Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

BAHASA ARAB (TARKIB IDHAFY, TARKIB WASHFY, TARKIB


MAZJY

Disusun oleh:

RIDLA NURSALIMAH BAPANG 210110058


SRIWARDANIA 210110055
RATNA AYU 210110004

Dosen pengampu mata kuliah:

Wirawan Jamhuri, M. Pd. I

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi allah subhanahu wa ta‟ala yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tapat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam somoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad Saw yang kita nanti-nantikan
safaaatnya diakhiraat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehatnya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
BAHASA ARAB dengan judul “KEHIDUPAN SEHARI-HARI”
Kami tentu menyadari bahwa makalah makalah ini jauh dari kata sempurna
dan ,asih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu,kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk pendengar supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah ini menjadi lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Kami juga mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak terutama kepada
dosen pengampu kami BAHASA ARAB yang telah membimbing kami dalam
menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima
kasih

Mataram,23 september 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah .....................................................................................2

C. Manfaat Penulis .........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Teoritik .......................................................................................................3

1. Takib Idhafy ...........................................................................................3

2. Takib Washfy .........................................................................................12

3 Takib Mazjy ............................................................................................13

B. Praktik ........................................................................................................15

1. Mempraktikan materi sesuai perkuliahan ..........................................15

2. Menerjemahkan makna ........................................................................15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................17

B. Saran ...........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bahasa Arab merupakan ilmu pengatahuan yang memiliki banyak
keistimewaan dan ciri khas yang membedakan dengan bahasa lainnya. Tidak
ada seorangpun yang meragukan kontribusi bahasa arab bagi pengembangan
ilmu keislaman khususnya dalam memahami isi Al-qur‟an, hadis dan kitab-
kitab berbahasa arab . Bahasa Arab dan al-Quran bagaikan dua sisi mata uang
yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Mempelajari
bahasa Arab adalah syarat wajib untuk menguasai isi al-Quran1, bukan hanya
al-Quran bahkan untuk mengerti hadis serta kitab-kitab para ulama
membutuhkan kemampuan berbahasa Arab. Hal tersebut dapat menjadi alasan
bahwah umat Islam ditekankan untuk mempelajari bahasa Arab sehingga
dalam memahami al-Quran dan hadis menjadi mudah.
Menurut Abdul Mu‟in bahasa Arab dipelajari karena dua alasan. Pertama
karena ia bahasa komunikasi yang harus dipelajari apabila ingin bergaul
dengan pemakai bahasa tersebut. Kedua karena ia bahasa agama yang
mengharuskan pemelukanya mempelajari bahasa Arab untuk kesempurnaan
amal ibadahnya, sebab kitab sucinya berbahasa Arab. Pondok Hajjah Nuriyah
Shabran (selanjutnya disingkat Pondok Shabran) merupakan program
pendidikan tinggi kader ulama tarjih dan tabligh Pimpinan Pusat
Muhammadiyah yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Adanya Pondok Shabran bertujuan untuk membina, mendidik dan
mengembangkan potensi kader Muhammadiyah menjadi ulama tarjih, tabligh,
pemikir dan organisator yang menguasai ilmu-ilmu keIslaman, sosial-budaya,
teori-praktek manajemen dan kepemimpinan, dakwah dan pengembangan umat
dengan penghayatan dan pengamalan sesuai paham Muhammadiyah.
Pondok Shabran memiliki peran yang sangat besar dalam menciptakan
kader ulama tarjih dan tabligh hal ini didasarkan pada visi Pondok Shabran
yaitu “Menjadi pusat pendidikan tinggi ulama tarjih dan tabligh

1
Muhammadiyah tingkat nasional untuk pencerahan umat dan bangsa menuju
peradaban utama”. Dalam mewujudkan kader ulama tidak terlapas dari sistem
pendidikan yang diterapkan dalam memberikan pelajaran, khususnya pelajaran
bahasa Arab.
Pada dasarnya dalam mempelajari bahasa Arab tidak hanya teori saja, akan
tetapi praktek juga diperlukan dalam mempelajarinya. Namun realita yang
terjadi Pondok Shabran menerapkan proses pembelajaran bahasa Arab melalui
sistem perkuliahan yang lebih menekankan pada penyampaian materi Karena
tidak semua mahasantri berasal dari sekolah agama atau pondok pesantren
yang mempelajari bahasa Arab sebelumnya, sehingga pengetahuan bahasa
Arab mahasantri masih kurang. Hal ini berdampak pada mahasantri dilihat dari
sulitnya memahami bahasa Arab apalagi dalam hal membaca kitab. Oleh
karena itu, untuk meningkatkan kemampuan bahasa Arab mahasantri perlu
didukung dengan upaya pondok dalam membenahi sistem pendidikan dan
menggunakan metode-metode yang berkembang pada saat ini dalam
melaksanakan proses pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa Arab.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengertian takib idhafy?

