Dosen Pengampu:
Moh. Ali Abd Shomad
HES G - SEMESTER 1
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
NOVEMBER 2022
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat, taufik serta
hidayahnya sehingga penyusunan makalah dengan judul “Terjamah, Tafsir Dan
Ta'wil Al Quran Serta Inkar Al Sunnah” dapat kami selesaikan dengan tepat
pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa ke zaman yang
penuh cahaya ilahi.
Dengan terselesaikannya pembuatan makalah ini kami sebagai penyusun
tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung.
2. Dr. H. Nur Efendi, Mag., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum UIN
Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
3. Abd. Khoir Wattimena, M.H.I., selaku Koord. Prodi Hukum Ekonomi
Syariah UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
4. Moh. Ali Abd Shomad selaku Dosen Pengampu mata kuliah Studi Quran
Hadist.
5. Orang tua yang mendukung baik secara materil dan do’a dalam
pembelajaran pembuatan makalah ini.
6. Teman-teman Hukum Ekonomi Syariah 1G.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ ii
BAB I........................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................2
BAB II....................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN.........................................................................................................3
A. Terjemah......................................................................................................... 3
B. Tafsir.............................................................................................................. 4
C. Takwil.............................................................................................................6
D. Inkar Al Sunnah...............................................................................................6
E. Perbedaan Terjamah, Tafsir Dan Ta'wil Al Quran Serta Inkar Al Sunnah.............7
F. Hubungan Terjemah, Tafsir dan Takwil.............................................................8
G. Hikmah Mempelajati Terjemah, Tafsir dan Takwil.............................................9
BAB III.................................................................................................................... 10
PENUTUP................................................................................................................ 10
A. Kesimpulan....................................................................................................10
B. Saran............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tema dalam Ulum Al-Qur’an yang amat urgen bagi para da’i
atau mubaligh para pelajar dan mahasiswa muslim pada khususnya dalam
menyampaikan risalah Allah SWT adalah kewajiban faham akan bahasa arab,
yang merupakan satu alat yang mempunyai fungsi untuk memahami apa yang
terkandung atau pesan yang terdapat dalam Al-Qur’an. Kita tidak akan mampu
memahami pesan yang terkandung bahkan rahasia-rahasia yang terdapat dalam
Al-Qur’an kalau kita tidak mengerti bahasa arab.
Disamping itu, kita harus bisa memahami akan kaidah-kaidah cara
memahami bahasa arab tersebut supaya orang yang membaca karya kita atau
yang mendengarkan informasi yang kita fahami dalam Al-Qur’an kita kita
sampaikan mereka dapat dipahami oleh para pembaca maupun para mustami’.
Lebih jauhnya kalau kita memahami apa yang terkandung dalam Al-Qur’an
perlu ilmu yang berkaitan dengan permasalahan tersebut, itu merupakan
gambaran kecil mengenai beberapa masalah yang sedang kita hadapi sekarang-
sekarang ini. Al-Qur’an adalah mukjizat Allah yang amat besar yang diberikan
kepada rosul-Nya yang mempunyai kandungan, pesan, bahkan rahasia-rahasia
yang tersirat yang hanya dapat difahami kalau kita tahu akan ilmunya.
Pemahaman seseorang dalam memahami jelas tidak sama meskipun
mungkin mereka sama-sama hafal Al-qur’an, hafal berbagai hadits dan kaidah-
kaidah ushul fiqih dan bahasa. Apalagi kalau temanya mengenai penafsiran dan
penakwilan, disitu akan jelas kelihatan mana yang masih dalam
keadaan umi dan mana orang yang sudah bisa mencapai dzakiyang sudah
faham dan mengerti kandungan dan rahasia-rahasia Al-Qur’an. Oleh
karenanya penulis khususnya merasa amat penting mengetengahkan tema
mengenai Tafsir, Ta’wil dan Terjemah beserta otoritasnya agar kita bisa
memahami dan tau sedikit banyaknya mengenai isi dan rahasia-rahasia yang
terkandung didalamnya.sehingga di makalah ini terdapat focus pembahasan :
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi dari Baik Buruk ?
2. Bagaimana Ukuran dari Baik Buruk?
3. Apa saja berbagai Aliran tentang Baik dan Buruk ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui definisi dari Baik Buruk.
