Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGANTAR STUDI ISLAM


“AL-QUR’AN PADA MASA KHULAFAURRASYIDIN DAN
PENTADWINANNYA”

DOSEN PENGAMPU:
Jamaluddin, M.A

DI SUSUN OLEH:
ZAKARIA

PRODI HUKUM EKONOMI SYARI’AH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TGK CHIK PANTE KULU
TAHUN AJARAN 2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan  kepada Allah SWT,karena berkat taufik dan hidayah-
Nya  kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Al-Qur’an pada masa khulafaurrasyidin
dan pentadwinannya. Tujuan Makalah ini untuk memaparkan Sejarah Penulisan Al-Qur’an,sekaligus
pula merespon dan menanggapi berbagai pandangan negatif dan hujatan terhadap Al-Qur’an. Makalah
ini juga kami buat untuk mengetahui Sejarah Penulisan Al-Qur’an pada masa Nabi dan pada masa
Khulafa al-Rasyidun yang kami sajikan berdasarkan beberapa sumber yang mendukung penulisan
Makalah Ini.
Kami menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari semua pihak,Maka
penulisan makalah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu,pada kesempatan
ini,kami mengucapkan terima kasih kepada pembimbing yang telah membantu kami agar dapat
menyelesaikan Makalah ini.
Semoga Makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Kami
menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan,untuk itu kami memohon kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata
semoga Makalah ini dapat berguna bagi kami dan pembaca yang berminat pada umumnya.

Banda Aceh, 20 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB 1....................................................................................................................................................1
PENDAHULIAN.................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................1
C. TUJUAN MASALAH...............................................................................................................1
D. BATASAN MASALAH............................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. PENGERTIAN PENGUMPULAN AL-QUR’AN.....................................................................2
B. PENGUMPULAN AL-QUR’AN PADA MASA NABI............................................................2
C. PENGUMPULAN AL-QUR’AN PADA MASA KHULAFAURRASYIDIN..........................3
D. PERBEDAAN PENGUMPULAN AL-QUR’AN ANTARA ABU BAKAR DAN UTSMAN
BIN AFFAN......................................................................................................................................5
BAB III.................................................................................................................................................6
PENUTUP............................................................................................................................................6
A. KESIMPULAN.........................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................7

ii
BAB 1
PENDAHULIAN

A. LATAR BELAKANG
Al-Qur'an merupakan pedoman umat Islam yang berisi petunjuk dantuntunan untuk mengatur
kehidupan di dunia dan akhirat. Al-Qur'anmerupakan kitab autentik dan unik yang mana redaksi,
susunan maupunkandungan maknanya berasal dari wahyu, sehingga Al-Qur an terpelihara
danterjamin sepanjang masa. Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi SAW. secara berangsur-angsur
dalam masa yang relatif panjang, yakni dimulai sejakzaman Nabi SAW diangkat menjadi Rasul dan
berakhir pada masa menjelangwafatnya Oleh karena itu, Al-Qur an belum sempat dibukukan seperti
adanyasekarang
Meskipun demikian, upaya pengumpulan ayat-avat Al-Qur pada anmasa itu tetap berjalan
Setüap kali Nabi selesai menerima ayat-ayat Al-Qur'an yang diwvahyukan kepadanya, Nabi lalu
memerintahkan kepada parasahabat tertentu untuk menuliskannya di samping juga
menghafalnyaPenulisan ayat-ayat Al-Qur an tidaklah seperti vang kita saksikan sekarangSelain
karena mereka belum mengenal alat-alat tulis, Al-Qur'an hanva ditulis pada kepingan-kepingan tulang
pelepah kuma atau batu-batu, sesuaidenganpada kepingan-kepingan tulang, pelepah kurma, atau batu-
batu, sesuaidengaa peradaban masyarakat waktu itu. Tulisan yang akan dituangkan inimengupas
tentang sejarah pengumpulan Al Qur an.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pengumpulan Al-Qur'an?
2. Bagaimana pengumpulan Al-Qur an pada masa Nabi?
3. Bagaimana pengumpulan Al-Qur an pada masa Khulafaur Rasyidin?
4. Apa perbedaan pengumpulan Al-Qur an antara Abu Bakar dan Utsman binAffan?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui tentang pengertian pengumpulan Al-Qur'an.
2. Untuk mengetahui pengumpulan Al-Qur'an pada masa Nabi masaKhulafaur
3. Untuk mengetahui pengumpulan Al-Qur'an pada Rasyidin.
4. Untuk mengetahui perbedaan pengumpulan Al-Qu'an antara Abu Bakardan Utsman
bin Affan.

