Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH DASAR-DASAR PENERJEMAHAN AL-QURAN DAN HADIST

TEKNIK MENERJEMAH JUMLAH FI’LIYAH

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-
Dasar Penerjemahan Al-Quran dan Hadist

Dosen Pengampu :

Abdul Kholiq, MA

Kelompok 7

Muhamad Faiz Abdurrahman - 211410083

Hafiz alkhair - 211410090

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QUR’AN

JAKARTA

2022
Kata Pengantar

Alhamdulillaahirabbil’aalamiin.

Segala puji bagi Allah ta’ala yang atas rahmat dan petunjuknya telah membantu kami
dalam pengerjaan makalah yang berjudul “Tekhnik Menerjemah Jumlah fi’liyah”
sebagaimana telah ditugaskan oleh dosen pengampu kami Abdul Khaliq, Ma, pada Mata
Kuliah Dasar -Dasar Penerjamahan Alquran dan Hadist sehingga selesai sudah proses
penyusunan makalah ini, yang mudah-mudahan dapat dipahami oleh para pembaca sekalian
dan dapat diterima, serta dinilai oleh dosen sekaligus pembimbing kami dalam penulisan
karya ilmiah ini.

Penulis juga berterimakasih kepada teman-teman sekalian yang telah membantu


proses penyusunan makalah ini, lalu berkenan meminta kritik dan saran kepada pembaca
sekalian terhadap kalimat-kalimat yang sulit dipahami atau terhadap tulisan-tulisan yang
kurang tepat. Oleh karenanya, semua kritik dan saran pembaca akan penulis terima dengan
senang hati demi terjadinya pembelajaran penulisan karya tulis karya tulis selanjutnya di
mata kuliah Dasar-Dasar Penerjemahan Al-Quran dan Hadist ini.

Jakarta, 10 Oktober 2022

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.......................................................................................................................................................... i
Daftar Isi..................................................................................................................................................................... ii
BAB I............................................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN....................................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah......................................................................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan........................................................................................................................................... 1

BAB II........................................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................................... 2
A. Jumlah Fi’liyah Lazim................................................................................................................................ 2

B. Jumlah Fi’liyah Muta’addi........................................................................................................................ 3

C. Praktik Menerjemah QS. Ibrahim ayat 34, QS. Yusuf 18.............................................................4

BAB III.......................................................................................................................................................................... 4
PENUTUP.................................................................................................................................................................... 4
A. Kesimpulan...................................................................................................................................................... 4

B. Saran................................................................................................................................................................... 4

Daftar Pustaka.......................................................................................................................................................... 5

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kalamullah yang di dalamnya terdapat banyak sekali terdapat ilmu
pengetahuan dari segala sisi pengetahuan. Al-Qur'an diturunkan menggunakan bahasa arab
dengan bahasa yang sangat indah. Telah kita ketahui al-Qur'an menggunakan bahasa arab
sedangkan kita menggunakan bahasa indonesia. Inilah salah satu faktor yang membuat
kebanyakan orang menjadi sulit mengerti apalagi memahami isi kandungan dalam al-Qur'an.

Penerjemahan al-Qur'an adalah mengalihkan pesan al-Qur'an, ke bahasa asing selain


bahasa Arab, dan terjemahan tersebut dicetak dengan tujuan agar dapat dikaji oleh mereka
yang tidak menguasai bahasa Arab sehingga dapat dimengerti maksud dari firman Allah
tersebut dengan bantuan terjemahan itu.1 Namun, zaman modern banyak orang yang
mengeluhkan tentang hasil terjemahan al-Qur'an. Mereka mengeluh ketika membaca hasil
terjemahan sulit dipahami atau dicerna isi terjemahan tersebut dengan baik. Dan itu terjadi
karena terkadang seorang penerjemah cenderung banyak unggul dalam satu sisi yaitu hanya
memahami bahasa sumber saja, tetapi tidak pada bahasa sasaran.

Selain itu, seorang penerjemah juga harus mengerti metode penerjemahan. Karena
penerjemahan merupakan salah satu mediator bagi proses perkembangan keilmuan di dunia.
Bahkan sebagai perantara berkembangnya peradaban informasi keilmuan bagi masyarakat
secara umum.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah kami paparkan maka kami bermaksud untuk membahas
materi materi berikut ini:

1. Bagaimana menerjemahkan jumlah fi’liyah lazim?

2. Bagaimana menerjemahkan jumlah fi’liyah muta’addi?


3. Bagaimana menerjemahkan surat Ibrahim ayat 34 dan surat Yusuf ayat 18?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari dipaparkannya materi-materi tersebut adalah:

1. Memahami bagaimana menerjemahkan jumlah fi’liyah lazim.


1
Moch. Syarif Hidayaullah, Tarjim Al-an; Cara Mudah Menerjemahkan Arab Indonesia,(Tagerang: Dikara, 2009),
Cet.III,h.54.