2. Bagaimana pengertian takib washfy?

3. bagaimanakag pengertian mazjy?

C. Manfaat Penulis
1. Mengetahui dan memahami pengertian takib idhafy

2. Mengetahui dan memahami pengertian takib washfy

3. Mengetahui dan memahai pengertian mazjy

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teoritik
1. Takib Idhafy
Menurut Mustafa dalam bukunya dalam bukunya yang berjudul Jaami‟u
Ad-Durus Al-„Durus Al-Aroniy menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
tarkib idhafy adalah apa-apa yang terdiri atau tersusun dari kata yang
disandarkan (mudhof) dan kata yang disandari (Mudhof ilaih).1Jadi, tarkib
idhafy atau idhofah itu adalah dua kata atau lebih yang bergandengan, dimana
dua kata tersebut tersusun dari dua unsur dan dua kata atau lebih tersebut
menjadi satu makna. Dua unsur tesebut, antara lain, Mudof, Yang dimaksud
mudhof adalah kata yang disandarkan kepada kata lainnya, sehingga membuat
satu makna. Sedangkan mudhof ilaih dapat diartikan sebagai kata yang
disandari oleh kata lainnya
Adapun hukum mudhof terdiri dari dua unsur yang unsur mudhof dan
mudhof ilaih yang dimana hukum mudhof kedudukan katanya terdapat dalam
kalimat. Jika kata mudhof kedudukannya menjadi subjek maka, hukum mudhof
tersebut menjadi marfu‟dab apabila menjadi objek maka hukum mudhof
tersebuit menjadi mansud dan begitupun seterusnya harus disesuaikan dengan
kedudukan dalam suatu kalimat. Sedangkan hukum mudhof ilaih di dalam
kitab Jaami”u Ad-Duruus Al-Arobiy sebelumnya adalah mujur. Tanda
mujurnya tergantung kata tersebut, jika ia mufrod atau jamak taksir maupun
jamak mu‟annats salim makan tanda majurnya dengan harakat kasrah.
Sedangkan apabila ia mutsanna atau jamak mudzakkar salim maka tanda
majurnya dengan yang mati (‫)ي‬

Dalam hal ini, cara membentuk idhofah sebagaimana yang kita ketahui
bahwa salah satu ciri isim adalah adanya alif lam (‫ )اه‬atau tanwin ( ٍ ً ) dan
tidak boleh dalam suatu isim ada dua ciri tersebut, yakni alif lam dan tanwin.

1
Mustafa Al-Gholaayani, Jaami’u Ad-Durus Al-‘Arobiy (Mesir: Daar As-Salam) hal 9

3
Sehingga harus pilih salah satu, kalau ingin menggunakan alif lam, maka
tanwin tidak boleh digunakan. Contoh:ُ ‫ ا َ ْى ََس ِْجذ‬. Namun, jika ingin menggunakan
tanwin maka tidak boleh menggunakan alif lam. Contoh: ‫ ٍَس ِْجذ‬. Di dalam buku
yang berjudul Al-Muwajjih yang disusun oleh Harun menyatakan bahwa
berdasarkan proses pembentukannya, ada dua cara dalam membentuk idhofah
atau mudhof dan mudhof ilaih, di antaranya adalah:
1) Pada kata pertama yang berstatus sebagai mudhof wajib membuang alif
lam dan tanwin, dan pada kata keduannya yakni yang berstatus sebagai
mudhof ilaih wajib membuang salah satunya, yakni membuang tanwin.
Kemudian kata yang berunsur mudhof ilaih diberi harokat kasroh.

Contoh: ‫باب المسجد‬


ُ
2) Pada kata pertama yang berstatus sebagai mudhof wajib membuang alif
lam dan tanwin, dan pada kata keduannya yakni yang berstatus sebagai
mudhof ilaih wajib membuang salah satunya, yakni membuang alif lam.
Kemudian kata yang berunsur mudhof ilaih diberi harokat kasrohtain.