D. BATASAN MASALAH
Batasan masalah diperlukan agar dalam penyusunan makalah ini lebihterarah dan
permasalahan tersebut tidak terlalu suntuk dihadapi. Penyusunanmakalah ini akan
membahas “Pengertian Pengumpulan Al-Qur'anPengumpulan Al-Qur'an pada Masa Nabi,
Pengumpulan Al-Qur'an padaMasa Khulafaur Rasyidin, dan Perbedaan Pengumpulan Al-
Qu'an antara AbuBakar dan Utsman bin Affan”.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENGUMPULAN AL-QUR’AN


Pengumpulan Al Qur’an adalah penyusunan dalam bentuk tulisan danmushaf Al-Qur-
an. Pengumpulan Al-Qur’an terbagi dalam beberapa periode.Hal ini dilakukan sebagai
pelestarian Al-Qur-an dalam bentuk lain selainhafalan para sahabat. Catatan sejarah Al Qur-
an menyatakan sepanjang hidup Nabi, memiliki kesempatan menerima wahyu sampai
menjelang akhirhidupnya. Para sahabat banyak yang hafal Al Qur-an secara keseluruhan
maupun sebagian.1

B. PENGUMPULAN AL-QUR’AN PADA MASA NABI


Pada masa ketika Nabi Muhammad Saw. masih hidup, setiap turunwahyu Al-Qur’an,
Nabi Muhammad memanggil para sahabat untukmendengarkan ayat-ayat yang turun tersebut.
Nabi membacakan di hadapanmereka dan menyuruh mereka yang pandai tulis menulis dan
pandaimembaca untuk menuliskannya. Menurut sebagian pendapat, jumlah penulisAl-Qur’an
pada masa Nabi mencapai 40 orang sahabat. Terdapat beberapasahabat dari 40 sahabat yang
ditunjuk untuk menuliskan Al-Qur’an yakni Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Talib, Muawiyah bin
Abu Sufyan dan Ubay binKa’ab. Sahabat yang lain juga kerana menuliskan wahyu tersebut
walau tidak diperintahkan.
Para sahabat itu diperintah Rasul untuk menulis wahyu Al-Qur’an yang diterima dari
Allah dan meletakkan urutan-urutannya sesuai dengan pentunjuk beliau berdasarkan petunjuk
dari Allah melalui Malaikat Jibril.Setelah turun beberapa ayat dalam Al-Qur’an sehingga
mendapat satu surah, Nabi memberi nama surah tersebut sebagai tanda yang membedakan
antarasatu surah dengan surah yang lain dan beliau menyuruh untuk meletakkanbasmalah di
permulaan surah yang baru tersebut. Semua ayat-ayat Al-Qur’anditulis di hadapan Nabi di
atas benda-benda yang sangat sederhana, misalnya batu, tulang dan kulit binatang, pelepah
kurma dan lain-lain, kemudiandisimpan di rumah Nabi dalam keadaan terpencar-pencar dan
belum tersusunkedalam suatu mushaf seperti sekarang. Di samping itu, masing-masing para
penulis tersebut juga menulis ayat-ayat Al-Qur’an untuk catatan pribadi dan menghafal diluar
kepala. Demikian juga para sahabat lain menghafal ayat-ayat Al-Qur’an yang mereka terima
dari Nabi atau dari sesama sahabat Nabi.Selain itu, Nabi juga membuat aturan, yaitu hanya Al
Qur'an saja yangdiperbolehkan untuk ditulis dan melarang selainnya termasuk Hadits maupun
pelajaran-pelajaran yang keluar dari mulut Nabi Saw. Rasul Saw bersabda"Janganlah kalian
menulis sesuatu dariku kecuali Al-Qur’an, barangsiapa yang menulis sesuatu dariku selain
Al-Qur’an maka hendaklah ia menghapusnya". Hal ini bertujuan agar apa yang dituliskannya
adalah betul- betul Al Qur'an dan tidak tercampur aduk dengan selain Al Qur'an dan benar-
benar terjamin kemurniannya. Pada masa ini pengumpulan Al- Qur’an ditempuh dengan dua
cara:

