Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TARJAMAH,TAFSIR DAN TAKWIL


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah

Mata Kuliah:Ulumul Hadist

Dosen Pengampu:

DR.Muhammad Riza Fahmi M.SI

Disusun Oleh:

Kelompok 9

 Albi Khoirul Munawar


 Tira
 Deni Wantono

SYARIAH PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK

TAHUN 2022
TERJEMAH

1. Pengertian Terjemah

Terjemah menurut bahasa adalah salinan dari suatu bahasa ke bahasa lain
ataumengganti, menyalin, memindahkan kalimat dari suatu bahasa ke bahasa lain.
Sedangkanyang dimaksud dengan terjemah al-qur‟an adalah seperti yang dikemukakan
oleh ash-shabuni; memindahkan al-qur‟an ke bahasa lain yang bukan bahasa arab dan
mencetak terjemah dalam beberapa naskah untuk dibaca orang yang tidak mengerti
bahasa arab,sehingga ia dapat memahami kitab Allah. Kata terjemah dapat
dipergunakan pada duaarti:

a.Terjemah Maknawiyyah atau Tafsiriyyah

yaitu menerangkan makna atau kalimatpembicaraaan dengan bahasa lain tanpa


terikat dengan tertib kata-kata bahasa asalatau memperhatikan susunan klimatnya,
melainkan oleh makna dan tujuan aslinya

b.Terjemah Harfiyyah

yaitu mengalihkan lafadz-lafadz dari satu bahasa ke dalamlafadz-lafadz yang


serupa dari bahasa lain sedemikian rupa sehingga susunan dantertib bahasa kedua sesuai
dengan susunan dan tertib bahasa pertama.Terjemah harfiyyah dibagi menjadi dua:

1)Terjemah Harfiyyah bil-misli yaitu menyalin atau mengganti kata-kata


dari bahasaasli dengan sinonimnya (murodifnya) ke dalam bahasa baru dan terikat
bahasaaslinya.
2)Terjemah harfiyyah bi dzuni al-mitsli yaitu menyalin atau mengganti kata-
katabahasa asli ke dalam beberapa bahasa lain dengan memperhaitkan urutan
maknadan segi sastranya, menurut kemampuan bahasa baru serta
kemampuanpenerjemahnya.

Mereka yang mempunyai pengetahuan tentang bahasa-bahasa tentu mengetahui


bahwa terjemah harfiyyah dengan pengertian sebagaimana di atas tidak mungkin
dicapaidengan baik. Sebab karakteristik setiap bahasa berbeda satu dengan yang lain
dalam haltertib bagian kalimat-kalimatnya Contoh, jumlah fi‟liyyah dalam bahasa arab

2
dimulai dengan fi‟il kemudian fa‟il, baik dalam kalimat tanya maupun yang lainnya,
mudlaf didahulukan atas mudhof ilaihi, dan mausuf atau sifat, kecuali dengan idhofah
tasybih.Yang mana hal itu tidak dimilki oleh bahasa lain.

Secara umum, syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam tarjamah, baik


tarjamahharfiyah maupun tarjamah tafsiriyah adalah:

a. Penerjemah memahami tema yang terdapat dalam kedua bahasa, baik bahasa
pertamamaupun bahasa terjemahnya;

b. Penerjemah memahami gaya bahasa (uslub) dan ciri-ciri khusus atau karakteristik
darikedua bahasa tersebut;

c. Hendaknya dalam terjemahan terpenuhi semua makna dan maksud yang


dikehendakioleh bahasa pertama;

d. Hendaknya bentuk (sighat) terjemahan lepas dari bahasa pertama (ashl). Seolah-
olahtidak ada lagi bahasa pertama melekat dalam bahasa terjemah tersebut.

Menurut beberapa pandangan ulama, adapun fungsi dari terjemah itu


sendiridapat di jabarkan sebagai beriku:

a. Menyampaikan berita kepada yang terhalang menerima berita. Ini berarti


bahwatindakan menyampaikan berita yang dilakukan oleh penerjemah terhadap orang
yangsudah berusia 80-an tahun (mungkin karena orang tersebut sudah tuli),
disebutterjemahan, dan orangnya dinamakan turjuman (penerjemah).

b. Menjelaskan maksud kalimat dengan cara menggunakan bahasa aslinya.