Contoh: ‫باب مسجد‬


ُ
Selain itu, berdasarkan jumlah bentukan katanya ada 3 macam
cara membentuk idhofah atau mudhof mudhof ilaih, antara lain:
a) Membentuk mudhof mudhof ilaih dengan menggabungkan 2 kata
benda.
b) Membentuk mudhof mudhof ilaih dengan menggabungkan 3 kata
benda sekaligus.
c) Membentuk mudhof mudhof ilaih dengan menggabungkan 4 kata
benda sekaligus.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa setiap mudhof baik mudhof yang


pertama, kedua, ataupun yang ketiga, ketiga mudhof tersebut harus
dibuang alif lam (‫ )اه‬yang dimilikinya dan setiap mudhof ilaih baik yang
pertama, kedua maupun yang ketiga wajib dijar dengan tanda jar-nya
adalah harakat kasroh pada huruf terakhirnya.

4
Adapun fungsi idhofah menurut Manshur dalam bukunya yang
berjudul Al-Muharrar fi An-Nahwi Al-Mujalladu Al-Awwal menyatakan
bahwa secara struktur atau sintaksis ada dua fungsi dalam idhofah, yaitu:
a) Lit Ta‟rif
Yang dimaksud dengan fungsi ini adalah apabila suatu mudhof
disandarkan atau diidhofahkan kepada isim ma‟rifah atau dapat
dikatakan bahwa mudhof ilaihnya itu berbentuk ma‟rifah.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa ada dua jenis isim, salah
satunya adalah isim ma‟rifah. Yang dimaksud isim ma‟rifah
dalam buku yang berjudul Al-Qowaaid Al-„Arobiyah Al-
Muyassaroh adalah:

‫االسٌ اىَعشفح ٕو ٌذ ّه ّعيى شًء ٍحذّد و ٍعشوف‬.

“Isim ma’rifah adalah isim yang menunjukkan kepada sesuatu


yang dibatasi dan sudah dikenal.”

Di dalam bahasa Indonesia istilah isim diartikan sebagai kata


benda. Jadi, yang dimaksud dengan isim ma‟rifah adalah kata
benda yang menunjukkan kekhususan, dalam arti kata benda yang
sudah dikenal. Dalam bahasa Indonesia disebut juga sebagai kata
khusus.

b) Lit Takhshiish
Yang dimaksud dengan fungsi ini adalah bahwa apabila ada
suatu mudhof yang disandarkan atau diidhofahkan kepada isim
nakiroh atau dengan kata lain bahwa mudhof ilaihnya itu berbentuk
isim nakiroh. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa isim nakiroh
merupakan salah satu jenis isim dari dua jenis isim lainnya. Yang
dimaksud isim nakiroh dalam buku yang berjudul Al-Qowaaid Al-
„Arobiyah Al-Muyassaroh adalah:

‫االسٌ اىْنشج ٕو ال ٌذه ّعيى شًء ٍحذّد و ٍعشوف‬.

5
“Isim nakiroh adalah isim yang tidak menunjukkan kepada
sesuatu yang dibatasi dan sudah dikenal.”

Di dalam bahasa Indonesia istilah isim diartikan sebagai


kata benda. Jadi, yang dimaksud dengan isim nakiroh adalah kata
benda yang tidak menunjukkan kekhususan, dalam arti kata benda
yang belum dikenal. Dalam bahasa Indonesia disebut juga sebagai
kata umum, yaitu maknanya masih umum sehingga belum jelas.
Jadi, dalam fungsi ini, kata yang berunsur sebagai mudhof
disandarkan atau diidhofahkan kepada mudhof ilah yang berbentuk
isim ma‟rifah. Contohnya, adalah:

ٍِْ‫ أقشأ مراب قواع ِذ فً ٍنرثح جاٍع ِح م َّو ٌوً االث‬:‫ٍثو‬

Dua fungsi di atas memang secara sintaksis mempunyai


perbedaan struktur yang berbeda. Namun, secara semantik sama-
sama membentuk makna yang khusus, dalam arti makna yang
sudah dikenal meskipun secara struktur berbeda, yang satu
disandarkan kepada ma‟rifah dan yang satu lagi disandarkan
kepada nakiroh.

Susunan Idhofah
(1) Susunan Mudhof
Di dalam buku Al-Muwajjih yang dikarang oleh Harun,
beliau menyebutkan bahwa ada 3 jenis susunan mudhof, antara
lain:
Mufrad (‫)مفرد‬
Hukum mudhof jika dia dalam keadaan mufrod maka
disesuaikan dengan kedudukannya dalam kalimat.

 Jika mudhof bertempat sebagai subjek, maka hukumnya


menjadi marfu‟ dengan harakat dhommah.