1. al jam’ u fis sudur


Para sahabat langsung menghafalnya diluar kepala setiap kaliRasulullah Saw.
menerima wahyu. Hal ini bisa dilakukan oleh merekadengan mudah terkait dengan
kultur (budaya) orang Arab yang menjaga Turats (peninggalan nenek moyang mereka
diantaranya berupa syair ataucerita) dengan media hafalan dan mereka sangat masyhur
dengankekuatan daya hafalannya.

1
Anshori.. Ulumul Qur’an Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan
(.Jakarta: PT RajaGrafindo Perkasa. 2013).Hal.34

2
2. al jam’u fis sudhur
Wahyu turun kepada Rasulullah ketika beliau berumur 40 tahun yaitu12 tahun
sebelum hijrah ke Madinah. Kemudian wahyu terus menerusturun selama kurun waktu 23
tahun berikutnya dimana Rasulullah setiapkali turun wahyu kepadanya selalu
membacakannya kepada para sahabatsecara langsung dan menyuruh mereka untuk
menuliskannya. Penulisan pada masa Rasulullah belum terkumpul menjadi satu mushaf
disebabkan beberapa faktor, yaitu:
a. Tidak adanya faktor pendorong untuk membukukan Al-Qur’an
menjadi satu mushaf mengingat Rasulullah masih hidup danmasih selalu menanti
turunnya wahyu dari waktu ke waktu. Disamping itu karena banyaknya sahabat
yang menghafal Al-Qur’an dan sama sekali tidak ada unsur-unsur yang
didugaakan mengganggu kelestarian Al-Qur’an.
b. Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur, maka suatu halyang logis bila Al-
Qur’an bisa dibukukan dalam satu mushafsetelah Nabi Saw wafat.

C. PENGUMPULAN AL-QUR’AN PADA MASA KHULAFAURRASYIDIN


Pengumpulan Al-Qur’an pada masa Khulafaur Rasyidin akan kami bagi menjadi dua
periode, yakni pada masa Khalifah Abu Bakar dan KhalifahUstman bin Affan.

1. Pengumpulan al-qur’an pada masa abu bakar


Setelah Rasulullah wafat, Abu Bakar diangkat menjadi khalifah.Sebagai seorang
khalifah baru, Abu Bakar dihadapkan kepada berbagaimasalah yang berat, seperti banyaknya
orang islam yang murtad, orangyang enggan membayar zakat, dan nabi palsu. Sehingga
terjadi pertempuran yang meyebabkan 70 orang muslim penghafal Al-Qur’anmeninggal
dunia. Semakin berkurangnya penghafal Al-Qur’an menjadikan umat islam kesulitan untuk
mempelajari Al-Qur’an.
Maka Umar bin Khattab mengusulkan kepada Abu Bakar agar bersedia memberikan
perintah resmi untuk melakukan kodifikasi Al-Qur'an. Semula Abu Bakar masih ragu dengan
gagasan Umar ini sebabmengikuti inisiatif yang tidak pernah diperbuat oleh Rasulullah.
Namun,Umar pun terus mendesak dan meyakinkan Abu Bakar bahwa inimerupakan tindakan
yang baik dan tidak melanggar ajaran agama Islam.Setelah dipertimbangkan matang-matang
oleh khalifah Abu Bakarakhirnya beliau menyetujui usul Umar tersebut dan segera mengutus
Zaid bin Tsabit dibantu oleh beberapa sahabat lainnya untuk mengumpulkandengan secermat
mungkin semua tulisan tentang ayat-ayat Al-Qur'anyang masih berserakan di berbagai kulit
binatang, pelepah kurma, tulang-tulang, dan lain sebagainya.
Cara kerja yang dirancang oleh Zaid adalah pengumpulan Al Qur-anyang tidak
didasarkan pada hafalan para shahabat semata, tetapi Zaid juga mengumpulkan bukti autentik
tulisan Al Qur ’an yang tersebar dandimiliki oleh banyak sahabat.
Akhirnya, tersusunlah sebuah mushaf yang susunan ayat-ayatnyasesuai dengan
susunan ayat yang telah diajarkan oleh Rasulullah sendiri.Di mana penyusunan surah-surah
dalam Al-Qur'an bersifat mekanis,didasarkan atas panjang pendeknya surah. Surah-surah
Makiyah, yang berjumlah sekitar 90 surah yang didalamnya memuat keesaan Allah
dansebagainya. Sedangkan surah-surah Madinah sebanyak 24 surah yangditurunkan memiliki
cakupan yang sangat luas, dan sarat dengan muatanhukum-hukum Islam. Demikianlah,
keadaan Al-Qur'an setelahdibukukan oleh Zaid bin Tsabit.

