan dari suatu bahasa ke bahasa lain.” Atau berarti
mengganti, menyalin memindahkan kalimat dari suatu bahasa ke bahasa lain. Adapun yang dimaksud
dengan terjemah al-Quran adalah seperti dikemukakan oeh Ash-Shabani:

“Memindahkan al-Quran kepada bahasa lain yang bukan bahasa Arab sehingga ia dapat memahami
kitab Allah SWT. Dengan perantaraan terjemah ini.”

Dalam Mu’jam al-Washith disebutkan bahwa terjemah ialah pengalihbahasaan perkataan dari suatu
bahasa ke bahasa lain. Syarat penerjemahan yang benar ialah mendekati makna asalnya dengan
sempurna. Terjemah ialah menjelaskan apa yang diinginkan oleh kalimat dalam bahasa asalnya,
bahkan detail-detail teks aslinya, untuk dialilhbahasakan kedalam teks penerjemah. Dibandingkan
dengan menterjemahkan teks-teks lainnya, menerjemahkan Al Qur’an sangat sulit karena nilai
mukjizatnya. Karenanya, banyak sekali terjadi kesalahan dalam terjemahan-terjemahan Al-Qur’an.
Salah satu ayat yang dianggap memiliki terjemah yang keliru yaitu surat Al Baqarah ayat 191, yakni
‘’bunuh dimanapun kamu termukan mereka (kafir)’’. penggalan terjemahan ini memberikan kesan
islam itu radikal.

Secara harfiah, terjemah berarti menyalin atau memindahkan suatu pembicaraan dari suatu
bahasa ke bahasa lain, atau singkatnya mengalih bahasakan. Sedangkan terjemahan, berarti salinan
bahasa, atau alih bahasa dari suatu bahasa ke bahasa lain. Terjemah, yang dalam bahasa Inggris
dikenal dengan istilah translation, dan dalam literatur Arab dikenal dengan terjemahan ialah usaha
menyalin atau menggantikan satu bahasa melalui bahasa lain supaya dipahami oleh orang lain yang
tidak mampu memahami bahasa asal atau aslinya. Secara etimologis, terjemah berarti menerangkan
atau menjelaskan seperti dalam ungkapan ‫الكالم ت!!رجم‬, maksudnya ‫ )ووض!!حھ بینھ‬menerangkan suatu
pembicaraan dan menjelaskan maksudnya).1

Menurut Muhammad Husayn al- Dzahabi, salah seorang pakar ulama Al-Qur'an dari Al-Azhar
University, Mesir, kata tarjamah lazim digunakan untuk dua macam pengertian, yaitu:

- mengalihkan atau memindahkan suatu pembicaraan dari suatu bahasa ke bahasa yang lain,
tanpa menerangkan makna bahasa asal yang diterjemahkan.
- menafsirkan suatu pembicaraan dengan menerangkan maksud yang terkandung di dalamnya,
dengan menggunakan bahasa yang lain.