Daripengertian ini, Ibn Abbas (w. 78 H.) yang mempunyai keahlian menafsirkan Al-
Qur‟an dapat turjuman (penerjemah), Sehubungan dengan pengertian ini
pula,Zamakhsyari (w. 538 H.) mengatakan bahwa penerjemah tentang sesuatu
samadengan penafsiran tentang sesuatu tersebut. Menurut pemahaman ini berarti
mutarjim sama dengan mufassir (pemberi keterangan tentang maksud sesuatu kalimat)

c. Menjelaskan maksud suatu kalimat dengan perantaraan bahasa di luar bahasa


sumber.Bila bahasa sumbernya adalah bahasa Arab maka bahasa yang menjelaskannya
harusbahasa lain. Untuk itu, dalam buku Mukhtar as-Sihhah dikatakan bahwa
menerjemahkan artinya sama dengan memberikan penjelasan dengan cara memakai

3
bahasa di luar bahasa sumbernya. Ini berarti bahwa unsur penjelasan merupakan
unsuryang dominan dalam kandungan makna terjemahan. Bahkan, kalau dilihat di
dalam Tafsir Ibn Kasir tentang Abdullah bin Abbas yang mendapat julukan
sebagaipenerjemah, dapat dikatakan bahwa terjemahan menurut asal-usul kata bahasa
Arab,mutlak mengandung arti menjelaskan tanpa mempersoalkan bahasa yang
digunakandalam memberikan penjelasan tersebut. Apabila ditinjau dari sudut pandang
bahasayang digunakan dalam memberikan penjelasan, pendapat Ibn Kasir
(705 – 774H.) lebih bersifat umum di bandingkan dengan pendapat ketiga ini, sebab
dalam halmemberikan penjelasan dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa sumber
ataubahasa lain.

d. Alih bahasa, yaitu pengalihan makna atau amanat dari bahasa tertentu ke bahasa
lain.Pelaku pekerjaan mengalihkan mkana atau amanat tersebut di beri nama
penerjemah.Ibn Manzur menamakannya dengan tarjuman atau turjuman, yakni orang
yangmengalihbahasakan; juru terjemah.

2.Terjemah Menurut Paham Umum

Paham umum dalam pernyataan ini ialah pendapat orang pada


galibnya;kebanyakan bukan menurut sekelompok orang atau bangsa atau suku tertentu.
Jadi,terjemahan menurut paham umum ialah ungkapan makna dari bahasa tertentu ke
bahasalain sesuai dengan maksud yang terkandung dalam bahasa tertentu tersebut.
Yangdimaksud dengan makna dalam definisi ini bukan sekedar arti permukaan dari kata
ataukalimat itu sendiri. Untuk itu seorang penerjemah perlu memperhatikan teks yang
akan diterjemahkan, baik dari segi isi teks maupun ragam bahasanya.

3.Syarat-Syarat Penerjemahan

Baik untuk penerjemahan secara hafiah maupun maknawiah/tafsiriah diperlukan


tigapersyaratan :

4
a) Penerjemahan harus sesuai dengan konteks bahasa sumber dan konteks
bahasapenerjemah.
b) Penerjemahan harus sesuai dengan gaya bahasa sumber dan gaya bahasa penerima.
c) Penerjemahan harus sesuai dengan ciri khas bahasa sumber dan ciri khasbahasa
penerima.

TAFSIR

1.Pengertian Tafsir

Menurut bahasa, tafsir besasal dari kata al-fasr yang berarti menjelaskan
ataumengetahui maksud suatu kata yang sulit.Istilah tafsir di dalam al Qur‟an dapat
dilihat pada surat al Furqan (25): 33 yang berbunyi:

Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang


ganjil,melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling
baik penjelasannya.(QS. Al-Furqan (25): 33)

Dari ayat di atas dapat dikatakan bahwa pengertian tafsir ialah upaya
untukmengungkap makna yang musykil dari suatu kosakata. Sementara itu, ada juga
pendapatyang menyatakan bahwa tafsir bersal dari kata Safara yang artinya membuka.

