BAHASA ARAB
Dosen pengampu:
BU HAMNAH M,Th
Disusun Oleh:
Diki Hazari
NIM. 204.2023.002
SEMESTER 1
Penyusun
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………
A. Latar Belakang……………………………………………………………
B. Rumusan Masalah………………………………………………………..
BAB II PEMBAHAHSAN……………………………………………………..
A. Pengertian Ma’lum Dan Majhul……………………………………………
B. Pembagian Ma’lum Dan Majhul…………………………………
C. Pengguaan Dalam Al Quran..................................................................
BAB III PENUTUP......................................................................................
A. Kesimpulan…………………………………………………………………..
B. Implikasi……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan salah satu alat untuk berkomunikasi antara satu
dengan yang lainnya. Oleh karena iłu, bahasa merupakan salah satu faktor
yang sangat penting dałam kehidupan umał manusia.Sebagai alat
komunikasi, bahasa merupakan nikmat Tuhan bagi umał manusia. Dengan
bahasa manusia dapat mengungkapkanperasaannya, baik situasi yang
terjadi pada dirinya maupun situasi yang terjadi pada lingkungannya.
Betapa banyak macam dan ragam bahasa yang digunakan oleh
manusia di jagad raya ini, lermasuk di antaranya adaiah bahasa Arab, yang
merupakan salah satu bahasa yang banyak digunakan oleh manusia.
Apabila dikaitkan dengan teori-teori tentang asal usul bahasa, maka ada
yang berpendapat bahwa bahasa Arab adalah induk segala bahasa. la
diciptakan oleh manusia atau masyarakat penganutnya mereka bisa terpilih
pada pemilu berikutnya. Karena itu, kurun waktu jabatannya dipakai
sebanyak-banyaknya untuk memperoleh kekayaan. setiap bahasa memiliki
Kaidah-kaidah tersendiri, demikian pula halnya dengan Bahasa Arab.
Salah satu diantaranya adalah kaidah tentang jumlah fi'liyah dan
jumlah ismiyah. Dalam jumlah fi'liyah sering dijumpai adanya fa'il atau
na'ib al-fail. Ketika susunan sebuah jumlah fi'liyah terdiri dari -َاْلَفاِع ل-َاْلَم ْفُعْو ل
َاْلَفِع ل, maka inilah disebut dengan al-ma'lum. Akan Tetapi jika failnya
(pelakunya) terbuang atau tidak diucapkan, maka َاْلَم ْفُع ْو ل ِب هmengganti
fungsi َاْلَفاِع لyang kemudian disebut dengan نائب الفاعلdan hukumnya َم ْر ُفْو ع.
Inilah yang kemudian disebut dengan al-majhul.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Ma’lum dan Majhul?
2. Apa Saja Pembagian Ma’lum dan Majhul?
3. Bagaimana Pengguna an Ma’lum dan Majhul Dalam Al Quran?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Berbicara tentang al-ma'lum dan al-majhul, maka tidak terlepas
dari masalah jumlah fi'liyah ialah: كل جملة تتر كب من فعل و فاعل تسمى جملة الفعلىة
jumlah fi'liyah adalah setiap jumlah (kalimat) yang tersusun atas fi'il dan
fa'il, dengan demikian, dapatlah dipahami bersama bahwa jumlah fi'liyah
adalah suatu jumlah yang pokok kalimatnya diawali dengan kata kerja
(fi'il).
1. Al Ma’lum ()المعلوم
yang dimaksud dengan al-ma'lum adalah susunan kalimat yang
terdiri dari fi'il,fa'il,maf'ul.1 Sedangkan al-Guyalani berpendapat bahwa
fi'il ma'lum adalah fi'il (kata kerja) yang disebutkan fa'ilnya (pelakunya)
didalam kalimat yang bersangkutan.2 Di dalam kamus Arab-Indonesia
dikatakan bahwa al-ma'lum berarti yang diketahui, yang dimaklumi 3
dikatakan demikian karena dalam al-ma'lum, subjeknya yang berperan
sebagai pelaksana kegiatan.
Jika dilihat dari sudut pandang kaidah bahasa Indonesia, maka
kalimat al Ma'lum ini mirip kalimat aktif, yang subjeknya melakukan
pekerjaan. Terkait dengan hal ini, Ramli sannanga mengatakan bahwa
kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya aktif melakukan tindakan
dan pekerjaan.4
2. Al Majhu
1
H. Mustofa Moh. Nuri, al-thariqah al-muyassirah fi Fahmi al-lughah al-Arabiyah, Jilid I
(Ujung Pandan:Fakultas adab IAIN Alauddin,1992) hlm.132
2
Syeikh Mustafa al-Guyalani, Jami'u al-durus al-arabiyah Jilid I (semarang:Assyifa,1992),
hlm.49
3
H. Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia (jakarta:yayasan Penterjemah/Tafsir al-
Qur'an, 1972), hlm.278
4
Ramli Sannang, Pengantar Sintaksis Bahasa Indonesia (Ujung pandan:FPBS IKIP,1988),
hlm.36
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kontrol sosial adalah suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan
sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan
bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku. Dengan adanya kontrol sosial
yang baik diharapkan mampu meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku
menyimpang/membangkang. Tentu kontrol sosial mempengaruhi kehidupan
bermasyarakat, karena dengan adanya kontrol sosial masyarakat akan menjadi
berhati-hati dalam bersikap karena adanya tindakan yang bersifat meluruskan bagi
masyarakat yang berperilaku menyimpang.
Adapun jenis-jenis kontrol sosial adalah pengendalian sosial preventif,
pengendalian sosial represif, pengendalian formal, pengendalian informal,
pengendalian sosial kuratif, pengendalian sosial partisipatif. Adapun lembaga
pengendalian kontrol sosial di pemerintahan Indonesia adalah kepolisian,
pengadilan, adat, tokoh masyarakat, dan media massa.
B. SARAN
Penyusun menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna, maka dari
itu penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang dapat membantu
penyusun untuk menyusun makalah ini dengan baik dan benar untuk ke depannya.
Semoga dengan makalah ini dapat memberikan manfaat pembaca pada umumnya
dan pemakalah khususnya.
DAFTAR PUSTAKA