Makalah
Oleh:
Nurazwan Cholis
MUAMALAH
SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya menafsirkan Alquran sudah dilakukan oleh Rasullah SAW.,
predikat Alquran sebagai Hudan (petunjuk) dan Rahmatan bagi manusia,
membuka kemungkinan yang luas bagi penafsiran terhadapnya. Susunan
Alquran yang tidak sistematis juga merupakan alasan tersendiri mengapa
penafsiran serta penggalian terhadap makna ayat-ayatnya yang justru menjadi
tugas umat yang tidak akan berakhir.
Oleh karena itu kita sebagai umat Rasullah hendaknya mengerti apa
itu tafsir,dan apa saja tafsir dalam Alquran yanng harus kita ketahui, karena
kita sudah tau bahwasanya menjadi umat Islam adalah mengerti segala jenis
isi dan makna Alquran beserta mengamalkannya.
Latar belakang dari pembuat makalah ini pula untuk membuat suatu
makalah yang memberitahukan kepada pembacanya tentang apa itu Tafsir
dan Terjemah nya, agar si pembaca mengerti apa yang dimaksud kedua materi
tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian Terjemah?
2. Apa pembagian syarat-syarat Terjemah?
3. Apa itu pengertian Tafsir?
4. Apa syarat-syarat Mufasir?
5. Siapa ulama-ulama Tafsir?
6. Bagaimana sejarah perkembangan Tafsir?
4
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Terjemah
2. Untuk mengetahui syarat-syarat Terjemah
3. Untuk mengetahui pengertian Tafsir
4. Untuk mengetahui syarat-syarat Mufasir
5. Untuk mengetahui ulama-ulama Tafsir
6. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Tafsir
5
BAB II
A. Terjemahan
1. Pengertian Terjemahan
Arti terjemah menurut bahasa adalah “salinan dari sebuah bahasa ke
bahasa lain.1 Sedang dalam istilah, berarti pengungkapan suatu pembicaraan
dengan bahasa lain. Jadi terjemah Alquran merupakan pengungkapan arti
Alquran dengan menggunakan bahasa lain.
Dalam pada itu terjemah dapat dibedakan menjadi dua:2
a. Terjemah harfiyah
b. Terjemah tafsiriyah atau terjemahan ma’nawiyah
Adapun terjemah harfiyah menurut istilah ialah :
Terjemah harfiyah ialah memindahkan kata-kata dari suatu bahasa
yang sinonim dengan bahasa yang lain di mana susunan kata yang
diterjemahkan sesuai dengan susunan kata yang menerjemahkan, begitu
pula tertib bahasa yang diterjemahkan sesuai dengan tertib bahasa yang
menerjemahkan.3
Terjemah harfiyah bi al-mitsli, yaitu menyalin atau mengganti
kata-kata dari bahasa asli dengan kata kata dari bahasa asli
dengan sinonimnya (muradif) nya ke dalam bahasa baru dan
terikat oleh bahasa aslinya.
Terjemah harfiyah bi dzuni al-mistli, yaitu menyalin atau
mengganti kata-kata bahasa asli ke dalam bahasa lain dengan
memerhatikan urutan makna dari segi sastranya, menurut
1
Rosihon Anwar, Ulum al-Quran, (Bandung: Pustaka Setia, 2017), hlm. 212.
2
Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin, Dasar-Dasar Penafsiran Al-Qur’an, (Semarang; Dina Utama,
1989), hlm. 40.
3
Mashuri Sirojuddin Iqbal dan Fudlali, Pengantar Ilmu Tafsir, (Bandung, Angkasa Bandung, 1993),
hlm. 94.
6
4
Rosihon Anwar, Al-quran, hlm. 213.
5
Mashuri Sirojuddin Iqbal & Fudlali, Pengantar Ilmu Tafsir, hlm. 94-95.