1
2. Memahami bagaimana cara menerjemahkan jumlah fi’liyah muta’addi.

3. Memahami bagaimana mengaplikasiakan langsung ke ayat Al-qur’an.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Jumlah Fi’liyah Lazim


Kalimat dalam bahasa Arab atau yang sering diidentikkan dengan istilah jumlah merupakan
kumpulan dari satuan sintaksis yang memiliki hubungan predikatif sebagai kesatuan yang utuh
dan tidak dapat dipisah-pisahkan.2 Ditinjau dari jenis kata yang menduduki posisi awalnya,
jumlah dibedakan ke dalam jumlah ismiyah (kalimat nominal) dan jumlah fi’liyah (kalimat
verbal).
Jumlah fi’liyah merupakan klausa yang diawali oleh kata yang berkategori fi’il (verba) dan
berfungsi sebagai predikat, sedang fa’il-nya (subjek) dapat berupa kata, frase maupun klausa.
Berdasarkan obyeknya, jumlah fi’liyah dibagi menjadi dua macam; dengan kata kerja transitif
(fi’il muta’adi) dan dengan kata kerja intransitif (fi’il lazim). Sedangkan berdasarkan waktu
terjadinya, jumlah fi’liyah dibagi menjadi tiga macam; dengan kata kerja waktu lampau (fi’il
madhi), dengan kata kerja yang sedang atau akan terjadi (fi’il mudhori’), dan dengan kata kerja
perintah (fi’il ‘amr).
Sementara itu, berdasarkan pelakunya, jumlah fi’liyah dibagi menjadi dua kategori; dengan
kata kerja aktif (fi’il ma’lum) dan dengan kata kerja pasif (fi’il majhul). Terakhir, berdasarkan
bentuknya, jumlah fi’liyah dibagi menjadi dua jenis; sederhana atau tunggal (al basithoh) dan
yang luas atau majemuk (al murakkabah).3
Dengan singkatnya, fi`il lâzim adalah fi`il yang tidak memerlukan maf`ûl bih (objek). Contoh
jumlah fi’liyah lazim dalam kaidah penerjemahan :

)‫جملة فعلية (فعل الزم‬


‫ فاعل‬+ ‫فعل‬

‫كتب الطالب‬

2
Syihabuddin, Penerjemahan Arab Indonesia; teori dan praktek, (Bandung: Humaniora, 2005) h 15.
3
Adnan. Yusufi, “Metode Praktis Menerjemahkan Jumlah Ismiyah dan jumlah fi;liyah Dalam Bahasa Indonesia Serta
Alternatif Pembelajarannya” dalam Jurnal Dialektika Jurusan PGSD (Brebes: STKIP 2016), vol.5 no.1. h 81

2
‫كتب الطالبان‬

‫كتب الطالب‬

‫كتبت الطالبة‬

Mahasiswa menulis

Di atas adalah jumlah fi’liyah, fi’il tetap mufrod meskipun fa’il-nya berbentuk mutsanna
atau jamak. Dan fi’il hanya menyesuaikan diri dengan fa’il-nya dalam hal mudzakar atau
muannats.

B. Jumlah Fi’liyah Muta’addi


Meskipun memiliki variasi yang banyak, secara umum jumlah fi’liyah adalah kalimat
yang terdiri dari fi'il (predikat) dan fa'il (subjek) dan itu yang disebut jumlah fi’liyah lazim.
Dengan mengacu pada pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia yang telah di kemukakan
di atas, maka metode umum penerjemahan untuk jumlah fi’liyah adalah dengan mengubah
balik susunan dalam bahasa sumber (bahasa Arab) ke dalam struktur bahasa sasaran (bahasa
Indonesia) dan tetap menyesuaikan jenis tarkib (frase) yang digunakan.