Langkah selanjutnya, Abu Bakar membakar habis seluruh naskah ayatAl-Qur'an lama
yang masih berserakan di berbagai pelepah kurma, kulit-kulit binatang, batu-batu halus,
tulang-tulang, dan lain sebagainya.Tindakan ini memang tepat sekali. Sebab sekiranya seluruh
naskah ayatAl-Qur'an yang lama tadi tidak dibakar habis, tentu ada kemungkinantimbulnya

3
keraguan bagi generasi sesudahnya yang kebetulanmenemukan naskah yang tidak lengkap.
Akhirnya, naskah baru yang didalamnya terhimpun seluruh ayat-ayat Al-Qur'an secara
lengkap tadidipegang oleh Abu Bakar sehingga beliau wafat. Sepeninggal beliau,naskah tadi
dipindahkan kepada Umar selama pemerintahannya. SesudahUmar wafat, naskah tersebut
dipindahkan ke rumah Hafsah sampai masapengumpulan dan penyusunan kembali di masa
sahabat Utsman binAffan.

2. Pengumpulan Al-qur’an pada masa utsman bin affan


Pada masa Khalifah Utsman bin Affan umat islam telah tersebar ke berbagai wilayah
dari Armenia di sebelah timur, Tripoli di bagian barat,Yaman di bagian selatan hingga
perbatasan Sungai Yarmuk di Syiria.Umat islam dimanapun selalu bergantung pada ayat-ayat
Al-Qur’an. Mereka terus menghafalnya dan banyak yang menyimpan naskah yangmasih
tertulis di atas daun-daunan dan sebagainya. Cara membacamerekapun beragam sesuai
dengan daerah dan dialek masing-masing.
Di sisi lain perbedaan ini juga disebabkan karena pada masa itu penulisan Al-Qur’an
tanpa titik -titik (di atas dibawah huruf), tanpa syakal (tanda bunyi, seperti fathah, kasrah, dan
dhammah), dan caramembaca Al-Qur’an tidak sama, juga tergantung dari cara pencatatan
pada masing-masing orang. Sebagian bacaan tersebut bercampur dengankesalahan, namun
masing-masing dari mereka tetap mempertahankandan berpegang pada bacaannya.
Mereka khawatir bila keadaan seperti itu terus dibiarkan, akanmengakibatkan
perselisihan dan perdebatan yang berkepanjangan hinggadapat merusak persatuan umat islam.
Orang pertama yangmemperhatikan permasalahan ini adalah Hudzaifah bin al Yaman. Ketika
beliau mengikuti pertempuran dalam menaklukkan Armenia danAzerbaijan, beliau pernah
mendengar pertikaian kaum muslimin tentang bacaan Al-
Qur’an, dan pernah mendengar perkataan seorang muslimkepada temannya: “Bacaan saya
lebih baik dari bacaanmu.
Hal ini mengejutkannya, setelah kembali ke Madinah beliau langsungmenemui
Utsman bin Affan seraya menceritakan apa yang dilihatnyamengenai pertikaian kaum muslim
tentang bacaan Al-Qur’an. Utsman bin Affan pun langsung meminta lembaran-lembaran
mushaf yang disimpan Hafshah binti Umar yang ditulis pada masa Khalifah AbuBakar untuk
disalin.
Kemudian Khalifah Utsman bin Affan langsung membentuk panitiayang bertugas
untuk membukukan Al-Qur’an dengan menyalin darilembaran-lembaran tersebut menjadi
buku. Sebelum tim ini bekerja,Khalifah Utsman bin Affan memberikan pengarahan kepada
tim agar:
a. Berpedoman kepada bacaan mereka yang hafal Al-Qur’an dengan baik dan benar.
b. Bila ada perbedaan pendapat antara mereka tentang bahasa(bacaan), maka
haruslah dituliskan menurut dialek sukuQuraisy.