7
ِِ َط ُن فَ َكا نَ ِمنَ ْالغَ ِو يْن َ ش ْي ْ َوا تْ ُل َعلَ ْي ِه ْم نَ َبآ الَّ ِذ
َّ ي آت َ ْينَهُ آ َيتِنَا فَآ تْ َب َعهُ ال
ُشلُه
َ ض َوا تَّبَ ُع ه ََو ىهُ فَ َم ِ َولَ ْو ِشئْنَا لَ َر فَ ْعنَهُ ِب َها َولَ ِكنَّهُ ا َ ْخلَدَ اِلَى ْاْلَ ْر
ش ُل ْالقَ ْو ِم
َ ث ذَ ِل َك َم ْ ث ا َ ْو تَتْ ُر ْكهُ يَ ْل َه
ْ ب ا ِْن ت َ ْح ِم ْل َعلَ ْي ِه يَ ْل َه
ِ ش ِل ْال َك
َ َك َم
سآ َء َ َِ َص ا َل َعلَّ ُه ْم َيتَفَ َّك ُر ْون
َ صَ َص ْالق ِ ص ُ َالَّ ِذ يْنَ َكذَّ بُ ْو ا ِبا َ َيتِنَا فَا ق
ْ س ُه ْم َكا نُ ْو ا َي
ِْ َظ ِل ُم ْون َ َُمش اًَل ا ِْلقَ ْو ُم الَّ ِذ يْنَ َكذَّ بُهُ ا ِبآ َيتِنَا َوا َ ْنف
6
Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin, Dasar-Dasar Penafsiran Al-Qur’an, hlm. 41-42.
9
B. Tafsir
1. Pengertian Tafsir
Kata “tafsir” diambil dari kata “fassara --- yufassiru --- tafsira” yang
berarti keterangan atau uraian.8 Sedangkan menurut bahasa adalah bayan,
izhhar, idhah yang mengandung arti jelas. Sedangkan menurut istilah
adalah ilmu yang bisa menyempurnakan pemahaman tentang alquran,
menjelaskan makna-maknanya, menyingkap hukum-hukumnya, dan
menghilangkan permasalahan-permasalahannya di dalam ayat-ayatnya.9
Dalam Alquran dikatakan:
7
Q.S. al A’raf/9:175-177.
8
Rosihon Anwar, Ulum al-Qur’an, hlm. 209.
9
Siddiq Amien, Buku Pintar Al-Qur’an, (Jakarta Selatan; Qultummedia, 2008), hlm. 43.
10
a. Menurut al-Jurjani :
Tafsir, pada asalnya ialah : membuka dan menjelaskan. Pada istilah
syara’, ialah : menjelaskan makna ayat, keadaaannya, kisahnya, dan sebab
yang karenannya ayat diturunkan, dengan lafazh yang menunjukkan
kepadanya dengan jelas sekali.
b. Menurut az-Zarkasyi :
Ilmu tafsir ialah kumpulan pengetahuan yang membahas penjelasan,
interpretasi, dan komentar terhadap Alquran, meliputi semua cara
memperoleh pengetahuan, yang berjasa memberikan pemahaman yang
layak terhadapnya, menjelaskan makna-maknanya dan menyimpulkan
darinya hukum dan hikmah (1927, 3 : 13).11
10
Rosihon Anwar, Al-quran, hlm. 209.
11
Farid Esack, Samudera al-Qur’an, Terj. Nuril Hidayah, (Jogjakarta, Diva Press, 2002), hlm. 233.
11
e. Menurut abu-Hayyan :
Tafsir adalah ilmu mengenai cara pengucapan lafazh-lafazh Alquran
serta cara mengungkapkan petunjuk, kandungan-kandungan hukum, dan
makna-makna yang terkandung di dalamnya.13
12
Mashuri Sirojuddin Iqbal dan Fudlali, Pengantar Ilmu Tafsir, hlm. 86-88.
13
Rosihon Anwar, Al-quran, hlm. 210.
14
Imam as-Suyuti, Apa Itu AL-Qur’an, Terj. Aunur Rafiq Shalih Tamhid, (Jakarta, Gema Insani Press,
1994), hlm. 94.