2. Untuk mengetahui Ukuran dari Baik Buruk.
3. Untuk mengetahui berbagai Aliran tentang Baik dan Buruk.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Terjemah
1. Pengertian Terjemah
Terjemah menurut bahasa adalah salinan dari suatu bahasa ke bahasa
lain atau mengganti, menyalin, memindahkan kalimat dari suatu bahasa ke
bahasa lain. Terjemah juga memiliki peranan penting dalam memahami al-
qur’an. Qur’an mulia diturunkan kepada Rasul berbangsa Arab dengan
bahasa Arab yang jelas. Tidak semua umat muslim mampu memahami
sepenuhnya bahasa tersebut apalagi kita yang notabene orang non Arab.
Secara bahasa terjemah berarti mengganti, menyalin, atau
memindahkan kalimat dari suatu bahasa ke suatu bahasa yang lain.1
Terjemah merupakan bahasa serapan dari bahasa Arab yang berupa kata al-
tarjamah. 2 Kata terjemah dapat dipergunakan pada dua arti, yaitu sebagai
berikut:
a) Terjemah Maknawiyyah atau Tafsiriyyah, yaitu menerangkan makna atau
kalimat pembicaraaan dengan bahasa lain tanpa terikat dengan tertib
kata-kata bahasa asal atau memperhatikan susunan klimatnya, melainkan
oleh makna dan tujuan aslinya.
b) Terjemah Harfiyyah, yaitu mengalihkan lafadz-lafadz dari satu bahasa ke
dalam lafadz-lafadz yang serupa dari bahasa lain sedemikian rupa
sehingga susunan dan tertib bahasa kedua sesuai dengan susunan dan
tertib bahasa pertama. Terjemah harfiyyah dibagi menjadi dua:
1) Terjemah Harfiyyah bi l-misli, yaitu menyalin atau mengganti kata-
kata dari bahasa asli dengan sinonimnya (murodifnya) ke dalam
bahasa baru dan terikat bahasa aslinya.
2) Terjemah harfiyyah bi dzuni al-mitsli, yaitu menyalin atau mengganti
kata-kata bahasa asli ke dalam beberapa bahasa lain dengan
memperhaitkan urutan makna dan segi sastranya, menurut
kemampuan bahasa baru serta kemampuan penerjemahnya.
1
Mohammad Gufron dan Rahmawati, Ulumul Qur’an : Praktis dan Mudah, (Yogyakarta:
Teras, 2013), Hal. 166
2
Tim Forum Karya Ilmiah RADEN, Al-Qur’an Kita Studi Ilmu, Sejarah dan Tafsir
Kalamullah, (Kediri: Lirboyo Press, 2011), Hal. 188-189
3
2. Syarat-syarat Terjemah
Secara umum, syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam tarjamah, baik
tarjamah harfiyah maupun tarjamah tafsiriyah adalah:
a) Penerjemah memahami tema yang terdapat dalam kedua bahasa, baik
bahasa pertama maupun bahasa terjemahnya;
b) Penerjemah memahami gaya bahasa (uslub) dan ciri-ciri khusus atau
karakteristik dari kedua bahasa tersebut;
c) Hendaknya dalam terjemahan terpenuhi semua makna dan maksud yang
dikehendaki oleh bahasa pertama;
d) Hendaknya bentuk (sighat) terjemahan lepas dari bahasa pertama (ashl).
Seolah-olah tidak ada lagi bahasa pertama melekat dalam bahasa
terjemah tersebut.3
B. Tafsir
1. Definisi Tafsir
Dalam bahasa Arab, kata tafsir bukanlah sebuah yang asing.