Maka tugas tersebut langsung dikerjakan oleh panitia dan setelahtuga selesai,mushaf
yang dipinjam dari Hafshah binti Umar itudikembalikan kepadanya. Al-Qur’an yang telah
dibukukan diberi nama“Al - Mushaf”, dan panitia menulis Al-Mushaf sebanyak lima buah.
Empat buah diantaranya dikirim ke Makkah, Syiria, Basrah, dan Kufah. Satumushaf
ditinggalkan di Madinah untuk disimpan oleh Utsman bin Affanyang diberi nama“ Mushaf
Al- Imam.
Setelah itu Utsman memerintahkan untuk mengumpulkan semualembaran Al-Qur’an
yang ditulis sebelum itu dan membakarnya. Dari mushaf yang ditulis pada zaman Utsman
itulah kaum muslim di seluruh pelosok menyalin Al-Qur’an.Sementara itu metode tulisan dan
modelyang ada di dalam mushaf yang ditulis pada masa Utsman dikenaldengan sebutan Rasm

4
Utsmani. Dengan demikian, maka penulisan Al-Qur’an di masa Utsman bin Affan memiliki
beberapa manfaat antaralain:
a. Menyatukan umat muslim pada satu macam Al-Qur’an yang seragam ejaan
tulisannya.
b. Menyatukan bacaan, bacaan-bacaan yang tidak sesuai denganejaan mushaf-
mushaf Utsman tidak diperbolehkan lagi.
c. Menyatukan tertib susunan surah-surah, menurut urutan sepertiyang terlihat pada
Al-Qur’an sekarang.

D. PERBEDAAN PENGUMPULAN AL-QUR’AN ANTARA ABU BAKAR DAN


UTSMAN BIN AFFAN
Perbedaan pengumpulan Al-Qur’an antara pada masa Khalifah Abu Bakar dan
Khalifah Utsman bin Affan adalah sebagai berikut.

1. Dari segi latar belakang


Pada masa Abu Bakar menjadi khalifah, pengumpulan dan penghimpunan Al-
Qur’an dilatar belakangi oleh banyaknya para penghafal Al-Qur’an yang meninggal dunia
akibat dari perang melawan tiga kelompok pembangkang, yakni orang-orang yang tidak
membayarzakat, orang-orang murtad, dan nabi palsu. Sedangkan pada masaKhalifah Utsman
bin Affan pengumpulan Al-Qur’an dilatar belakangi oleh banyaknya versi bacaan Al-Qur’an
yang berbeda sehingga saling menyalahkan satu sama lain.

2. Dari segi Teknik penghimpunan dan pembukuan


Pada masa Khalifah Abu Bakar teknik pembukuan Al-Qur’an adalah dengan cara
menghimpun dokumentasi Al-Qur’an yang tercecer di pelepah kurma, kulit binatang, tulang
binatang, dan batu-batuan. Setelahsemuanya terkumpul, baru kemudian dihimpun ke dalam
sebuah mushaf.Al-Qur’an pada masa Abu Bakar sudah ditertibkan urutan ayat dan surahnya
sesuai dengan yang didengar dari Rasulullah. Pada masaKhalifah Abu Bakar penulisan Al-
Qur’an mengandung 7 huruf.Sedangkan pada masa Khalifah Utsman bin Affan, penulisan
disatukanke dalam satu bentuk bacaan yakni menggunakan bahasa Arab Quraisy. 2