12
Ilmu bahasa Arab (lughah), nahwu, sharaf, ilmu balaghah, usul fiqih
dan sebagainya. 15
2. Contoh
ِا نَ َما َح َّر َم َعلَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةَ َو الدَّ َم َولَ ْح َم ْال ِخ ْن ِز ي ِْر َو َمآ ا ُ ِه َّل ِلغَي ِْر ّللا
)115( ح ْي ٌم ِ ْط َّر َغي َْر َبا غٍ َّوْلَ َعا ٍد فَ ِا َّن ّللاَ َغفُ ْو ٌر َّر ٌ ِب ِه فَ َم ِن ا ض
Artinya :
Hal tersebut dapat saja terjadi baik ketika diluar dari pemimpin atau
ketika dalam perjalanan dan sebagainya. 17
َو كَأ ْ ا
سا ِد هَا قاا
Artinya :
15
Mashuri Sirojuddin Iqbal dan Fudlali, Pengantar Ilmu Tafsir, hlm. 89-90.
16
Q.S al-Nahl/14:115.
17
Mashuri Sirojuddin Iqbal dan Fudlali, Pengantar Ilmu Tafsir, hlm. 86.
13
3. Syarat-Syarat Mufassir
Seseorang yang ingin memahami suatu ilmu, ia harus mempelajari
ilmu itu terlebih dahulu sedetil-detilnya, sampai ia mencapai tingkat ahli
dalam disiplin ilmu tersebut. Seorang penafsir Alquran menghadapi tugas
suci dan ilmiah yang sangat berat, karena materi yang ditafsirkannya
adalah Kalamullah. Oleh karena itulah wajar bila terdapat sebahagian
ulama lama yang menghindari menafsiran al-Qur’an, seperti al-Qashim
bin Muhammad bin Abu Bakar As-Siddiq, Salim bin Abdullah bin Umar
ibn Khattab, Ubaidah Qais al-Kufi dan Sa’id bin Jubair.
Ketika Sa’id bin Jubair diminta untuk menafsirkan Alquran, ia
katakan“Lebih baik tangan dan kakiku copot, ketimbang menafsirkan ayat
Alquran”. Sedang Ubaidah dan Qais ketika ditanya tentang hal yang
berkaitan dengan latar belakang turunnya suatu ayat Alquran, ia
menjawab:“Kalian harus tajut kepada Allah, dan terima sajalah kebenaran
ayat-ayat Alquran, karena orang-orang yang benar-benar mengetahui latar
belakang turunnya ayat itu semua telah meninggal”.
Goldziher dalam karyanya Mazahib at-Tafsir al-Islami, sebagaimana
dijelaskan asy-Syirbashi menyebutkan : “Hingga permulaan abad kedua
18
Q.S an-Naba/30:34.
14
19
Ahmad Mustofa Hadna, Problematika Menafsirkan al-Qur’an, (Semarang; Dina Utama, 1993), hlm.
35-36.
20
Sahilun A. Nasir, Ilmu Tafsir al-Qur’an, (Surabaya, Al Ikhlas, 1987), hlm. 30.
15
4. Ulama-Ulama Tafsir
a. Di kota Mekkah yaitu pengikut-pengikut IbnunAbbas, seperti
Mujahid, Ikrimah, ‘Atha’ bin Abi Rabaah.
b. Di Madinah yaitu pengikut Ubay bin Ka’ab, seperti Zaid bin Aslam,
Abu al-Aliyah dan Muhammad bin Ka’ab al-Qurdhiy.
c. Di kota Kuffah yaitu pengikut Ibnu Mas’ud, seperti Qatadah, al-
Qamah dan al- Sya’biy.
Dalam kesempatan ini, hanya menjelaskan dua di antara ahli-
ahli tafsir tersebut. Keduanya ialah Mujahid dan Qatadah.
1. Mujahid
Namanya adalah Mujahid bin Jabr al-Makkiy Maula al-Saa’ib bin Abi
al-Saa’ib al-Makhzuumiy. Dilahirkan tahun 21 H. Mempelajari Tafsir
Alquran melalui Ibnu Abbas. Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Mujahid,
beliau mengatakan : “Saya memperhadapkan (mempelajari) mushaf dari
awalnya hingga akhir kepada Ibnu Abbas sebanyak tiga kali” dan berhenti
pada setiap ayat untuk menanyakannya kepadanya. “Sufyan Tsauri
mengatakan : “Bila didatangkan kepadamu suara tafsir dari Mujahid,
cukuplah tafsiran itu untukmu. “Sementara Imam Syafi’i dan Imam
Bukhori banyak bepedoman pada tafsiran Mujahid ini, terutama Imam
Bukhori dalam shahihnya. Imam al-Dzahabi di akhir biografinya
mengatkan : “Umat Islam sepakat atas keimanan Mujahid dan berhujjah
dengannya.