Sehubungan dengan itu, sebagian ulama menambahkan pengertian tafsir


menjadiilmu halal, haram, janji, kecaman, perintah, larangan, pelajaran, dan
perumpamaan yangterdapat dalam ayat-ayat Al-Qur‟an. Dengan demikian,
seorang mufasir tidakpantas mengungkapkan pendapat hanya dengan berdasaarkan
ra‟yu dan tidak dilandasi dengan dalil yang kuat.

Menurut Abu Shuhbah, sebagaimana yang disampaikan oleh Az-Zarkasyi dalam


kitabnya, Al-Burhan, menyatakan pengertian tentang tafsir dengan lebih mudah,
lebih jelas, serta menunjukkan tujuan dari interpretasi Al-Quran. Dinyatakan lebih jelas
karenapengertian itu lebih sesuai dengan tujuan diturunkannya Alquran, yaitu pertama,
sebagai kitab hidayah yang menjelaskan suatu petunjuk sehingga apabila manusia
mengikutinya akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat; kedua, sebagai kitab
samawi yangbernilai mukjizat karena ayat-ayatnya kekal sepanjang masa.

5
Sementara itu, menurut Abdullah Syahatah berpendapat bahwa tafsir ilah
ilmuyang membahas tentang Al-Quran Al-Karim yang melihat sudut dalalahnya untuk
mengetahui maksud Allah SWT dalam firman-Nya sesuai dengan kemampua yang
dimiliki oleh manusia.

Ilmiahyang berfungsi memahami dan menjelaskan kandungan al Qur‟an


;kedua,ilmu-ilmu (pengetahuan) yang dipergunakan dalam kegiatan tersebut ; ketiga
ilmu (pengetahuan) yang merupakan hasil kegiatan ilmiah tersebut. Ketiga konsep
diatas tidak dapat dipisahkan sebagai proses, alat dan hasil yang ingin di capai dalam
tafsir.

2.Pembagian Tafsir

Tafsir di kelompokkan agar manusia lebih mudah mempelajarinya karena


disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Tafsir dapat di bagi menjadi
beberapagolongan.

a.Pembagian Menurut Pengetahuan Manusia.

Berikut pembagian tafsir berdasarkn pengetahuan manusia. Ada empat


kriteriayang tergabung di dalamnya.

1) Tafsir yang diketahui dari kalam orang-orang Arab.


Tafsir ini mencakup kosakata Alquran danuslub.Hal itu karena Alquranditurunkan
dengan menggunakan bahasa dan dialeg mereka. Meskipun demikian,setiap
muslim tidak harus mengetahui seluruh makna uslub yang terdapat dalamAlquran.
2) Tafsir yang wajib diketahui semua orang
Tafsir ini menyankut perintah, larangan, pokok-pokok, etika, dan kaidah, QS. Al-
Baqarah (2): 3, QS. Al-Baqarah (2): 183, dan QS. Ali Imran (3): 97
merupakanayat-ayat yang tidak seorangpun diberi peluang untuk tidak
mengetahuinya.
3) Tafsir yang hanya diketahui oleh ulama
Tafsir ini meliputi hal-hal samar dan sulit dibedakan oleh kebanyakan
manusia.Dari hal-hal samar itu dihasilakan sejumlah manfaat hukum . hukum
mempelajaritafsir ini adalah fardhu kifayah

6
4) Tafsir yang hanya diketahui oleh Allah
Tafsir ini mencakup hakikat ghaib dan waktu terjadinya . tafsir ini tidak wajib
bagi siapapun, bahkan orang yang engaku mengetahuinya berarti telah
berbuatdosa dan berdusta terhadap Allah.

b.Pembagian Menurut Cara Penafsiran

Berikut ini pembagian tafsir menurut cara penafsiran. Ada 2 kelompok yangtergabung
di dalamnya.