6
 Jika mudhof bertempat sebagai objek, maka hukumnya menjadi
mansub dengan harakat fathah.
 Jika mudhof bertempat sebagai isim majru, maka hukumnya
menjadi majrur dengan harakat kasroh.
 Dan lain sebagainya.

Contoh:
‫ سأٌدُ حقٍثح األسرا ِر‬:‫ٍثو‬.
Mutsanna (‫)مثنّى‬
Hukum mudhof jika dia dalam keadaan mutsanna maka
disesuaikan dengan kedudukannya dalam kalimat.

 Jika mudhof bertempat sebagai subjek, maka hukumnya


menjadi marfu‟ dengan alif dan nun yang terletak setelahnya
wajib dibuang.
 Jika mudhof bertempat sebagai objek, maka hukumnya menjadi
mansub dengan ya mati dan nun yang terletak setelahnya wajib
dibuang.
 Jika mudhof bertempat sebagai isim majru, maka hukumnya
menjadi majrur dengan ya mati dan nun yang terletak
setelahnya wajib dibuang.
 Dan lain sebagainya.
Contoh:
‫اىَسيٌ فً اىَسجذ‬
ِ ‫ ٌصيًّ طاىثَا‬:‫ٍثو‬.
ِ ٍ‫ذصيًّ طاىثرا َ اىَسيَ ِح فً اىث‬.
‫د‬
(2) Jamak (‫)جَع‬

Jamak Mudzakkar salim


Hukum mudhof jika dia dalam keadaan jamak mudzakkar
salim maka disesuaikan dengan kedudukannya dalam kalimat. Jika
mudhof bertempat sebagai subjek, maka hukumnya menjadi marfu‟
dengan waw mati dan nun yang terletak setelahnya wajib dibuang.

7
‫اإلسالً فً اىَعشمح‬
ِ ‫ قاً ٍجإذ ُْو‬:‫ٍثو‬.

Jika mudhof bertempat sebagai objek, maka hukumnya


menjadi mansub dengan ya mati dan nun yang terletak setelahnya
wajib dibuang.

‫اإلسالً فً اىَعشمح‬
ِ ْ ‫ سأٌدُ ٍجإذ‬:‫ٍثو‬.
‫ِي‬

Jika mudhof bertempat sebagai isim majru, maka


hukumnya menjadi majrur dengan ya mati dan nun yang terletak
setelahnya wajib dibuang.

‫اإلسالً فً اىَعشمح‬
ِ ْ ‫ ٍشسخُ تَجإ ِذ‬:‫ٍثو‬.
‫ي‬

Jamak Mu’annats salim


Hukum mudhof jika dia dalam keadaan jamak mu‟annats
salim maka disesuaikan dengan kedudukannya dalam kalimat.

 Jika mudhof bertempat sebagai subjek, maka hukumnya


menjadi marfu‟ dengan harakat dhommah.
 Jika mudhof bertempat sebagai objek, maka hukumnya menjadi
mansub dengan harakat kasroh.
 Jika mudhof bertempat sebagai isim majru, maka hukumnya
menjadi majrur dengan harakat kasroh.
 Dan lain sebagainya.

Contoh:

‫ طاىثاخُ اىجاٍع ِح صائَاخ‬:‫ٍثو‬

Jamak Taksir
Hukum mudhof jika dia dalam keadaan jamak taksir maka
disesuaikan dengan kedudukannya dalam kalimat.

 Jika mudhof bertempat sebagai subjek, maka hukumnya menjadi


marfu‟ dengan harakat dhommah.

8
 Jika mudhof bertempat sebagai objek, maka hukumnya menjadi
mansub dengan harakat fathah.
 Jika mudhof bertempat sebagai isim majru, maka hukumnya
menjadi majrur dengan harakat kasroh.
 Dan lain sebagainya.

Contoh:

‫ ٌفحص أطثّا ُء اىَسرشفى اىَشضى‬:‫ٍثو‬ .

Susunan Mudhof Ilaih


Di dalam buku Al-Muwajjih yang dikarang oleh Harun,
beliau menyebutkan bahwa ada 3 jenis susunan mudhof ilaih,
antara lain:

Mufrad (‫)مفرد‬
Hukum mudhof ilaih jika dia dalam keadaan mufrod maka
wajib majrur dengan harakat kasroh selamanya.
Contoh:
‫اىَذس ِط‬
ّ ‫ مراب‬:‫ٍثو‬
Mutsanna (‫)مثنّى‬
Hukum mudhof ilaih jika dia dalam keadaan mutsanna
maka wajib majrur dengan ya mati selamanya tanpa membuang
nun.
Contoh:
ِِْ ٍ‫س‬
َ ‫اىَذس‬
ّ ‫ مراب‬:‫ٍثو‬
Jamak (‫)جمع‬
Jamak Mudzakkar salim
Hukum mudhof ilaih jika dia dalam keadaan jamak
mudzakkar salim maka wajib majrur dengan ya mati selamanya
tanpa membuang nun.