2. Qatadah
Namanya adalah Qatadah bin Di’amah al-Saduusiy al-Bashriy.
Dilahirkan dalam keadaan buta tahun 61 H. Beliau memiliki keuletan
dalam menuntut ilmu dan memiliki pula daya ingatan yang kuat. Beliau
16
ketahui. Tapi apakah: abba itu? “sudah itu, dia melihat dirinya
sendiri. Lalu, Abu ‘Ubaidah mengatakan: “ ini sesuatu yang
diberat-beratkan (dibuat-buat), hai Umar! “ (HR.Ibnu Jarir dan
sanadnya shahih). Terdapat pula dalam tafsir Ibnu Katsir dan
Mukhtashar Tafsir, oleh Shabuni).
Jawaban Abu Bakar pada waktu dia ditanya oleh seorang laki-
Lki mengenai suatu ayat, maka dia mengatakan “Bumi mana
yang dapat memikul aku dan langit mana yang dapat menaungi
aku, bila aku mengatakan mengenai kitab Allah sesuatu yang
tidak aku ketahui ?”
Ibnu Abas menceritakan, “ Dahulu saya tidak tahu apakah
maksud: Faathiris samawaati, sehingga minta dikisaslah
kepada saya dua orang Arab dusun mengenai suatu sumur.
Salah seorang mereka mengatakan “sayalah yang
menfatarnya”, maksudnya ialah: saya yang memulainya.
Dengan demikian, maka Ibnu Abas baru paham, bahwa faathir
itu ialah yang semula-mula menciptakan. (KM) (HR. Bukhari
dalam buku Al-adab).
Rasullah SAW pernah menafsirkan bagi mereka sebagian kata-
kata dalam ayat-ayat Al-quran. Bukhari menceritakan dari
‘Uqbah bin ‘Amir, bahwa dia mendengar Rasul SAW
berpidato diatas mimbar: surat Al- Anfaal:60, yaitu: Siagakan
bagi mereka (Umat Islam) apapun yang kamu sanggupi,
berupa kekuatan, beliau terangkan, bahwa yang dimaksud
ialah arramyu atau kepandaian melontarkan sesuatu alat atau
senjata perang.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
23
Kahar Masyur, Pokok-pokok Ulumu Quran, cetakan 1,( Rineka Cipta, Jakarta,1992), hlm. 164.
24
Ibid., hlm, 166.
19
1. Tafsir adalah penjelasan terhadap makna lahirlah dari ayat Alquran yang
pengertiannya secara tegas menyatakan maksud yang dikehendaki oleh
Allah. Ta’wil adalah pengertian yang tersirat yang diistimbatkan dari ayat
Alquran berdasarkan alasan-alasan tertentu.
2. Terjemah ada 2, yaitu:
a) Terjemah harfiyah, yaitu mengalihkan lafaz-lafaz dari suatu
bahasa kedalam lafaz-lafaz yang serupa dari bahasa lain
sedemikian rupa sehingga susunan dan tertib bahasa kedua sesuai
dengan susunan dan tertib bahasa pertama
b) Terjemah tafsiriyah atau terjemah maknawiyah, yaitu menjelaskan
makna pembicaraan dengan bahasa lain tanpa terikat dengan tertib
kata-kata bahasa asal atau memperhatikan susunan kalimatnya.
B. Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu kami dari penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga dengan makalah
ini kita dapat memahami tentang tafsir dan terjemah nya.
DAFTAR PUSTAKA
20
Alquran
Iqbal, Mashuri Sirojuddin dan Fudlali. 1993. Pengantar Ilmu Tafsir. Bandung:
Angkasa Bandung.
As-Suyuti, Imam. 1994. Apa Itu Al-Qur’an terjemahan Aunur Rafiq Shalih Tamhid.
Jakarta: Gema Insani Press.
Quthan, Mana’ul. 1995. Mahabits fi U’lumil Qur’an cetakan 2. Jakarta: Rineka Cipta.
Masyur, Kahar. 1992. Pokok-pokok Ulumu Quran cetakan 1. Jakarta: Rineka Cipta.