Maka, untuk jumlah fi’liyah muta’addi adalah jumlah yang ada 3 unsur di dalamnya,
fi’il+fa’il+mafu’lun bihi. Singkatnya fi;il muta’addi adalah fi’il yang membutuhkan (objek).
Contoh jumlah fi’liyah muta’addi dalam kaidah penerjemahan:

‫فهم عبدهللا الدرس اللغة العربية جيدا‬

Diterjemahkan bukan Telah paham Abdullah pelajaran bahasa Arab dengan baik sekali,
melainkan dengan Abdullah (S) memahami (P) pelajaran bahasa Arab (O) dengan baik
sekali (K).

Perlu diperhatikan bahwa setiap predikat berupa kata kerja dalam bahasa Arab (fi’il), pasti
selalu mengandung subjek (fa’il) baik terlihat (dzahir) maupun tidak (mudlmar). Dan jikalau
fi’il muta’addi maka membutuhkan objek (maf’ulun bihi). inti dari metode praktis jumlah
fi’liyah di sini adalah memanfaatkan sebanyak mungkin berbagai contoh kalimat yang
dimulai dari struktur sederhana dengan mempertimbangkan kesesuaian tema yang
berhubungan dengan aktivitas pokok keseharian dari seorang penerjemah.4

4
Adnan, Yusufi “Metode Praktis Menerjemahkan Jumlah Ismiyah dan jumlah fi;liyah Dalam Bahasa Indonesia Serta
Alternatif Pembelajarannya” dalam Jurnal Dialektika Jurusan PGSD (Brebes: STKIP 2016), vol.5 no.1. h 83-84.

3
C. Praktik Menerjemah QS. Ibrahim ayat 34, QS. Yusuf 18

َ ٰ ‫صوهَٓا ۗ ِإنَّ ٱِإْل ن‬


(‫سنَ لَظَلُو ٌم َكفَّا ٌر‬ ۟ ‫سَأ ْلتُ ُموهُ ۚ َوِإن تَ ُعد‬
ُ ‫ُّوا نِ ْع َمتَ ٱهَّلل ِ اَل ت ُْح‬ َ ‫) َو َءاتَ ٰى ُكم ِّمن ُك ِّل َما‬
Artinya: Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu
mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu
menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari
(nikmat Allah). (Qs.Ibrahim:34)

ِ ‫ص ْب ٌر َج ِمي ٌل ۖ َوٱهَّلل ُ ْٱل ُم ْستَ َعانُ َعلَ ٰى َما ت‬


( َ‫َصفُون‬ َ َ‫ت لَ ُك ْم َأنفُ ُس ُك ْم َأ ْمرًا ۖ ف‬
ْ َ‫ب ۚ قَا َل بَلْ َس َّول‬ ِ ‫)و َجٓا ُءو َعلَ ٰى قَ ِمي‬
ٍ ‫صِۦه بِد ٍَم َك ِذ‬ َ

Artinya: Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah
palsu. Ya'qub berkata: "Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan
(yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang
dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan". (Qs.Yusuf:18)

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Alhamdulillah selesai sudah pemaparan makalah yang berjudul “Strategi Terjemahan
” dan kesimpulan yang dapat diambil adalah:
1. Jumlah fi’liyah dibagi menjadi dua macam; dengan kata kerja transitif (fi’il muta’adi) dan
dengan kata kerja intransitif (fi’il lazim). Dan fi`il lâzim adalah fi`il yang tidak
memerlukan maf`ûl bih (objek).
2. Lalu Maka, untuk jumlah fi’liyah muta’addi adalah jumlah yang ada 3 unsur di
dalamnya, fi’il+fa’il+mafu’lun bihi. Singkatnya fi;il muta’addi adalah fi’il yang
membutuhkan (objek).

B. Saran
Tentu makalah ini jauh dari kata sempurna maka dari itu kami kiranya memohon
kritik dan saran baik terhadap cara penulisan maupun topik yang telah kami paparkan pada
makalah ini. Kami berterimakasih terhadap semua pihak yang telah membantu menyusun,
membuat, memberi kritik & saran hingga makalah ini selesai tepat waktu.

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

5
Daftar Pustaka

Yusufi, Adnan. “Metode Praktis Menerjemahkan Jumlah Ismiyah dan jumlah fi;liyah Dalam
Bahasa Indonesia Serta Alternatif Pembelajarannya” dalam Jurnal Dialektika Jurusan
PGSD (Brebes: STKIP 2016), vol.5 no.1.
Hidayatullah Syarif M, Tarjim Al-an; Cara Mudah Menerjemahkan Arab Indonesia,
(Tagerang: Dikara, 2009)
Syihabuddin. Penerjemahan Arab Indonesia; Teori dan Praktek. (Bandung: Humaniora,
2005)

Anda mungkin juga menyukai