9
Contoh:
ٍَِْ‫اىَذس ِس‬
ّ ‫ مراب‬:‫ٍثو‬
Jamak Mu‟annats salim
Hukum mudhof ilaih jika dia dalam keadaan jamak
mu‟annats salim maka wajib majrur dengan harakat kasroh
selamanya.
Contoh:
‫ مراب اىَذسساخ‬:‫ٍثو‬
Jamak Taksir
Hukum mudhof ilaih jika dia dalam keadaan jamak taksir
maka wajib majrur dengan harakat kasroh selamanya.
Contoh:
‫ مراب األساذز ِج‬:‫ٍثو‬
Dhomir
Hukum mudhof ilah jika ia dalam bentuk dhomir maka dia
tidak berubah (mabni), namun dia berada ditempat majrur sehingga
dhomir tersebut dapat dikatakan sebagai mudhof ilaih.
‫ اىنرابُ ألحَذَ و مراتُُٔ جٍَو‬:‫ٍثو‬
Pembagian Idhofah
Menurut Manshur dalam bukunya yang berjudul Al-
Muharrar fi An-Nahwi Al-Mujalladu Al-Awwal, beliau membagi
idhofah menjadi 2 macam berdasarkan makna yang terkandung di
dalamnya, yaitu:
(1) Idhofah Mahdhoh (‫)اإلضافح اىَحضح‬

Yaitu idhofah yang maknanya masih murni. Maksudnya,


makna bentukan idhofahnya pada asalnya atau aslinya. Atau
bisa juga dikatakan idhofah yang masih memiliki dua fungsi,
seperti yang dijelaskan sebelumnya, yaitu yang berfungsi
sebagai lit ta‟rif dan lit takhshiish. Idhofah mahdhoh ini
terbagi lagi menjadi z jenis, antara lain:

10
Idhofah yang menyisipkan makna lam (‫)ه‬, yaitu idhofah
yang menunjukkan makna kepunyaan atau kepemilikan.
Dalam kitab Alfiyah, istilah idhofah ini disebut juga dengan
idhofah lamiyah.

‫ أعطً ثوتً إىٍل‬:‫ٍثو‬.

‫أرٕة إىى اىجاٍعح تسٍّاسج األسرار‬.

Pada contoh pertama (‫ )أعطً ثوتً إىٍل‬seolah-olah pada


kata ً‫ ثوت‬disisipi makna lam(‫)ه‬, sehingga makna kata tersebut
menjadi baju kepunyaaku .(ً‫ )ثوب ى‬Pada contoh kedua juga
(‫ )أرٕة إىى اىجاٍعح تسٍّاسج األسرار‬seolah-olah pada kata ‫سٍّاسج األسرار‬
disisipi makna min (ٍِ), sehingga makna kata itu menjadi
mobil kepunyaan ustadz ‫))سٍّاسج ىألسرار‬. Idhofah yang
menyisipkan makna min (ٍِ), yaitu idhofah yang
menunjukkan makna penjelasan dan terbuat dari. Jadi, dalam
idhofah ini terdapat dua makna, yaitu:

Makna penjelasan

ُ‫ ّشنش عيى ّعَح االٌَا‬:‫ٍثو‬ .

Pada contoh di atas, bahwa kata ُ‫ ّعَح االٌَا‬seolah-


olah disisipi makna min (ٍِ) yang berfungsi sebagai
penjelas, yakni kata ُ‫ االٌَا‬menjelaskan kata ‫ّعَح‬, sehingga
contoh kalimat tersebut bermakna bahwa kami mensyukuri
nikmat dimana nikmat yang kami maksud adalah nikmat
iman.

Makna terbuat dari

ً
ّ ‫ ذعطً خاذٌ اىفضّح إى‬:‫ٍثو‬.