1
Juwairiyah umar: kegunaan terjemah al qur’an bagi ummat islam hal 32
Dari paparan singkat tentang pengertian terjemah di atas, dapat diformulasikan bahwa
terjemah pada dasarnya ialah menyalin atau mengalihbahasakan serangkaian pembicaraan dari suatu
bahasa ke bahasa yang lain, dengan maksud inti pembicaraan bahasa asal yang diterjemahkan bisa
dipahami oleh orang-orang yang tidak mampu memahami langsung bahasa asal yang Sebagai contoh,
buku Arab atau Inggris-ke dalam bahasa Indonesia, begitu pula sebaliknya, buku-buku bahasa
Indonesia yang diterjemahkan atau dialih bahasakan ke dalam bahasa Inggris atau bahasa Arab dan
lain-lain. Selain yang telah dikemukakan di atas, kata terjemah dalam bahasa Arab juga umum
diartikan dengan biografi (riwayat hidup) seseorang, misalnya dalam ungkapan tarjamah al-Imam al
Bukhari dan tarjamah al-Imam Muslim, yang masing-masing berarti biografi Imam al-Bukhari dan
biografi Imam Muslim Demikian pula halnya dengan biografi-biografi tokoh yang lain.
Secara bahasa terjemahan bermakna penjelasan atau keterangan secara istilah terjemahan
bermakna mengungkapkan perkataan atau kalimat dengan menggunakan bahasa lain. Menerjemahkan
Al Qur’an adalah mengungkapkan nmakna Al Qur’an dengan menggunakan bahasa lain.
Kata Tarjamah, yang dalam bahasa Indonesianya biasa kita sebut dengan Terjemah, secara etimologi
mempunyai beberapa arti 2:
1. Menyampaikan suatu ungkapan pada orang yang tidak tahu.
2. Menafsirkan sebuah ucapan dengan ungkapan dari bahasa yang sama.
3. Menafsirkan ungkapan dengan bahasa lain.
4. Memindah atau mengganti suatu ungkapan dalam suatu bahasa ke dalam bahasa yang lain.
Tujuan Penerjemahan Al Qur’an
1. Untuk mengetahui makna dan isi kandungan dalam Al Qur’an
2. Bisa membantu menghafalkan Al Qur’an (diakui oleh penghafal Al Qur’an) dengan
memahami arti ayat yang akan dihafalkan
3. Mempelajari bahasa Arab terutama dalam menambah kosa kata yang bersumber dari Al
Qur’an
4. Membantu dalam menyampaikan ceramah (pengajian) kultum
5. Terjemahan tidak boleh dijadikan sebagai pengganti Al Qur’an
B. Syarat syarat penerjemah dalam menerjemahkan al qur’an
Seorang penerjemah al-Quran harus memenuhi syarat-syarat berikut 3:
1. Penerjemah al-Quran harus menguasai dua bahasa (bahasa asli dan bahasa penerjemahan)
dengan baik. Dia harus menguasai kaidah-kaidah bahasa kedua bahasa secara sempurna.
2. Penerjemah al-Quran harus memiliki pengetahuan agama yang luas dan harus bisa merujuk
tafsir-tafsir yang diakui dengan tidak merasa puas terhadap hasil awal terjemahan.

2
Ibid Hal 33
3
Hal 34
3. Penerjemah harus membebaskan dirinya dari segala bentk keinginankeinginan internal yang
diciptakan oleh lingkungan atau keyakinankeyakinan taklid2 . Dia hanya wajib memahami
maksud ayat-ayat tanpa membahkan apapun.
4. Orang-orang yang tidak memiliki kelayakan untuk melakukan perkerjaan penting ini
hendaknya tidak melakukannya. Mereka yang berhak melakukan perkerjaan tersebut harus
mampu bertanggungjawab untuk mengawasi naskah penerjemahan yang sudah dilakukan.
5. Penerjemah haruslah seorang muslim, sehingga tanggung jawab keislamannya dapat
dipercaya.
6. Penerjemah haruslah seorang yang adil dan tsiqah (dapat dipercaya). Karenanya, seorang fasik
tidak diperkenankan menerjemahkan al-Quran
7. Berpegang teguh pada prinsip-prinsip penafsiran al-Quran dan memenuhi kriteria sebagai
mufasir, karena penerjemah pada hakikatnya adalah seorang mufasir (ahli tafsir).
C. Hukum Hukum Menerjemahkan Al Qur’an

Hukum Menerjemahkan Alquran Dilihat dari Konsep Terjemah :

1.) Pertama, penerjemahan Alquran dengan makna menyampaikan Alquran itu sendiri. Hukum
menerjemahkan semacam ini dibolehkan syariat (jâ`iz). Yang dimaksud dengan “boleh” ialah lawan
dari “dilarang”. Hukum “boleh” dapat berubah menjadi wajib atau sunat. Hukum ini didasarkan atas
kenyataan bahwa Nabi saw. Membaca Alquran dan memperdengarkannya, baik kepada para
sahabatnya maupun musuh-musuhnya, dalam berbagai situasi dan kondisi. Dengan cara itulah
Alquran sampai kepada kelompok demi kelompok dan generasi demi generasi.