Meskipun demikian, beberapa pakar bahasa Arab ternyata memiliki
pandangan berbeda tentang asal muasal kata tafsir. Kata tafsir diambil dari
kata fassara-yufassiru-tafsiran yang berarti keterangan atau uraian. Al-
jurjani berpendapat bahwa kata tafsir secara etimologi adalah Al-kasf wal
Al-izhhar yang artinya menyingkap (membuka) dan melahirkan.4 Pada
dasarnya, pengertian tafsir berdasarkan bahasa tidak akan lepas dari
kandungan makna Al-idhah (menjelaskan), Al-bayan (menerangkan), Al-
kasf (mengungkapkan), Al-izhar (menampakkan), dan Al-ibanah
(menjelaskan).5
Dalam buku Ilmu-Ilmu Al-Qur’an yang dikarang oleh M.Hasbie As-
Syidieqie dikatakan bahwa yang disebut dengan tafsir adalah: Artinya suatu
ilmu yang didalalamnya dibahaskan tentang Al-Qur’anul Karim dari
3
Dr. Ismail Lubis, MA., Falsifikasi Terjemahan Al-Qur’an Departemen Agama Edisi
1990, Jogja: Tiara Wacana, 2001, Hal. 60
4
RosihonAnwar, UlumAl-Quran, (Bandung: CV pustaka setia, 2010), Hal. 209
5
Ahmad Izzan, Metodologi Ilmu Tafsir, (Bandung: Tafakur, 2009), Hal.11
4
segi dalalahnya kepada yang dikehendaki Allah sekedar yang dapat
disanggupi manusia.
2. Bentuk Tafsir
Bentuk-bentuk dari tafsir al-Qur’an secara garis besar dapat dibagi
menjadi tiga yaitu tafsir bil matsur, tafsir bi ar-rayi dan tafsir bi idziwaji.
Berikut penjelasannya:
a) Tafsir bil Matsur
Tafsir bil matsur adalah salah satu bentuk dari tafsir al-Quran.
Tafsir bil matsur yaitu tafsir yang dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an
didasarkan atas sumber penafsiran dari riwayat para sahabat dan dari para
tabi’in.
b) Tafsir bi ar-ra’yi
Tafsir ini merupakan tafsir yang di dalam menjelaskan maknanya,
seorang penafsir hanya berpegang pada pemahaman sendiri dan
menyimpulkan yang didasarkan pada pemahaman semata.
c) Tafsir bi Idziwaji
Bentuk tafsir yang selanjutnya adalah tafsir bi idziwaji. Tafsir ini
merupakan metode campuran antara tafsir bil matsur dan tafsir bi
ra’yi yaitu menafsirkan al-Qur’an yang didasarkan atas perpaduan antara
sumber tafsir riwayat yang kuat dan shahih, dengan sumber ijtihad akal
pikiran yang sehat.
3. Keutamaan Tafsir
Objek pembahasan pada tafsir adalah kalamullah yang merupakan
sumber segala hikmah dan segala keutamaan. Tujuan utamanya adalah
untuk dapat berpegang pada tali yang kokoh dan mencapai kebahagiaan
yang hakiki.6 Tafsir al-Qur’an memiliki banyak keutamaan, diantaranya
adalah:
a. Untuk mengetahui syariat Allah yang berupa perintah dan larangan, agar
berada pada jalan yang lurus,
6
Manna’ Khalil Al-Qattan, Mahabis fi ‘Ulumil Qur’an terj. Mudzakir, Studi Ilmu-ilmu
Qur’an, (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2013), 461
5
b. Untuk mengtahui petunjuk Allah mengenai akidah, ibadah, akhlak, agar
individu dan masyarakat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat,
c. Untuk mengetahui kemukjizatan yang terdapat dalam al-Qur’an,
sehingga menambah keimanan terhadap kebenaran risalah Rasulullah,
d. Seseorang yang sibuk membaca dan berusaha memahami Allah dalam al-
Qur’an, maka akan mengantarkannya pada derajat yang tinggi.
C. Takwil
1. Definisi Takwil
Secara etimologi takwil adalah menerangkan, menjelaskan, diambil
dari kata awaala yuawwilu ta’wilan. Al-Qathan dan Al-Jurjani berpendapat
bahwa arti takwil menururt etimologi adalah arruju ila ashli, yang
mengandung arti kembali kepada pokoknya. Sedangkan ari bahasanya
menurut Al-Jarqoni sama dengan arti tafsir. Sedangkan menurut para ulama
khalaf takwil adalah mengalihkan suatu lafadz dari maknanya yang rojih
pada makna yang marjuh karena ada indikasi untuk itu.