2
Asyrofi, Syamsuddin. 2012. Benarkah Al-Qur’an Terjaga Kemurniannya?.Malang: Aditya Media Publishing.

5
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pengumpulan Al-Qur’an adalah penyusunan ayat Al-Qur’an dalam bentuk tulisan dan
dihimpun dalam satu mushaf. Pengumpulan Al-Qur’an dibagi menjadi beberapa periode,
yaitu pengumpulan Al-Qur’an pada masa Nabi, pengumpulan Al-Qur’an pada masa
Khulafaur Rasyidin.
Pada masa Nabi pengumpulan Al-Qur’an dilakukan dengan dua cara,yaitu pertama
al Jam’u fis Sudur dimana para sahabat langsung menghafalnyadiluar kepala setiap kali
wahyu turun kepada Rasulullah. Sedangkan yangkedua al Jam’u fis Suthur, yaitu setiap kali
wahyu turun Rasulullah selalumembacakannya kepada para sahabat secara langsung dan
menyuruh merekamenuliskannya. Para sahabat menulis Al-Qur’an di pelepah kurma, kulit
dan tulang binatang, dan batu-batuan.
Pada masa Abu bakar ayat Al-Qur’an yang tercecer di pelepah kurma,kulit dan tulang
binatang, dan batu-batuan dihimpun menjadi satu dalamsebuah mushaf. Abu Bakar
memerintahkan Zaid bin Tsabit untukmengumpulkan ayat- ayat Al-Qur’an.
Pada masa Utsman bin Affan islam telah berkembang luas. Hal inimengakibatkan
banyaknya versi bacaan Al-Qur’an yang menyebabkan perselisihan diantara kaum muslim.
Untuk mengatasi hal tersebut Utsmanakhrinya membuat sebuah kebijakan untuk
menyeragamkan versi bacaan Al-Qur’an dengan menggunakan bahasa Arab Quraisy.
Perbedaan pengumpulan Al-Qur’an pada masa Abu Bakar danUtsman bin Affan
adalah pengumpulan Al-Qur’an pada masaAbu Bakardilatar belakangi oleh banyaknya
penghafal Al-Qur’an yang meninggal sedangkan pada Utsman bin Affan pegumpulan Al-
Qur’an dilatar belakangi oleh perselisihan cara membaca Al-Qur’an.

A. SARAN
Penulis menyarankan agar beberapa hal terkait engumpulan Al-Qur’an :
a. Bagi para pembaca yang ingin menambah wawasan dan inginmengetahui lebih jauh
maka penulis mengharapkan agar membaca buku-buku yang berkaitan dengan
pengumpulan Al-Qur’an.

b. Sebagai pembaca yang baik, setelah membaca dari materi yang telahdisampaikan penulis
maka diharapkan pembaca dapat mengamalkanilmu yang tertuang didalamnya.

c. Makalah ini dibuat semata-mata sebagai sarana pembelajaran yangmemang dibutuhkan


orang muslim dalam mengamalkan ajaran Al-Qur’an. Harapan penulis agar dapat
bermanfaat bagi seluruh umatmuslim pembaca dapat membagikan makalah ini.

6
DAFTAR PUSTAKA

Kadir, Abd. 2016. Dirasat Islamiyahi. Sidoarjo: Dwi Putra Jaya.

Anshori.. Ulumul Qur’an Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan.Jakarta: PT RajaGrafindo


Perkasa. 2013.

Khon, Abdul Majid. 2011. Praktikum Qira’at. Jakarta: Amzah. cet. I

Asyrofi, Syamsuddin. 2012. Benarkah Al-Qur’an Terjaga Kemurniannya?.Malang: Aditya Media


Publishing.

Nasruddin. 2015. Sejarah Penulisan Al-Qur’an. UIN Alauddin Makassar:Kajian Antropologi


Budaya.Vol. II,No. 1, 2015.

Muslimin. 2014. Pembukuan dan Pemeliharaan Al-Qur’an. Jakarta: BumiAksara.Vol. 25,No.2,2014

Cahaya Khaeroni. 2017. Sejarah Al-Qur’an. Universitas MuhammadiyahMetro: jurnal Historia.


Vol.5.No.II,2017.

Anda mungkin juga menyukai