2.) Kedua, menerjemahkan Alquran dengan makna menafsirkannya dengan bahasa Arab. Artinya
menafsirkan Alquran dengan bahasa Arab, bukan dengan bahasa lain. Hukum menerjemahkan dengan
cara seperti ini adalah boleh didasarkan atas firman Allah yang memerintahkan Nabi saw.
Menjelaskan Alquran kepada manusia (an-Nahl:44). Nabi saw. Menerangkan Alquran dengan bahasa
Arab dengan sangat baik sehingga seluruh Sunnah Nabi dipandang sebagai penjelasan terhadap
Alquran

3.) Ketiga, menerjemahkan Alquran dengan makna menafsirkannya dengan bahasa asing, bukan
bahasa Arab. Hukum menerjemahkan dengan cara seperti ini juga boleh karena cara itu tidak ada
bedanya dengan menafsirkan Alquran dengan

bahasa Arab kepada orang yang bisa berbahasa Arab. Kedua cara ini dilakukan oleh mufassir untuk
menyampaikan makna dan maksud Alquran kepada orang lain, bukan menerjemahkan Alquran itu
sendiri, selaras dengan kemampuannya dalam mengungkapkan makna dan maksud Alquran, bukan
mengungkapkan seluruh maksudnya.Namun, dalam praktiknya, penerjemahan dengan makna seperti
itu hendaknya dilakukan dengan beberapa ketertentuan sebagai berikut:
 penafsiran dilakukan dengan metode yang telah ditetapkan oleh para ulama;
 ayat Alquran yang ditafsirkan tidak ditransliterasi ke dalam huruf lain;
 penerjemahan dilakukan terhadap tafsiran ayat, bukan terhadap nas Alquran;
 tafsiran ayat sebaiknya dicantumkan;
 dan penerjemahan atas tafsir Alquran ini harus diawali dengan pengantar yang
menerangkan status terjemahan.
4.) Keempat, menerjemahkan Alquran dengan mengungkapkan makna dan maksudnya ke bahasa lain,
baik secara harfiah maupun tafsiriah.
D. Metode dan teknik penerjemah dalam menerjemahkan Al Qur’an
Penerjemahan Alquran melibatkan beberapa metode yang dapat membantu penerjemah dalam
menjalankan tugas yang sangat penting ini. Hal ini perlu diperhatikan dikarenakan memungkinkan
saru lafadz memiliki makna yang banyak. Berikut adalah beberapa metode penerjemahan Alquran
yang umum digunakan :
1. Metode Leksikal: Metode ini berfokus pada makna kata-kata individual dalam Alquran.
Penerjemah mencoba untuk menerjemahkan kata-kata sesuai dengan kamus bahasa target.
2. Metode Kontekstual: Ini adalah metode yang mempertimbangkan konteks ayat dan surah
dalam Alquran untuk memahami maknanya. Penerjemah harus memahami hubungan antara
ayat-ayat dalam surah dan antara surah-sura.
3. Metode Tafsir: Penerjemah sering merujuk pada tafsir atau penjelasan oleh ulama Islam yang
ahli dalam memahami Alquran. Ini membantu mereka memahami makna yang lebih dalam.
BAB II
Kajian Terjemah Surat Al Baqarah ayat 30-31
1. Ayat

ۖ‫َوِإْذ َقاَل َرُّبَك ِلْلَم َلٰٓـِئَك ِة ِإِّنى َج اِع ٌۭل ِفى ٱَأْلْر ِض َخ ِليَفًۭة ۖ َقاُلٓو ۟ا َأَتْج َعُل ِفيَها َم ن ُيْفِس ُد ِفيَها َو َيْسِفُك ٱلِّد َم ٓاَء َو َنْح ُن ُنَسِّبُح ِبَح ْم ِد َك َو ُنَقِّد ُس َلَك‬
٣٠ ‫قَاَل ِإِّنٓى َأْع َلُم َم ا اَل َتْع َلُم وَن‬

٣١ ‫َو َع َّلَم َءاَد َم ٱَأْلْس َم ٓاَء ُك َّلَها ُثَّم َعَرَض ُهْم َع َلى ٱْلَم َلٰٓـِئَك ِة َفَقاَل َأۢن ِبُٔـوِنى ِبَأْس َم ٓاِء َهٰٓـُؤٓاَل ِء ِإن ُكنُتْم َصٰـِدِقيَن‬

2. Terjemahan versi KEMENAG RI Q.S. Al-Baqarah ayat 30-31

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan
khalifah4) di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan
menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia
berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (30). Dia mengajarkan
kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian Dia memperlihatkannya kepada para
malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama-nama (benda) ini jika kamu benar!” (31).