Ringkasnya pengertian takwil dalam penggunaaan istilah adalah suatu
usaha untuk memahami lafadz-lafadz atau ayat-ayat Al-Qur’an melalui
pendekatan memahami arti atau maksud sebagai kandungan dalam maksud
itu. Dengan kata lain, takwil berarti mengartikan beberapa alternatif
kandungan makna yang bukan mana lahiriahnya, bahkan penggunaan secara
mahsyur diidentikan dengan tafsir.7
D. Inkar Al Sunnah
1. Pengertian Inkar Al Sunnah
Kata ingkar sunnah searti dengan inkar al-Sunnah, rafdl al-Sunnah,
radd al-Sunnah, radd al-Akhbar, yang mempunyai arti pengingkaran
sunnah. Dalam Bahasa Indonesia, kata ingkar mempunyai beberapa arti
antara lain: menyangkal, tidak membenarkan, tidak mengakui, dan
mungkir.8
7
Rosihon Anwar, Ulum Al-Quran, (Bandung: CV pustaka setia, 2010), Hal. 211-212
8
Abdul Majid Khon, Pemikiran Modern dalam Sunah: Pendekatan Ilmu Hadis, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2011), Hal. 16.\
6
Dengan berlandaskan dari beberapa arti kata ingkar di atas dapat
disimpulkan bahwa ingkar secara etimologis diartikan menolak, tidak mengakui,
dan tidak menerima sesuatu, baik lahir dan batin atau lisan dan hati yang
dilatarbelakangi oleh keyakinan, dan lain-lain. Sedangkan kata sunnah adalah jalan
yang dilalui orang-orang dahulu kemudian diikuti oleh orangorang belakangan, tata
cara dan tingkah atau perilaku hidup, baik perilaku itu terpuji maupun tercela, juga
dapat berarti tata cara, baik maupun buruk.9
TERJEMAH TAFSIR
Memakai bahasa lain Memakai bahasa arab yang
Jelas diterangkan dalam al-qur’an dan mempunyai keterkaitan dengan lafadz
hadits-hadits shahih Kebanyakan di istinbath oleh para
Banyak berhubungan dengan riwayat ulama
Digunakan dalam ayat - ayat Banyak berhubungan dengan rirayat
mukhkamat (jelas) Digunakan dalam ayat-ayat
Bersifat menerangkan petunjuk yang mutasyabihat
dikehendaki Menerangkan hakikat yang
dikehendaki
9
Mohammad Nor Ichwan, Studi Ilmu Hadis (Semarang: Rasail, 2007), Hal. 5
10
Usman, Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: Teras, 2009), Hal. 335
7
2. Perbedaan tafsir dengan ta’wil
Perbedaan tafsir, ta’wil disatu pihak dan terjemah di pihak lain adalah
tafsir dan ta’wil berupaya menjelaskan makna setiap kata di dalam Al-
Qur’an, sedangkan terjemah hanya mengalihkan bahasa Al-Qur’an yang
dari bahasa arab ke bahasa non Arab.11 Berdasarkan pada pembahasan di
atas tentang makna tafsir dan ta’wil, maka kita dapat menyimpulkan
beberapa perbedaan yang ada, diantaranya:
a) Tafsir bersifat lebih umum dan lebih banyak penggunaannya dari pada
ta’wil dalam lafaz, sedangkan ta’wil lebih banyak digunakan dalam hal-
hal yang bersifat maknawi, seperti pentakwilan mimpi.
b) Tafsir adalah apa yang jelas di dalam al-Qur’an atau dalam sunnah yang
shahih karena maknanya jelas. Sedangkan takwil adalah apa yang
disimpulkan para ulama.