Pada contoh di atas, bahwa kata ‫ خاذٌ اىفضّح‬seolah-


olah disisipi makna min (ٍِ) yang menyatakan terbuat dari,

11
sehingga contoh kalimat tersebut bermakna bahwa kamu
memberikan cincin yang terbuat dari perak kepadaku.
(2) Idhofah Ghoir Mahdhoh (‫)اإلضافح غٍش اىَحضح‬
Yaitu idhofah yang maknanya tidak murni. Maksudnya,
makna bentukan idhofahnya tidak bermakna pada asalnya atau
pada aslinya. Atau bisa juga dikatakan idhofah yang tidak
memiliki dua fungsi, seperti yang dijelaskan sebelumnya, yaitu
yang tidak berfungsi sebagai lit ta‟rif dan lit takhshiish.
Namun, idhofah ini hanya berfungsi sebagai takhfif yang
artinya meringankan. Maksudnya meringankan bacaannya agar
menjadi lebih mudah dibaca lafadz idhofahnya.
Contohnya pada kalimat: ‫ٕزا ضاسبُ صٌ ٍذ (أصئ) ٕزا ضاسب صٌذا‬.
Pada contoh tersebut, terjadi takhfif dalam kata idhofah.
Aslinya, pada kata ‫ ضاسب‬yang merupakan isim faa‟il yang
dapat beramal sebagai fi‟il sehingga kata setelahnya wajib
mansub sehingga menjadi ‫صٌذ‬ ‫ضاسب‬. Namun, dalam
pengucapan lafadz tersebut agak sulit diucapkan, maka lafadz
tersebut ditakhfif (diringankan) agar dalam pengucapannya
lebih mudah. Sehingga bentukan lafadz yang tadinya terdiri
dari isim faa‟l dan maf‟ul bih menjadi bentukan lafadz idhofah,
yaitu ‫ضاسبُ صٌذ‬.

2.Tarkib Washfy
Secara literal, tarkiv washfy frasa bermakna adjectival. Namun, dalam
bahasa arab tidaklah demikian adanya, karena tarkib washfy bisa juga berbntuk
frasa adjektiva dan frasa normal. Tarkib washfy adalah gabungan dua kata atau
lebuh yang berbentuk satuan frasa dengan pola hubungan nominal yang disifati
(man‟ut) dan adjectival yang menjadi sifatnya (na‟at). Bentuk frasa ini dalam
bahsa Arab kurang lebih sama dengan frasa Indonesia, yang berpola sebagai
berikut:

12
Kata benda (N)+kata sifat (Adj), seperti ‫ حذٌث ٍجرَع‬diterjemahkan dengan
masyarakat modern N+N dijadikan sebagai kata Adj, dengan menambahkan
ya‟ nisbah (nomina dan adjektiva relative), seperti ‫ اىفنش اىسٍا سى‬yang
ditrjemahkan dengan pemikiran politik. Menerjemahkan frsa ini secara umum
tidak perlu ditambahkan kata yang. Namun tidak jarang juga kata yang ini
tidak perlu ditambahkan, karena dalam bahasa Indonesia frasa tersebut sering
kali tidak menunjukan hubungan makna sifat. Bila na‟t (adjektiva) kata
sifatnya terdiri lebih dari dua maka bisa saja na‟t pertama diterjemahkan
swperti biasa, sementara na‟t kedua diterjemahkam dengan dan, seperti ‫جٍو جذ‬
‫ ٌذ حذ ٌث‬yang diterjemahkan dengan generasi baru dan modern. Ini berlaku bila
kedua na‟t itu merupakan adjektifa. Bila na‟t pertama berupa nomina yang
ditambahkan ya‟ nisba dan na‟t kedua beruap adjektifa, maka na‟t kedua
diterjemahkan dengan yang seperi ً‫ ٍجرَع اىسال ًٍ عشت‬yang diterjemahkan
dengan masyarakat islam arab.

3. Tarkib Mazjy
Tarkib mazjy merupakamn pembahasan yang cukup pening dalam ilmu
nahwu karena mempunyai hukum yang berbeda dengan isim mu‟rob biasa.
Namun sebelumnya, perlu kita ketahui terlebih dahulu apa itu pengertian tarkib
atau murokkab mazjy. Pengertian tarkib mazjy adalah setiap dua kalimat yang
disusun dan dijadikan menjadi satu kalimat. Atau dalam artian mudahnya
tarkib mazjy adalah pengunaan dua kalimat yang dijadikan satu kalimat.
Misalnya kata Surabaya yang berasal dari kata surah (Hiu) dan baya (Buaya)
dus kata dijadikan satu sehingga menjadi satu kata. Dan akhirnya menjadi arti
yang baru yakni Surabaya adalah nama ibukota provinsi jawa timur, bukan hiu
dan buaya lagi.
Dalam hal ini adapun contoh tarkib mazjy yaitu:
1. ‫ تعَثل‬artinya sebuah kota yang berada di Lembah bekaa, Lebanon
terdapat banyak reruntuhan kuil Romawi disini ‫( تعيثل تيذج طٍثح‬Balek
adalah Negara yang damai)