3. Terjemahan versi UII Q.S. Al-Baqarah ayat 30-31

Perhatikan sewaktu Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku akan menciptakan
khalifah di dumi". Mereka bertanya keheranan, "Mengapa Engkau akan menciptakan makhluk yang
akan selalu menimbulkan kerusakan dan pertumpahan darah di bumi, sementara kami senantiasa
bertasbih memuji dan mensucikan Engkau?" Allah berfirman, "Aku Mahatau akan hal-hal yang tidak
kamu ketahui",(ayat ke 30). Allah mengajarkan kepada Adam segala nama benda, kemudian ia
menyodorkan kepada para malaikat. Firman-Nya, "Sebutkan kepada-Ku nama-nama itu kalau
dugaanmu itu benar",(ayat ke 31)

4. Arti per kata menurut Terjemah

AYAT 30 TERJEMAH KEMENAG TERJEMAH UII

‫َوِاْذ‬ (Ingatlah) ketika Perhatikan ketika

‫َقاَل‬ berfirman berfirman

‫َرُّبَك‬ Tuhanmu Tuhanmu

‫ٰۤل‬
‫ِ ِلْلَم ِٕىَك ِة‬ kepada para malaikat, Kepada para malaikat

4
dalam Al-Qur’an, kata khalīfah memiliki makna ‘pengganti’, ‘pemimpin’, ‘penguasa’, atau ‘pengelola alam
semesta’.
‫اِّنْي‬ “Aku hendak “Aku akan

‫َج اِع ٌل‬ menjadikan menciptakan

‫ِفى‬ di di

‫اَاْلْر ِض‬ Bumi Bumi

‫ۗ َخ ِلْيَفًة‬ Khalifah” Khalifah”

‫َقاُلْٓو ا‬ Mereka berkata, Mereka bertanya

‫َا‬ “Apakah “Mengapa

‫َتْج َعُل‬ Engkau hendak menjadikan Engkau akann menciptakan

‫ِفْيَها‬ Di dalam bumi Di dalam bumi

‫َم ْن‬ Orang Orang

‫ُّيْفِس ُد‬ yang merusak Yang menimbulkan kerusakan

‫ِفْيَها‬ Di dalam bumi Di dalam bumi

‫َوَيْسِفُك‬ Dan menumpahkan Dan pertumpahan

‫الِّد َم ۤا َۚء‬ Darah Darah

‫َو َنْح ُن‬ Sedangkan kami Sementara kami

‫ُنَسِّبُح‬ Bertasbih Senantiasa bertasbih

‫ِبَح ْم ِد َك‬ Memujimu Memuji

‫َو ُنَقِّد ُس‬ Dan menyucikan Mensucikan


‫َلَك‬ Nama mu Engkau

‫َقاَل‬ Dia berfirman Allah berfirman

‫ِإِّنٓى‬ Sesungguhnya aku Aku

‫َأْع َلُم‬ Mengetahui Maha tahu

‫َم ا‬ Apa Hal hal

‫اَل‬ Yang tidak Yang tidak

‫َتْع َلُم وَن‬ Kamu ketahui Kamu ketahui


‫َو َنْح ُن‬ sedangkan kami Sementara kami

‫ُنَسِّبُح‬ bertasbih Bertasbih

‫ِبَح ْم ِد َك‬ memuji-Mu Memuji engkau

‫َو ُنَقِّد ُس‬ dan menyucikan Dan menyucikan

‫ۗ َلَك‬ nama-Mu?” Engkau”