1) Meengikut atsar dan riwayat. Cara ini disebut tafsir bi alma‟tsur.


Adalah tafsir yang menggunakan ayat atau riwayat sebagai alat bantu
denganberpedoman penjelasan sahabat. Meskipun demikian tidak jarang
mufasirmengikut sertakan pendapatnya.
2) Mengikuti ijtihad. Cara ini disebut tafsir bi ar-ra‟yi
Adalah tafsir yang menggunakan ijtihad untuk memahami Alquran dn
menjadikanliteratur yang ada sebagai bahan rujukan. Dengan demikian, musafir
memahamikandungan ayat sesuai dengan pengetahuan.

TA’WIL

1.Pengertian Ta’wil

Kata ta‟wil terdapat dalam surat Ali Imran (3) : 7 , yang berbunyi sebagai
berikut:

Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi)nya
ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-

7
ayat)mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada
kesesatan,maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat
daripadanya untukmenimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada
yang mengetahuita'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya
berkata: "Kamiberiman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi
Tuhan kami". Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-
orang yangberakal.(QS. Ali-Imran (3) : 7)

Menurut Dr. Abdullah Syabatah dalam Ulum At-Tafsir , takwil berasal dari kata
awala- ya‟ulu-ta‟wilan yang bermakna merenungkan, memperkirakan, atau
menjelaskan.Akan tetapi, jika berasal dari kata ala-aulan-ma‟alan (ilaihi), artinya
kembali darinya.Sementara itu, secara istilah takwil ialah menjelaskan makna yang
dimaksud suatu pembicaraan sehingga artinya hampir sama dengan arti tafsir.

Ta‟wil secara bahasa berasal dari kata „ail‟ yang berarti ke asal, ada juga
yangmengatakan bahwa ta‟wil berasal dari kata „aul‟ yang berarti memalingkan,
memalingkan ayat dari makna yang dhahir kepada suatu makna yang dapat diterima
olehnya. Ta‟wil pada istilah mempunyai dua makna; pertama, takwil dengan pengertian
suatu makna yang kepadanya mutakallim (pembicara) mengembalikan perkataanya,
atau suatu makna yang kepadanya suatu kalam dikembalikan. Kalam ada dua
macam,insya‟dan ikhbar. Salah satu yang termasuk insya‟ adalah amr (kata perintah).

Adapun menurut Adz-Dzahibi, takwil ialah menguatkan salah satu


kemungkinan makna dengan menggunakan dalil lalu menarjihnya dengan di dukung
oleh pengetahuanmengenai kosakata dan maknanya, konteks serta gaya bahasa. Dengan
kata lain, takwilialah memilih makna kata atau kalimat dengan menggunakan ijtihad.

Karena fungsi keduanya sama-sama menjelaskan makna suatu ayat yang


samar,maka ada kalangan ulama yang menyamakan maksud tafsir dengan ta‟wil. Di
samping itu, terdapat pula ulama yang membedakannya, seperti al-Raghib al-Ashfahani,
IbnManshur, al-Maturidi dan Abu Thalib al-Taghlibi. Mereka berpendapat bahwa tafsir
lebih umum dibanding ta‟wil, sebab tafsir umumnya berfungsi menerangkan maksud
yang terkandung dalam susunan kalimat. Ta‟wil digunakan untuk menjelaskan
pengertian kitab-kitab suci, sedangkan tafsir selain fungsi demikian juga berfungsi
demikian juga berfungsi menerangkan hal-hal yang lainnya.