13
2. ٌ‫ تٍد ىح‬artinya Betlehem, sebuah kota di yarusalem. Disinilah tempat
Nabi Isa dilahirkan ٌ‫( ثنْد تٍد ىح‬telah tinggal di Betlehem)
3. ‫ حضش ٍوخ‬arinya Hadramaut, sebuah lembah di negeri yaman yang
sering dijuluki dengan negeri para habib ‫( سافشخ اىى حضش ٍوخ‬aku
telah bepergian ke Hadramaut
sedangkan jika diteliti secara hukumnya maka tarkib mazjy mempunyai
perincian sebagai berikut:
1. jika murokkab mazjy merupakan „alam (nama) maka I‟robnya sama
dengan I‟robnya isim ghoiru munsahorif

‫ّحو‬
‫تعيثل تيذج طٍثح‬
ٌ‫سنْد تٍد ىح‬
‫سافشذاىً حذس ٍوخ‬
2. kecuali jika bagian kedua merupakan ٌٔ‫ و‬maka iya hukumnya mabni
ala alkasri sebelumnya

‫ّحو‬
(sibawahi adalah sorang alim yang besar) bahasa arabnya ‫سٍثؤٌ عا‬
‫ىَنثٍش‬
(Aku telah melihat sibawi)ٌٔ‫سٌد سٍثو‬
Dan jika bukan „alam maka kedua bagin dari tarkib atau murokab
mazjy berhukum mabni fathah

‫ّحو‬
‫صسّئ صثا ح ٍساء‬
‫اّد جاسئ تٍد تٍد‬
‫ذفشق اىقوً شذسٍذس‬

14
B. Praktik

1. mempraktikan hiwar sesuai materi perkuliahan

2. menerjemahkan Maknah

ٌ‫عيَ ٍْ ُن‬
َ ًُ ‫ىس ََّال‬ ‫أحَذ‬

Assalamualaikum w.w Ahmad

ً‫عيَ ٍْ ُنٌ اىس ََّال‬


َ ‫َو‬ ‫خاىذ‬

Waalaikumsalam w.w Khalid

‫مٍف َحاىُل؟‬
َ ‫أحَذ‬

Apa kabar? Ahmad

‫ َوأ َ ّْدَ ؟‬،‫ِت َخٍ ٍْش َو ْاى َح َْذ ُ هلل‬ ‫خاىذ‬

َ ٕ ‫ ٕ َْو‬، ‫َٕ ِز ِٓ دَ َّسا َجح َجَِ ٍْيَح‬


‫ًِ دَ َّسا َجرُلَ ؟‬ ‫للا‬
ِ ُ ‫ع ْثذ‬
َ

Ini sepeda yang bagus. apakah ini sepedamu? Abdullah

ْ ‫ ٕ َُو اىٍَ ْو ًَ فًِ ع‬، ‫َال َٕ ِز ِٓ دَ َّسا َجحُ َوا ِىذِي‬


‫ُطيَ ٍح‬ ‫ع ْثذ ُ اىعَ ِضٌ ِْض‬
َ

Bukan, ini sepeda milik ayahku. Hari ini dia


lagi libur. Abdulaziz

‫أٌََِْ ٌَ ْع ََ ُو َوا ِىذ ُكَ ؟‬ ‫للا‬


ِ ُ ‫ع ْثذ‬
َ

Di mana ayahmu bekerja? Abdullah

‫خ‬
ِ ‫صْ َِع اىذ ََّّسا َجا‬
ْ ٍَ ًِ‫عاٍِ و ف‬
َ ‫َوا ِىذِي‬ ‫ع ْثذ ُ اىعَ ِضٌ ِْض‬
َ

Ayahku bekerja sebagai


karyawan pabrik sepeda. Abdulaziz

ِ‫َّاساخ‬
َ ٍ‫س‬ َّ ‫صْ َِع اى‬
ْ ٍَ ًِ‫عاٍِ و ف‬
َ ‫َوا ِىذِي‬ ‫للا‬
ِ ُ ‫ع ْثذ‬
َ