c) Takwil lebih banyak dipakai dalam menjelaskan makna dan susunan
kaliman sedangkan tafsir lebih banyak dipergunakan dalam menerangkan
lafad dan mufradat (kosa kata),
d) Dari segi dalililmu tafsir adalah penjelasan tentang petunjuk suatu lafadh
yang berdasarkan pada dalil syar’I sedangkan ta’wil adalah penjelasan
lafadh yang berdasarkan pada dalil rasio,
e) Dari segi jenis hukum, tafsir berfungsi menegaskan makna yang
dikehendaki oleh Allah adalah ini dan itu, ahli takwil memiliki hukum
yang berdasarkan pada pemilihan mana yang paling benar. 12
Perbedaan Tafsir dan Ta’wil
TAFSIR TA’WIL
Pemakaiannya banyak dalam lafadz- Pemakaian lebih banyak pada makna-
lafadz dan mufradat makna dan susunan kalimat
Jelas diterangkan dalam al-qur’an dan Kebanyakan di istinbath oleh para
hadits-hadits shahih ulama
Banyak berhubungan dengan riwayat Banyak berhubungan dengan rirayat
Digunakan dalam ayat - ayat Digunakan dalam ayat-ayat
mukhkamat (jelas) mutasyabihat
Bersifat menerangkan petunjuk yang Menerangkan hakikat yang dikehendaki
dikehendaki
11
Mudzakir. AS, Study al-Qur’an, Jakarta : Lentera Antar Nusa, 2010. Hal. 460
12
Nur Efendi & Muhammad Fathurrohman, Studi Al-Qur’an Memahami Wahyu Allah
secara Lebih Integral dan Komprehensif, (Yogyakarta: Teras, 2014), 286
8
F. Hubungan Terjemah, Tafsir dan Takwil
Kitab Ta'rifatnya menyatakan tentang hubungan tafsir dan ta'wil sebagi
berikut : Ta'wil secara asalnya bermakna kembali. Namun secara syara' ia
brmakna memalingkan lafadz dari maknanya yang dhohir kepada makna yang
mungkin terkandung didalamnya, apabila makna yang mungkin itu sesuai
dengan Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah. Contohnya seperti firman Allah
swt "Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati " (al-Anbiya': 95), apabila
yang dimaksudkan disitu adalah mengeluarkan burung dari telur, maka itulah
tafsir. Tetapi apabila yang dimaksud disitu adalah mengeluarkan orang yang
berilmu dari orang yang bodoh, maka itulah ta'wil.Dari penjelasan diatas,
jelaslah bahwa ta'wil lebih dalam dari tafsir, dan tafsir itu berdasarkan kepada
makna dhohir lafadz harfiyah ayat-ayat al-Qur'an.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tafsir adalah ilmu al-Qur’an yang berfungsi sebagai pembuka hijab dari
ketidak jelasan, yang semula gelap akan menjadi terang dan yang telah terang
menjadi lebih terang lagi. Rahasia-rahasia yang ada dibalik ayat-ayatnya
ditemukan dengan menggunakan ilmu tafsir.
Ta’wil adalah pengertian-pengertian yang samar / yang tersirat yang di-
istinmbath-kan (diproses) dari ayat-ayat al-qur’an, yang memerlukan renungan
dan pemikiran dan merupakan prosesing membuka tabir atau makna yang
terkandung didalamnya. Sedangkan terjemah adalah pengalihan bahasa dari
satu bahasa kedalam bahasa lain tanpa harus menyamakan secara persis dengan
karakteristik bahasa pertama.
Perbedaan antara ketiganya yaitu :Takwil adalah esensi yang dimaksud
dari suatu perkataan, maka takwil dari talab (tuntutan) adalah esensi perbuatan
yang dituntut itu sendiri dan takwil dari khabar adalah esensi yang diberitakan.
Dikatakan tafsir adalah apa yang telah jelas didalamnya kitabullah atau
tertentu (pasti) dalam sunnah yang sohih karena maknanya telah jelas dan
gamblang. Sedangkan terjemah hanya merupakan pengalihan bahasa dari
bahasa arab yang digunakan al-qur’an kedalam bahasa lain.
Perbedaan yang amat jelas sekali dari kedua tafsir ini dibedakan atas
sumbernya. Tafsir bi al-ma’sur adalah metode penafsiran al-qur’an dengan
menggunakan al-Qur’an, hadist, ataupun perkataan sahabat rosul. Sedangkan
tafsir bi al-ra’yi menggunakan akal pada umum penafsiranya dan hanya sedikit
pengambilan dalil dari qur’an dan hadis tapi lebih menekan pada pemikiran
dengan jalan berijtihad.
B. Saran
Dengan dilakukannya penyusunan makalah ini tentang baik dan buruk maka
diharapkan para pembaca dapat membaca dan memahaminya dengan jelas agar
penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Kami menyadari masih
terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka dari itu kami
mengharapkan saran dan kritik kepada dosen untuk meneliti hasil dari makalah
kelompok kami dan juga diharapkan kepada para pembaca untuk mencari referensi
dari sumber lain apabila masih ada yang belum dimengerti dan dipahami.
10
DAFTAR PUSTAKA
11