‫َقاَل‬ Dia berfirman, Allah berfirman,

‫ِاِّنْٓي‬ “Sesungguhnya Aku

‫َاْع َلُم‬ Aku mengetahui “Aku Maha Tahu

‫َم ا‬ apa Hal-hal

‫اَل‬ yang tidak Yang tidak

‫َتْع َلُم ْو َن‬ kamu ketahui.” Kamu ketahui”


AYAT 31 AYAT 30 TERJEMAH KEMENAG
TERJEMAH MUNAWWIR
TERJEMAH UII

‫َو َع َّلَم‬ ‫َوِاْذ‬ Dia mengajarkan Dan pada waktu Allah mengajarkan

‫ٰا َد َم‬ ‫َقاَل‬ Kepada adam Berkata Kepada adam

‫اَاْلْس َم ۤا َء‬ ‫َرُّبَك‬ Nama-nama (benda)Tuhanmu,pemilikmu,tuanmu


Nama benda

‫ٰۤل‬
‫ُك َّلَها‬ ‫ِ ِلْلَم ِٕىَك ِة‬ seluruhnya Kepada para malaikatSegala

‫ُثَّم‬ ‫اِّنْي‬ kemudian Sesungguhnya aku Kemudian

‫َعَرَض ُهْم‬ ‫َج اِع ٌل‬ Dia memperlihatkanMenciptakan,membuat,menjadikan


Ia menyodorkan

‫َع َلى‬ ‫ِفى‬ kepada Di dalam Kepada

‫ٰۤل‬
‫اْلَم ِٕىَك ِة‬ ‫اَاْلْر ِض‬ Para malaikat Bumi Para malaikat

‫َفَقاَل‬ ‫ۗ َخ ِلْيَفًة‬ Seraya berfirman Khalifah,pengganti Firman-Nya

‫ْۢن‬ ‫َقاُلْٓو ا‬
‫َا ِبُٔـْو ِنْي‬ Sebutkan kepada-KuMereka berkata Sebutkan kepada-Ku

‫ِبَاْس َم ۤا ِء‬ ‫َا‬ Nama-nama (benda)


Apakah
Nama-nama

‫ٰٓهُؤ ۤاَل ِء‬ ini Itu


‫َتْج َعُل‬ Engkau akan menciptakan, menjadikan,
‫ِاْن‬ jika membuat Kalau

‫ُك ْنُتْم‬ ‫ِفْيَها‬ kamu Di dalam bumi Dugaanmu

‫ٰص ِدِقْيَن‬ ‫َم ْن‬ benar Orang Itu benar

‫ُّيْفِس ُد‬ Merusakan, membangkitkan perselisihan

‫ِفْيَها‬ Di dalam bumi

‫َوَيْسِفُك‬ Mengalirkan, menumpahkan

‫الِّد َم ۤا َۚء‬ Darah

‫َو َنْح ُن‬ Dan kami

‫ُنَسِّبُح‬ Menyucikan, mengagungkan

‫ِبَح ْم ِد َك‬ Dengan memujimu

َ ‫ُنَقِّد ُس‬ Dan mensucikan, memberkati,


mengagungkan.