Ayahku bekerja sebagai karyawan pabrik


mobil. Abdullah

15
‫َّاسج‬
َ ٍ‫س‬ َ
َ ُ‫طثْعا َوا ِىذ ُكَ ٌَ ْـَ ِيل‬ ‫ع ْثذ ُ اىعَ ِضٌ ِْض‬
َ

Oh, ayah kamu pasti memiliki mobil. Abdulaziz

‫ة‬
َ َ‫سث‬ ُ ‫ َوأ َ ّْدَ ذ َ ْع ِش‬، ‫َّاسج‬
َّ ‫ف اى‬ َ ٍ‫س‬ َ َ ‫ى ِْأل‬
َ ُ‫سفِ ٕ َُو َال ٌَ ْـَ ِيل‬ ‫للا‬
ِ ُ ‫ع ْثذ‬
َ

Sayangnya dia tidak dan kamu tahu


penyebabnya. Abdullah

‫ة؟‬
ُ َ‫سث‬
َّ ‫ٍَا اى‬ ‫ع ْثذ ُ اىعَ ِضٌ ِْض‬
َ

Apa penyebabnya? Abdulaziz

‫َّاسج ُ غَا ِىٍَح ِجذًّا‬


َ ٍ‫س‬ َّ ‫ة ٕ َُو اى‬
ُ َ‫سث‬
َّ ‫اى‬ ‫للا‬
ِ ُ ‫ع ْثذ‬
َ

Penyebabnya adalah harga mobil yang mahal. Abdullah

‫صْ َِع ؟‬ ُ ٕ‫ْف ٌَ ْز‬


ْ ََ ‫َة َوا ِىذ ُكَ إِىَى اىـ‬ َ ٍ‫َو َم‬ ‫ع ْثذ ُ اىعَ ِضٌ ِْض‬
َ

Lantas, bagaimana ayahmu pergi ke pabrik? Abdulaziz

ُ ٕ‫ٕ َُو ٌَ ْز‬


ْ ََ ‫َة ِتـ َحافِيَ ِح اىـ‬
‫صْ َِع‬ ‫للا‬
ِ ُ ‫ع ْثذ‬
َ

Dia pergi naik bus dari pabrik. Abdullah

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari paparan pembahasan dapat disimpulkan bahwa tarkib idhafy atau


idhofah itu adalah dua kata atau lebih yang bergandengan, dimana dua kata
tersebut tersusun dari dua unsur dan dua kata atau lebih tersebut menjadi satu
makna. Dua unsur tesebut, antara lain, Mudof, Yang dimaksud mudhof adalah
kata yang disandarkan kepada kata lainnya, sehingga membuat satu makna.
Sedangkan mudhof ilaih dapat diartikan sebagai kata yang disandari oleh kata
lainnya. Tarkib washfy adalah gabungan dua kata atau lebuh yang berbentuk
satuan frasa dengan pola hubungan nominal yang disifati (man‟ut) dan
adjectival yang menjadi sifatnya (na‟at). Bentuk frasa ini dalam bahsa Arab
kurang lebih sama dengan frasa Indonesia. Sedangkan tarkib mazjy adalah
setiap dua kalimat yang disusun dan dijadikan menjadi satu kalimat. Atau
dalam artian mudahnya tarkib mazjy adalah pengunaan dua kalimat yang
dijadikan satu kalimat. Misalnya kata Surabaya yang berasal dari kata surah
(Hiu) dan baya (Buaya) dus kata dijadikan satu sehingga menjadi satu kata.
Dan akhirnya menjadi arti yang baru yakni Surabaya adalah nama ibukota
provinsi jawa timur, bukan hiu dan buaya lagi.
B. Saran
Sub pembahasan ini sangat membutuhkan pemahaman dan ketermpilan di
bidang bahsa Arab, karena kemahiran dalam penerjwmahan bukan saja
membutuhkan keberluasa ilmu namun juga keterampilan bahasa dalam
menerjemahkan susunan gramatikal bahasa pada umumnya maupun bahasa
yang mengalami pergeseran makna dalam fungsi grametikalnya. Oleh karena
itu, diharapkan mempelajari penerjemahan tarkib idhafi, wasfy dan mazjy
mahsaiswa dapat mengaplikasikan dalam penerjemahan yang menyanhkut
dengan tarkib ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Mustafa Al-Ghoyalaanii. Jaami‟u Ad-Durus Al-„Arobiy (Mesir: Daar Ibnu Al-


Jauzi. 2009)
Mansur. Al- Muharrar Fi An-Nahwi Al-Mujalladu Al-Awwal. Mesir: Dar-
Assalam
Khotija. (2013) “Panduan Terjemah Arab Indinesia” Bandar Lampung: Anugrah
Utama Rahaja

18

Anda mungkin juga menyukai