8
1. Takwil Al-Qur’an

Takwil Al-quran ialah membawa makna tekstual ayat kepada makna lain
yangtidk bertentangan. Hal yang masuk dalam pengertian ini adalah mengadaptasikan
teksAl-quran ke dalam situasi kontemporer. Dengan demikian, disamping untuk
memenuhikebutuhan teoretis, yaitu memahami pesan-pesan Al-quran, takwil juga
digunakan untukmemahami kebutuhan praktis, yaitu mengaplikasikan ayat-ayat Al-
quran dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, dari penjelasan tersebut dapat ditarik
kesimpulansebagai berikut:

a. Ada sebagian ayat-ayat Al-quran yang harus disertai penjelasan dari Nabi.
Alasanyasebagai berikut:

1) Ayat-ayat tersebut mengandung perintah, baik wajib maupun sunah,


petunjuk,serta anjuran Nabi.

2) Ayat-ayat tersebut mengandung larangan, kewajiban, hak, dan hudud.


Penjelasantentang itu semua hanya didapat dari Nabi.

b. Ada sebagian dari kandungan Al-quran yang takwilnya hanya diketahui oleh
Allah,seperti datangnya ajal dan hari kiamat

c.Ada sebagian ayat-ayat Al-quran yang takwilnya dapat diketahui oleh orang yang
berilmu,

2. Perbedaan Tafsir dengan Takwil

Sebagian mufasir ada yang menilai bahwa antara tafsir dan takwil adalah sama.Akan
tetapi, sebagian yang lain menyatakan keduanya berbeda. Sehubungan dengan itumu
fasir salaf, Ath-Thabiri, menggunakan kata takwil untuk tafsir ayat serta
penjelasanmaknanya, baik sesuai dengan zhahir ayat maupun tidak. Sementara itu,
menurut Abu Zaid, tafsir adalah upaya memahami teks dari sisi batin.

Kesimpulannya tafsir adalah pengertian lahiriyah dari ayat Al-Qur‟an yang


pengertiannya secara tegas mengatakan maksud yang dikehendaki Allah
Azza wa jala.Sedangkan takwil adalah pengertian-pengertian tersirat yang

9
diistimbatkan (diproses)dari ayat-ayat Al-Qur‟an yang memerlukan perenungan dan
perkiraan, serta merupakan sarana pembuka tabir.

A. Kesimpulan

Terjemah menurut bahasa adalah salinan dari suatu bahasa ke bahasa lain atau
mengganti, menyalin, memindahkan kalimat dari suatu bahasa ke bahasa
lain.Sedangkan yang dimaksud dengan terjemah al-qur‟an adalah seperti yang
dikemukakan oleh ash-shabuni; memindahkan al-qur‟an ke bahasa lain yang bukan
bahasa arab dan mencetak terjemah dalam beberapa naskah untuk dibaca orang yang
tidak mengertibahasa arab, sehingga ia dapat memahami kitab Allah.

Menurut Abu Shuhbah, sebagaimana yang disampaikan oleh Az-Zarkasyi dalam


kitabnya,Al-Burhan, menyatakan pengertian tentang tafsir dengan lebih mudah
,lebih jelas, serta menunjukkan tujuan dari interpretasi Al-
Quran. Dinyatakan lebih jelas karena pengertian itu lebih sesuai dengan tujuan
diturunkannya Alquran, yaitu pertama,sebagai kitab hidayah yang menjelaskan suatu
petunjuk sehingga apabila manusiamengikutinya, akan mendapatkan kebahagiaan di
dunia dan akhirat;kedua,sebagai kitab samawi yang bernilai mukjizat karena ayat-
ayatnya kekal sepanjang masa.

Ta‟wil secara bahasa berasal dari kata „ail‟ yang berarti ke asal, ada juga yang
mengatakan bahwa ta‟wil berasal dari kata „aul‟ yang berarti
memalingkan,memalingkan ayat dari makna yang dhahir kepada suatu makna yang
dapat diterima olehnya.Ta‟wil pada istilah mempunyai dua makna; pertama, takwil
dengan pengertian suatu makna yang kepadanya mutakallim (pembicara)
mengembalikan perkataanya,atau suatu makna yang kepadanya suatu kalam
dikembalikan. Kalam ada dua macam,insya‟ dan ikhbar . Salah satu yang termasuk
insya‟ adalah amr (kata perintah).

10

Anda mungkin juga menyukai