‫ۖ َلَك‬ Bagimu
AYAT 31 TERJEMAH MUNAWWIR

‫َو َع َّلَم‬ Dan Mengajar,mendidik,memberitahu

‫ٰا َد َم‬ Kepada adam

‫اَاْلْس َم ۤا َء‬ Nama Nama

‫ُك َّلَها‬ Semua,seluruh,segala sesuatu

‫ُثَّم‬ Kemudian

1. ‫َعَرَض ُهْم‬ Memperlihatkan Kajian


 P a d a l a f a
‫َع َلى‬ Atas
terdapat
‫ٰۤل‬
‫اْلَم ِٕىَك ِة‬ Para malaikat

‫َفَقاَل‬ Berkata

‫ْۢن‬
‫َا ِبُٔـْو ِنْي‬ Beritahukan kepadaku

‫ِبَاْس َم ۤا ِء‬ Dengan Nama-nama

‫ٰٓهُؤ ۤاَل ِء‬ Itu

‫ِاْن‬ Jika

‫ُك ْنُتْم‬ Kamu

‫ٰص ِدِقْيَن‬ Itu benar

perbedaan antara Kemenag dan UII yang di mana kalau yang Kemenag itu
mempertimbangkan bahwasanya ketika ada lafadz ‫ وإذ‬jatuh di awal kalimat maka ia menjadi
maful bih dari fi'il yang dibuang yang kalau ditampakkan itu berupa lafadz ‫ر‬OO‫ أذك‬yang
bermakna ingatlah.
 Pada lafadz ‫ جاعل‬terdapat perbedaan karena menurut terjemah 2 lafadz tersebut itu bermakna
‫ خلق‬yang di mana akan membutuhkan kepada satu maf’ul bih yakni pada lafadz ‫خليفة‬
 ‫ خليفة‬pada ayat di atas tetap di maknai Khalifah karena khalifah sendiri itu merupakan gelar
yang diberikan kepada seorang pemimpin sehingga ketika diterjemahkan ia tetap fokus pada
lafadz awalnya yakni Khalifah
 ‫ قالوا‬di sini terdapat perbedaan yang diterjemah 1 dimaknai dengan mereka berkata sedangkan
terjemah 2 dimaknai dengan mereka bertanya. Muncul perbedaan ini dikarenakan pada
terjemah 2 mereka mempertimbangkan lafaz sebelumnya itu terdapat Hamzah istifhamiyah
yang bermakna kata tanya sehingga sudah sepantasnya bahwasanya pada lafadz ini di mana
yang mereka bertanya.
 ‫ تجعل‬sama pada terjemah 2 di mana ini menciptakan karena pertimbangannya berasal dari
lafadz ‫خلق‬
 ‫ يسفك‬pada terjemah 1 dimaknai menumpahkan sedangkan terjemah 2 dimaknai pertumpahan.
Muncul perbedaan ini dikarenakan pada terjemah 2 yang menjadi fokus utamanya adalah
terjemah maknawiyah sedangkan terjemah satu itu adalah terjemah lafdziah yang pada lafaz
ini merupakan fi’il mudhori sehingga sudah seharusnya memiliki makna pekerjaan.
 ‫ماء‬OO‫ األس‬pada terjemah 1 dimaknai nama-nama karena menganggap bahwa lafadz tersebut
jamak makna benda di tulis Karena makna tersebut merupakan makna yang ditakwil bukan
makna asli dari ‫ماء‬OO‫األس‬. Sedangkan kalau terjemah 2 hanya dimaknai nama benda karna
mereka memaknainya dengan terjemah maknawiyah.
 ‫هم‬OO‫ عرض‬diterjemah 2 di mana yang menyodorkan karena disesuaikan dengan terjemah
maknawiyah sehingga muncul perbedaan yang sangat signifikan dan jauh dari makna asalnya
dengan terjemah 1 yang dimaknai menampakkan.
 ‫ باألسماء‬dalam terjemahan ada perbedaan yang terjemahan 1 ada kata benda dalam kurung
sedangkan terjemah 2 tidak ada kata benda. Yang mendasari perbedaan ini yakni terjemah 1
itu menganggap adanya pun takwilan pada makna benda, sedangkan makna 2 tidak
dimunculkan makna benda karena di lafadz sesudahnya terdapat isim isyarah yang
menunjukkan kemakrifatan sehingga tidak perlu lagi mentakwilkan makna benda
 Pada lafadz ‫ كنتم‬terdapat perbedaan yakni terjemah 1 maknanya kamu sedangkan terjemah 2
memaknainya dengan dugaanmu. Perbedaan ini ada dikarenakan terjemah 2 itu fokus pada
kejadian pada ayat ini yang di mana Allah ingin tahu apakah dugaan Nabi Adam tentang
nama-nama tersebut itu benar.
DAFTAR PUSTAKA
Munawwir,A. W. 2007. Kamus Al Munawwir arab – indonesia terlengkap. Yogyakarta :
pustaka progresif
Umar, Juairiah. “ KEGUNAAN TERJEMAH AL QUR’AN BAGI UMMAT MUSLIM “ Al
Mu’ashiroh, Vol.14, No.1 , januari 2017

Anda mungkin juga menyukai